Makalah Bimbingan Konseling Komprehensif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING KOMPREHENSIF Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Bimbingan Konseling Semester IV Dosen Pembimbing : Pak Asrowi



Disusun Oleh: Nama : Lyly Sajidah Bestari Nim



: K7617048



Kelas : B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Bimbingan dan Konseling Komprehensif” Makalah ini berisikan tentang berbagai informasi tentang Bimbingan dan Konseling Komprehensif atau yang lebih khususnya membahas Membahas pengertian,landasan, fungsi, tujuan, prinsip,bidang-bidang,komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah



SWT



senantiasa



meridhai



segala



usaha



kita.



Amin.



Surakarta, 12 Mei 2019



Lyly Sajidah Bestari



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................1 KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah.................................................................................4 B. Rumusan masalah..........................................................................................5 C. Tujuan masalah..............................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif...................................7 B. Landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif.....................................8 C. Karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif..............................11 D. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif.......................................11 E. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif.......................................12 F. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif...........................12 G. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif..........................13 H. Komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif..................13 I. Strategi Implementasi Komponen Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif.............................................................................................14 J. Pertimbangan dalam Menerapakan Bimbingan dan Konseling Komprehensif...............................................................................................14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) setiap satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) merupakan wilayah garapan guru bidang studi. Sedangkan upaya untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak terkait begitu juga sebaliknya. Bimbingan dan koseling merupakan salah satu layanan di sekolah yang terintegral dengan kegiatan pembelajaran. Jika dilihat dari arti dan tujuan bimbingan dan konseling secara mendalam, maka jelas urgensi bimbingan dan konseling sangat besar bagi usaha pemantapan arah hidup generasi muda dalam berbagai bidang yang menyangkut bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, dan bidang karier. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan



merupakan



program



yang



realistik



dan



layak



untuk



di



implementasikan dan dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal di sekolah-sekolah. Program bimbingan konseling komprehensif melibatkan seluruh aspek pendidikan, yaitu guru, staff sekolah, orang tua, dan kurikulum. Muro dan Kottman (Syamsu dan Juntika, 2010: 26) mengemukakan bahwa



struktur bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem. Bimbingan konseling komprehensif merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan untuk meningkatkan potensi peserta didik. Oleh sebab itu makalah ini akan membahas bagaimana bimbingan konseling komprehensif diterapkan di sekolah. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 2. Apa landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 3. Apa karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 4. Apa fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 5. Apa tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 6. Apa saja Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 7. Apa saja bidang-bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 8. Apa saja komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 9. Bagaimana Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif? 10. Bagaimana pertimbangan dalam menerapkan bimbingan dan konseling komprehensif? C. Tujuan Maslah 1.



Untuk mengetahiu pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif



2.



Untuk mengetahiu landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif



3.



Untuk mengetahui karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif



4.



Untuk mengetahui fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif



5.



Untuk mengetahui tujuan dari Bimbingan dan Konseling Komprehensif



6.



Untuk mengetahui apa sajakah Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif



7.



Untuk mengetahui bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif



8.



Untuk mengetahui apa saja komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif



9.



Untuk memahami Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif



11. Untuk memahami pertimbangan dalam menerapkan bimbingan dan konseling komprehensif



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian dan Karakteristik Bimbingan Konseling Komprehensif Bimbingan dan Konseling (bimbingan dan konseling) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup Karena perkembangan siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi seperti itu perlu diberikan layanan bimbingan konseling yang komprehensif. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua dan masyarakat, dan merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Savage dalam School Counseling Program Guide Revision Team (2009: 7) memberikan definisi : Comprehensive programs “…employ strategies to enhance academics, provide career awareness, develop employment readiness, encourage self-awareness, foster interpersonal communication skills, and impart life success skills for all students” Bimbingan Konseling komprehensif adalah strategi untuk memperbaiki akademik, mengarahkan kesadaran karir, mengembangkan kesiapan kerja, menumbuhkan kesadaran diri, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan mengarahkan keberhasilan kepada setiap siswa. Uman Suherman (2011) Bimbingan dan konseling komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program, system manajemen dan system pertanggungjawabannya. Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima



layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan dan tujuannya pengembangan potensi peserta didik. Melalui bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial. Sehubungan dengan sifat program bimbingan dan konseling komprehensif, ada tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah yaitu: 1.



Ruang lingkup yang menyeluruh artinya tidak hanya berfokus pada peserta didik sebagai pribadi saja melainkan seluruh aspek kehidupan siswa sejak



2.



usia dini sampai dengan peserta didik berusia remaja (SMA/SMK). Dirancang sebagai pencegahan artinya bahwa konselor berkewajiban membantu peserta didik agar memiliki sikap proaktif dalam menghadapi



3.



berbagai persoalan. Pengembangan potensi siswa artinya program bimbingan dan konseling tidak hanya untuk pencegahan permasalahan siswa, tetapi disusun sebagai pelayanan untuk menemukan karakteristik dan kebutuhan siswa. Menurut Suherman (2011: 53) Ciri-ciri program bimbingan dan konseling



sekolah komprehensif sebagai berikut : 1. Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan kesatuan komponen 2.



tujuan institusi sekolah. Program bimbingan dan konseling sekolah memberikan kesempatan pada



3.



semua siswa. Program bimbingan dan konseling ditunjang dengan keberadaan konselor yang professional ( keahlian, keterampilan, komitmen, pengembangan



4.



diri). Memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah merupakan rancangan yang dapat dilaksananakan dalam sebuah gaya yang sistematik



5.



untuk semua siswa. Program bimbingan dan konseling mampu menghasilkan pengetahuan, sikap



dan



kemampuan-kemampuan



siswa



lainnya



yang



dapat



direkomendasikan sebagai sebuah hasil dari keikutsertaan mereka dalam sebuah program bimbingan dan konseling di sekolah. 1.



B. Landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Landasan Filosofis Setiap aktivitas yang dilakukan harus mendasarkan diri



pada



pertimbangan-pertimbangan berpikir atau secara filsafat, dalam posisi tersebut filsafat berfungsi sebagai validasi yaitu untuk menguji koherensi antara visi, misi, dan tujuan, dalam kontek ini adalah bimbingan dan konseling komprehensif. Landasan filosofis bimbingan dan konseling komprehensif merupakan dasar pemikiran yang sangat penting untuk memberikan arah dan argumentasi pemikiran serta alasan untuk dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kehidupan khususnya di sekolah. Filsafat adalah lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas (komprehensif), sekalipun filsafat tidak bisa menjangkau semua persoalan dengan daya kemampuan pikir manusia secara keseluruhan. Filsafat sifatnya hanya mencoba mengerti, menganalisis, menilai, memvalidasi dan menyimpulkan persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis, rasional, dan mendalam. Jika dikaitkan dengan permasalahan secara komprehensif hakikat manusia pada dasarnya menyangkut empat dimensi yaitu



dimensi



keindividualan



(individualitas),



kesosialan



(sosialitas),



kesusilaan (moralitas), dan keberagamaan (religiusitas). Tinjauan tersebut akan



memperlihatkan



memperkembangkan



betapa



dirinya,



manusia untuk



amat



menguasai



berpotensi alam,



dan



untuk untuk



mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Untuk menjamin supaya bimbingan dan konseling komprehensif itu benar-benar efektif maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normative dan pedoman pelaksanaan pembinaan. Sebab bimbingan dan konseling pada hakekatnya sebagai usaha untuk membantu proses perkembangan memecahkan masalah agar individu dapat meyesuaikan dirinya dimana mereka berada. Pemikiran dan pemahaman secara filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya.



Bagi konselor bahwa pemahaman filosofis dan pemikiran yang mendalam dapat membantu konselor di dalam memahami situasi konseling ketika membuat suatu keputusan yang tepat dan komprehensif sesuai dengan aspekaspek yang diperlukan dalam cakupan bimbingan dan konseling itu sendiri. Di samping pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan dirinya semakin mantap, lebih luas pemikirannya, lebih efektif di dalam penerapan pemberian bantuan serta lebih bijaksana dalam mengambil berbagai keputusan yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan 2.



dan konseling komprehensif. Landasan Psikologis Landasan psikologi di dalam bimbingan dan konseling komprehensif berarti memberikan landasan dan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan yaitu konseli. Landasan psikologi di dalam bimbingan dan konseling sangat penting karena bidang garapannya adalah tingkah laku, permasalahan hidup manusia beserta aspek-aspek lainnya. Aspek dan tingkah laku manusia beserta permasalahan yang menjadi sasaran untuk diubah dan dikembangkan dalam kontek mereka mengatasi masalahmasalah yang dihadapi atau untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai pula. Tujuan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai adalah pemecahan masalah, efektivitas pribadi, pengubahan perilaku, dan membantu dalam hal



3.



kesehatan mental. Landasan Sosial Budaya Fenomena dalam masyarakat modern ini semakin lama semakin pesat perkembangan dan perubahannya. Perkembangan dan perubahan tersebut menyangkut beberapa aspek kehidupan manusia. Pengaruh atau dampak perkembangan dan perubahan tersebut dapat berdampak positif dan negative bagi kehidupan manusia. Dampak positif berbagai aspek kehidupan manusia yang pada akhirnya semakin dapat menikmati indahnya kehidupan, menikmati kehidupan dengan sarana teknologi yang efisien dan efektif. Kehidupan ini rasanya serba bebas dan semua kepentingan hidup dengan mudah diakses melalui sarana teknologi yang serba canggih. Dari sisi negative bagi mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri akan merasa



dibebani oleh pemikiran-pemikiran dan kebutuhan hidup yang sangat berat akhirnya akan menambah ketegangan emosional dan konflik batin yang serius sehingga banyak menimbulkan penyakit mental.Gambaran realita yang sungguh terjadi di era kebudayaan modern seperti sekarang banyak dicirikan dengan kebudayaan materiil, kebahagiaan hidup diukur dengan suksesnya seseorang, aspirasi dan perujuangan mendapatkan materi. Kenyataan perubahan prinsip hidup seperti ini perlu diberikan bentuk bantuan layanan bimbingan dan konseling komprehensif dalam setting kehidupan. Landasan social budaya bimbingan dan konseling komprehensif merupakan acuan dasar sehingga sekalipun perkembangan teknologi semakin maju dan pesat eksistensi social budaya suatu bangsa tetap berdiri tegak, tidak terombangambing oleh perubahan tersebut. Landasan social budaya merupakan acuan nilai yang menjadi pertimbangan dasar di dalam membantu memecahkan 4.



masalah problema-problema kehidupan bangsa. Landasan Religius Landasan religious layanan bimbingan dan konseling komprehensif sangat penting terkait dengan keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan. Sikap yang mendorong perkembangan manusia berjalan menuju kehidupan akan berjalan kearah yang sesuai dengan kaidahkaidah agama. Di samping itu upaya untuk memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dalam rangka meneguhkan kehidupan beragama untuk selanjutnya membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu di dalam kehidupannya. Keyakinan



manusia adalah makhluk Tuhan



menekankan ketinggian derajat dan keindahan makhluk manusia serta peranannya sebagai khalifah di muka bumi. C. Karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif Tabel berikut akan menjelaskan mengenai karakteristik comprehensive counseling school yang didasarkan atas rumusan dari ASCA berdasarkan atas beberapa



aspek



di



antaranya



pencapaian,



standarisasi,



pengembangan, comprehensive dan program konseling sekolah. Tabel 1. Karakteristik comprehensive counseling school



data-driven,



Aspek Pencapaian



Standarisasi



Karakteristik Program Konseling Komprehensif dirancang untuk menjamin bahwa semua siswa memperoleh kompetensi untuk menjadi sukses di sekolah dan untuk membuat transisi yang sukses dari sekolah ke pendidikan tinggi, pekerjaan atau kombinasi dari pendidikan tinggi dan pekerjaan. " (Johnson & Johnson). Pengetahuan, sikap, dan keterampilan kompetensi bahwa semua siswa akan mengembangkan sebagai akibat dari berpartisipasi dalam program konseling sekolah. (Campbell & Dahir)



Data-driven



Pengembangan



Comprehensive



Program Konseling Sekolah



Model konseling komprehensif berfokus pada peningkatan 2 hal yakni akuntabilitas dan penggunaan data untuk membuat keputusan dan untuk meningkatkan prestasi siswa. Konselor sekolah harus bekerja jauh lebih sulit untuk menunjukkan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah membantu sistem sekolah untuk memenuhi mandat yang ditetapkan oleh undang-undang ini. Konselor sekolah sekarang bertanggung jawab untuk menunjukkan akuntabilitas mereka sama seperti guru dan administrator. (McGannon, Carey & Dimmitt) Mengembangkan tiga domain yakni akademik, karir, dan pribadi / sosial. Fokus utama dari program pengembangan adalah untuk menyediakan semua siswa dengan pengalaman untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang. "(Gysbers & Henderson) Program bimbingan yang komprehensif dalam berbagai kegiatan dan pelayanan, seperti asesmen, pemberian informasi, konsultasi, konseling, referal, penempatan dan tindak lanjut disediakan. (Gysbers & Henderson) Sebuah sistem terpadu pelayanan diberikan kepada siswa. Comprehensive school counseling adalah program yang memiliki karakteristik serupa dengan program lainnya di bidang pendidikan: "kompetensi siswa, kegiatan dan proses untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi, profesional, bahan dan sumber daya, dan Program, personil, dan hasil evaluasi." (Gysbers & Henderson)



Dikutip dari the ASCA National Model (2005: 2).



Menurut Efford (2004: 257) karakteristik comprehensive developmental school counseling programs antara lain : (1) provide a full range of school counseling service; (2) offer student opportunities to learn the skills, knowledge, and attitudes necessary for healthy development; (3) embody the school mission and philosophy, (4) complement other school programs; and (5) involve all school staff, parents, and community members. Karakteristiknya antara lain: (1) menyediakan berbagai layanan konseling sekolah, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk perkembangan yang sehat, (3) mewujudkan misi sekolah, (4) melengkapi program sekolah lainnya; dan (5) melibatkan semua staf sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat.



1.



D. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif Pemahaman yaitu membantu peserta didik (siswa) agar



memiliki



pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, 2.



pekerjaan, dan norma agama); Preventif yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak



3.



dialami oleh peserta didik; Pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan



4. 5.



lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa; Perbaikan (penyembuhan) yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif; Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan



6.



ciri-ciri kepribadian lainnya; Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa);



7.



Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.



1.



E. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Tujuan bimbingan dan konseling komprehensif secara umum adalah: Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta



2.



kehidupannya di masa yang akan datang; Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal



3.



mungkin; Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat



4.



serta lingkungan kerjanya; Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja. Berikut ini akan dipaparkan tujuan comprehensive school counseling



berdasarkan ASCA model : Tabel 2. Tujuan comprehensive school counseling Domain Tujuan Bidang Akademik



A



B



C Karir



A



B C Pribadi/sosial



A B



Siswa akan memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berkontribusi terhadap pembelajaran yang efektif di sekolah dan di seluruh jangka hidup. Siswa akan menyelesaikan sekolah dengan persiapan akademik penting untuk memilih dari berbagai besar pilihan pasca-sekolah menengah, termasuk perguruan tinggi. Siswa akan memahami hubungan akademisi untuk dunia kerja dan kehidupan di rumah dan di masyarakat. Siswa akan memperoleh keterampilan untuk menyelidiki dunia kerja dalam kaitannya dengan pengetahuan tentang diri dan membuat keputusan karir informasi. Siswa akan menggunakan strategi untuk mencapai tujuan karir masa depan dengan sukses dan kepuasan. Siswa akan memahami hubungan antara kualitas pribadi, pendidikan, pelatihan, dan dunia kerja. Siswa akan memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan interpersonal untuk membantu mereka memahami dan menghargai diri dan orang lain. Siswa akan membuat keputusan, menetapkan tujuan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.



C



Siswa akan memahami keamanan dan keterampilan bertahan hidup. (Dollarhide & Saginak, 2008: 19) Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka harus dipahami 5 premis dasar Bimbingan dan konseling komprehensif : 1.



Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan



2.



pendidikan. Fokus utama



layanan bimbingan



dan konseling adalah



mengawal



perkembangan peserta didik melalui pemenuhan fasilitas peserta didik agar 3.



dapat tumbuh dan berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal. Program bimbingan konseling merupakan Team Building approach artinya



4.



merupakan suatu tim yang bersifat kolaboratif antar staf. Program bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses yang tersusun secara sistematis dan dikemas melalui tahap-tahap perencanaan, desain,



5.



implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemmimpinan yang memiliki visi dan misi yang kuat mengenai bimbingan dan konseling. F. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau



landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut: 1. Bimbingan diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all 2.



individuals); Bimbingan bersifat individualisasi yaitu setiap individu bersifat unik (berbeda



3. 4.



satu sama lainnya); Bimbingan menekankan hal yang positif; Bimbingan merupakan usaha bersama sekolah. Mereka sebagai team work



5.



terlibat dalam proses bimbingan; Pengambilan keputusan merupakan



6.



dalam bimbingan; Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan



hal



yang



sensial



1.



G. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para



2.



individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik; Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para



3.



individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial pribadi; Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir.



1.



H. Komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Layanan dasar Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal



atau



kelompok



yang



disajikan



secara



sistematis



dalam



rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar 2.



mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Layanan Responsif Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada



3.



ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif. Perencanaan Individual Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan



masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk 4.



keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik. Dukungan Sistem Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. I. Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan Konseling



1.



Komprehensif Pelayanan Dasar a. Bimbingan Kelas Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat) b. Pelayanan Orientasi Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi disekolah/madrasah biasanya mencakup organisasi sekolah/madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program



bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana dan tata tertib sekolah/madrasah c. Pelayanan Informasi Pelayanan ini merupakan pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah dan internet) d. Bimbingan Kelompok Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil (5-10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian dan mengelola stress. e. Pelayanan Pengumpulan Data (aplikasi instrumentasi) Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini 2.



dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. Pelayanan responsive a. Konseling Individual dan Kelompok Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan) Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalih tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti mempunyai niat untuk bunuh diri, depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis. c. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas



Konselor



berkolaborasi



dengan



guru



dan



wali



kelas



dalam



rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya: memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga bermasalah, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial. d. Kolaborasi dengan Orang tua Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.



Melalui



kerjasama



ini



memungkinkan



terjadinya



saling



memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. e. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. f. Konsultasi Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. g. Bimbingan Teman Sebaya Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di



samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling. h. Konferensi Kasus Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan i.



tertutup. Kunjungan Rumah Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan



3.



masalahnya melalui kunjungan ke rumahnya. Perencanaan Individual Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (perpindahan situasi dari sekolah ke lapanagan kerja, sekolah ke jenjang berikutnya, atau pindah ke sekolah lain) untuk membantu peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Gysber & Henderson (2006: 75) menyatakan strategi implementasi dari individual planning adalah dengan cara: a. Individual appraisal yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi mereka; b. Individual advisement yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk menggunakan informasi pribadi/sosial, akademik, karir, dan informasi pasar tenaga kerja untuk membantu mereka merencanakan dan



menyadarkan mereka tentang pribadi, sosial, akademik, dan tujuan karirnya; c. Transition planning yaitu konselor sekolah dan tenaga pendidikan lainnya membantu siswa untuk melakukan transisi dari sekolah ke kerja atau untuk pelajaran tambahan dan pelatihan; d. Follow-up yaitu konselor sekolah dan tenaga pendidikan lainnya memberikan bantuan tindak lanjut untuk siswa serta tindak lanjut mengumpulkan data untuk evaluasi dan perbaikan program. Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk merumuskan tujuan dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya, melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya. 4.



Dukungan system a. Pengembangan Profesi Konselor



secara



terus



menerus



berusaha



untuk



meng-update



pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop atau melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi. b. Manajemen Program Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program sekolah/madrasah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan pembiayaan. c. Riset dan Pengembangan Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.



J. Pertimbangan dalam Menerapkan Bimbingan dan konseling Komprehensif Pertimbangan dalam menerapkan Comprehensive Counseling School (ASCA National Model) (Hatch & Bowers dalam Erford, 2005: 224) : 1. Harus ada pembeda standar konseling sekolah untuk setiap siswa, standar konseling sekolah untuk program ini, dan standar konseling sekolah untuk 2.



konselor sekolah profesional. Sebuah program konseling sekolah harus menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan fleksibilitas bagi Negara bagian dan distrik sekolah untuk membuat



3.



program



berdasarkan



kebutuhan



individual



daerah



serta



akuntabilitas. Sebuah program konseling sekolah harus menjadi bagian integral untuk meningkatkan prestasi akademik siswa, terutama dalam memfasilitasi peningkatan prestasi akademik, dan harus membantu menetapkan standar



4. 5.



tinggi untuk prestasi siswa . Sebuah program konseling sekolah harus berbasis pada data. Program konseling sekolah harus dikembangkan dan dilaksanakan masing-



6.



masing daerah yang luas, bukan hanya di sekolah masing-masing . Keberhasilan pengembangan dan pelaksanaan program konseling sekolah



7.



bergantung pada kolaborasi komunitas sekolah . Program konseling sekolah menyediakan bimbingan secara khusus untuk menangani kebutuhan setiap siswa, khususnya siswa dari beragam budaya,



8.



status sosial - ekonomi rendah dan lainnya. Sebuah program konseling sekolah memberdayakan konselor sekolah profesional dan mengajarkan mereka bagaimana bekerja dengan administrator



9.



untuk menetapkan kembali kegiatan, seperti penjadwalan dan test. Rancangan program konseling sekolah meliputi akuntabilitas



atau



pengukuran hasil pelayanan. 10. Untuk memfasilitasi adopsi dari program konseling sekolah, ASCA akan mengidentifikasi dan menyebarkan praktik yang terbaik untuk merancang, mengembangkan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengevaluasi, dan meningkatkan program. 11. Sebuah program konseling sekolah harus mencakup rencana untuk penggunaan waktu konselor yang efektif dalam pelayanan.



12. Sebuah program konseling sekolah harus bersifat preventif dalam desain dan perkembangan. 13. Konselor sekolah profesional memainkan peran kepemimpinan dalam mendefinisikan dan melaksanakan program konseling sekolah. 14. Konselor sekolah profesional dan berlisensi harus menerapkan program konseling sekolah . 15. Dalam program konseling sekolah, konselor sekolah profesional bekerja sebagai agen perubahan dalam sistem pendidikan untuk mengadvokasi kebutuhan siswa dan hasil belajar siswa. 16. Konselor sekolah profesional harus menggunakan data untuk memberikan pelayanan kepada siswa. 17. Sebuah program konseling



sekolah



memanfaatkan



teknologi



untuk



melaksanakan program, untuk melakukan advokasi program, dan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. 18. Dalam program konseling sekolah, konselor sekolah berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dan menggunakan hasil untuk terus meningkatkan program untuk siswa.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bimbingan dan Konseling (bimbingan dan konseling) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua dan masyarakat, dan merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Bimbingan dan Konseling



komprehensif dilandasi oleh landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, dan religius. Karakteristik bimbingan dan konseling komprehensif antara lain: (1) menyediakan berbagai layanan konseling sekolah, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk perkembangan yang sehat, (3) mewujudkan misi sekolah, (4) melengkapi program sekolah lainnya; dan (5) melibatkan semua staf sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat. Sedangkan Fungsi bimbingan dan konseling komprehensif



bagi



peserta



didik



yaitu



sebagai



pemahaman,



preventif,



pengembangan, perbaikan, penyaluran, adaptasi, dan penyesuaian sesuai dengan potensi dan latar belakang yang dimiliki.



DAFTAR PUSTAKA ASCA team. 2005. “ASCA National Model: A Framework for School Counseling Programs.



Alexandria:



ASCA”.



(online),



https://www.schoolcounselor.org/asca/media/asca/PositionStatements/PS_ ComprehensivePrograms.pdf, diakses tangal 12 Mei 2019. Asrowi. 2015. Menuju Pemahaman Bimbingan & Konseling Komprehensif. Surakarta: UNS Press. Irfan, Farhan. (2015). “Bimbingan dan Konseling Komprehensif”. (online), https://www.academia.edu/13708238/BIMBINGAN_DAN_KONSELING_KO MPREHENSIF , diakses 12 Mei 2019. Suherman, Uman. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi



Press.



Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2010 . Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.