Makalah Diabetes Melitus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Diabetes Melitus



DISUSUN OLEH: NAMA : Juli Damayanty Harahap NIM



: 2019009



DOSEN : Sontina Saragih,S.Kep,Ns,M.K.M



AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN 2021/2022



1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur Saya ucapkan kepada ALLAH SWT , Karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam Pengetikan makalah ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat Saya harapkan dari dosen pembimbing: Sontina Saragih,S.Kep,Ns,M.K.M agar pengetikan makalah ditugas-tugas selanjutnya bisa lebih benar lagi. Demikian makalah ini Saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan sebelumnya Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pembimbing



PENULIS, Juli Damayanty Harahap



2



DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG ...............................................................................4 1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI DM……………..........................................5 2.2. KLASIFIKASI DIABETES MELITUS ……………................................9 2.3.INDIKATOR DIAGNOSA DIABETES MELITUS …………................13 2.4.DIAGNOSIS DIABETES……………………............................................15 2.5.PENGATURAN POLA MAKAN ……………………….........................16



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Diabetes Melitus tipe 1 (DM tipe 1) merupakan masalah yang cukup serius karena merupakan penyakit kronik yang diderita seumur hidup, dan hingga saat ini tidak dapat dicegah ataupun disembuhkan. Diabetes tipe ini hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin secara kontinu seumur hidup penderita, dan tanpa penggunaan insulin yang tepat penderita dapat mengalami kondisi yang mengancam nyawa seperti hipoglikemia berat ataupun ketoasidosis diabetikum yang dapat berujung pada kematian.Insiden DM tipe 1 sangat bervariasi antar negara, dengan insiden tertinggi terdapat di Finlandia yaitu 43 dari 100.000 anak usia kurang dari 15 tahun. Angka insiden diabetes melitus tipe 1 ini akan terus meningkat di berbagai Negara, dengan peningkatan diperkirakan 3% setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, didapatkan 215,000 anak dibawah usia 20 tahun mengalami DM tipe 1 pada tahun 2010, atau sekitar 1 dari 400 anak di Amerika Serikat mengalami DM tipe 1 Di Indonesia sendiri, sebagai negara yang sedang berkembang, insiden DM tipe 1 diperkirakan terus meningkat. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah anak dengan DM tipe 1 memiliki frekuensi insufisiensi vitamin D lebih tinggi dibandingkan anak tanpa DM tipe 1? 2. Berapakah nilai rata-rata kadar vitamin D pada anak dengan DM tipe 1? 3. Berapakah nilai rata-rata kadar vitamin D pada anak tanpa DM tipe 1?



4



BAB II PEMBAHASAN A.  KONSEP TEORI 2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI DM  ANATOMI Pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 69-90 gr. Terbentang pada vertebra lumbarlis I dan II dibelakang lambung. Bagian-Bagian dari pancreas adalah: a. Kepala pankreas, terletak disebelah kanan rongga abdomen dan didalam ekukan duodenum. b. Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya dibelakang lambung dan didepan vertebralumbalis pertama. c. Ekor pankreas, bagian runcing disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limfa. Fungsi dari pankreas ada 2 yaitu : a. Fungsi eksokrin yaitu membentuk getah pancreas yang berisi enzim dan elektrolit. 5



b. Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau Langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.



Pulau Langerhans terdiri atas : sel-sel alfa yang menghasilkan glucagon, sel-sel beta yang menghasilkan insulin, glucagon dan insulin mengatur kadar gula darah. Insulin adalah hormon hipoglikemik (menurunkan gula darah) sedangkan glucagon bersifat hiperglikemik (meningkatkan gula darah). Selain ini ada sel-sel delta yang menghasilkan somastostatin yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon. Selain itu sel F menghasilkan polipeptida dan pankreatik yang berperan mengatur fungsi eksokrin pancreas (Tambayong, 2001).  FISIOLOGI Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang dipergunakan oleh jaringan prifer tergantung dari keseimbangan fisiologi beberapa hormon antara lain : 1. Hormon yang dapat merendahkan kadar gula darah yaitu insulin. Kerja insulin yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan cara membantu glukosa darah masuk kedalam sel. 2. Hormone yang meningkatkan kadar gula darah Antara lain: a) Glucagon yang disekresi oleh sel alfa pulau Langerhans 6



b) Epinefrin yang disekresikan oleh mesulla adrenal dan jaringan kromafin. c) Glukokortikoid yang disekresikan oleh korteks adrenal. d) Growt hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterioir. Glucagon, epinefrin, glukokortikoid, dan growth hormone membentuk suatu mekanisme counferregulator yang mencegah timbulnya hipoglikemia akibat pengaruh insulin.



 ETIOLOGI Diabetes mellitus disebabkan oleh penurunan fisiologis produksi insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans (Riyadi, S dan Sukarmin, 2008). Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi



diabetes



mellitus



bermacammacam.



Meskipun



berbagai lesi dan jenis yang berbeda akhirnya akan 29 mengarah pada insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya



memegang



peranan



penting



pada



mayoritas



penderita diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus dalam bentuk yang lebih berat, sel-sel beta telah dirusak semuanya, sehingga terjadi insulinopenia dan semua kelainan metabolic yang berkaitan dengan 7



defisiensi insulin (Price dan Wilson, 2005). Menurut Soegondo (2005) salah satu risiko diabetes mellitus terjadi pada usia lebih dari 45 tahun. Risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 1 dapat terjadi pada semua umur dan kekerapan akan meningkat secara kumulatif mulai dari umur 30 tahun. Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit diabetes mellitus dapat disebabkan oleh beberapa hal : 1. Pola Makan Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes mellitus. Hal ini disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β pankreas mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan. 2. Obesitas Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes mellitus dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk. 3. Faktor genetik Seorang anak dapat mewarisi gen penyebab diabetes mellitus orang tua. Biasanya, seseorang yang menderita diabetes mellitus mempunyai anggota keluarga yang juga terkena.



8



4. Bahan-bahan kimi dan obat-obatan Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyababkan pancreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, teramasuk hormon insulin. 5. Penyakit dan infeksi pada pankreas Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pancreas sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel β pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin. 2.2 KLASIFIKASI DIABETES MELITUS Pada dasarnya penyakit diabetes mellitus dibagi empat macam : 1. Diabetes Mellitus Tipe 1 Merupakan 5-10 % dari semua kasus diabetes, biasanya ditemukan pada anak atau dewasa muda. Pankreas mengalami kerusakan dan 31 tidak ada pembentukan insulin, sehingga penderita memerlukan suntikan insulin setiap hari. 2. Diabetes Mellitus Tipe II Merupakan 90-95% dari semua kasus diabetes. Biasanya ditemukan pada usia diatas 40 tahun, dengan berat badan berlebihan, yang menyebabkan insulin tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga pemecahan gula terganggu, dan kadar gula darah meningkat. 3. Diabetes Mellitus Gestasi ( Waktu Hamil) Diabetes yang didapatkan pada 2-5% wanita hamil, biasanya gula darah 9



kembali normal bila sudah melahirkan, namun resiko untuk mendapatkan diabetes tipe II dikemudian hari cukup besar. 4. Diabetes Mellitus Tipe Lain Merupakan diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang mengakibatkan gula darah meningkat, misalnya infeksi berat, pemakaian obat kortikosteroid, dan lainlain (Arjuna, 2006).  Komplikasi Komplikasi-komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi apabila kadar glukosa darah seseorang meningkat atau menurun tajam dalam waktu singkat (Anonim, 2001). Komplikasi kronik terjadi apabila kadar glukosa darah secara berkepanjangan tidak terkendali dengan baik sehingga menimbulkan berbagai komplikasi kronik diabetes mellitus (Perkeni,2006). 1. Komplikasi Akut a) Hipoglikemia Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma dengan kejang. Penyebab hipoglikemia adalah obat-obat hipoglikemia oral golongan sulfonilurea, khususnya glibenklamid (Waspadji, 2005). Hipoglikemia dapat terjadi pada pasien diabetes mellitus maupun bukan pasien diabetes mellitus (Wiyono, 2004). b) Hiperglikemia Kelompok hiperglikemia, secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khas adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. c) Ketoasidosis Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Keadaan komplikasi akut ini memerlukan pengelolaan yang tepat. Timbulnya ketoasidosis diabetic dapat 10



menyebabkan kematian bagi penyandang diabetes mellitus (Boedisantoso dan Subekti, 2005). 2. Komplikasi Kronik Komplikasi kronik diabetes mellitus terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Angiopati dibagi menjadi 2 yaitu : a) Makroangiopati (Makrovaskuler) Makrovaskuler lebih mudah mengidap penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah kaki, dan penyakit pembuluh darah otak (Waspadji, 2004) b) Mikroangiopati (Mikrovaskuler) Mikrovaskuler adalah komplikasi yang melibatkan pembuluh darah kecil dan merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dari arteriola retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal (nefropati diabetik), dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik). otot-otot, serta kulit (Schteingart, 2005).  Pengobatan Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah untuk mengurangi resiko komplikasi penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler, untuk memperbaiki gejala, mengurangi kematian dan meningkatkan kualitas hidup (Triplitt dkk, 2005). Pengobatan diabetes mellitus secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Terapi Non Farmakologi a) Diet Terapi pengobatan nutrisi adalah direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus, terpenting dari keseluruhan terapi nutrisi adalah hasil yang dicapai untuk hasil metabolik optimal dan pemecahan serta terapi dalam komplikasi. Individu dengan diabetes melitus tipe I fokus dalam pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang. Diabetes 11



membutuhkan porsi makan dengan karbohidrat yang sedang dan rendah lemak, dengan fokus pada keseimbangan makanan. Pasien dengan diabetes melitus tipe II sering memerlukan pembatasan kalori untuk penurunan berat badan. b) Aktivitas Latihan aerobik meningkatkan resistensi insulin dan kontrol gula pada mayoritas individu dan mengurangi resiko kardiovaskuler kontribusi untuk turunnya berat badan dan pemeliharaan. 2. Terapi Farmakologi a) Antidiabetik oral Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien diabetes mellitus tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes mellitus. Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat. Pemilihan dan penentuan regimen hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat keparahan pasien ( tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan 35 pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada (Perkeni, 2005). b) Insulin Insulin adalah salah satu hormon di dalam tubuh manusia yang dihasilkan atau di produksi oleh sel beta pulau langerhans didalam kelenjar pankreas. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel beta pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah (Perkeni, 2006).



12



2.3



Indikator Diagnosis Diabetes Melitus



1. Kadar Glukosa Peningkatan kadar gula darah disebabkan gangguan produksi dan fungsi insulin terganggu sehingga sel beta pancreas yang mengalami kerusakan tidak dapat mensekresi insulin yang cukup. Kadar gula darah normal manusia berkisar antara 70-110 mg/dL setelah berpuasa selama 8 jam. Dan 2 jam setelah makan kadar gula seharusnya dibawah 200 mg/dL. Kadar gula darah meningkat setelah makan karena ada pasokan gula dari makanan. Kadar gula darah yang diukur 2 jam setelah makan dikatakan normal jika antara 70-145 mg/dL. 2. Tekanan Darah Tekanan darah normal berkisar 100/70 mmHg. Dengan riwayat hipertensi (140/90 mmHg) mempunyai resiko lebih besar terkena diabetes. Angka 140 menunjukkan tekanan darah sistolik, kemudian angka 90 merupakan tekanan darah diastolik. 3. Indeks Masa Tubuh Indeks masa tubuh digunakan untuk mengukur berat badan seseorang. DM tipe 2 sering terjadi pada individu dengan berat badan lebih dan obes (gemuk). Obesitas merupakan pemicu terpenting penyebab DM tipe 2. Obesitas berarti berat badan berlebih sebanyak 20% dari berat badan ideal atau indeks masa tubuh (IMT). Dimana Berat Badan (BB>100%, BB idaman atau IMT>23 kg/m2) . 4. Insulin Insulin adalah salah satu hormon di dalam tubuh manusia yang dihasilkan atau diproduksi oleh sel beta pulau langerhans didalam kelenjar pankreas. Pada DM tipe 1 Human monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi) yang beredar adalah actrapid. Injeksi insulin dapat diberikan kepada penderita DM tipe II yang kehilangan berat badan secara drastis. 13



5. Riwayat Diabetes Dalam Keluarga Riwayat diabetes dalam keluarga bisa diturunkan dengan sistem persilangan, dimana jika ayah menderita diabetes maka akan diturunkan pada anak perempuan, tetapi jika riwayat diabetes dimiliki ibu maka akan diturunkan pada anak laki-laki. Riwayat diabetes tipe II 37 dalam keluarga tidak terlalu berpengaruh karena resiko yang diturunkan hanya sebesar 5% dan untuk mengetahuinya dengan melakukan tes DNA. 6. Ketebalan Kulit Trisep Mengukur ketebalan lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak di bawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal adalah sekitar 15 mm pada laki-laki dan sekitar 25mm pada wanita. 7. Kehamilan Pada saat kehamilan beresiko diabetes karena sering terjadinya perubahan pola hidup dan bentuk tubuh. Ibu hamil 3 kali lebih beresiko mengalami diabetes karena kenaikan berat badan yang berlebihan, mudah stress yang dapat meningkatkan tekanan darah, riwayat melahirkan bayi cacat atau berat badat badan lahir bayi > 4000 gram. 8. Usia Salah satu risiko diabetes melitus tipe 2 terjadi pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan diabetes melitus tipe 1 dapat terjadi pada semua umur dan kekerapan akan meningkat secara kumulatif mulai dari umur 30 tahun.



14



2.4 DIAGNOSIS DIABETES Diagnosis untuk diabetes dapat ditegakkan dari pemeriksaan kadar gula darah. Seseorang dapat dikatakan mengalami diabetes apabila: 1. Terdapat kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dL, di mana puasa merupakan kondisi tidak adanya asupan kalori selama minimal 8 jam sebelum pemeriksaan. 2. Terdapat kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL setelah dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), di mana seseorang mendapat asupan gula dengan beban glukosa 75 gram. 3. Terdapat kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL yang disertai dengan keluhan klasik diabetes. Selain itu, pada seseorang yang sudah didiagnosis menderita diabetes, dapat diperiksa kadar HbA1c setidaknya setiap tiga bulan sekali jika belum mencapai target gula darah, dan setiap 6 bulan sekali untuk mereka dengan kadar gula darah yang sudah stabil.  Edukasi Edukasi yang dilakukan mencakup pemberian informasi mengenai perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar penderita diabetes merasa termotivasi serta mendapatkan informasi mengenai perilaku hidup sehat.



15



Informasi tersebut mencakup pemantauan gula darah mandiri, tanda dan gejala dari komplikasi yang dapat timbul, serta cara mengatasinya. 2.5



Pengaturan pola makan



Terapi ini dapat disesuaikan untuk setiap penderita diabetes, seusai kebutuhan masing-masing. Namun, hal-hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya keteraturan dalam pola makan termasuk jadwal makan, jenis makanan, serta jumlahnya. Bila penderita diabetes berkonsultasi dengan dokter, juga dapat dilakukan perhitungan berat badan ideal, asupan kalori yang disarankan setiap harinya, serta proporsi dari lemak, protein, dan karbohidrat yang dapat dikonsumsi.  Olahraga Penderita diabetes disarankan berolahraga secara teratur, setidaknya 3–4 kali seminggu selama minimal 30 menit. Selain menjaga kesehatan, olahraga juga dapat membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Jenis-jenis olahraga yang disarankan adalah aktivitas aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, berlari, maupun berenang.  Obat-obatan Pemberian obat-obatan pada penderita diabetes dapat mencakup obat minum (oral) atau suntik. Untuk diabetes tipe 1, 16



pengobatan dapat berupa insulin yang diberikan melalui suntikan. Untuk diabetes tipe 2, terdapat beberapa golongan obat oral yang dapat diberikan sesuai indikasi oleh dokter. Namun, pada kasus-kasus tertentu, insulin suntik juga dapat diberikan untuk diabetes tipe 2. Pemantauan gula darah mandiri Saat ini, banyak tersedia alat pengukur kadar gula darah yang mudah dipakai. Hasil yang didapat umumnya dapat dipercaya bila kalibrasi dari alat dilakukan dengan baik dan pemeriksaan dilakukan sesuai cara yang dianjurkan. Waktu yang dianjurkan untuk pemantauan gula darah mandiri adalah sesaat sebelum makan, 2 jam setelah makan, menjelang tidur, atau ketika mengalami gejala-gejala tertentu. Ketepatan Pemilihan Obat Agar tercapai pengobatan yang efektif, aman, dan ekonomis maka harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Indikasi tepat b. Penilaian kondisi tepat c. Pemilihan obat tepat d. Dosis dan cara pemberian obat secara tepat e. Informasi untuk pasien secara tepat f. Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara tepat.



17



DAFTAR PUSTAKA 1.



2.



https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/9254010b771 ae784162b9318232d93c3.pdf https://eprints.sinus.ac.id/447/4/019C2016STI11.5.00046_BAB_4.pdf



18



Contoh soal 1.Apasajakah penyebab terjadinya penyakit diabetes mellitus ? Jawab : 1.Faktor Genetik Penyebab diabetes yang bisa terjadi salah satunya yaitu dikarenakan oleh adanya factor genetik.karena memiliki keluarga yang juga menderita penyakit diabetes maka kemungkinkan besar memiliki penyakit diabetes. 2.Faktor Berat Badan (Obesitas) Berat badan memang bisa mempengaruhi kesehatan,karena berat badanpun bisa menjadi suatu penyakit terutamanya penyakit diabetes. 3.Faktor Makanan Penyebab diabetes pun bisa terjadi dari makanan yang di konsumsi,jika sering mengkonsumsi makan makanan yang tidak sehat seperti halnya makanan yang mengandung lemak tinggi atau pun memiliki kadar manis dari gula yang banyak maka bisa menjadi penyebab diabetes. 4.Faktor Merokok Rokok merupakan sumber penyakit,dan rokok pun bisa menjadi penyebab diabetes juga,maka dari itu mengapa penggunaan rokok itu dilarang dan tidak baik untuk digunakan.



19



2. Jelaskan tujuan pengobatan diabetes mellitus? Jawab : Tujuan untuk mengurangi resiko komplikasi penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler, untuk memperbaiki gejala, mengurangi kematian dan meningkatkan kualitas hidup dan lainlain. Pengobatan diabetes mellitus secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu : I. Terapi Non Farmakologi a) Diet Terapi pengobatan nutrisi adalah direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus, terpenting dari keseluruhan terapi nutrisi adalah hasil yang dicapai untuk hasil metabolik optimal dan pemecahan serta terapi dalam komplikasi. Individu dengan diabetes melitus tipe I fokus dalam pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang. b) Aktivitas Latihan aerobik meningkatkan resistensi insulin dan kontrol gula pada mayoritas individu dan mengurangi resiko kardiovaskuler kontribusi untuk turunnya berat badan dan pemeliharaan. 2. Terapi Farmakologi a) Antidiabetik oral Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien diabetes mellitus tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes mellitus. Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat. 20



b) Insulin adalah salah satu hormon di dalam tubuh manusia yang dihasilkan atau di produksi oleh sel beta pulau langerhans didalam kelenjar pankreas. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel beta pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah



21