MAKALAH CLOTTING TIME Klp.7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HEMATOLOGI II “ PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN (CLOTTING TIME)”



OLEH : KELOMPOK 7



ANDI WIGUNA AINUN MULYANI



(PO714203201005)



CHINDI DIVI PERMATA



(PO714203201009)



NUR HUSNI



(PO714203201022)



MUQTADIRAH ARDIYAH KASMAN



(PO714203201020)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS PRODI SARJANA TERAPAN 2022



KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan kasih-Nya, sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan Masa Pembekuan (Clotting Time)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hematologi II. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan terutama terkait pemeriksaan masa pembekuan atau Clotting Time.



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A.



Latar Belakang ........................................................................................................ 1



B.



Rumusan Masalah ................................................................................................... 2



C.



Tujuan ..................................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3 A.



Pengertian ............................................................................................................... 3



B.



Metode Pemeriksaan ............................................................................................... 3



C.



Prinsip Pemeriksaan ................................................................................................ 4



D.



Alat dan Bahan ........................................................................................................ 5



E.



Prosedur kerja ......................................................................................................... 5



F.



Nilai Normal ........................................................................................................... 7



G.



Faktor Yang Mempengaruhi Pembekuan Darah ..................................................... 7



BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10 A.



Kesimpulan ........................................................................................................... 10



B.



Saran ..................................................................................................................... 10



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen esensial mahkluk hidup yang berada dalam ruang vaskuler, karena perannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrient dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Tarwono & Wartonah, 2008). Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah/butir darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah, leukosit atau sel darah putih, dan trombosit (Desmawati, 2013). Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2-4 μm, yang terdapat dalam sirkulasi plasma darah. Nilai normal trombosit adalah 150.000-400.000 mm3 darah. Fungsi trombosit adalah memelihara perdarahan agar tetap utuh setelah mikrotrauma yang terjadi sehari-hari pada endotel, mengawali penyumbatan pembuluh darah yang terkena trauma, menjaga stabilitas fibrin. Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Granula trombosit melepaskan substansi yang dapat mengikat trombosit lain untuk membentuk sumbatan dan menghentikan perdarahan sementara. Substansi lain juga di dapatkan dari trombosit untuk mengaktifasi faktor pembekuan dalam plasma darah (Desmawati, 2013). Hemostasis adalah istilah kolektif untuk semua mekanisme faal yang digunakan oleh tubuh untuk melindungi diri dari kehilangan darah. Hemostasis yaitu proses tubuh yang secara simultan menghentikan pendarahan dari tempat yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam kompartemen vascular(Sacher & McPherson, 2004). Hemostasis merupakan mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan (R.D.Setiabudy, 2009). Pemeriksaan hemostasis adalah pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk menguji pasien dengan dugaan kelainan perdarahan, mengetahui penyebab perdarahan akut dan untuk mengetahui adanya proses hemostasis normal pada pasien yang akan melakukan tindakan invasive atau bedah. Kesalahan pada hasil pemeriksaan tersebut dapat mengakibatakan perdarahan atau kesalahan diagnosis (Wirawan, 2011).



1



Pemeriksaan hemostasis meliputi uji skrining memungkinkan penilaian terhadap sistem intrinsik dan ekstrinsik pembekuan darah dan juga perubahan sentral fibrinogen menjadi fibrin (Hoffbrand, Pettit, & Moss, 2005). Pemeriksaan hemostasis dasar meliputi masa pendarahan, masa pembekuan, masa protrombin (protrombin time / PT), masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial tromboplastin time / APTT) (Wirawan, 2011). Adapun pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam tentang pemeriksaan masa pembekuan darah. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan clotting time ? 2. Apa saja metode yang digunakan untuk pemeriksaan clotting time dan berapa nilai normalnya? 3. Bagaimana prinsip dan prosedur kerja pemeriksaan clotting time? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah? C. Tujuan 1. Untuk mengetauhi yang dimaksud dengan clotting time. 2. Untuk mengetahu metode yang digunakan untuk pemeriksaan clotting time beserta nilai normalnya. 3. Untuk mengetahui prinsip dan prosedur kerja pemeriksaan clotting time. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pemeriksaan waktu pembekuan darah (clotting time / CT) merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses pembekuan darah. Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang. Biasanya clotting time dilakukan bersamaan dengan bleeding time pada beberapa kondisi, seperti :  Sebelum menjalani operasi dan dialisis ginjal.  Untuk mengukur respon darah terhadap terhadap penggunaan beberapa obat antikoagulan seperti heparin atau direct thrombin inhibitors (DTI).  Untuk mendeteksi gangguan pada proses pembekuan darah.  Untuk mendiagnosis penyakit kelainan darah yang mungkin di derita.



B. Metode Pemeriksaan Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk pemeriksan waktu pembekuan (clotting time) sebagai berikut : 1. Metode Lee and White (Tabung) Metode ini menggunakan 4 tabung masing-masing terisi 1 ml darah lengkap, kemudian tabung perlahan-lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya darah bersentuhan dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah terjadinya gumpalan padat (Sacher dan McPherson, 2000). Hal – hal yang dapat memperpendek masa pembekuan diantaranya pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan, fungsi vena yang tidak segera berhasil baik, terjadinya busa di dalam semprit atau dalam tabung, menggoyang-goyangkan tabung yang tidak sedang di periksa, semprit dan tabung kotor. Diameter tabung yang dipakai berpengaruh pula terhadap hasil, semakin lebar tabung semakin lama masa pembekuan. Tes ini menjadi lebih sempurna jika tabung-tabung yang dipakai diberi lapisan silikon. (Gandrasoebrata, 2013) Selain itu, Hemophilia berat, afibrinogenemia, sirkulasi antikoagulan (inhibitor) dan kelainan fibrinolitik berat dapat menyebabkan masa pembekuan memanjang (Wirawan, 2011).



3



2. Duke (Mikrokapiler) Pada metode ini menggunakan darah kapiler yang dimasukkan kedalam tabung kapiler hingga terisi penuh. Setiap 30 detik sekali dilakukan pematahan pada tabung kapiler per 1 cm. Petahan ini dihentikan jika terjadi pembekuan darah dimana hal tersebut ditandai dengan terbentuk nya benang fibrin pada pematan terakhir. Pada metode ini Nilai normalnya adalah 6 menit (Sutedjo, 2006). 3. Metode Objek Glass Cara ini sangat kasar dan hanya boleh dipakai dalam keadaan darurat jika cara tabung atau cara dengan kapiler tidak dapat dilakukan. Cara ini menggunakan darah yang diteteskan pada object glass yang kering dan bersih sebanyak 2 tetesan besar berdiameter 5 mm secara terpisah dan setiap 30 detik darah diangkat menggunakan lidi dan dicatat waktu saat terlihat adanya benang fibrin, setelah itu dilakukan hal yang sama pada tetesan yang kedua secara bersamaan. Kemudian hentikan stopwatch setelah terlihat adanya benang fibrin pada tetesan kedua. Sumber kesalahan terjadi pada pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan yang meliputi pungsi vena yang tidak berhasil baik, busa dalam semprit, object glass yang basah dan kotor, serta pemakaian obat yang dapat mempengaruhi hasil (Gandasoebrata, 2001). C. Prinsip Pemeriksaan 1. Metode Lee and white Mengambil darah vena dan dimasukkan ke dalam tabung sebanyak 1 ml kemudian dibiarkan membeku. Memiringkan tabung setiap 30 detik agar darah bersentuhan dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah terjadinya gumpalan padat. Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat darah membeku dicatat sebagai masa pembekuan. 2. Metode Duke (Mikrokapiler) Masa pembekuan dihitung mulai keluarnya darah pada ujung jari setelah dilakukan penususkan sampai terjadi benang-benang fibrin pada mikrokapiler. Setiap 30 detik mikrokapiler dipatahkan sampai terbentuk benang fibrin.



4



3. Metode Objek Glass Masa pembekuan dihitung mulai keluarnya darah pada ujung jari setelah dilakukan penususkan sampai terjadi benang-benang fibrin pada tetesan darah kedua objek glass. D. Alat dan Bahan  Metode Lee and White (Tabung) 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Stopwatch 4. Spoit 5. Tourniqet 6. Kapas alkohol 7. Kapas kering 8. Sampel darah  Metode Duke (Mikrokapiler) 1. Lancet 2. Mikrokapiler 3. Stopwatch 4. Kapas alkohol 5. Kapas kering 6. Sampel darah  Metode Objek Glass 1. Objek glass 2. Lancet 3. Stopwatch 4. Kapas alcohol 5. Kapas kering 6. Sampel darah E. Prosedur kerja  Metode Lee and White 1. Menyiapkan alat dan bahan (tabung berukuran 7-8 mm). 2. Melakukan pungsi vena dengan spoit. Pada saat darah kelihatan masuk ke dalam spoit, jalankan stopwatch. Menghisap 5 ml darah.



5



3. Mengangkat jarum dari spoit dan mengalirkan perlahan-lahan 1 ml darah ke dalam tiap tabung yang dimiringkan pada waktu diisi dengan darah. 4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dari rak dan dimiringkan untuk melihat apakah telah terjadi pembekuan. Dalam tindakan tersebut jagalah jangan sampai tabung yang lain goyang. 5. Setelah darah dalam tabung pertama itu beku, memeriksa tabung kedua tiap 30 detik juga terhadap adanya pembekuan. Mencatat waktu tersebut. 6. Tindakan sama dilakukan berturut-turut dengan tabung ketiga dan keempat . Mencatat juga waktu tersebut/ 7. Masa pembekuan darah itu ialah masa pembekuan rata-rata dari tabung kedua, ketiga, dan keempat. Mencatat waktu tersebut.  Metode Duke (Mikrokapiler) 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Membuat tusukan dalam pada ujung jari atau anak daun telingan sehingga darah leluasa mengalir ke luar. 3. Menjalankan stopwatch pada saat darah ke luar dari tusukan. 4. Menghapus dua tetes pertama dan menghisap tetes berikutnya menggunakan mkrokapiler. 5. Mematahkan tabung kapiler tiap 30 detik pada goresan 6. Masa pembekuan ialah saat terlihatnya benang fibrin pada pematahan kepiler terhitung mulai dari stopwatch dijalankan.  Metode Objek Glass 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Melakukan pengambilan darah kapiler. Setelah darah keluar, jalankan stopwatch. 3. Menghapus darah yang keluar pertama kali. 4. Menaruh terpisah 2 tetesan darah dengan diameter 5 mm di atas objek glass. 5. Tiap 30 detik ujung lancet digerakkan ke atas pada tetesan darah 1 sampai terlihat benang-benang fibrin. 6. Masa pembekuan dilihat saat adanya benanhh-benang fibrin pada tetesan darah 2 pada objek glass.



6



F. Nilai Normal  Metode Lee and White (Tabung) Nilai normal untuk metode tabung adalah 9-15 menit. Jika melebihi 20 menit dianggap abnormal



 Metode Duke (Mikrokapiler) Nilai normal untuk metode mikrokapiler glass adalah 2-6 menit



 Metode Objek Glass Nilai normal untuk metode slide/objek glass adalah 2-6 menit.



G. Faktor Yang Mempengaruhi Pembekuan Darah Menurut (Pramudianti, 2011) faktor – faktor yang mempengaruhi Pembekuan darah ada 13 faktor yaitu : 1. Faktor I Fibrinogen : sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.



7



2. Faktor II Prothrombin : sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia. 3. Faktor III Jaringan Tromboplastin : koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan. 4. Faktor IV Kalsium : Sebuah faktor koagulasi yang diperlukan dalam fase pembekuan darah. 5. Faktor V Proaccelerin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin. 6. Faktor VI, Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis. 7. Faktor VII Proconvertin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil. 8. Faktor VIII Antihemophilic faktor : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A. 8



9. Faktor IX Tromboplastin Plasma komponen : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah 9 aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B. 10. Faktor X Stuart faktor : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase. 11. Faktor XI Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C. 12. Faktor XII Hageman faktor : faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis. 13. Faktor XIII Fibrin-faktor yang menstabilkan : sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.



9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pemeriksaan waktu pembekuan darah (clotting time / CT) merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses pembekuan darah. Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah yaitu faktor I - XIII Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk pemeriksan waktu pembekuan (clotting time) yaitu : 1. Metode Lee and White (Tabung). Nilai normal untuk metode tabung adalah 9-15 menit. Jika melebihi 20 menit dianggap abnormal 2. Metode Duke (Mikrokapiler). Nilai normal untuk metode mikrokapiler glass adalah 2-6 menit 3. Metode Objek Glass. Nilai normal untuk metode slide/objek glass adalah 26 menit. B. Saran Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan masa pembekuan atau clotting time serta bagaimana proses pemeriksaan serta interpretasi dari pemeriksaan tersebut. Selain itu pada tindakan percobaan pembendungan perlu diperhatikan pada saat melakukan pumgsi vena serta penggunaan alat sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang benar.



10



DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2009). Penuntun Praktikum Hematologi. Makassar: UNHAS Desmawati. (2013). Sistem Hematologi dan Imunologi. Jakarta: In Media. Gandrasoebrata, R. (2013). Penuntun Laboratorium Klinik (Kelimabela). Jakarta: Dian Rakyat. Hoffbrand, A. V., Pettit, J. E., & Moss, P. A. H. (2005). Hematologi (Empat). Jakarta: EGC. Pramudianti, M.ID. (2011). Pemeriksaan Hemostatis dan Praanalitik. Makalah disajikan dalam Workshop Hematologi PIT X PDS PATKLIN. Pontianak, 22 September. R.D.Setiabudy. (2009). Hemostasis dan Trombosis (Keempat). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sacher, A. R., & McPherson, R. A. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium (Sebelas). Jakarta: EGC. Sutedjo,



AY.



(2006).



Mengenal



Penyakit



Melalui



Hasil



Pemeriksaan



Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books Tarwono, & Wartonah. (2008). Hematologi (Edisi pert). Jakarta: Trans Info Media. Wirawan, R. (2011). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi (Pertama). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.



11