Makalah Dental Material Pak Wwirza [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya adalah merkuri atau air raksa. Semen Ionomer Kaca (SIK) pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang terdiri dari bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam polikarboksilat.Merupakan semen yang berbahan dasar air dengan bentuk reaksinya asam basa, dimana asam polialkenoat sebagai asam dan kaca kalsium stronsium aluminosilikat sebagai basa. Selain itu, menurut Sidharta (1991) cit Armilia M (2006), SIK melepaskan ion fluor dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies sekunder.9 Semen glass ionomer merupakan semen yang paling sering dipakai dalam bidang kedokteran gigi. Semen glass ionomer dapat dipakai sebaggai bahan lutting,sementasi pada perawatan orthodontic,cavity lining dan base serta sebagai bahan tambal. Masalah yang paling sering terjadi pada saat pemakaian glass ionomer cement adalah sensitifitas semen tersebut terhadap air dan kekuatan rekat yang rendah pada saat setting awal dari bahan tersebut. Material yang diletakkan di dalam rongga mulut dalam waktu yang lama akan berinteraksi dengan cairan rongga mulut. Interaksi glass ionomer dengan cairan yang terdapat dalam rongga mulut akan menyebabkan hilangnya atau terlepasnya beberapa elemen yang terkandung dalam glass ionomer serta terjadiya absorpsi cairan oleh glass ionomer tersebut Pembersihan plak gigi merupakan masalah penting dalam promosi kesehatan. Deposit plak menghasilkan perubahan inflamasi pada jaringan periodonsium yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan kehilangan perlekatan (attachment). Menyikat gigi meupakan salah satu metode utama yang digunakan untuk tujuan tersebut sebagai metode home care yang dapat dimanfaatkan oleh pasien. Pasta gigi mungkin berisi plak disclosing agent dan dengan demikian memungkinkan plak gigi dapat diamati. Dalam upaya peningkatan kemampuan pasien dalam pembersihan plak, beberapa disclosing agent telah dikembangkan untuk memungkinkan pasien dapat melihat plak. Penyebaran plak pada permukaan gigi dapat terlihat secara langsung dengan berbagai pewarna sintetis. Noda plak bakteri adalah petunjuk untuk pasien dalam mengembangkan cara pembersihan plak yang efisien dan juga dalam menjelaskan dan mengajarkan pentingnya plak pada penyakit gigi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah : 1. Apa itu amalgam ? 2. Apa itu Glass Ionomer ? 3. Jelaskan apa itu fuji 9 dan fuji 7 4. Jelaskan pengertian dari Disclosing 5. Apa itu Cement ? C. Tujuan Pembahasan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasannya adalah : 1. Untuk mengetahui amalgam 2. Untuk mengetahui GI



3. Untuk mengetahui fuji 9 dan 7 4. Untuk mengetahui Disclosing 5. Untuk mengetahui Cement



BAB II PEMBAHASAN A. Amalgam 1. Definisi Amalgam Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya adalah merkuri atau air raksa. Amalgam umumnya digunakan untuk menambal gigi yang berlubang 2. Kelebihan : Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit. 3. Kekurangan :. Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitive terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal. Sering menyebabkan kebocoran mikro dan sekunder karies. Solusinya enggunakan “cavity varnish” yang mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam pelarut yang menguap misalkan eter dan harus tahan air. Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain. Solusinya dengan melepas tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam.



4.



Pengaplikasian Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan cara mencampurkan alloy amalgam dengan merkuri. Rasio powder alloy amalgam dengan merkuri yang biasa digunakan adalah 1:1.1-3 Pada alloy spherical, rasio powder : liquid biasanya lebih kecil, dengan kandungan merkuri sekitar 45%. Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan powder dengan liquid yang dapat dilakukan secara manual menggunakan mortar dan pastel maupun secara mekanis menggunakan amalgamator dan kapsul. Hasil dari proses triturasi adalah didapatnya suatu massa plastis yang disebut amalgam. Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas menggunakan amalgam carrier dan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu memberikan tekanan yang besar menggunakan amalgam stopper agar dapat berkontak rapat dengan dinding kavitas. Kondensasi yang baik perlu dilakukan untuk membuang kelebihan merkuri, karena merkuri yang berlebihan dapat melemahkan struktur amalgam dan menyebabkan porositas pada amalgam. Prosedur selanjutnya adalah carving yang dilakukan untuk mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga mendukung kesehatan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya. Setelah itu dilakukan pemolesan (polishing) dengan burnisher untuk meminimalisir korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penambalan, setelah tambalan cukup kuat. (Craig, R.G. et al. 2000.) Dental Materials Properties and Manipulation 7th edition. Toronto: Mosby) 5. Indikasi dan kontraindikasi Dental Amalgam: A Scientific Review and Recommended Public Health Service James S. Benson – 1999} Indikasi amalgam : a) Untuk gigi posterior b) Karies pit dan fisur gigi posterior, karies proksimal gigi posterior, karies permukaan halus (sisi bukal atau lingual) c) Pasien dengan insidensi karies tinggi Kontra indikasi : a) Mengutamakan estetik untuk gigi posterior b) Restorasi kecil sampai sedang yang tidak dapat dilakukan isolasi dengan baik c) Restorasi kelas 6 yang kecil B. Glass ionomer semen Glass ionomer semen merupakan suatu semen hybrid dari semen silikat dan semen polikarboksilat. Glass ionomer semen adalah semen yang berbasis air yang akan mengalami setting berdasarkan reaksi asam basa antara asam polyalkenoik dengan glass floroaluminosilikat,disebut juga sebagai semen glass-polyalkenoate. Berisi glass aluminosilikat dengan kandungan flour yang tinggi.5 Merupakan bahan yang brittle,oleh karna itu kadangkala dimodifikasi dengan menambah partikel metal (perak atau emas),proses penyatuan yang akan menghasilkan cerment (ceraic-metal) atau penambahan partikel alloy amalgam (admix) Pada awal 1900an dimodifikasi dengan menambah resin yang water soluble sehingga menghasilkan resin modified glass ionomer (RMGIC) untuk mendapatkan sifat fisik yang lebih baik dan mengurangi sensitifitas terhadap air. Produk RMGIC yang



pertama adalah Vitrabond (3M DentalProducts,St Paul,Minnesota,USA),sekarang dikenal dengan Vitrebond (3M/Espe Dental),sekarang terdapat merk lain antara lain :Vitremer (3M/Espe Dental),Fuji II LC (GC International,Tokyo,Japan) dan Photac-Fil (3MEspe,Seefeld,Bavaria,Germany) Semen ini berikatan secara kimia dengan email dan dentn gigi. Ikatan ini disebabkan oleh karena adanya kemampuan GIC meremineralisasi dari dentin yang terkena karies,melepas flour dan meningkatkan ketahanan terhadap microleakage disbanding dengan resin komposit oleh karena glass ionomer memiliki koefisien termal yang hamper sama dengan dentin. Glass ionomer telah direkomendasikan sebagai liner untuk resin skomposit terutama pada daerah perluasan gingival margin yang melampaui daerah cement-enamel junction (Schwartz,An. derson,da Pelleu 1990) Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca. Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik glass ionomer. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi glass ionomer selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini glass ionomer sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi. Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan glass ionomer mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun Glass ionomer juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur glass ionomer selama beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan glass ionomer perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan. Komposisi : a) Powder : kalsium fllouroaluminosilikat yang laruut dalam asam b) Liquid : larutan aqueos dari polimer dan kopolimer asam akrilik c) Kopolimer ; sebuah molekul gabungan asam poliakrilik dan asam itaconik d) Asam poliakrilik : sangat penting dalam pembentukan matriks semen Ada 3 macam asam yang berperan penting dalam liquid semen glass ionomer: a) Asam itakonik  menyebabkan reaksi antara glass dan liquid



 mencegah pembentukan gelasi dalam liquid akibat adanya ikatan hydrogen antara 2 rantai asam poliakrilik b) Asam polymaleik  asam yang lebih kuat dari asam poli akrilik dan menyebabkan semen menjadi keras dan kehilangan sensitifitas terhadap kelembaban yang lebih cepat  hal ini dikarenakan asam polimalerik mempunyai gugus karboksil (COOH) yang lebih banyak sehingga lebih cepat berikatan silang dengan gugus polykarboksilat. c) Asam tartaric  memperpanjang waktu kerja dan menyebabkan terjadinya setting yang cepat dengan cara memfasilitasi pengeluaran ion dari partikel glass  mempermudah manipulasi C. Glass ionomer fuji VII Semen glass ionomer tipe VII adalah bahan tumpat yang berbasis air yang akan mengalami setting berdasarkan reaksi asa polyalkenoik dengan glass flouroaluminosilikat,seringkali dikenal sebagai semen glass-polyalkenoate. Berisi glass aluminosilikat dengan kandungan flour yang tinggi Glass ionomer semen (GIC) Fuji VII biasa digunakan sebagai bahan restorasi gigi desidui. Salah satu kelebihan glass ionomer Fuji VII adalah dapat melepas ion fluor ke gigi dan saliva, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan memperkuat email gigi.18 Tujuan dirancang fuji VII ini dirancang sebagai sebuah fluorida tinggi yang melepaskan glass ionomer dengan freeflowing konsistensi untuk memastikan efektif membasahi dan adhesi ke permukaan gigi. fluoroaluminosilicate glas fiber memungkinkan menyelesaikan permukaan halus dan penggabungan stronsium dalam kaca itu terjadi radiopacity, kemampuan remineralization ditingkatkan dan sharp set tajam.Pengaturan lebih lanjut karakteristik bisa dipercepat dengan menggunakan halogen light curing untuk 20-40 detik (hanya pink shade ). D. Defenisi Disclosing Disclosing agent adalah preparat dalam bentuk tablet cair atau dari permen yang berisi pewarna atau pewarna lainnya. Raybin pada tahun 1943 mendefenisikan disclosing agent sebagai larutan yang bila diaplikasikan pada gigi, membuat noda kasar dan benda asing pada gigi terlihat (materi asing berarti meliputi plak mucinous, kalkulus dan permukaan material) disclosing agent digunakan untuk identifikasi plak bakteri, yang sebaliknya mungkin tak terlihat oleh mata telanjang. disclosing agent adalah pewarna dalam bentuk cair atau tablet dengan pewarna khusus, terutama untuk menunjukkan plak pada gigi. kegunaan disclosing agent: a. Instruksi dan motivasi pribadi pasien b. Evaluasi diri oleh pasien c. Untuk mengevaluasi efektivitas pemeliharaan kebersihan mulut d. Perhitungan indeks plak Sifat a. Rasa: Rasa harus nyaman bagi pasien. Agen harus mempunyai rasa sehingga mendorong pasien bekerjasama.



b. c. d. e.



Intensitas warna: warna kontras harus jelas. Ini harus dibedakan dari lingkungan sekitarnya. Durasi intensitas: noda tidak harus dibersihkan segera. Harus tinggal di lingkungan mulut. Iritasi mukosa mulut:larutan seharusnya tidak menyebabkan iritasi pada mukosa mulut dan juga seharusnya tidak menyebabkan alergi pada mukosa mulut. Sifat antiseptik: penerapan antiseptik sebelum scaling sering disarankan dan jika antiseptik disclosing agent yang digunakan, salah satu larutan menjalankan fungsi ganda.



Disclosing agent yang digunakan untuk plak : a) Preparat Yodium b) preparat mercurochrome c) Bismark brown d) Merbromin e) Erythrosine f) Hijau Cepat g) Fluoroscein h) Larutan 2 tone (noda tua plak biru dan merah yang lebih baru) i) Basic fuchsin Resep Berbagai macam disclosing agent telah digunakan. Larutan Skinner yodium sebelumnya paling banyak digunakan. Gas pewarna anilin telah terbukti memiliki potensi karsiogenik. Oleh karena itu penggunaan fuchsin basic dan beta rose telah dilarang. a. Preparat Iodine i. Larutan Skinner yodium : Kristal-Iodine 3,3% Kalium yodium - 16% Zinc yodium - 10% Air (disaring) -16% Gliserin -16% ii. Tingtur yodium Dilured Tingtur yodium - 21% Air (disaring) -15% Larutan berbasis Yodium Keuntungan dari larutan basis yodium adalah sangat mencolok, plak yang bernoda sangat-cokelat atau hitam dan inflamasi gingiva juga muncul sebagai daerah gelap. Perubahan warna pada kenyataannya menghilang hanya dalam beberapa menit. Disclosing agent sangat baik untuk fotografi klinis. Dan keuntungannya adalah biayanya kecil. Kerugian: 1. Beberapa pasien alergi terhadap yodium 2. Beberapa pasien memberikan rasa tidak nyaman.



b. Preparat mercurochrome 1. Larutan Mercurochrome - 5% Air (disaring) untuk membuat -30% 2. Larutan disclosing mercurochrome flavor Mercurochrome -13,5 gm Air (disaring) -3.0ml Minyak peppermint -3 tetes 3. Bismark brown (larutan Easlick disclosing) Bismark -3.0 coklat gm Etil alkohol -10.0 ml Gliserin - 120 ml Anise (flavoring) -1 tetes 4. Merbromin Merbromin NF -450 MG Minyak peppermint - 1 tetes Air disaring untuk membuat - 100 ml 1. 2. 3. 4.



Keuntungan dari erythorsin merah Ini memudar dalam waktu singkat Tidak terlihat pada jenis restorasi komposit permanen Tidak bernoda permanen pada pakaian atau peralatan gigi Tidak memiliki efek samping seperti yang diketahui mungkin pada yodium atau noda merkuri E. Semen 1. Definisi semen Semen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang bersifat basa dan liquid yang bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang padat. 2. Fungsi Semen a. Luting Agent ( Bahan Perekat) Pada awal abad 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagai retensi dan marginal seal pada protesa-protesa seperti inlays, onlays, crowns dan bridges hanyalah semen Zinc Oxide Eugenol dan semen Zinc Phosphate. Pada abad ke 20, material yang dapat digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen, oleh karena itu Zinc Oxide Eugenols memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigi disebut sementasi (Anusavice dalam Nugroho, A.2011) Namun menjelang akhir abad ke 20, mulai bermunculan variasi-variasi material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Pada akhir abad ke 20 juga mulai bermunculan variasi-variasi semen kedokteran gigi seperti Zinc Polycarboxylate, Glass Ionomer, dan Resin Modified Glass Ionomer Cements. Dalam perkembangannya, semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan dalam menempelkan protesa dengan gigi, oleh karena itu proses menempelkan protesa pada gigi disebut sebagai luting bukan lagi sementasi. (Craig dalam Nugroho, A. 2011) Semen sebagai luting agent berfungsi untuk



melekatkan restorasi yang dilakukan diluar mulut dimana diharapkan perlekatan tersebut kuat dan bertahan untuk waktu yang lama. 3. Syarat Semen sebagai luting a) Biocompatibility Semen yang digunakan sebagai luting biasanya diperlukan dalam pemasangan mahkota gigi dan inlays, semen yang digunakan akan menutupi dentin pada gigi. Bahan luting tersebut nantinya juga akan menjalankan peran yang sama dengan dentin, yakni melindungi pulpa, maka dari itu bahan semen sebagai luting haruslah material yang biocompatibel dan tidak toksik terhadap pulpa sementasi (Craig dalam Nugroho, A. 2011). Bahan luting yang baik tidak hanya melapisi seluruh permukaan dentin dan protesa dengan baik, namun juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi dari bakteri yang merugkan (Mc Cabe dalam Nugroho, A. 2011). b) Retensi Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada restorasi. Pada semen dengan bahan dasar air seperti semen zinc phosphate, retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah dipreparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan dalam memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan penyebab utama kegagalan dalam luting. Pada proses adisi, bahan adhesif bisa ditambahkan untuk meningkatkan retensi secara signifikan dan resin adhesif technologies (Power, J dalam Nugroho, A.2011) Prosedur penggunaan semen sebagai luting a) Pemberian semen Pada taha ini, adonan semen dituan ke dalam mahkota kurang lebih ½ dari volume mahkota. Pemberian semen pada mahkota lebih baik ½ mahkota agar resiko terjebaknya udara berkurang mengurangi waktu pemasangan, mengurangi tekanan yang berlebih saat pemasangan, dan mengurangi waktu dalam membersihkan sisa semen yang tidak terpakai. (Van Noort dalam Nugroho, A.2011). b) Pemasangan/ insersi Setelah semen dituangkan ke dalam mahkota, mahkota dipasang pada gigi preparasi. Pada saat pemasangan, perlu tekanan yang cukup kuat dengan jari agar semen yang berlebih dapat keluar. Ada beberapa cara yang dapat mempermudah proses pemasangan atau insersi yakni dengan menurunkan viskositas semen, mengurangi tinggi preparasi mahkota, dan dengan bantuan vibrasi saat pemasangan. Bantuan vibrasi saat pemasangan berfungsi agar semen dapat mengalir dengan baik. (Power, J dalam Nugroho, A.2011) c) Pengambilan kelebihan semen Semen yang berlebih setelah pemasangan harus diangkat agar tidak mengganggu pasien. Pada semen ionomer kaca, semen zinc phosphate dan resin dapat digunakan petroleum jelly sebagai media separasi karenan pada ketiga semen tersebut, perlekatannya terjadi secara kimiawi dan fisik sehingga dibutuhkan media separasi sebagai media yang membantu dalam pengangkatan kelebihan semen (Wahyudi, T.2005) d) Mekanisme Retensi



Setelah semen yang digunakan sebagai luting seittng, protesa dan preparasi gigi akan menempel dengan menimbulkan retensi. Retensi yang terjadi pada luting bisa terjadi secara mekanis, kimia, maupun kombinasi semen. Pada prinsipnya retensi kimia perlu didukung dengan retensi mekanis, dengan kombinasi kimiamekanis, lapisan semen dapat menahan aksi kekuatan geser sepanjang interfasial (Rochyani L, et al. 2007). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi retensi protesa, yakni film thickness, kekuatan semen, perubahan dimensi selama setting, dan semen yang digunakan. Retensi protesa yang baik dapat diperoleh dengan memperhatikan film thickness, semen yang digunakan tidak boleh terlalu tebal karena lapisan semen yang tebal memiliki resiko kerusakan bagian dalam yang lebih besar (Simanjuntak, E.R 2000) 4. Persyaratan Bahan Semen Kedokteran Gigi a) Harus tidak berisfat racun serta tidak mengiritasi pulpa dan jaringan lainnya. b) Tidak larut dalam saliva dan cairan lain yang dimasukkan ke dalam mulut. c) Sifat- sifat mekanis harus memenuhi persyaratan untuk tujuan penggunaan bahan tersebut, misalnya semen untuk cavity lining haruslah menghasilkan kekuatan yang cukup dalam waktu cepat untuk memungkinkan bahan tambal dimasukkan ke dalam kavitet. d) Perlindungan jaringan pulpa terhadap pengaruh bahan restorasi lainnya: e) Penghambat panas, lapisan semen diberi di bawah suatu restorasi besar yang terbuat dari bahan logam (misal amalgam) untuk melindungi pulpa terhadap perubahan suhu. f) Pelindung kimia, suatu semen haruslah dapat mencegah penetrasi zat kimia yang bersifat merusak dari bahan restorasi ke dalam pulpa. g) Penghambat arus listrik antara restorasi logam untuk mengurangi pengaruh 5. Sifat dan Karakteristik Semen a) Keteblan dan Konsistensi Ketebalan semen sangat menentukan adaptasi restorasi dari gigi. Retensi juga dapat dipengaruhi oleh ketebalan semen. Ketebalan maksimum dari semen adalah 25 μm. Semakin tebal konsistensi maka semakin besar juga ketebalan semen yang mengakibatkan restorasi kurang sempurna. Ketebalan semen bergantung pada ukuran partikel dari powder, konsentrasi powder dalam liquid, kekentalan liquid dan konsistensi dari semen. Konsistensi merupakan hal yang sangat utama dalam proses sementasi.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit. Glass ionomer semen adalah semen yang berbasis air yang akan mengalami setting berdasarkan reaksi asam basa antara asam polyalkenoik dengan glass floroaluminosilikat,disebut juga sebagai semen glass-polyalkenoate. Semen glass ionomer tipe VII adalah bahan tumpat yang berbasis air yang akan mengalami setting berdasarkan reaksi asa polyalkenoik dengan glass flouroaluminosilikat,seringkali dikenal sebagai semen glass-polyalkenoate. Disclosing agent adalah preparat dalam bentuk tablet cair atau dari permen yang berisi pewarna atau pewarna lainnya. Semen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang bersifat basa dan liquid yang bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang padat B. Saran Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman berkenan kiranya memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis. Hal itu akan menjadikan pertimbangan dalam perbaikan makalah ini di kesempatan- kesempatan berikutnya. Terima kasih.