Makalah Biaya Modal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



BIAYA MODAL



MANAJEMEN KEUANGAN



Disusun oleh :



Disusun oleh : ~ Wulan Griyandani (0115124023) ~ Mutia Yulita Amarilis (0115124027)



AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal diperkirakan untuk suatu waktu tertentu. Biaya modal mencerminkan rata-rata biaya permodalan yang akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai dengan penggunaan biaya modal untuk membuat keputusan investasi jangka panjang. Walaupun perusahaan mengumpulkan dananya sekaligus, biaya modal mencerminkan hubungan aktivitas pembiayaan. Misalnya perusahaan hari ini menarik dana dengan hutang, tetapi untuk yang akan datang digunakan modal sendiri seperti saham biasa. Banyak perusahaan menggabungkan antara pembiayaan dengan hutang maupun pembiayaan dengan modal sendiri secara optimal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas , adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1.2.1. Apa saja pengertian dari asumsi dasar, konsep dan sumber-sumber dari modal yang mendasari biaya modal ? 1.2.2. Bagaimana menentukan komponen biaya modal yang terdiri dari biaya modal pinjaman jangka panjang , biaya modal saham preferen , biaya modal saham biasa, biaya modal laba ditahan dan biaya modal rata-rata tertimbang berikut dengan pengertiannya ? 1.2.3. Bagaimana keputusan investasi di buat dan apa yang dimaksud dengan biaya marjinal ?



1.3 Tujuan Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu: 1.3.1. Menjelaskan pengertian dari asumsi dasar, konsep dan sumbersumber dari modal yang mendasari biaya modal. 1.3.2. Menentukan dan menjelaskan komponen biaya modal yang terdiri dari biaya modal pinjaman jangka panjang , biaya modal saham preferen , biaya modal saham biasa, biaya modal laba ditahan dan biaya modal rata-rata tertimbang berikut dengan pengertiannya . 1.3.3. Mengetahui keputusan investasi di buat dan pengertian biaya marjinal. 1.4 Kegunaan Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut : 1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah wawasan pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan manajemen keuangan yang berkenaan dengan biaya modal . 1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam memahami dan menentukan biaya modal.



BAB II PEMBAHASAN



2.1.



Pengertian Dari Asumsi Dasar, Konsep dan Sumber-sumber Dari Modal Yang Mendasari Biaya Modal



2.1.1. Pengertian Biaya Modal Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai perusahaan. Setiap dana yang digunakan oleh perusahaan mempunyai biaya modal yang harus ditanggung. Madal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor produksi lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal tertentu. Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para kreditur suplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemengang saham) maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Apabila perusahaan menjual surat berharga kepada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal seperti :biaya bunga, biaya penurunan surat berharga, dan biaya lain yang berkaitan dengan perolehan modal tersebut. Biaya modal (cost of capital) adalah biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik dari hutang, saham preferen atau saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya rill



yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Menurut Agus Sartono dalam bukunya Manajemen Keuangan (1998:217) mengatakan bahwa biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Lebih lanjut Agus Sartono mengatakan bahwa saham preferen pada umumnya lebih beresiko dibandingkan dengan utang obligasi. Jaminan atas modal yang ditanamkan dan pembayaran laba bagi pemegang saham preferen adalah setelah para pemegang obligasi dibayar. Dengan demikian juga pembayaran deviden saham preferen dibayarkan setelah pembayaran bunga utang. Konsekuensinya investor saham preferen akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari pada pemegang obligasi. Oleh sebab itu, ketidakpastian pembayaran deviden saham biasa menjadi semakin besar dibandingkan dengan bunga dan deviden saham preferen. Perlu diperhatikan bahwa penentuan besarnya biaya modal perusahaan sangat penting karena ada tiga alasan. 1. Memaksimalkan



nilai



perusahaan



mensyaratkan



adanya



minimalisasi semua biaya input termasuk biaya modal. 2. Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang tepat. 3. Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian kembali obligasi perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal. Perusahaan yang mengunakan dana dari laba ditahan juga ada biaya walaupun laba ditahan berasal dari hasil usaha perusahaan. Biaya modal yang berasal dari laba ditahan disebut sost of retained earning.Biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi(rate of retun) yang disyaratkan diterima oleh investor. Hal ini karena apabila



modal tersebutdiinvestaskan pada perusahaan lain maka akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya keuntungan apabila perusahan menginvestasikan dana laba ditahan tersebut atau sama besarnya dengan rate of return yang diharapkan diterima dari investasi pada saham(expected rate of return on the stock). Apabila investor memperkirakan tingkat keuntungan yang terjadi tinggi, yang berarti menurunya daya beli uang yang dimiliki, maka ia akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk investasinya. Begitu juga apabila diperkirakan permintaan dana meningkat maka terjadi kelebihan permintaan kemudian mengakibatkan investor meminta keuntungan yang lebih tinggi juga, sehinga dicapai titik keseimbangan pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi return pada surat berharga bebas resiko reguired rate of return bagi surat berharga juga akan dipengaruhi oleh risk free securities tersebut. Bagi surat berharga yang spesifik terdapat empat komponen resiko yang menentukan risk premium, keempat komponen itu adalah : (1). Business risk, (2). Financial risk, (3). Marketabiliti risk atas surat berharga kemudian, (4). Interest rate risk. Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru yang dilakukan perusahaan, tentu dengan asumsi bahwa tingkat resiko investasi baru tersebut sama dengan resiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini dan pengertian biaya modal adalah biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masingmasing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individu tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal.Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya



modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa konsep biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besar biaya nyata atau (rill) dari penggunaan dana dari masing-masing sumber dana. 2.1.2. Faktor – Faktor Yang Menentukan Biaya Modal Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain: a. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko. b. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah. c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula. d. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan. 2.1.3. Dasar-Dasar Biaya Modal Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang harus dicapai perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. Biaya modal dapat juga dianggap sebagai tingkat pengembalian yang diinginkan oleh penyedia dana untuk menarik



dananya kedalam perusahaan. Jika risiko konstan maka apabila pelaksanaan proyek dengan tingkat pengembalian diatas biaya modal akan meningkatkan nilai perusahaan, dan apabila pelaksanaan proyek dengan tingkat pengembalian dibawah biaya modal akan menurunkan nilai perusahaan. 2.1.4. Asumsi-asumsi Dasar Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak : a) Risiko bisnis, risiko dimana perusahaan tidak dapat menutup biaya operasional perusahaan. Risiko ini diasumsikan tidak berubah. b) Risiko keuangan, risiko dimana perusahaan tidak mampu untuk menutup kewajiban keuangan seperti bunga, biaya pembayaran sewa guna usaha, dan dividen saham preferen. Risiko ini diasumsikan tidak berubah. c) Biaya setelah pajak merupakan biaya yang relevan, dengan perkataan lain biaya modal diukur dengan dasar setelah pajak. 2.1.5. Konsep Dasar. Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tinggkat keuntungan yang disyaratkan (requiret rate of return).Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu pihak investor dan pihak perusahaan .Dari sisi investor, tinggi rendahnya requiret rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi baru tersebut menberikan tingkat



keuntungan yang lebih rendah dari pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya requiret rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya utang misalnya, tidak sama dengan bunga yang dibayarkan kepada kreditur karena untuk mendapatkan utang tersebut tidak hanya bunga yang harus dikeluarkan perusahaan, tetapi juga ada biaya-biaya seperti biaya notaris, biaya provisi, biaya materai, dan lain-lain. 2.1.6. Biaya dari Sumber Modal Biaya modal dihitung untuk sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan sebab sumber tersebut menyediakan pembiayaan yang permanen. Pembiayaan jangka panjang mendukung investasi dalam aktiva tetap, yang diasumsikan dipilih



dengan



menggunakan teknik ‘capital budgeting’ yang sesuai. Budget merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Budget adalah sarana yang digunakan paling luas untuk perencanaan dan pengendalian aktivitas di tiap-tiap bagian perusahaan. Budget mengindikasi pengeluaran, penghasilan atau laba yang direncanakan dalam kurun waktu tertentu dikemudian hari. Angka-angka yang direncanakan menjadi standar untuk pencapaian prestasi kerja dimasa mendatang. 2.1.7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal i. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan. a. Tingkat Suku Bunga. Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus



membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang. b. Tarif Pajak. Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal. ii. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan. a. Kebijakan Struktur Modal. Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah. b. Kebijakan Dividend. Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik. c. Kebijakan Investasi. Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang



berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan



mempengaruhi biaya modal. 2.2.



Komponen Biaya Modal 2.2.1. Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang Biaya Modal pinjaman jangka panjang adalah biaya sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana panjang melalui pinjaman. Contoh : dana yang diperoleh melalui penerbitan dan penjualan obligasi.



Permintaan dana jangka panjang umumnya berasal dari perusahaan yang dilakukan dengan menerbitkan instrumen keuangan (sekuritas) berjangka panjang, seperti saham dan obligasi. Dikatakan berjangka panjang karena dana yang tertanam dalam saham berarti akan tertanam selamanya dalam perusahaan tersebut, sedangkan untuk obligasi umumnya paling tidak memerlukan waktu lima tahun baru dilunasi. Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan dengan nilsi nominal tertentu , jangka waktu tertentu , dan memberikan bungan (coupon). Untuk menghitung besarnya biaya modal hutang janka panjang dapat digunakan dua cara yaitu : a



Metode Short Cut/ Ringkas/Approksimasi i . M + ( M −P ) :n ( M −P ) :2



Kdb = i



= Bunga bersih (kupon obligasi)



M



=Nilai pinjaman pada masa pelunasan ( nilai



nominal) P



=Nilai bersih pinjaman setelah dipotong biaya



flotasi (harga emisi) n b



=Umur pinjaman



Metode Akurat / Interpolarisasi / Present Value n



Kdb =



Mt M + ∑ (1+i .Kdb) t (1+ Kdb)n



–P=0



t =1



Hal-hal yang berkaitan dengan biaya hutang jangka panjang atau pinjaman jangka panjang serta obligasi antara lain , yaitu : A. Hasil bersih (net proceeds) Kebanyakan hutang jangka panjang perusahaan diperoleh melalui penjualan surat obligasi. Hasil bersih (net proceeds) adalah dana yang sebenarnya diterima dari penjualan surat-surat berharga. Flotation cost adalah jumlah biaya total yang dikeluarkan untuk



menerbitkan dan menjual surat-surat berharga yang mengurangi hasil bersih (net proceeds) dari penjualan obligasi, apakah dijual dengan premi, diskon atau pada nilai nominalnya (par/face value). B. Biaya hutang sebelum pajak Biaya hutang sebelum pajak, untuk obligasi dapat diperoleh dengan 3 cara yaitu berdasarkan penetapan, perhitungan biaya dan perkiraan biaya. C. Biaya hutang sesudah pajak Biaya modal harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak. Bunga pinjaman dapat mengurangi pajak karenanya mengurangi pendapatan kena pajak. Pengurangan pendapatan kena pajak adalah sebesar perkalian bunga pinjaman dan tingkat pajak. Biaya hutang sesudah pajak adalah biaya hutang sebelum pajak dikali satu dikurangi tingkat pajak. 2.2.2. Biaya Modal Saham Preferen Saham preferen merupakan bentuk kepemilikan perusahaan yang pemegangnya menerima dividen sebelum pendapatan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam mata uang pertahun atau dinyatakan dalam persentase pertahun. Saham preferen sebagian besar membayar dividen tetap pada interval waktu yang teratur (setahun, setengah tahun, kuartalan, atau bulanan). Saham preferen tidak mempunyai batasan waktu (jatuh tempo) dan memberi pembayaran dividen. Oleh karena itu, digunakan pendekatan dalam penilaian saham preferen. Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya. Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Sayangnya pembayaran dividen saham preferen tidak dapat dipakai sebagai pengurang pajak. Dengan kata lain,



pembayaran dividen saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak. Kadang saham preferen memberikan dividen yang kumulatif. Artinya apabila pada tahun lalu perusahaan rugi, maka besarnya dividen akan ditunda untuk dibayarkan keseluruhannya pada tahun ini. Kadang-kadang saham preferen juga mempunyai participating feature. Artinya, setelah para pemegang saham preferen menerima dividen sebesar Rp. 160, dan ternyata pemegang saham biasa memperoleh dividen sebesar Rp. 250, maka para pemegang saham preferen akan mendapat tambahan dividen sebesar Rp. 90. Berapa lama periode kumulatif dan ada tidaknya participating feature akan ditentukan dalam rapat pemegang saham. Umumnya pemegang saham preferen tidak berhak memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Meskipun demikian, variasi mungkin dijumpai sesuai dengan anggaran dasar perusahaan. Dalam prakteknya pembagian dividen dikaitkan dengan laba yang diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Laba ini di tunjukkan dalam laporan rugi laba sebagai baris terakhir dalam laporan keuangan (karenanya disebut sebagai bottom line), dan disebut sebagai laba setelah pajak (Eernings After Taxes, EAT). Dividen tunai merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen saham adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada



pemegang



saham



secara



proporsional.



Dividen



ini



mencerminkan kapitalisasi laba secara permanen. Pemegang saham menerima tambahan saham sebagai pengalihan saldo laba ke akun modal. Untuk menentukan besarnya biaya modal saham preferen dihitung dengan menggunakan rumus , yaitu sebagai berikut : Kp =



Dp x 100% Pm



Dp = Dividen saham preferen Pm = Harga pasar saham preferen



Bila perusahaan menarik saham preferen baru , maka perusahaan mengeluarkan biaya flotasi , sehingga rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Kpr =



Dp Pm (1−f )



x 100%



; f = biaya flotasi



atau Kpr =



Dp Ppm



x 100%



Ppm adalah harga bersih yang diterima emiten saham preferen setelah dikurangi biaya flotasi . 2.2.3. Biaya Modal Saham Biasa Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai hak – hak istemewa seperti saham preferen . Bila saham preferen , dividen yang dibayarkan secara tetap baik perusahaan laba atau rugi , sedangkan hak pemegang saham biasa dalam mendapatkan dividen dibayar bila perusahaan mendapatkan laba , bial rugi tidak akan mendapatkan dividen . Oleh karena itu , untuk menentukan biaya modal saham biasa didasarkan pada harapan pemegang saham terhadap dividen yang akan diterima setiap tahunnya . Untuk menentukan required ror common stock Ke dan cost of common stock Ks digunakan tiga asumsi mengenai pertumbuhan dividen dan satu metode , yaitu sebagai berikut : a) Asumsi dividen tidak tumbuh (g = 0) D D Ke = x 100% atau Ks = Po Po(1−f ) D = dividen saham biasa D = dividen payout x EPS F = biaya flotasi Po = harga jual saham biasa EAT EPS = Jumlah saham



x 100%



b) Constant growth valuation model (Gordon Model) atau asumsi dividen tumbuh konstan



Constant growth valuation model, menggunankan dasar pemikiran bahwa nilai saham sama dengan nilai sekarang dari semua dividen yang akan datang (yang diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan) yang diharapkan diperoleh terus dalam waktu yang tidak terbatas. Rumus untuk menentukan biaya saham biasa dengan asumsi atau model ini adalah sebagai berikut : D1 D1 Ke = + g atau Ks = +g Po(1−f ) Po D1 = Do (1 + g) Po = harga pasar dari saham pada t = 0 g = tingkat pertumbuhan c) Asumsi dividen tumbuh variabel Dalam asumsi dividen tumbuh variabel biaya saham biasa dapat dihitung dengan menggunakan dua metode , yaitu : i. Metode Ringkas



Do [n (g1-g2) + (1+g2)] + g2 Po Metode Interpolasi t 1+ g1 ¿ n ¿ 1+ g1 ¿ (1+g 2) Do¿ ¿ Pn = + ¿ Do ¿ n ¿ ∑¿ Ke =



ii.



x



t=0



n



1+ Ke ¿ ¿ 1 ¿ d) Capital Asset Pricing Model (CAPM) Model CAPM merupakan model penetapan biaya modal dengan menganalisi hubungan antara tingkat return saham yang diharapkan dengan return pasar yang terjadi . Besarnya tingkat return saham yang diharapkan oleh investor



ini



merupakan



biaya



modal



yang



harus



dikeluarkan oleh emiten. Untung menghitung biaya modal dengan pendekatan CAPM digunakan rumus , yaitu : Ri = Rf + ( Rm – Rf) βi Ri = Biaya modal Rf = Pendapatan bebas resiko Rm = Tingkat pendapatan pasar βi = Beta saham 2.2.4. Biaya Modal laba ditahan Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibayarkan sebagai cash dividen , yang merupakan hak milik pemegang saham .Biaya laba ditahan (the cost of retained earnings) bagi perusahaan adalah sama seperti biaya penerbitan penuh atas tambahan saham biasa (fully subscribed issue of additional common stock), yang diukur oleh biaya modal sendiri saham biasa. Hal ini berarti laba ditahan meningkatkan modal sendiri dengan cara yang sama seperti penerbitan baru saham biasa. Penyisihan pendapatan dapat diterima hanya jika diharapkan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang diinginkan dari dana yang direinvestasikan. Dengan memandang laba ditahan sebagai biaya penerbitan penuh dari tambahan saham biasa, maka biaya laba ditahan adalah sama dengan biaya modal sendiri saham biasa. Seperti biaya saham biasa , biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan : a) Model Pendiskontoan Aliran Kas. Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham. Ke = Kr =



Do Po



atau Kr =



b) Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM)



D1 Po



+g



Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham. Ri = Rf + ( Rm – Rf) βi Ri = Biaya modal Rf = Pendapatan bebas resiko Rm = Tingkat pendapatan pasar βi = Beta saham c) Model Bond Yield Premium Risk. Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase. ke = Hasil Obligasi + Premi Risiko. Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula. 2.2.5. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost of CapitalWACC) Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital’-WACC) mencerminkan rata-rata biaya modal dimasa akan datang yang diharapkan. Biaya modal rata-rata tertimbang diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu sesuai dengan proporsinya pada struktur modal perusahaan. Skema penimbangan yang bisa digunakan dalam perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang adalah berdasarkan: a) Penimbangan nilai buku (book value weight), penimbangan yang menggunakan nilai akunting untuk mengukur bagian setiap jenis modal dalam struktur keuangan perusahaan. b) Penimbangan nilai pasar (market value weight), penimbangan yang menggunakan nilai pasar untuk mengukur bagian setiap jenis



modal



dalam



struktur



keuangan



perusahaan.



Penimbangan dengan nilai pasar menarik sebab nilai pasar



surat berharga mendekati nilai rupiah yang sebenarnya diterima dari penjualan surat berharga. Biaya dari berbagai jenis modal dihitung dengan menggunakan harga pasar umum sehingga beralasan menggunakan penimbangan dengan nilai buku. c) Penimbangan historis (historic weight), penimbangan nilai buku atau nilai pasar didasarkan pada bagian struktur modal yang sebenarnya. Misalnya, nilai buku yang lama atau yang berlaku dapat digunakan untuk membuat penimbangan historis. Demikian pula nilai pasar yang lalu atau yang berlaku dapat digunakan untuk membuat penimbangan historis. d) Penimbangan target (target weights), penimbangan nilai buku atau nilai pasar didasarkan pada bagian struktur modal yang diinginkan. Perusahaan menggunakan penimbangan target sebagai dasar untuk mencapai struktur modal yang optimal. Dari sudut pandang teoritis penimbangan yang lebih disukai adalah penimbangan target dengan nilai pasar. Untuk menghitung biaya modal rata – rata tertimbang dapat digunakan rumus sebagai berikut : K = Wd.Kd +Wpr.Kpr + Ws.Ks + Wr.Kr Wd = Perimbangan pinjaman jangka panjang Wpr = Perimbangan saham preferen Ws = Perimbangan saham biasa Wr = Perimbangan laba ditahan Biaya modal secara keseluruhan dapat dihitung juga dengan rumus : K=



2.3.



Jumlah biayamodal ( Rp) Jumlah modal



x 100%



Keputusan Investasi dan Biaya Marjinal Biaya modal rata-rata tertimbang merupakan input utama dalam proses pembuatan keputusan investasi. Perusahaan akan hanya melakukan investasi



jika pengembalian yang diharapkan lebih besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang. Tentu saja untuk suatu waktu tertentu, biaya keuangan perusahaan dan pendapatan dari investasi akan dipengaruhi oleh volume pembiayaan atau investasi yang dilakukan. 2.3.1. Biaya modal marjinal rata-rata tertimbang (the weighted marginal cost of capital-WMCC) Biaya modal marjinal rata-rata tertimbang berhubungan dengan uang yang akan datang dari total pembiayaan yang baru. Manajer keuangan tertarik dengan biaya marjinal sebab relevan dengan keputusan sekarang. Karena biaya dari komponen pembiyaan seperti hutang, saham preferen dan saham biasa meningkat dalam jumlah lebih besar maka WMCC merupakan fungsi peningkatan dari tingkat total pembiayaan



baru.



Peningkatan



biaya



komponen



pembiayaan



disebabkan karena semakin besar resiko penawar dana. Resiko meningkat sesuai dengan peningkatan ketidakpastian terhadap hasil dari pembiayaan investasi dengan dana tersebut. Dengan kata lain, penawar dana meminta pengembalian lebih besar dalam bentuk bunga, dividen atau tingkat pertumbuhan sebagai kompensasi untuk peningkatan resiko karena peningkatan volume yang lebih besar dari pembiyaan baru yang dilakukan. Faktor lain yang menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang meningkat adalah penggunaan pembiayaan sendiri saham biasa. Bagian pembiayaan baru yang diperoleh dari saham biasa akan diambil dari laba ditahan yang tersedia sampai habis baru setelah itu diperoleh melalui pembiayaan saham biasa baru. Karena laba ditahan merupakan bentuk yang lebih murah daripada penjualan saham biasa baru, maka jelas jika laba ditahan habis akan menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang meningkat dengan penambahan saham baru yang lebih mahal. 2.3.1. The Investment Opportunities Schdule (IOS)



Untuk waktu tertentu, perusahaan mempunyai peluang investasi. Peluang itu berbeda tergantung pada antisipasi ukuran investasi, resiko dan pengembalian (sebab biaya modal rata-rata tertimbang tidak diterapkan untuk perubahan resiko investasi, diasumsikan bahwa semua peluang mempunyai resiko yang sama seperti resiko perusahaan). The Investment Opportunities Schdule (IOS) adalah suatu ranking kemungkinan investasi dari yang terbaik (pengembalian tertinggi) sampai yang terburuk (pengembalian terendah). 2.3.2. Menggunakan WMCC dan IOS untuk membuat keputusan Sepanjang IRR proyek lebih besar daripada WMCC dari pembiayaan yang baru, perusahaan menerima proyek tersebut. Namun bila perusahaan menerima lebih banyak proyek, maka pembiayaan yang dibutuhkan akan lebih besar, sehingga WMCC akan meningkat. Perusahaan akan menerima proyek hanya sampai pada titik dimana marjinal return dari investasi sama dengan WMCC, sebab setelah titik tersebut pengembalian investasi akan lebih kecil dari biaya modalnya. Pendekatan ini konsisten dengan maksimalisasi NPV, sebab pada proyek yang konvensional: a) NPV positif selama IRR melebihi biaya modal rata-rata tertimbang b) Semakin besar selisih antara IRR dan biaya modal rata-rata terimbang, semakin besar hasil NPV Karenanya penerimaan proyek dimulai dengan yang mempunyai selisih positif terbesar antara IRR dan modal rata-rata tertimbang sampai pada titik dimana IRR sama dengan modal rata-rata tertimbang yang akan diperoleh pada maksimum total NPV untuk semua independen proyek yang diterima. Hasil yang diperoleh konsisten dengan sasaran perusahaan memaksimalisasi kekayaan pemilik.



BAB III PENUTUP



Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-



kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu. Biaya modal terdiri dari biaya modal hutang jangka panjang . biaya modal saham preferen , biaya modal saham biasa , biaya modal saham laba ditahan dan biaya modal saham rata-rata tertimbang . Tapi dari seluruh komponen biaya modal biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun tidak semua komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts payable) tidak diperhitungkan dalam perhitungan WACC. Yang diperhitungkan dalam WACC adalah Perimbangan hutang jangka panjang , saham preferen , saham biasa ,dan laba ditahan . Perlu diperhatikan bahwa penentuan besarnya biaya modal perusahaan sangat penting karena ada tiga alasan, yaitu : 1. Memaksimalkan nilai perusahaan mensyaratkan adanya minimalisasi semua biaya input termasuk biaya modal. 2. Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang tepat. 3. Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian kembali obligasi perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal. Selain itu biaya modal pun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan yang terdiri dari tingkat suku bungan dan pajak serta faktor yang dapat dikendalikan perusahaan yang teridiri dari kebijakan struktur modal , kebijakan dividen dan kebijakan investasi .



DAFTAR PUSTAKA



Ely . 2008 . Biaya Modal .http://blogelytekonomi.blogspot.com/2008/02/biayamodal.html.



Hasan , A. Yaniarsyah . 2013 . Analisis Biaya Modal Terhadap Tingkat Pengembalian



Investasi



Pada



PT.



Harimugabe



Jaya



.



http://journal.bakrie.ac.id/index.php/jurnal_ilmiah_ub/article/view/112/89 Herry



.



2014



.



Biaya



Modal



(Cost



Of



Capital)



.



http://herry.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7098/BIAYA+MODAL +(COC).doc Husna



,



Faridatul.



2012.



Biaya



Modal



.http://arida-



sugar.blogspot.com/2012/05/biaya-modal.html Mudzakar , Mochamad Kohar . 2014 . Modul Manajemen Keuangan . Bandung Nurdiyanto



,



Aris



.



2013



.



Analisisn



Biaya



Modal



.



http://arisnurdin.blogspot.com/2013/04/cara-pandangqu-analisa-biayamodal.html Ridwan S. Sundjaja – IngeBarlian. 2001. Manajemen Keuangan Dua. Jakarta: PT Prenhallindo Sabardi, Agus. 1993. Manajemen Keuangan, Jilid 1, Yogyakarta: UPP AMP YKPN Stoner, James A.F. Manajemen, Jilid 2 Edisikedua. Jakarta: Erlangga Suad



Husnan







Enny



Pudjiastuti.



1998.



Dasar-dasar



Manajemen



Keuangan.Edisikedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10, Buku 1. Jakarata: Salemba Empat