Makalah DDIP Kel 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “PILAR-PILAR PENDIDIKAN DAN IMPLIKASI MASING-MASING PILAR DALAM PENDIDIKAN”



Dosen Pengampu: Novrianti, M.pd



DISUSUN OLEH:



KELOMPOK 5 Amalia Feby Adinda (19006005) Mutiara Khairani (19016179) Syukri (19067030)



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pilar merupakan penyangga dalam sebuah bangunan yang dapat membuat bangunan tersebut menjadi kokoh seperti itu pula dengan pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa hal yang harus dilakukan yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan, jika pendidikan suatu bangsa sudah baik maka semuanya akan berjalan dengan baik pula, seperti sumber daya alam atau sumber daya manusianya akan menghasilkan sesuatu yang berkualitas juga. Kualitas suatu bangsa dapat dinilai dari seberapa bagus dan bermutunya pendidikan bangsa tersebut artinya dengan mutu pendidikan yang bagus maka dapat dikatakan bangsa tersebut bangsa yang berkualitas, sehingga kita akan lebih dihargai dan dihormati oleh bangsa lainnya. Sebagai seorang mahasiswa peran kita dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan membiasakan diri dalam berliterasi artinya dengan membiasakan diri untuk membaca dan menulis, serta menjadikan kegiatan tersebut menjadi sebuah kebiasaan. Sudah seharusnya kita mengetahui apa-apa saja unsur-unsur pendidikan hingga pilar-pilar pendidikan yang dapat memajukan dan memperkukuh mutu pendidikan bangsa kita. Sehingga kita lebih mengetahui bagaimana peran seorang pendidik dalam mengembangkan pilar-pilar pendidikan agar kita dapat menghasilkan para penerus bangsa yang berkualitas. Serta untuk para calon pendidik diharapkan agar dapat mengaplikasikan pilarpilar pendidikan ini ketika sudah terjun ke lapangan langsung, serta dapat membangun kesadaran akan pentingnya mengembangkan pendidikan dari pilarpilar pendidikan ini B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan apa itu learning to know 2. Menjelaskan apa itu learning to do 3. Menjelaskan apa itu learning to be 4. Menjelaskan apa itu learning to live together 5. Menjelaskan apa itu learning to believe in God 6. Menjelaskan implikasi masing-masing pilar pendidikan C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu learning to know 2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu learning to do 3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu learning to be 4. Untuk mengetahui dan memahami apa itu learning to live together 5. Untuk mengetahui dan memahami apa itu learning to believe in God 6. Untuk mengetahui implikasi masing-masing pilar pendidikan



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pilar Pendidikan Pilar merupakan penopang dalam sebuah bangunan yang membuat bangunan tersebut berdiri dengan kokoh. Pilar dalam kamus umum adalah tiang penyangga atau penguat dari beton, dan juga sekaligus dipakai untuk keindahan atau keserasian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “pilar” diartikan sebagai “tiang penyangga” (terbuat dari besi atau beton). Kata pilar dalam bahasa Inggris berarti pillars yang memiliki arti yang sama dengan bahasa Indonesia yaitu pilar. Keberadaan pilar dalam berbagai hal dapat dikatakan memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai penopang agar menjadi sesuatu yang utuh. Menurut M. J. Lavengeveld mengatakan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan pada anak yang bertujuan untuk pendewasaan.



B. Jenis-jenis Pilar Pendidikan 1. Learning to know (belajar untuk mengetahui) Belajar itu harus dapat memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada pengertian yang mendalam. Artinya setiap siswa diharapkan untuk memahami asal mula teori dan konsep untuk menjelaskan serta memprediksi proses-proses selanjutnya. Learning to know bukan hanya sebatas proses belajar di mana seorang siswa mengetahui serta mengingat informasi sebanyak-banyaknya yang telah diberikan, namun juga kemampuan untuk dapat memahami makna dari materi yang diterimanya. Learning to know adalah suatu proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menerapkan cara memperoleh pengetahuan. Dalam konsep learning to know, guru dituntut untuk menempatkan dirinya sebagai fasilitator bagi siswa. Prinsip learning to know a. Diarahkan untuk mampu mengembangkan ilmu dan terobosan teknologi dan merespons sumber informasi baru b. Memanfaatkan berbagai sumber pelajaran c. Network society d. Learning to learn dan long life education 2. Learning To Do (belajar untuk melakukan) Setelah kita memahami apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya. Terkait dengan hal tersebut guru perlu menekankan keterlibatan siswa, baik fisik, mental maupun emosional. Tujuannya untuk membentuk generasi muda yang terampil dalam berkomunikasi, bekerja sama, mengelola, dan menyelesaikan permasalahan. Learning to do merupakan konsekuensi dari learning to know. Kelemahan model pendidikan dan pengajaran selama ini berjalan adalah mengajarkan “omong” kurang menuntut seseorang untuk berbuat (praktik). Learning to do bukanlah pembelajaran yang hanya menumbuh kembangkan kemampuan berbuat mekanisme dan keterampilan tanpa pemikiran melainkan mendorong peserta didik menumbuh kembangkan kerja dan mengembangkan teori atau konsep.



Learning to do tidak hanya bertujuan pada penguasaan suatu keterampilan bekerja, tetapi juga secara lebih luas berkenaan dengan kompetisi yang berhubungan dengan banyak situasi dan bekerja dalam sebuah tim. Learning to do berperan mencetak generasi muda yang cerdas dan cekatan dalam bekerja dan memiliki kemampuan dalam berinovasi. Dapat disimpulkan bahwa learning to do bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik hidup bermasyarakat, dan terjun ke dunia kerja serta menghasilkan kreativitas yang dimiliki.



a. b. c. d.



Prinsip learning to do Menjembatani pengetahuan dan keterampilan Memadukan learning by doing dengan doing by learning Mengaitkan pembelajaran dan kompetensi Mengaitkan psikologi pembelajaran dengan sosiologi pembelajaran



3. Learning To Be (belajar untuk menjadi seseorang) Learning to be adalah belajar untuk berkembang secara utuh. Konsep ini memaknai belajar sebagai proses untuk membentuk manusia untuk memiliki jati diri sendiri. Dalam konsep learning to be, siswa belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah dimasyarakat dan belajar untuk menjadi seseorang yang berhasil. Peran guru dalam pilar learning to be adalah sebagai kompas atau penunjuk arah sekaligus sebagai fasilitator yang sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Dengan pilar ini, peserta didik berpotensi menjadi generasi baru yang berkepribadian mandiri. Melengkapi learning to know dan learning to do, Robinson Crussoe berpendapat bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa kerja sama dengan kata lain manusia saling bergantung dengan manusia lainnya. Learning to be yaitu mengembangkan kepribadian dirinya sendiri dan mampu berbuat dengan kemandirian yang lebih besar, perkembangan dan tanggung jawab pribadi. Learning to be merupakan pelengkap dari learning to know Pilar learning to be a. Berfungsi sebagai andil terhadap pembentukan nilai-nilai yang dimiliki bersama b. Menghubungkan antara tangan dan pikiran, individu dengan masyarakat pembelajaran kognitif dan non-kognitif serta pembelajaran formal dan informal. 4. Learning To Live Together (belajar untuk hidup bersama) Sejak manusia lahir harus disadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, dan membutuhkan orang lain sebagai penolong dalam hidup. Di era sekarang muncul berbagi konflik seperti perbedaan ras, suku, agama, dan kebudayaan. Penyebabnya adalah ketidakmampuan manusia untuk menerima perbedaan. Dalam konteks pendidikan, siswa diharapkan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dalam proses pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam kegiatan belajar yaitu seperti belajar kelompok di dalam kelas, melakukan diskusi, mengemukakan pendapat dan ide serta pengalaman, menghargai pendapat teman, dan menerima pendapat yang berbeda. Leraning to live together ini mengajarkan seseorang untuk lebih menghargai orang lain, bermasyarakat, dan bermanfaat baik bagi diri sendiri atau pun masyarakat. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi, dan menerima yang di kembangkan di sekolah dapat menumbuhkan rasa



memahami, menghormati dan menghargai orang lain. Pemahaman tentang diri dan orang lain yang didapat melalui kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi dalam masyarakat. Konsep ini berperan dalam mengembangkan semangat menghormati nilai-nilai saling memahami dan perdamaian. Prinsip learning to live together a. Membangun sistem nilai b. Pembentukan identitas melalui proses pemilikan konsep luas 5. Learning To Believe In God (belajar untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa) Manusia memiliki pegangan yang universal dalam berhubungan dengan lingkungannya dan berhubungan dengan penciptanya. Dalam artian bahwa pengetahuan yang dicari seseorang harus dapat memberi manfaat untuk isi alam itu sendiri dan bagaimana mengelolanya untuk kebaikan bersama secara berkelanjutan (sustainable) yang secara religius dapat dipertanggungjawabkan kepada Yang Maha Kuasa. Belajar untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan faktanya Tuhan menciptakan manusia lengkap dengan berbagai potensi yang diberikan termasuk potensi kemauan dan kehendak diri serta kemampuan memilih dan berupaya untuk mandiri. Dengan upaya tersebut manusia diberikan ruang sepenuhnya untuk memutuskan sesuatu dan bersikap. Termasuk untuk memilih dalam beriman atau tidak.



C. Implikasi Pilar-Pilar Pendidikan 1. Learning to know Guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuknya sikap dan moralitasnya. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Untuk itu guru hendaklah memikirkan dan membuat perencanaan untuk meningkatkan kemampuan belajar bagi siswa, dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Penggunaan metode mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar merupakan hal yang menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas. Seorang guru dapat dikatakan profesional jika mampu mengembangkan kompetensi individunya dan tidak banyak bergantung pada orang lain. 2. Learning to do Sekolah adalah wadah bagi masyarakat untuk belajar dan hendaknya memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan keterampilan yang dimilik, serta bakat dan minatnya agar “learning to do” dapat terwujud. Secara umum bakat adalah kemampuan potensial seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sedangkan minat adalah kecenderungan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Meskipun bahkan dan minat anak dipengaruhi oleh faktor keturunan, namun tumbuh dan berkembangnya minat dan bakat anak tergantung pada lingkungannya.



3. Learning to be Konsep learning to be harus diperhatikan oleh praktisi untuk melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. 4. Learning to live together Learning to know merupakan instrumen pemahaman akan diri sendiri dan orang lain serta wawasan untuk dapat belajar hidup kebersamaan. Learning to do memungkinkan pembelajar untuk mengaplikasikan pemahamannya dan bertindak secara kreatif terhadap lingkungan sehingga tercapai kehidupan kebersamaan yang damai, Learning to be menggaris bawahi dimensi penting dalam pengembangan hubungan sosial manusia yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kebersamaan. Learning to live together menjadi penting khususnya menghadapi dunia yang penuh konflik dan banyaknya pelanggaran dan hak-hak asasi manusia 5. Learning to believe in God Pengetahuan yang dicari seseorang harus dapat memberikan manfaat untuk isi alam itu sendiri, dan bagaimana mengelolanya untuk kebaikan bersama secara berkelanjutan. Secara religius dapat dipertanggungjawabkannya kepada Yang Maha Kuasa.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pilar-pilar pendidikan dapat dijadikan untuk peningkatan mutu pendidikan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dilihat dari bagaimana mutu pendidikan suatu bangsa tersebut. Pilar-pilar pendidikan seperti learning to know, learning to do, learning to be, learning to live togetther, and learning to belive in God. Memiliki hubungan yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Keempat pilar tersebut memiliki tujuan berbeda-beda namun saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Learning to know mengajarkan anak tidak hanya membaca atau menghafal sebuah materi saja namun juga harus dapat memahami makna yang terkandung didalam materi tersebut. Learning to do mengajarkan seseorang, khususnya seorang siswa untuk melatih diri agar dapat bekerja sama dengan tim, dan mengajarkan kita agar dapat terjun langsung ke dunia kerja. Serta learning to be mengajarkan kita belajar untuk menjadi mandiri serta menjadi seseorang yang bertanggungjawab untuk mewujudkan tujuan bersama. Learning to live together mengajarkan seseorang untuk hidup bermasyarakat, yang pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Learning to believe in God diharapkan agar kita dapat memberikan manfaat kepada makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan keempat pilar ini akan menjadi baik apabila dipergunakan dengan baik begitu pun sebaliknya.



B. Saran Dengan menerapkan pilar-pilar pendidikan tersebut dalam kehidupan, diharapkan pendidikan yang berlangsung di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi, namun masih saja banyak permasalahan dalam bidang pendidikan ini di Indonesia contohnya fasilitas yang kurang memadai, sulitnya akses menuju ke daerah tertentu, dan kurangnya tenaga pendidik. Hal seperti ini sering dialami oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Tentunya hal ini akan menjadi penghalang bagi setiap siswa untuk mengembangkan diri mereka. Untuk itu hendaklah pendidikan di Indoneisa harus ditingkatkan kembali agar bangsa Indonesia dapat menjadi Negara yang memiliki mutu pendidikan tinggi.



REFERENSI Syafril., and Zelhendri Zen. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana https://cheng88community.blogspot.com/2015/11/makalah-tentang-4-pilar-pendidikan.html https://www.academia.edu/38472244/Dasar-Dasar_Ilmu_pendidikan https://erinutami.blogspot.com/2014/11/pilar-pilar-pendidikan.html?m=1