Makalah Community Development PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH COMMUNITY DEVELOPMENT Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Politik Kesehatan



Disusun Oleh : Devy Mulia Sari



101814153005



Rizki Fajriani



101814153008



Martha Sri Astuti



101814153022



MINAT STUDI PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih Kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat kasih dan karunia-Nya. Sehingga Kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami dengan baik. Tugas pembuatan atau penyusunan makalah ini dapat menjadi bahan tinjauan bagi perkembangan dan kreatifitas mahasiswa. Selain itu dengan adanya hal ini juga dapat menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa sendiri. Kami sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing. Selaku Dosen Universitas Airlangga yang telah banyak membantu dan memberikan wawasan guna penyelesaian tugas ini. Dan tidak lupa pada rekan-rekan yang banyak memberi respon, saran, maupun kritikan, dari awal sampai akhir penyelesaian. Untuk sekali lagi perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat berlapang dada dan berbesar hati menampung semua saran guna perbaikan dan penyempurnaan dalam penyusunan makalah atau tugas selanjutnya. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa Universitas Airlangga. Amin.



Surabaya, 27 Oktober 2019



Penyusun



DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar ................................................................................................. i Daftar Isi ............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar belakang ...................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ................................................................................. 2



1.3



Tujuan ................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Community Development ................................................... 3



2.2



Proses Community Development........................................................... 6



2.3



Fungsi Community Development .......................................................... 8



2.4



Dimensi Politik dalam Community Development ................................. 10



2.5



Contoh Kasus Community Development .............................................. 12



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan ........................................................................................... 29



3.2



Saran ..................................................................................................... 30



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat. Pengembangan masyarakat juga mengandung arti sebagai upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupannya dalam suatu kesatuan wilayah. Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu lokasi tertentu. Apabila suatu masyarakat memiliki ekonomi yang kuat sedangkan struktur sosial dan politiknya lemah, semestinya aspek yang lemah itulah yang ditangani. Tetapi apabila semua aspek kehidupan masyarakat lemah, maka perlu dikembangkan program yang lebih integral dengan memperhatikan semua aspek tersebut. Karena itu, praktisi pembangunan dan pekerja masyarakat (community worker) harus memahami pendekatan holistik yang menjadi kerangka kerja Pengembangan Masyarakat. Kehidupan masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesejahteraan masyarakat tidak melulu hanya pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi juga berarti pemenuhan kebutuhan sosial-politik,budaya



dan



reliji.



Krisis



lingkungan



terjadi



karena



pengembangan ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan konsumtif manusia, sebaliknya krisis ekonomi dapat terjadi karena kemiskinan sumber daya alam atau konflik sosial-politik. Karena itu, Pengembangan Masyarakat secara holistik memiliki enam (6) dimensi yang satu sama lain seringkali sulit dipisahkan atau dibeda-bedakan. Pengembangan masyarakat juga terkait dengan pengembangan politik sebuah negara, pengembangan politik biasanya terkait dengan peningkatan kualitas demokrasi, penguatan sistem politik dan pemerintahan, penguatan partai politik menjadi lebih mapan serta peningkatan partisipasi masyarakat.



Tingginya partisipasi masyarakat merupakan cermin kuatnya demokrasi dan legitimasi pemerintah atas masyarakat, terlebih bila didukung oleh sistem politik dan partai politik yang bisa memfasilitasi partisipasi masyarakat dengan baik. Pengembangan politik menjadi penting karena terkait dengan modernisasi terlebih merupakan prasyarat kesejahteraan masyarakat. Dimensi Politik dalam Pengembangan masyarakat harus lebih diperhatikan agar dapat memperbaiki sistem demokrasi di negara Indonesia dan dapat pula meningkatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam setiap kegiatan-kegiatn politik dan proses pengambilan keputusan. Dengan demikian maka dalam makalah ini akan dibahas tentang Dimensi Politik dalam Pengembangan Masyarakat. Oleh karena itu pentingnya penyusunan makalah yang berjudul community development. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan community development ? 2. Bagaimana proses community development ? 3. Apa saja fungsi dari community development ? 4. Bagaimana dimensi politik dalam community development ? 5. Bagaimana contoh kasus community development ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian community development. 2. Untuk mengetahui proses dari community development. 3. Untuk mengetahui fungsi dari community development. 4. Untuk mengetahui dimensi politik dalam community development. 5. Untuk mengetahui contoh kasus community development.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Community Development 2.1.1 Pengertian Community Community atau komunitas berarti “persaudaraan” untuk menggambarkan arti dari kata tersebut, Aristoteles menyatakan bahwa orang-orang berkumpul bersama-sama dalam lingkungan masyarakat menjalin persaudarran, memenuhi kebutuhan hidup dan mancari arti kehidupan pada masyarakat dahulu kala komunitas mudah untuk diidentifikasikan. Mereka adalah sekelompok orang yang hidup saling berdekatan dan terisolasi dari kelompok lainnya, sehingga lebih sulit untuk melihat dan mendefinisikan letak goegrafis komunitas. Menurut Kaufan dan Sanders (1988), komunitas dapat dipandang sebagai bentuk susunan yang dinamis dan muncul dalam suatu kelompok, serta keberbagai macam bidang kepentingan. Konsep dasar komunitas meliputi : 1.



Perkumpulan (Association), yaitu organisasi kelompok yang terdiri dari komunitas, dimana kelopmpok tersebut difokuskan untuk menyediakan pelayanaan atau sumber atau pengkoordinasi usaha lokal.



2.



Pelaku (Actors), yaitu pimpinan. Anggota perkumpulan, dan penduduk lain suatu komunitas yang menunggu mobilitas atau penyerahan.



3.



Tindakan (Action), yatiu pembangunan, pembuatan kebijaksanaan atau aktivitas lain, dimana pelaku aktivitas tersebut melakukan aktivitas yang bertujuan untuk pengenalan tujuan dasar komunitas



4.



Susunan kepentingan (interest configuration), berkas-berkas urusan komunitas yang mewakili perkumpulan, pelaku dan tindakan komunitas. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunitas



adalah suatu bentuk pergaulan hidup dalam suatu masyarakat yang bermukim disuatu tempat tertentu dimana para anggotanya hidup



bersama bukan karena kep-entingan pribadi, tetapi pokok kehidupan bersama yang didasari tenggang rasa, solidaritas, loyalitas dan pertalian batin. 2.1.2 Pengertian Development Development pengembangan,



dalam



yang



bahasa



secara



Indonesia



tidak



langsug



diartikan berarti



sebagai perbaikan



(improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change). Pengembangan berhubungan dengan sejarah perubahan kebudayaan. Negara dan komunitas dari tingkat sosial yang tingkat kemajuannya masih rendah ke tingkat kemajuan bersosial yang lebih tinggi. Pengembangan



masyarakat



pada



dasarnya



merupakan



upaya



pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. Dalam pengembangan masyarakat ini, masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. Dalam pendekatan pengembangan masyarakat, yang biasanya membentuk organisasi-organisasi masyarakat, seperti ditulis Kindervatter (1979) dalam Iriantara



memiliki komponen-komponenn



sebagai berikut : a. Berorientasi



pada



kebutuhan



baik



secara



material



maupun



nonmaterial, b. Memenfaatkan



kesejatian



(endogenous)



masyaraka



tsetempat



termasuk visi dan misinya tentang masa depan, c. Mandiri yang berari mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran e. Didasarkan pada transformasi structural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan.



2.1.3 Pengertian Community Development Community development yang dimaknai sebagai pengembangan masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu „pengembangan‟ dan „masyarakat‟. Secara singkat, „pengembangan atau pembangunan‟ merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia pada umumnya. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi berbagai sektor kehidupan, yaitu sektor ekonomi, sektor pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Sedangkan pengertian „masyarakat‟ menurut pandangan Mayo (1998: 162) dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu Masyarakat sebagai sebuah „tempat bersama‟, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Pengembangan masyarakat (Community Development) adalah kegiatan pengembangan atau pembangunan masyarakat (komunitas) yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pengembangan sebelumnya (Budimanta, 2002). Hakekatnya Community Development merupakan proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan masyarakat



(Rudito, 2003). Tujuan dari program



Community Development sendiri adalah pemberdayaan masyarakat (Empowerment),



bagaimana



anggota



masyarakat



dapat



mengaktualisasikan diri mereka dalam pengelolaan lingkungan yang ada di sekitarnya dan memenuhi kebutuhannya secara mandiri tanpa ketergantungan dengan pihak-pihak perusahaan maupun pemerintah. Kegiatan Community Development dalam pelaksanannya dikaitkan dengan kebijakan publik, tindakan pemerintah, kegiatan ekonomi, pengembangan



situasi



dan



bentuk-bentuk



lain



tidak



hanya



mempengaruhi orang-orang (masyarakat), tetapi juga dipengaruhi masyarakat. Terutama dikaitkan dengan orang-orang sebagai stimulator proses tindakan sosial, sehingga terjadi suatu perubahan dalam



pertumbuhan kehidupan masyarakat dan ketergantungan diantara keduanya, perusahaan dan komunitas sekitarnya. Melengkapi definisi di atas, community development adalah usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu



bersatu



dan



mengarahkan



diri



sendiri.



Pembangunan



masyarakat bekerja terutama melalui peningkatan dari organisasiorganisasi swadaya dan usaha-usaha bersama dari individu-individu di dalam masyarakat, akan tetapi biasanya dengan bantuan teknis baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi sukarela. 2.2 Proses Community Development Pemberdayaan masyarakat (community development) bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya. Untuk mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan formal dan nonformal perlu mendapat prioritas. Memberdayakan masyarakat bertujuan „mendidik masyarakat agar mampu mendidik diri mereka sendiri‟ atau „membantu masyarakat agar mampu membantu diri mereka sendiri‟. Tujuan yang akan dicapai melalui usaha pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang mandiri, berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan. Lebih lanjut United Nations (1996: 83-92 ) mengemukakan proses-proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Getting to know the local community Mengetahui karakteristik masyarakat setempat (lokal) yang akan diberdayakan, termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat desa yang satu dengan yang lainnya. Mengetahui artinya untuk memberdayakan masyarakat diperlukan hubungan timbal balik antara petugas dengan masyarakat. 2.



Gathering knowledge about the local community Mengumpulkan pengetahuan yang menyangkut



informasi



mengenai masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan



informasi faktual tentang distribusi penduduk menurut umur, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, termasuk pengetahuan



tentang



nilai,



sikap,



ritual



dan



custom,



jenis



pengelompokan, serta faktor kepemimpinan baik formal maupun informal. 3.



Identifying the local leaders Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu, faktor „the local leaders‟ harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.



4.



Stimulating the community to realize that it has problems Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan persuasif agar mereka sadar bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi.



5. Helping people to discuss their problem Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendikusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan. 6. Helping people to identify their most pressing problems Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang paling menekan. Dan masalah yang paling menekan inilah yang harus diutamakan pemecahannya. 7. Fostering self-confidence Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya. 8.



Deciding on a program action Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut



skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan skala prioritas tinggi yang perlu didahulukan pelaksanaannya. 9.



Recognition of strengths and resources Memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumbersumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya.



10. Helping people to continue to work on solving their problems Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan



yang



berkesinambungan. Karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja memecahkan masalahnya secara kontinyu. 11. Increasing peoples ability for self-help Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyarakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berswadaya. Mencermati proses-proses pemberdayaan masyarakat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa program community development sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat lokal melalui berbagai kegiatan pemberdayaan, termasuk salah satunya pendidikan keterampilan yang diberikan secara terpadu dan berkesinambungan. 2.3. Fungsi Community Development Untuk membantu komunitas mencapai tujuan pengembangan para professional membuat beberap tipe Community Development berdasarkan fungsinya, mereka membutuhkan penilaian tingkah laku, dorongan partisipasi para masyarakat, fasilitas pembuatan keputusan, identifikasi sumber informasi, pendidikan, mengajukan pilihan-pilihan, menganalisis informasi, mengembangkan pimpinan, merumuskan rencana, usaha mengarahkan organisasi dan pelaksanaan bantuan mencari solusi. Bennet (1973) mengembangkan kesimpulan klarifikasi yang didasarkan pada lima prinsip fungsi Community Development:



1. Penasihat (Process Consultant) Peran Community Development sebagai pemberi nasihat, yang difokuskan pada bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisir, membatu memperoleh kedudukan yang lebih baik, dan sebagai alat bantu daripada sebagai fakta akibat tindakan kelompok. 2. Penasehat secara tekhnis (technical consultant) Difokuskan pada pemberian informasi, mencari tahu masalah dan perspektif tujuan hubungan komunitas dalam program perubahan yang spesifik. 3. Penyokong program (program advocate) Peran penyokong yaitu menganalisis dan memutuskan alternatif apa yang terbaik untuk masyarakat dan merekomendasikan alternatif yang spesifik sebagai solusi yang terbaik untuk masalah mereka. 4. Pengorganisir (organizer) Staff



Community



Development



membantu



masyarakat



mengorganisisr tindakannya, fokus sebagai pengorganisir yaitu mengajak individu bersama-sama dalam kelompok yang kepentingannya sama, sehingga mereka mempunyai hak bersuara mengenai unsur masyarakat. 5. Penyedia sumber informasi (Resource Provider) Peran



Community



Development



yaitu



mengidentifikasikan



masyarakat yang memerlukan bantuan dari luar dan menentukan cara-cara untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat. Dewasa ini, kita sering mendengar keluhan dari masyarakat yang tinggal di sekitar proyek-proyek pembangunan. Baik pembangunan yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Keluhan yang berujung kepada semakin menurunnya kualitas kehidupan penduduk maupun lingkungan oleh dampak pembangunan itu sendiri. Keluhan seperti pencemaran, maupun oleh karena tidak adanya akses bagi penduduk sekitar untuk terlibat dalam bekerja atau terhadap pekerjaan selama proses persiapan, maupun setelah operasional. Munculnya berbagai demo penduduk sekitar, biasanya adalah akibat dari persoalan-persoalan seperti itu. Itulah wajah



dibalik pembangunan yang tidak dirancang dengan baik, yang kurang memperdulikan keterlibatan masyarakat sekitar. Munculnya berbagai keluhan dan ekspresi kekecewaan masyarakat demikian, menumbuhkan kesadaran baru bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembangunan (stakeholder) untuk memikirkan ulang bagaimana memberi ruang kehidupan yang lebih baik bagi terutama masyarakat sekitar. Kesadaran pihak-pihak terkait untuk melakukan serangkaian kegiatan yang diberi istilah community development. 2.4 Dimensi Politik Dalam Community Development Ife mengemukakan bahwa terdapat 6 (enam) dimensi yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat (community development), yang saling terkait satu dengan lainnya. Kegagalan pada satu dimensi akan sangat berpengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Adapun keenam dimensi tersebut mencakup dimensi sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, lingkungan dan personal/spiritual. Dalam banyak literatur, pengembangan politik seringkali disebut pengorganisasian masyarakat (community organizing). Dalam paparan ini, pengembangan politik merupakan bagian dari konsep pengembangan masyarakat (community development). Pada pengembangan politik, isu pemberdayaan sangat mengemuka karena itu dalam program-program yang dilaksanakan, penting untuk melakukan analisis sosial (analisis kekuasaan) baik dalam level makro maupun lokal. Tujuan programnya adalah untuk mengembangkan kapasitas masyarakat secara keseluruhan di dalam arena politik yang lebih luas, serta mengembangkan kemampuan individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berperan serta dalam politik lokal. Permasalahan kemiskinan maupun ketidakberdayaan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan kemiskinan atau ketidakberdayaan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari gejala-gejala



kemiskinan maupun ketidakberdayaan masyrakat tersebut muncul dalam berbagai bentuk, seperti salah satunya adalah Dimensi Politik. Dimensi Politik , sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya kunci yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup mereka secara layak, termasuk akses informasi. Dengan demikian maka pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan maupun ketidakberdayaan masyarakat harus menuju ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dan tidak berdaya, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman. Penguatan kelembagaan masyarakat yang dimaksud terutama juga dititikberatkan pada upaya penguatan peran masyarakat sebagai motor penggerak dalam „melembagakan' dan „membudayakan' kembali nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan, sebagai nilai-nilai utama yang melandasi aktivitas penanggulangan kemiskinan dan ketidakberdayaan oleh masyarakat setempat. Melalui



pendekatan



kelembagaan



masyarakat,



cukup



mampu



mendorong dan memperkuat partisipasi serta kepedulian masyarakat setempat secara



terorganisasi



dalam



penanggulangan



kemiskinan



dan



ketidakberdayaan. Artinya, Program penanggulangan kemiskinan dan ketidakberdayaan berpotensial sebagai “gerakan masyarakat”, yakni; dari, oleh dan untuk masyarakat.



2.5 Contoh Kasus ANALISIS PELAKSANAAN GERAKAN MEMBANGUN MASYARAKAT SEHAT (GERBANGMAS SIAGA) SEBAGAI INOVASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG



Gerakan Gerbangmas di kabupaten Lumajang adalah gerakan yang dilakukan secara bertahap dan melibatkan masyarakat sebagai sasaran pemberdayaan.



Gerakan terselenggara berdasarkan SK bupati Lumajang No.



188.45/302/427.12/2005 dan diprakarsai oleh Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Lumajang. Gerakan ini muncul karena tidak efektifnya Posyandu sebagai pusat pemberdayaan kesehatan masyarakat, untuk mencapai target Indonesia sehat 2010 dan Keluarga Sehat 2012. Gerakan dimulai dengan 34 posyandu perintis sebagai percontohan. Keberhasilannya kemudian memotivasi Posyandu lainnya hingga 500 posyandu terlibat di tahun 2006 dan 750 posyandu terlibat di tahun 2007. Mekanisme pelibatan masyarakat sejak awal menjadikan gerakan ini menjadi mobilisasi massa. Gerakannya melalui proses 4 langkah pemecahan masalah: (1) Identifikasi masalah, (ii) dialog komunitas untuk menentukan rencana aksi, (iii) pelakasanaan program komunitas, (iv) monitoring dan evaluasi.



Gerakan dilakukan secara



hirarki dari posyandu, ke desa, kecamatan. Gerbangmas bisa dianalogkan sebagai kendaraan menuju Lumajang Sehat 2007. Yang menjadi supirnya adalah sukarelawan PKK. Kendaraan dipenuhi oleh berbagai sector yang terlibat sebagai penumpang.



Pencegahan konflik menjadi tanggungjawab sekretaris daerah



(sekda) di bantu oleh badan pembangunan daerah (Bapeda). Dana yang dikucurkan oleh Bupati saat itu merangsang masyarakat untuk bergerak memperbaiki kehidupan mereka, khususnya dibidang kesehatan. Ada 21 indikator yang digunakan : kepatuhan beribadah, literasi, wajib belajar, masyarakat miskin, penggunaan garam beryodiun, balita gizi buruk, keikutsertaan keluarga berencana, aktivitas karangtaruna, aktivitas lansia, unit ekonomi produktif, posyandu tingkat satu dan dua, pendidikan dini pada anak, lingkungan hidup hijau, penggunaan halaman rumah untuk tanaman produktif, penggunaan jamban, penggunaan air minum bersih, manajemen rumah tangga, rumah sehat.



Gerbangmas terinspirasi dengan keinginan kepala dinas kesehatan kabupaten Lumajang mengoptimalkan posyandu menjadi Posyandu plus 2 aktivitas lain (stimulasi tumbang balita dan edukasi awal pada anak-anak. Selain jumlah kegiatannya, diharapkan posyandu bisa meningkatkan frekuensi pelayanan dari satu kali seminggu menjadi 2 atau 3 kali seminggu. Untuk mewujudkan hal tersebut kadinkes Lumajang berdiskusi dengan bupati Lumajang.



Bupati



menanggapi dengan baik. Program dikembangkan dengan melibatkan menambah layanan di posyandu di Lumajang. Di tahun 2005, Bupati mengundang, kadinkes bersama bapeda dan kantor pemberdayaan masyarakat untuk mengembangakan posyandu plus sebagai titik awal pemngembangan masyarakat.



Dinas kesehatan membuat draf dan



melakukan 6 kali rapat untuk mengembangkan konsep gerbangmas. Rapat juga mmerumuskan 21 indikator, yang diharapkan akan dicapai tahun 2007. Di tahun 2005, program dimulai di 34 posyandu sebagai proyek percontohan. Di tahun 2006 meluas pada 500 posyandu dan 750 posyandu pada tahun 2007. Dalam Gerbangmas dapat dilihat ada beberapa pelaku di dalamnya. Kepala dinas kesehatan dan stafnya sebagai penasihat, pemangku kepentingan kunci adalah Bupati Lumajang. Mitra penasihat adalah PKK dan semua sector yang terlibat. Pengertian Community development Dalam program Gerbangmas, yang dimaksud komunitas adalah masyarakat dalam satu posyandu tertentu.



Masyarakat memiliki pemimpin yang



bertanggungjawab atas terjadinya aktivitas, yakni ibu-ibu PKK.



Mereka



mempunyai kegiatan bersama dalam posyandu, ada beberapa yang menjadi kader dan menjadi perpanjangan tangan PKK. Pengembangannya adalah Gerbangmas. perilaku masyarakat dalam kesehatan. penduduk akan kesehatan. kesempatan masyarakat.



Gerbangmas telah mengubah



Gerbangmas meningkatkan kesadaran



Jumlah layanan yang ditambahkan memberikan



Hal ini jelas memberikan manfaat bagi masyarakat.



Gerbangmas dimulai dengan menemukan masalah di dalam masyarakat, dengan demikian program akan berorientasi pada maslah masing-masing komunitas. Jadi



setiap kelompok (posyandu) mempunyai program yang mungkin berbeda, sesuai dengan masalah yang ditemukan. Cara ini akan menjamin kesejatian masyarakat. Gerbangmas adalah gerakan yang mandiri, dilakukan dan dipimpin oleh PKK. Gerbangmas memicu transformasi structural, mulai dari tingkat dinas kesehatan yang bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Transformasi structural juga terjadi di tingkat posyandu karena juga melibatkan PKK dalam menentukan masalah setempat. Proses Community Development 1. Getting to know the local community 2. Gathering knowledge about the local community 3. Identifying the local leaders Langkah 1, 2 dan 3 sudah dilakukan oleh dinas kesehatan masyarakat, khususnya kepala dinasnya. Sebagai orang yang berwenang dan mempunyai perhatian tinggi terhadap kesehatan masyarakat, dia memahami komunitas setempat dan secara structural tahu orang yang bisa membantunya 4. Stimulating the community to realize that it has problems Gerbangmas dimulai dengan mengajak masyarakat setempat mengidentifikasi masalah yang mereka alami. Kadinkes beserta jajarannya sebagai penasihat, turun menyertai dan mendampingi masyarakat dalam menyadari masalahnya 5. Helping people to discus their problem Setelah sadar bahwa ada masalah, masyarakat didorong untuk melakukan rapat dan pertemuan untuk mendiskusikan masalah mereka. 6. Helping people to identify their most pressing problems Dalam mendiskusikan masalahnya, masyarakat dibantu dalam menemukan masalah yang paling menekan 7. Fostering self-confidence Dalam membantu menemukan masalah, penasihat hanya mengarahkan bila ada kesulitan atau ada yang kurang tepat. Penasihat tetap menjadi orang „luar‟



8. Deciding on a program action Masyarakat dipimpin oleh tokoh masyarakatnya didorong untuk merumuskan skala prioritas masalah yang ada 9. Recognition of strengths and resourses Setelah mengetahui masalahnya (dalam hal ini maslah kesehatan), masyarakat diarahkan memahami kelebihan dan kekurangannya.



Dengan demikian,



diharapkan mereka mampu menyusun program terbaik bagi mereka 10. Helping people to continue to work on solving their problems Bantuan terus diberikan, hingga dapat diyakinkan bahwa masyarakat sudah memiliki kemampuan menyelesaikan masalah mereka sendiri 11. Increasing peoples ability for self-help PKK sebagai tiang dalam program gerbangmas harus terus dimampukan untuk memimpin kelompok masyarakatnya Fungsi Community Development Gerbangmas adalah program community development yang berfungsi sebagai penasihat secara teknis.



Pelaksanaan pengembangan masyarakat



dilakukan oleh masyarakat mulai dari perumusan masalah hingga memutuskan pelaksanaannya. Program telah disediakan, tetapi pilihan yang tepat untuk setiap tempat ditentukan oleh pelaksana local.



Bimbingan berupa nasihat diberikan



sepanjang program untuk memastikan pilihan yang dipilih adalah yang tepat. Dimensi Politik dalam community Development Politik mempunyai peran besar pada pelaksanaan program Gerbangmas. Langkah politik kepala dinas kesehatan kabupaten Lumajang kepada Bupati menjadi kunci inisiasi. Langkah yang sudah dilakukan sebelumnya serta hasilnya membantu Bupati pentingnya perbaikan yang diusulkan.



Dukungan Bupati



menjadi kekuatan jaminan berjalannya program ini, untuk mencapai Lumajang Sehat di tahun 2007.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut : 1. Community development adalah usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. 2. Proses-proses community development yaitu mulai dari mengenal komunitas lokal, mengumpulkan pengetahuan tentang komunitas lokal, mengidentifikasi para pemimpin lokal, merangsang masyarakat untuk menyadari bahwa mereka memiliki masalah, membantu orang untuk mendiskusikan masalah mereka, membantu orang untuk mengidentifikasi prioritas masalah, menumbuhkan kepercayaan diri, memutuskan tindakan program, pengakuan akan kekuatan dan sumber daya, membantu orang untuk terus bekerja memecahkan masalah mereka dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membantu diri sendiri 3. Fungsi dari community development yaitu penasihat (process consultant), penasehat secara tekhnis (technical consultant), penyokong program (program advocate), pengorganisir (organizer) danpenyedia sumber informasi (resource provider). 4. Dimensi politik merupakan bagian dari konsep pengembangan masyarakat (community development), isu pemberdayaan sangat mengemuka karena itu dalam program-program yang dilaksanakan, penting untuk melakukan analisis sosial (analisis kekuasaan) yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat secara keseluruhan di dalam arena politik yang lebih luas, serta mengembangkan kemampuan individu dan kelompokkelompok dalam masyarakat untuk berperan serta dalam politik lokal.



3.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan dalam makalah ini yaitu dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, sebaiknya harus lebih banyak melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung dalam kegiatan tersebut. Karena masyarakatnya yang lebih mengetahui potensi dan kondisi yang dimilikinya. Pemerintah sebaiknya hanya bertindak sebagai fasilitator yang mendukung program pemberdayaan masyarakat bukannya menentukan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, karena penentuan kebutuhan dari masyarakat adalah hak dari masyarakat itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA Edi Suharto. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Starategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung : PT. Revika Aditama. Pranaka,



A.M.W., dan Onny S. Prijono, (eds.). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi . Jakarta: CSIS.



Miriam Budiardjo. Edisi Revisi. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Suriatman, SKM. 2005. Konsep Pemberdayaan Manyarakat. Diakses pada Sabtu, 26 Oktober 2019. Pukul 10.00 WIB. (http://bnnpsulsel.com/pencegaha n/gerakan pemberdayan masyarakat sebuah tinjauan konsep dalam up aya menekan penyalahgunaan narkoba-pusat-promkes-2005/)