Makalah Disemination Strategy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DISEMINATION STRATEGY



Oleh: Kelompok 8 Sunsun Sulasiah Sinta Ujiani Siti Rodiah Sri Caroline



200501046046 200501046043 200501046044 200501046045



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA JAKARTA 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Disemination Strategy”. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari, bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,



Jakarta, Agustus 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI COVER



i



KATA PENGANTAR



ii



DAFTAR ISI



iii



BAB I PENDAHULUAN



1



BAB II TINJAUAN TEORI



4



BAB III PENUTUP



11



DAFTAR PUSTAKA



12



iii



BAB I PENDAHULUAN



Bidan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakathadir dalam sistem kesehatan di seluruh Wilayah Eropa WHO. Kelompok profesional perawatan kesehatan ini secara kolektif membentuk komponen terbesar dari tenaga kesehatan, dan adalah aktor kunci dalam memberikan layanan yang efektif, efisien, dapat diakses, dapat diterima, berpusat pada pasien, pelayanan kesehatan yang adil dan aman. Pelayanan kesehatan yang berkualitas membutuhkan itu pengambilan keputusan klinis dalam keperawatan dan kebidanan dan koordinasi asuhan didasarkan atas bukti. Bukti terbaik yang tersedia harus digunakan saat meningkatkan aspek kualitas dalam perawatan kesehatan dan meningkatkan praktik berbasis bukti (EBP). Keperawatan dan profesi kebidanan tetap penting untuk pencapaian EBP dalam pengaturan perawatan kesehatan, khususnya dalam menstandarisasi dan menyelaraskan praktik perawatan kesehatan dengan bukti di titik perawatan (3–5). Tujuan dari panduan ini adalah untuk mempromosikan pemahaman bersama tentang EBP dalam keperawatan dan kebidanan dan memperkuat fondasinya di WHO Wilayah Eropa. Dokumen bertujuan untuk mendukung pembuat kebijakan kesehatan, manajer, profesional perawatan kesehatan dan lainnya pemangku kepentingan terkait dalam memfasilitasi budaya EBP dalam keperawatan dan kebidanan. Ini pada gilirannya dapat meningkatkan efektivitas layanan perawatan kesehatan, berkontribusi pada pemanfaatan bukti dalam



1



perawatan klinis dan memperkuat basis pengetahuan keperawatan dan kebidanan. Contoh-contoh diberikan di seluruh teks untuk menyoroti elemen-elemen kunci EBP yang berkaitan untuk keperawatan dan kebidanan. Panduan ini dibuat untuk menjelaskan konsep EBP, mengidentifikasi manfaatnya, menjelaskan elemen dasar implementasi dan mempertahankan budaya berbasis bukti dalam perawatan kesehatan, dan meringkas faktor keberhasilan untuk implementasi dalam keperawatan dan kebidanan. Ini memberikan contoh bagaimana EBP dapat difasilitasi di nasional, regional, tingkat organisasi dan unit kerja. Berbagi pengetahuan tentang inovasi, strategi atau intervensi yang terkait dengan EBP antar negara dapat mempromosikan dan memperkuat EBP dan inovasi dalam keperawatan dan kebidanan di seluruh Wilayah. Negara Anggota harus berjuang untuk memungkinkan perawat dan bidan menerapkan EBP dalam peran klinis mereka untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit sambil memberikan perawatan terbaik untuk pasien dan populasi berdasarkan tentang kebutuhan mereka. Perawat dan bidan harus memahami arti EBP dan faktor fasilitasinyA implementasi yang sukses. Mereka harus mengakui alasan penerapannya EBP dan berusaha untuk mengembangkan keterampilan untuk terlibat dengan bukti dan menerapkannya pada perawatan harian dan praktik kebidanan. Untuk memberikan perawatan berbasis bukti bagi pasien secara konsisten, pembuat kebijakan, manajer, profesional perawatan kesehatan, pendidik dan peneliti harus mengidentifikasi peran dan tanggung jawab mereka dalam proses. Hanya jika semua pemangku kepentingan bertanggung jawab memikul tanggung jawab



2



mereka dapat mencapai tujuan EBP sebagai standar perawatan.



3



BAB II TINJAUAN TEORITIS



A. Strategi Penyebaran Pelayanan Kebidanan Istilah diseminasi saat ini sudah menjadi istilah umum yang digunakan sebagai sinonim dari “penyebaran”. Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, diseminasi dapat digunakan dalam berbagai bidang sebagai penyampain informasi instansi/lembaga terkait. Adanya respon atau timbal balik dari penikmat informasi terhadap materi yang disebarluaskan oleh divisi bidang diseminasi merupakan tujuan utama dari penyebarluasan informasi yang disampaikan. Dalam penyampain diseminasi informasi harus inovatif, interaktif, dan dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan publik, termasuk orang yang membawa inovasi itu sendiri. Dalam kamus Merriam Webster Online Dictionary (2008), diseminasi cecara etimology berasal dari bahasa Latin disseminatus yang mengandung makna to spread a broad dan to disperse throughout. Pengertian diseminasi tersebut sejalan dengan dissemination dalam kamus bahasa Inggris yang juga bermakna to spread atau to distribute (Hornby, 1974; Echols dan Shadily, 1997). Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan



4



dari kegiatan diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P), afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang benar atau seharusnya. Diseminasi juga biasa disebut sebagai proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Sehingga terjadi saling tukar informasi dan akhirnya terjadi kesamaan pendapat tentang inovasi tersebut. B. Langkah Strategi dalam Proses Diseminasi Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, dan pengaruh dinamika sosial politik akan berdampak pada pilihan strategi komunikasi dan diseminasi informasi publik. Hal ini tentunya menjadi tantangan



bagi



pejabat



publik



dan



humas



instansi/lembaga



untuk



menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan tersebut. Secara umum pola penyebaran informasi di masa mendatang relatif tidak berubah. Diseminasi melalui komunikasi satu arah masih banyak digunakan. Namun, proses penyebaran infromasi melalui pendekatan komunikasi transaksional (yang bersifat diskusi interaktif, kooperatif, egaliter, dan resiprokal) akan makin berkembang dan menjadi kebutuhan. Dalam konteks strategi proses diseminasi kepada masyarakat, prinsip komunikasi tetap harus menciptakan kepentingan bersama (common interest), yakni bagaimana kepentingan pemerintah dan masyarakat ‘bertemu’. Untuk itu, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam proses diseminasi. a. Menentukan dan memahami tujuan.



5



b. Mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang akan dikomunikasikan. c. Mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang dipengaruhi, siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka butuhkan? Bagaimana reaksi mereka? Apa konsern atau minat mereka? 1.



Menentukan media yang paling efektif.



2.



Memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau



masukan.  3.



Frekuensi penyampaian pesan. 



4.



Memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif.



a. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat. Pendekatan edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis terencana dan terarah partisipasi aktif dari individu kelompok maupun masyarakat umum, untuk memecahkan masalah yang dirasakan oleh masyarakat dengan mempertimbangkan faktor–faktor sosial ekonomi dan budaya. Tujuan pendekatan edukatif adalah : 1) Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. 2) Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong. Langkah-langkah pendekatan edukatif: a) Pendekatan pada tokoh masyarakat.



6



-



Nonformal untuk penjagaan lahan



-



Formal dengan surat resmi



-



Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.



-



Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data.



-



Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan



alternatif



pemecahan



masalah



dalam



rangka



perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. -



Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacaraupacara agama, perkawinan, kematian dsb.



b) Pendekatan kepada provider. Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan, tingkat dusun/lingkungan. c) Pengumpulan data primer dan sekunder, Data umum, data teknis sesuai dengan kepentingan masingmasing sektor, data perilaku sesuai dengan masalah yang ada, data khusus hasil pengamatan, data orang lain. d) Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber–sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong.



7



Terdiri dari 3 jenis pendekatan : 1) Specifict Content Approach Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh : pengasapan pada kasus DBD 2) General Content Objektive Approach Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb. 3) Process Objective Approach Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah



sikapnya



menumbuhkan



terhadap



kemampuan



masyarakat,



orang,



membantu



berkomunikasi



dan



menguasai lingkungan fisiknya. Langkah – langkah: a.



Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan



b.



Tingkatkan mutu potensi yang ada



c.



Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada



8



d.



Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.



Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat: a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya. d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses Bentuk bentuk program masyarakat: 1) Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral. 2) Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan



pada



salah



satu



instansi/departemen



yang



bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program. 3) Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha–usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.Komunikasi yang baik Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat : 1) Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak banyak menyela. 2) Jangan meneruskan kalimat mereka atau mangantisipasi apa yang



9



sedang mereka bicarakan. 3) Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas. 4) Lebih baik membicarakan sesuatu secara tatap muka dari pada membicarakan sesuatu secara tertulis. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (sumber daya manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Keberdayaan masyarakat dicirikan dengan timbulnya kesadaran bahwa, mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab.



10



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Diseminasi merupakan penyebaran inovasi yang disusun dan disebarkan dengan metode perencanaan yang matang serta pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi. Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam proses diseminasi. a) Menentukan dan memahami tujuan. b) Mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang akan dikomunikasikan. c) Mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang dipengaruhi, siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka butuhkan? Bagaimana reaksi mereka? Apa konsern atau minat mereka? 1. Menentukan media yang paling efektif. 2. Memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau masukan.  3. Frekuensi penyampaian pesan.  4. Memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif.



11



DAFTAR PUSTAKA



Achmadi, Umar Fahmi. 2014. Kesehatan Masyarakat dan Globalisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakilah. 2013. Filosofi Kebidanan. Jakarta: TIM. Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ayuningtyas, Dumilah. 2014.Kebijakan Kesehatan:Prinsip dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers. Heryani, Reni. 2011. Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta: TIM. International Confederation of Midwives. 2014. Core Document ICM. Jakarta: IBI. Kementerian Kesehatan. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Development Goals (SDGs).Jakarta: Kementerian Kesehatan.



Sustainable



Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS). 2015. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2014.Jakarta: KPPN. Lisnawati, Lilis. 2012.Panduan Praktis Menjadi Bidan Komunitas (Learn to be Great Midwife in Community). Jakarta: TIM.



12