Makalah Dinul Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MEMAHAMI HAKIKAT DINUL ISLAM



Disusun Oleh: Kelompok 1: 1.) NURNA TASYA 2.) AISYAH FAHRENZO 3.) PEBRI SUHENDRA



NIM : 2125133 NIM : 2125138 NIM : 2125172



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN



2021



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pendidikan Agama Islam dengan judul ” MEMAHAMI HAKIKAT DINUL ISLAM”. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit pembelajaran dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Pasir Pengaraian, 17 September 2021



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Ajaran islam adalah ajaran yang paling sempurna bagi seluruh umat. Karena ajaran islam mengajarkan umatnya tidak hanya berbuat untuk dunia tapi juga berbuat untuk akherat, supaya mencapai kebahagiaan dunia akherat yang dijanjikan Allah SWT dalam Al- Quran. Nabi Muhammad yang menjadi tuntunan manusia dalam berbuat, untuk mencapai tujuan hidup manusia. Di dalam ajaran islam terdapat hukum yang berasal dari beberapa sumber hukum islam yang telah ditetapkan dan sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Walaupun masih ada beberapa perbedaan pendapat antara beberapa para ulama, islam memberi kebebasan umatnya dalam memilih hukum yang ada dengan tidak menyimpang dari sumber hukum islam yang paling murni dari Allah SWT yaitu Al-Qur’an.



1.2 Rumusan Masalah a. Apa itu Dinul Islam b. Apa saja yang terdapat di dalam dinul islam



1.3 Tujuan a. Mengetahui arti dari Dinul Islam b. Mengetahui apa saja karakteristik Dinul Islam



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Dinul Islam Dalam bahasa Indonesia, yang dimaksud dinul Islam adalah agama Islam. Ad-Din diartikan agama. Sedangkan arti agama berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sebutan agama jika tidak digandengkan dengan kata Islam mencakup seluruh agama, baik agama yang benar maupun yang batil. Di dunia ini, agama yang dianut oleh umat manusia cukup banyak. Di Indonesia saja, untuk saat ini ada enam agama yang diakui dan diridhai oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan yang terbaru Konghuchu. Dalam bahasa Arab, kata ad-Din adalah masdar dari kalimat yaitu ketundukan. Di dalam al-Qur’an kata ad-Din disebut dengan beragam makna, diantaranya



ketundukan, kekuasaan,



hukum,



perintah,



ketaatan,



peribadatan dan pelayanan, syariat, undang-undang, dan pembalasan. Ali ibn Muhammad al-Jurjani berkata, “ad-Din (agama) adalah aturan Tuhan yang mengajak makhluk yang diberi akal untuk menerima apa-apa yang dibawa oleh Rasulallah S.A.W.” al-Jurjani juga menjelaskan tentang ad-Din dan al-Millah bahwa dua istilah ini hakikatnya sama, perbedaannya hanya pengungkapannya saja. Ada juga yang



mengatakan



bahwa al-Din dinisbatkan



kepada



Allah



Ta’ala. al-



Millah dinisbatkan kepada Rasul. Adapun mazhab dinisbatkan kepada seorang seorang mujtahid. Sedangkan istilah ad-Din secara keseluruhan yang dimaksudkan di dalam ayatayat al-Qur’an adalah: “Aturan hidup yang sempurna lagi menyeluruh yang meliputi segala aspeknya, baik keyakinan, pemikiran, akhlak dan juga amal perbuatan.”



Berdasarkan pemahaman ad-Din sebagai ketaatan, ketundukan, aturan, hukum, syariat, dan lain-lain, maka orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai muslim untuk tunduk dan patuh hanya kepada aturan, hukum dan syariat yang Allah Ta’ala turunkan. Namum, jika masih tetap melakukan ritual-ritual kesyirikan seperti sesajen, ruwatan, perdukunan, sihir, santet, pesugihan dan ritual kesyirikan lainnya berarti belum tunduk dan patuh kepada Allah Ta’ala. Hal ini disebabkan, ritual dan praktek tersebut merupakan perbuatan yang mencerminkan ketundukan dan kepatuhan kepada selain Allah Ta’ala. Begitupula sistem yang tidak menjadikan hukum Islam sebagai undang-undang. Maka, undang-undang selain hukum Islam adalah agama tandingan Islam, karena masyarakatnya dipaksa untuk tunduk dan patuh kepada aturan tersebut sekalipun bertentangan dengan aturan Islam. Adapun makna Islam secara bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu masdar dari kata aslama yang berarti ketundukan dan kepatuhan. Secara istilah, Islam adalah: “Menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh hanya kepada-Nya serta berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya.” Definisi Islam di atas berdasarkan dalil al-Qur’an, yaitu Allah Ta’ala menggunakan kata Islam yang bermakna penyerahan diri seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: “Siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama



Ibrahim



yang



lurus?



dan



Allah



mengambil



Ibrahim



menjadi



kesayanganNya.” (QS. an-Nisa [04]: 125) Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (QS. Lukman [31]: 22)



Allah Ta’ala berfirman: “Maka Tuhan kalian ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kalian kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh.” (QS. al-Hajj [22]: 34) Dengan demikian, maka hakikat seseorang beragama Islam adalah menyerahkan dirinya untuk tunduk dan patuh pada aturan agama Islam di semua sendi kehidupan. Sedangkan yang dimaksud dengan Dinul-Islam atau sering disebut dengan agama Islam adalah agama yang diturunkan Allah Ta’ala, dianut dan didakwahkan oleh para utusan Allah Ta’ala dari kalangan nabi dan rasul. Agama Islam adalah satu-satunya agama hak dan satu-satunya agama yang diridhai serta diterima Allah Ta’ala. Kebenaran Islam sebagai satu-satunya agama yang hak lagi diridhai Allah Ta’ala berdasarkan al-Qur’an, al-Sunnah dan ijma’ serta logika akal sehat. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3]: 19) Maksud dari ayat ini adalah sesungguhnya Agama yang Allah Ta’ala ridhai untuk makhluk-Nya dan karena Dia mengutus rasul-rasul-Nya dan Dia tidak menerima agama selainnya, ia adalah Islam. Yaitu ketundukan kepada Allah semata dengan ketaatan dan penyerahan diri kepada-Nya dengan penghambaan, mengikuti rasul-rasul-Nya dalam agama yang dengannya Allah mengutus mereka di setiap zaman sampai mereka ditutup dengan Muhammad S.A.W. Imam Qatadah, seorang ahli tafsir dari tabi’in menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan hak selain Allah Ta’ala dan berikrar juga terhadap apa-apa yang datang dari Allah Ta’ala yaitu dinullah (agama Allah) yang Dia syariatkan untuk-Nya yang dengannya Allah mengutus para rasul-rasul serta memberi petunjuk kepada wali-wali-Nya. Maka, Dia tidak akan menerima selain Islam dan tidak akan membari balasan (pahala) melainkan dengan Islam.”



Syaikh Abdurrahman bin Nasir al-Sa’di menjelaskan bahwa maksud (Sesungguhnya agama di sisi Allah) yakni agama yang tidak ada agama selainnya dan tidak ada agama yang diterima selainnya, yaitu (al-Islam) yang berarti ketundukan kepada Allah semata secara lahir dan batin sesuai dengan syariat lisan Rasul-Nya. Imam Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat tersebut, bahwa tidak ada agama yang diterima dari seorangpun melainkan Islam, yaitu itiba’ (pengikutan) kepada para Rasulullah S.A.W. dan barangsiapa yang bertemu dengan Allah setelah diutusnya Muhammad S.A.W. dengan agama yang bukan syariat-Nya maka tidak akan diterima. Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa menganut agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85) Berdasarkan ayat ini, Allah Ta’ala menegaskan bahwa orang yang menganut agama selain Islam, tunduk dan patuh kepada selain Allah Ta’ala hanyalah akan menuai kerugian karena seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi tunduk kepada Allah Ta’ala secara suka rela seperti orang-orang beriman, atau terpaksa seperti orang-orang kafir pada saat terjadi kesulitan-kesulitan. Maka, hendaknya tidak ada seorang makhluk pun yang tidak menganut agama Islam. Imam Al-Baidhawi berkata, “Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agama, yakni selain tauhid dan ketundukan terhadap hukum Allah. Maka tidak diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang merugi yaitu mereka menjadi terjatuh pada kerugian. Maknanya adalah orang yang berpaling dari Islam dan mencari selain Islam berarti dia telah kehilangan manfaat dan terjerumus pada kerugian dengan membatalkan fitrah yang lurus yang difitrahkan kepada manusia.” Dengan demikian, tiga dalil di atas menunjukan kebatilan seluruh agama selain Islam, termasuk di antaranya paham Liberalisme yang mengatakan perasamaan semua agama, karena Allah Ta’ala menyatakan bahwa hanya Islam agama yang diridhai oleh-Nya.



2.2 Karakteristik Dinul islam 1. Rabbaniyah Dinul islam berarti sederhana yaitu agama islam. Ciri khas dari dinul islam sendiri adalah rabbaniyah. Mengapa disebut rabbaniyah. Karena dinul islam adalah agama yang datang langsung dari Allah SWT. Dinul islam adalah satusatunya agama yang diridhoi Allah SWT. Karena satu-satunya agama yang diakui dan diridhoi Allah SWT maka jelas akan tujuan dinul islam adalah membuat seluruh umat manusia di muka bumi ini hanya menyembah kepada Allah SWT saja. Tujuan ini juga dimuat jelas dalam surat Adz-Zariat ayat 56. 2. Insaniyah Alamiyah Yang dimaksud dari insaniyah alamiyah disini adalah dinul islam bersifat kemanusiaan serta universal. Dinul islam diturunkan untuk dianut semua kaum di muka bumi, tanpa terkecuali. Meskipun awalnya ditujukan untuk masyarakat arab saja, dinul islam sebenarnya bersifat universal dan bisa diterapkan pada seluruh kebudayaan di dunia. 3. Syumuliyah Syumuliyah berarti lengkap. Tidak seperti pada agama lain, dalam dinul islam seluruh aspek kehidupan sudah ditetapkan. Dinul islam adalah agama paling lengkap di muka bumi ini. Bahkan dalam hal pekerjaan baik kecil maupun besar sudah ditetapkan dan diterangkan mengenai hukum-hukumnya. 4. Al-Basathah Al-Basathah berarti mudah. Dinul islam menghendaki kemudahan bagi seluruh pengikutnya. Dinul islam tidak membebani pengikutnya bahkan dalam hal ibadah karena sudah disesuaikan dengan kemampuan hambanya. Pada dasarnya, tidak ada kesulitan untuk mengerjakan kewajiban dan ibadah dalam islam sedikitpun. 5. Al-Adalah Al-Adalah berarti keadilan mutlak. Yang dimaksud disini adalah dinul islam ajarannya mengajarkan manusia untuk mencapai persaudaraan yang mutlak. Manusia dilarang saling menyakiti, mendzalimi, atau melakukan hal buruk yang merugikan saudaranya. Manusia juga disarankan untuk memaafkan segala



perbuatan saudaranya yang telah menyakiti hati daripada balas dendam. Islam adalah agama yang sangat cinta damai. 6. Tawazun Tawazun berarti keseimbangan. Seorang muslim haruslah bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan umum dan pribadi. Tidak hanya itu saja, dinul islam juga mengajarkan bahwa sebaiknya seorang muslim mampu menjaga keseimbangan antara badan dan jiwa, serta kepentingan dunia dan akhirat. Janganlah seorang muslim berat pada salah satu bagian saja karena akan merugikan diri sendiri.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ajaran islam adalah ajaran yang paling sempurna bagi seluruh umat. Karena ajaran islam mengajarkan umatnya tidak hanya berbuat untuk dunia tapi juga berbuat untuk akherat, supaya mencapai kebahagiaan dunia akherat yang dijanjikan Allah SWT dalam Al- Quran. Nabi Muhammad yang menjadi tuntunan manusia dalam berbuat, untuk mencapai tujuan hidup manusia. Di dalam ajaran islam terdapat hukum yang berasal dari beberapa sumber hukum islam yang telah ditetapkan dan sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Walaupun masih ada beberapa perbedaan pendapat antara beberapa para ulama, islam memberi kebebasan umatnya dalam memilih hukum yang ada dengan tidak menyimpang dari sumber hukum islam yang paling murni dari Allah SWT yaitu Al-Qur’an. Hukum dalam agama islam terbagi ke dalam lima jenis, yaitu: wajib (harus), sunnah, haram, mubah dan makruh. Hukum tersebut berasal dari tiga sumber yaitu: Al-Qur’an, Al-Hadist dan Ijtihad.



3.2 Saran Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar bisa membantu pembaca dalam memahami sedikit rasa keingintahuan mengenai dinul islam dan hukum islam. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.



DAFTAR PUSTAKA Drs. Nasruddin Razak, Dienul Islam, Al-Ma’arif Bandung, 1989, hlm. 56-57. Sodikin, H.Abuy, Badruzzaman S.Ag, Metodologi Studi Islam, Bandung: Tunas Nusantara, 2000 https://www.facebook.com/notes/iman-wahyudi/perbedaan-antara-istilah-dinulislam-agama-islam/10152105294433420/ http://dainusantara.com/memahami-makna-dinul-islam/ http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-6-ciri-khas-dinulislam/ http://dokumen.tips/documents/makalah-agama-dinul-islam.html