Makalah Ekonomi Manajerial Elastisitas Permintaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2 1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3 2.1. PENGERTIAN ELASTISITAS PERMINTAAN .............................................. 3 2.2. PERMINTAAN TERHADAP SUATU KOMODITAS ..................................... 4 2.2.1.



Permintaan Individual terhadap suatu Komoditas ............................... 4



2.2.2.



Permintaan Individual menjadi Permintaan Pasar ............................... 8



2.2.3.



Permintaan yang Dihadapi oleh Perusahaan ....................................... 10



2.3. ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA ................................. 13 2.3.1.



Elastisitas Permintaan Titik terhadap Harga ...................................... 13



2.3.2.



Elastisitas Permintaan Busur terhadap Harga .................................... 15



2.3.3.



Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Pendapatan Marginal ...... 15



2.3.4.



Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan terhadap Harga..19



2.4. ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP PENDAPATAN .................... 19 2.5. ELASTISITAS PERMINTAAN SILANG TERHADAP HARGA ................ 20 2.6. PENGGUNAAN ELASTISITAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL ........................................................................................................... 21 2.7. KONVERGENSI INTERNASIONAL PADA SELERA ................................. 22 2.8. ELECTRONIC COMMERCE .......................................................................... 23



BAB III PENUTUP .....................................................................................................25 3.1. Kesimpulan ...............................................................................................25 3.2. Saran..........................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 277



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “Analisis Sensivitas / Elastisitas Kurva Permintaan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam matakuliah Ekonomi Manajerial di Universitas Tanjungpura. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



Pontianak,



September 2018



Kelompok 3



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Makalah ini akan membahas mengenai elastisitas permintaan. Dalam analisis ekonomi secara teori maupun dalam praktek sehari-hari sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya adalah elastis. Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak berubah maka dikatakanlah



bahwa



permintaannya tidak elastis. Dari uraian di atas perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang. Dari ketiga konsep tersebut yang paling penting adalah elastisitas permintaan harga.



1



1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana permintaan terhadap suatu komoditas? 2. Bagaimana kuantitas komoditas pada kurva permintaan pasar? 3. Apa yang dimaksud dengan analisis elastisitas permintaan, elastisitas harga dan elastisitas harga silang? 4. Bagaimana permintaan yang dihadapi oleh perusahaan? 5. Apa saja faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan terhadap harga? 6. Bagaimana perkembangan Electronic Commerce?



1.3. Tujuan 1. Untuk menjelaskan dan menganalisis permintaan terhadap suatu komoditas 2. Untuk menjelaskan kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas 3. Untuk menjelaskan bagaimana analisis elastisitas permintaan, elastisitas harga dan elasrisitas harga silang 4. Untuk menjelaskan permintaan yang dihadapi oleh perusahaan 5. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan terhadap harga 6. Untuk menjelaskan perkembangn Electronic Commerce



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1. PENGERTIAN ELASTISITAS PERMINTAAN Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran. Elastisitas adalah



ukuran besarnya respons jumlah



permintaan atau jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya.



Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah. Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X. Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan dibahas berbagai jenis elastisitas. Pembahasan elastisitas ini dijelaskan dalam konteks pasar, yaitu antara permintaan dan penawaran barang. Dengan memahami konsep tersebut, Pemerintah Daerah nantinya akan mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam pemerintahan daerah sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal Pemerintah Daerah menjadi penyedia barang dan jasa publik maupun dalam berbagai kondisi lainnya.



3



Permintaan adalah salah satu aspek terpenting ekonomi manajerial, karena perusahaan tidak akan ada dan berkembang jika permintaan yang cukup akan hasil produksinya tidak ada atau tidak dapat diciptakan. Atau dengan kata lain, suatu perusahaan dapat memiliki teknis produksi yang paling efisien dan manajemen yang sangat efektif, tetapi tanpa adanya permintaan yang dapat menutup, paling tidak semua biaya pruduksi dan biaya penjualan dalam jangka panjang, perusahaan tersebut tidak akan dapat bertahan hidup. Jadi, elastisitas permintaan adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan variable yang mempengaruhi, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase variable yang mempengaruhi atau dengan kata lain perbandingan (rasio) antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. Hal-hal yang mempengaruhi permintaan konsumen yaitu, harga dari komiditasi tersebut, Pendapatan Konsumen, harga dari barang yang berhubungan (substitusi & komplementer serta selera konsumen. Dengan demikian elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan sangat penting dalam pembuaatan keputusan managerial, karena tingkat elastisaitas ini menggunakan sensitivitas dari permintaan konsumen terha-dap perubahan harga. Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada dalam bisnis total, agar mampu membuat keputusan berkaitan dengan strategi penerapan harga produk.



2.2. PERMINTAAN TERHADAP SUATU KOMODITAS 2.2.1. Permintaan Individual terhadap suatu Komoditas Dalam ekonomi manajerial kita sangat tertarik pada permintaan terhadap suatu komoditas yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Ini bergantung pada ukuran dari total permintaan pasar atau industri terhadap komoditas tersebut, yang lebih lanjut merupakan jumlah dari seluruh permintaan konsumen individual terhadap komoditas tersebut di dalam suatu pasar. Oleh karena itu, kita mulai dengan membahas teori permintaan konsumen dalam rangka mempelajari permintaan



4



pasar, yang merupakan sumber permintaan terhadap suatu produk yang dihadapi oleh sebuah perusahaan. Analisis yang ada berlaku secara umum dan mengacu pada hampir semua jenis komoditas (barang atau jasa). Permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan konsumen dan kemampuannya (dari hasrat dan keinginan yang didukung dengan pendapatan) untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan kosumen (consumer demand theory) mempostulatkan bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan suatu fungsi dari atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditas yang berhubungan (komplementer atau substitusi) dan selera konsumen. Dalam bentuk fungsi, dapat dituliskan sebagai berikut :



Qd = f (P , I, P , T) x



Qd



x



x



y



= Kuantitas komoditas X yang diminta oleh individu perperiode waktu (tahun, bulan, minggu, hari atau satuan unit waktu yang lainnya)



Px



= Harga perunit komoditas X



I



= Pendapatan Konsumen



Py



= Harga komoditas yang berhubungan (substitusi atau komplementer)



T



= Selera konsumen Bahkan para manajer yang paling kuno sekalipun mampu mengobservasi



bahwa jika perusahaan meningkatkan harga suatu komoditas, penjualan secara umum akan menurun. Mereka juga tahu bahwa perusahaan kemungkinan menjual lebih banyak unit komoditasnya dengan adanya penurunan harga. Maka dari itu, mereka lalu berharap adanya hubungan yang terbalik antara kuantitas yang diminta dengan harganya. Yaitu, pada saat harga meningkat, kuantitas barang yang dibeli akan menurun, kuantitas barang yang dijual meningkat. Pada sisi yang lain, saat pendapatan konsumen meningkat, mereka biasanya akan membeli lebih banyak komoditas umum (sepatu, steak, film, liburan, pendidikan, mobil, rumah, dan lain-lain). Ini dikenal sebagai barang-barang normal (normal goods). Namum demikian, ada juga beberapa barang dan jasa yang



5



tidak akan banyak dibeli oleh konsumen pada saat pendapatannya meningkat. Sebagai contoh, pada saat konsumen meningkat, mereka biasanya akan mengonsumsi lebih sedikit hotdog, dan hamburger, dan makanan “murah” lainnya disebut barang-barang inferior (inferior goods). Kebanyakan barang termasuk barang normal, sehingga kita akan lebih banyak membicarakan barang ini dalam analisis kita selanjutnya. Kuantitas komoditas yang diminta oleh individual juga bergantung pada harga dari berbagai komoditas yang berhubungan. Individu akan membeli lebih banyak suatu komoditas tertentu jika harga dari komoditas substitusinya meningkat atau jika harga dari komoditas komplementernya menurun. Sebagai contoh, seorang konsumen akan membeli banyak kopi jika harga teh meningkat (substitusi kopi) atau jika harga gula menurun (komplementer kopi), karena kemudian harga secangkir kopi dengan gula menjadi lebih murah. Lebih penting lagi, kuantitas komoditas yang dibeli oleh individu sangat bergantung pada selera. Sebagai contoh, sekararang ini konsumen kebanyakan memilih jenis daging yang tidak berlemak karena meningkatnya kekhawatiran tentang tingkat kolesterol dalam darah dan berat badan (perubahan selera). Teori permintaan konsumen mempostulatkan bahwa kuantitas komoditas yang diminta per satuan periode akan meningkatkan jika harganya berkurang, pendapatan konsumen meningkat, adanya kenaikan dalam harga barang substitusi dan penurunan harga barang komplementarinya, serta dengan peningkatan dalam selera terhadap komoditas yang dibicarakan. Pada sisi lain, kuantitas komoditas yang diminta akan menurun dengan perubahan-perubahan sebaliknya.



Contoh : Tabel 3-1 Skedul Permintaan Individual untuk komiditas X Harga komiditas X per unit (Px)



2



1



0,5



Kuantitas X yang diminta pada suatu periode waktu (Qdx)



1



3



4,5



6



Figur 3-1



Tabel dan figurnya memperlihatkan bahwa pada harga mencapai $2 per unit, individu membeli 1 unit komoditas per satuan waktu. Pada Px = $1, individu membeli 3 unit X, dan saat Px = $0,50, Qdx = 4,5. Perlu dicatat bahwa kurva permintaan individu, dx pada figur 3-1, mempunyai kemiringan yang negatif, menunjukkan bahwa individu membeli lebih banyak komoditas tersebut per satuan waktu pada saat harganya lebih rendah (dengan menganggap pendapatan, harga komoditas lain yang berhubungan, dan selera konstan). Hubungan yang berbalik antara harga komoditas dengan kuantitas komoditas yang diminta per satuan waktu, mengacu pada hukum permintaan (law of demand). Alasan dx mempunyai kemiringan yang negatif, atau adanya hubungan yang berbalik antara Px dan Qdx, tidak terlalu sulit untuk dicari. Pada saat Px jatuh, kuantitas komoditas yang diminta oleh individu (Qdx) mengalami peningkatan karena individu mengganti konsumsinya dari komoditas lainnya (yang sekarang relatif lebih mahal) menjadi komoditas X. Ini disebut sebagai efek substitusi



7



(substitusi effect). Sebagai tambahan, pada saat harga suatu komoditas menurun, seorang konsumen akan dapat membeli komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih banyak dengan pendapatan tertentu (pendapatan riil mereka akan meningkat). Hal ini disebut sebagai efek pendapatan (income effect). Sehingga penurunan pada Px menyebabkan peningkatan Qdx (sehingga dx mempunyai kemiringan yang negatif) karena pengaruh dari efek substitusi dan efek pendapatan. Jika berbagai faktor yang dianggap konstan dalam penggambaran perubahan suatu kurva permintaan berubah, makan seluruh kurva tersebut akan bergeser. Kurva permintaan individual akan bergeser ke arah kanan atas (sehingga permintaan individu meminta lebih banyak komoditas dalam setiap harganya) jika pendapatan konsumen meningkat, jika harga komoditas substitusi meningkat atau harga komoditas komplementer menurun, dan jika selera konsumen komoditas tersebut meningkat. Ini menghasilkan d’x dalam figur 3-1. Dengan perubahan sebaliknya , dx akan bergeser ke kiri, katakan menjadi d”x3. Untuk membedakan antara pergerakan di sepanjang suatu kurva permintaan tertentu (sebagai akibat dari perubahan harga komoditas yang bersangkutan) dalam pergeseran dari permintaan (sebagai akibat dari perubahan pendapatan, harga komoditas yang berhubungan, dan selera), maka kita akan menyebut yang pertama sebagai perubahan dalam kuantitas yang diminta (change in the quantity demanded) dan yang kedua sebagai perubahan permintaan (change in demand).



2.2.2. Permintaan Individual menjadi Permintaan Pasar Kurva permintaan pasar (market demand curve) untuk suatu komoditas secara sederhana merupakan penjumlahan secara horizontal dari kurva-kurva permintaan semua konsumen dalam suatu pasar. Sebagai contoh, dalam bagian atas pada Figur 3-2, kurva permintaan pasar untuk komoditas X diperoleh dengan menjumlahkan kurva permintaan individual 1 (d1) dengan individual 2 (d2) secara horizontal, dengan asumsi bahwa hanya mereka berdua konsumen dari pasar tersebut. Maka, pada Px = $1, kuantitas permintaan pasar sebanyak 5 unit komoditas X merupakan jumlah dari 3 unit komoditas X yang diminta oleh individu 1 dan 2 unit komoditas X yang diminta oleh individu 2. Jika terdapat 100 individu dalam suatu pasar, dengan masing-masing sebuah kurva



8



permintaan dx, kurva permintaan untuk komoditas X menjadi DX (lihat bagian bawah Figur 3-2). DX mempunyai bentuk yang sama dengan dx, tetapi skalanya secara horizontal mengacu kepada ratusan unit dari komoditas X.4 Kurva permintaan pasar suatu untuk suatu komoditas menunjukkan berbagai kuantitas yang diminta dari suatu komoditas disuatu pasar per satuan periode waktu tertentu (ΩDX) pada berbagai tingkat alternatif harga dari komoditas tersebut, dengan menganggap hal-hal lainnya konstan. Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas (sama seperti kurva permintaan individual) mempunyai kemiringan yang negatif, menunjukkan bahwa antara harga dan kuantitas yang diminta mempunyai hubungan yang terbalik. Yaitu, kuantitas komoditas yang diminta akan meningkat pada saat harga turun dan sebaliknya kuantitas komoditas yang diminta akan turun jika harga naik. Hal-hal yang dianggap konstan dalam penggambaran kurva permintaan pasar adalah : jumlah konsumen dalam pasar (N) pendapatan konsumen (I), harga komoditas yang (substitusi atau koplementer) berhubungan (P y), dan selera (T). Figur 3-2



Perubahan dalam salah satu hal tersebut akan menyebabkan kurva permintaan pasar suatu komoditas akan bergeser ke arah yang sama (dan sebagai akibatnya) dengan kurva permintaan individual. Sehingga kita dapat menuliskan fungsi permintaan pasar (market deman function) untuk komoditas X sebagai berikut : 9



QD = f (P ,N, I, P , T) x



x



y



Qd = Kuantitas komoditas X yang diminta oleh seluruh konsumen perperiode x



waktu (tahun, bulan, minggu, hari, atau satuan unit waktu yang lainnya) P = Harga perunit komoditas X x



N = Jumlah konsumen di pasar I = Pendapatan Konsumen P



y



= Harga komoditas yang berhubungan (substitusi atau komplementer)



T = Selera konsumen



2.2.3. Permintaan yang Dihadapi oleh Perusahaan Jika suatu perusahaan merupakan satu-satunya produsen dari suatu komoditas dan tidak terdapat barang yang menjadi substitusinya (jika perusahaannya monopilis), nmaka perusahaan tersebut merupakan atau mewakili industri dan menghadapi permintaan industri atau permintaan pasar terhadap komoditasnya. Monopoli (monopoly) merupakan suatu hal yang jarang ditemui dalam dunia nyata, dan pada saat itu ada, biasanya merupakan perwakilan dari pemerintah, yang disertai oleh peraturan-peraturan pemerintah. Beberapa contoh umum lainnya adalah perusahaan telepon lokal, listrik, kendaraan umum dan kepentingan umum lainnya. Pada ekstrem yang sebaliknya, terdapat bentuk organisasi pasar yang disebut sebagai Persaingan Sempurna (perfect competition). Disini terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan produk yang homogen (identik), dan setiap perusahaannya terlalu kecil untuk mempengaruhi harga dengan usahanya sendiri. Dalam kasus seperti ini, setiap perusahaan harus menerima harga yang telah ditetapkan (price taker) dan menghadapi kurva permintaan untuk komoditasnya berbentuk horizontal (perusahaan dapat menjual berapa pun hasil produksinya tanpa memengaruhi harga yang berlaku). Bentuk ini juga sangat jarang ditemukan. Hal serupa yang terjadi di Amerika Serikat adalah pertumbuhan gandum pada pergantian abad yang lalu pada saat petani menanam gandum dengan tipe yang sama. Kebanyakan jenis perusahaan yang beroperasi di Amerika Serikat dan di belahan dunia lainnya terletak di antara kedua ekstrem tadi, monopoli dan



10



persaingan sempurna, dengan bentuk organisasi pasar yang dikenal dengan “oligopoli”dan “persaingan monopolistik”. Dalam oligopoli (oligopoly), hanya terdapat sedikit perusahaan di dalam industri, memproduksi barang yang homogen atau terstandardisasi (contoh : semen, baja dan kimia), atau barang yang heterogen atau terdiferensiasi (contoh : mobil, rokok dan minuman ringan). Karakteristik utama dari ologopoli adalah ketergantungan yang muncul di antara sesama perusahaan. Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri, maka penetuan harga, iklan, dan tindakan promosi lainnya dari setiap perusahaan akan sangat memengaruhi perusahaan lainnya di dalam industri dan mengakibatkan timbulnya pemalsuan dan pembalasan. Ini merupakan bentuk yang sangat umum dalam organisasi pasar dalam sektor produksi di perekonomian , dimana efisiensi membutuhkan produksi (operasi) dengan skala besar. Jenis organisasi pasar yang sangat umum lainnya adalah persaingan monopolistik (monopolistic competition). Disini, banyak perusahaan yang menjual produk yang heterogen atau terdiferensiasi. Seperti namanya, persaingan monopolistik memiliki sifat monopoli dan juga persaingan sempurna. Elemen persaingannya timbul dari kenyataan bahwa terdapat banyak perusahaan dalam industri. Elemen monopolinya timbul karena produk setiap perusahaan sedikit atau banyak berbeda dengan produk dari perusahaan yang lainnya dalam industri. Oleh karena itu, perusahaan yang bersangkutan mempunyai kekuasaan tertentu terhadap harga yang akan dikenakannya (perusahaan menghadapi kurva permintaan yang mempunyai kemiringan negatif). Tetapi, karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan lainnya dalam industri tersebut mempunyai kemiripan, maka derajat kekuasaan setiap perusahaan terhadap tingkat harga yang akan digunakan terhadap produk yang akan mereka jual, sangatlah terbatas. Artinya, setiap perusahaan menghadapi kurva permintaan walaupun mempunyai kemiringan yang negatif, cenderung datar, sehingga peningkatan harga akan mengakibatkan penurunan yang sangat besar dalam penjualan. Bentuk organisasi pasar ini sangat umum dalam sektor jasa perekonomian perhatikan pompa bensin dan tempat cukur yang banyak terdapat dalam suatu area, masing-masing menjual produk atau jasa yang sama tetapi tidak identik.



11



Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan perusahaan pada pasar atau industri tertentu dapat berupa ekspektasi terhadap harga dan promosi dari perusahaan yang lainnya dalam industri (terutama dalam oligopoli), ketersediaan kredit, tipe barang yang dijual dan lain-lain. Kurva permintaan terhadap suatu produk yang dihadapi oleh suatu perusahaan akan bergeser ke kanan (sehingga penjualan perusahaan meningkat pada tingkat harga tertentu) jika konsumen memperkirakan harga akan meningkat di masa mendatang, jika perusahaan sukses dalam kampanye iklannya, atau jika perusahaan memperkenalkan atau meningkatkan intensif kreditnya untuk menstimulasi pembelian produknya. Pada sisi lain, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan akan bergeser ke kiri jika konsumen memperkirakan harga menurun di masa datang atau jika pesaing menurunkan harga mereka, suskse dalam kampanye iklan mereka sendiri, atau mereka memperkenalkan intensif kredit. Fungsi permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan (demand function by a firm), yaitu :



Qx = α0 + α1 PX + α2N + α3I + α4Py + α5T +… Qd



x



α



= Kuantitas komiditas X persatuan waktu yang dihadapi oleh perusahaan = koefisien yang akan mengestimasi permintaan



P



= Harga perunit komoditas X



N



= jumlah konsumen di pasar



I



= Pendapatan Konsumen



x



P



= Harga komoditas yang berhubungan (substitusi atau komplementer)



T



= Selera konsumen



y



Contoh Fungsi Permintaan Perusahaan Fungsi permintaan kentang manis di amerika serikat pada periode tahun 1949 hingga 1972 : QDs = 7.609 – 1.606Ps + 59N + 947I + 479Pw – 271t QDs



= Kuantitas kentang manis yang dijual pertahunnya di amerika serikat setiap 1.000 hundredweight (cwt)



Ps



= Harga kentang manis riil dollar perhundredweight yang diterima petani



12



N = Rata2 bergerak 2 tahunan untuk populasi totalamerika serikat, dalam jutaan I



= Pendapatan personal disposable riil perkapita, dalam ribuan dolar



Pw = Harga kentang putih riil (dolar per hundredweight) yang diterima petani T



= Trend waktu (t = 1 untuk tahun 1949, t=2 untuk tahun 1950, sampai t= 24 untuk tahun 1972) 



Jika dimasukkan kedalam persamaan



N



= 150, 73



I



= 1,76



Pw



= 2,94



T



=1



Maka kurva permintaan pada tahun 1949 sebagai berikut: QDs = 7.609 – 1.606Ps + 59(150,73) + 947(1,76)+ 479(2,94)– 271(1) = 7.609 -1.606Ps + 8893 +1.667 + 1.408 – 271 = 19.306 – 1.606 Ps 



Jika dimasukkan kedalam persamaan



N



= 208,78



I



= 3,19



Pw = 2,41 T = 24 Maka kurva permintaan pada tahun 1972 sebagai berikut: QDs = 7.609 – 1.606Ps + 59(208,78) + 947(3,19)+ 479(2,41)– 271(24) = 17.598-1.606Ps



2.3. ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA 2.3.1. Elastisitas Permintaan Titik terhadap Harga Kepekaan respons perubahan kuantitas komoditas yang diminta terhadap perubahan harganya dapat dihitung dengan kebalikan dari kemiringan suatu kurva permintaan (dikenal dengan ∆Q/∆P). Kerugiannya adalah bahwa kebalikan atau



13



inverse dari kemiringan ini dinyatakan dalam unit ukuran. Sehingga dengan hanya mengganti harganya dari dolar ke sen saja akan mengubah nilai ∆Q / ∆P dalam kelipatan seratus. Lebih lanjut, dengan perbandingan perubahan kuantitas dengan perubahan harga antara komoditas menjadi tidak berarti. Untuk menghindari hal ini, kita gunakan elastisitas permintaan harga. Elastisitas permintaan terhadap harga (EP / price elasticity of demand) merupakan persentase perubahan kuantitas komoditas yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harganya, dengan menjaga semua variabel yang lainnya dalam fungsi permintaan konstan.



Rumus: EP =



∆𝑄/𝑄 ∆𝑃/𝑃



=



∆𝑄 ∆𝑃



x



𝑃 𝑄



Secara Kalkulus EP =



𝜕𝑄 𝜕𝑃



x



𝑃 𝑄



Figur 3-4



14



EP = 𝛼1 𝑥



𝑃 𝑄



Keterangan : P = Harga Komoditas Q = Jumlah Komoditas yang di Minta 𝛼 = Koefisien Estimasi (∆Q/ ∆P)



2.3.2. Elastisitas Permintaan Busur terhadap Harga Lebih sering daripada elastisitas permintaan titik, kita mengukur elastisitas permintaan busur terhadap harga (aerc price elasticity of demand) atau elastisitas permintaan terhadap harga antar dua titik dalam suatu kurva permintaan, di dunia nyata. Elastisitas Busur Merupakan rata-rata dari kedua harga dan rata-rata dari kedua kuantitas. Rumus :



EP =



∆𝑸 ∆𝑷



x



(𝑷𝟐+𝑷𝟏)/𝟐 (𝑸𝟐+𝑸𝟏)/𝟐



=



𝑸𝟐−𝑸𝟏 𝑷𝟐−𝑷𝟏



x



𝑷𝟐+𝑷𝟏 𝑸𝟐+𝑸𝟏



Secara umum, elastisitas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan terhadap harga (nilai absolut dari Ep) lebih besar daripada nilai elastisitas harga kurva permintaan pasarnya terhadap harga, karena perusahaan menghadapi persaingan dari komoditas yang serupa dari perusahaan pesaing lainnya, sementara substitusi dari barang industri jenis tersebut sangat sedikit, jika dapat dikatakan, ada yang berasal dari industri lainnya.



2.3.3. Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Pendapatan Marginal Ada hubungan penting antara elastisitas permintaan terhadap harga dengan penerimaan total dan pendapatan marginal dari suatu perusahaan. Penerimaan total adalah sama dengan harga (P) dikalikan dengan kuantitas (Q), sementara pendapatan marginal merupakan perubahan TR untuk setiap unit perubahan penjualan atau output (kuantitas yang diminta).



15



Yaitu : 



TR = P x Q







MR =



∆TR ∆Q



atau MR dapat dicari



MR = P (1+



1 Ep



)



Keterangan : TR



= Total Revenue (penerimaan total)



P



= Harga



Q



= Kuantitas



MR



= Marginal Revenue (pendapatan marginal)



Kesimpulan: 



TR meningkat selama Ep > 1







TR Maksimum ketika Ep = 1







TR Menurun saat Ep < 1







MR Positif selama TR meningkat







MR Negatif selama TR Menurun







MR = 0 saat TR maksimum



Dengan



penurunan



dalam



harga,



penerimaan



total



meningkat



jika



permintaannya elastis (jika |Ep|>1); TR tidak berubah jika permintaannya elastis liniern dan TR menurun jika permintaannya inelastis. Alasannya adalah karena jika permintaannya elastis, penurunan harga akan mengakibatkan peningkatan kuantitas yang diminta secara proporsional lebih besar, sehingga permintaan total juga meningkat. Jika permintaannya elastis linier, maka penurunan harga akan mengakibatkan peningkatan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang sama secara proporsional, sehingga penerimaan total tetap tidak berubah. Akhirnya, jika permintaan yang dihadapi tidak elastis atau inelastis, maka penurunan harga akan mengakibatkan peningkatan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang secara proporsional lebih kecil, sehingga penerimaan total dari perusahaan akan menurun. Karena kurva permintaan yang linier adalah elastis untuk titik-titik diatas titik tengah, elastis uniter pada titik tengah, dan inelastis di bawah titik tengah, pengurangan harga akan mengakibatkan peningkatan TR terus hingga titik tengah dari kurva permintaan (dimana penerimaan total maksimum) dan menurun



16



setelahnya. MR positif selama TR meningkat; MR sama dengan nol saat TR maksimum, dan MR negatif pada saat TR menurun. Hubungan diatas (gambar 3-5) Ep, TR, MR, dan P berlaku untuk perusahaan dan industri pada jenis organisasi pasar yang manapun. Jika perusahaan adalah pesaing sempurna dalam pasar produk, mereka akan menghadapi kurva permintaan yang horizontal atau elastis sempurna. Maka perubahan dalam penerimaan total sebagai hasil penjualan setiap tambahan 1 unit produk (pendapatan marginal) adalah sama dengan harganya. Figur 3-5



17



Sepanjang permintaan adalah elastis terhadap harga (yaitu, sampai dengan 300 unit output), penurunan harga akan meningkatkan penerimaa total (TR), dan pendapatan marginal (MR) adalah positif. Pada Q=300, permintaan adalah elastis uniter terhadap harga, TR maksimum, dan MR = 0. Ketika permintaan adalah inelastis terhadap harga (yaitu, ketika output lebih besar daripada 300), penurunan harga akan mengurangi TR, dan MR negatif. Figur 3-6



Sebagai contoh, pada figur 3-6, jika perusahaan menjual 3X, TR-nya = $12. Jika perusahaan menjual 4X, TR=$16. Sehingga, MR = P = $4, dan kurva permintaan serta kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh perusahaan saling berhimpit. Pada sisi yang lain, jika perusahaan menghadapi kurva permintaan vertikal (jadi, jumlah komoditas yang diminta adalah tetap tanpa memedulikan harganya), Ep=0 sepanjang kurva permintaan. Ini sangat jarang terjadi dalam dunia nyata.



18



2.3.4. Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan terhadap Harga Elastisitas permintaan terhadap harga pada suatu komoditas sangat bergantung dari ketersediaan substitusi untuk komoditas tersebut juga terhadap jangka waktu yang diperlukan kuantitas komoditas yang diminta untuk memberikan responnya terhadap perubahan harga. Ukuran elastisitas permintaan terhadap harga makin besar jika makin dekat atau makin banyak jumlah komoditas yang mampu mensubstitusinya. Secara umum, makin sempit suatu komoditas didefinisikan, makin besar harga elastisitas permintaan karena makin banyak jumlah komoditas yang melakukan substitusi. Jika suatu komoditas diterangkan sedemikian rupa hingga menjadikannya mempunyai substitusi yang dekat, makan elastisitas permintaan pada harganya akan menjadi lebih besar dan mungkin mendekati tak terhingga. Elastisitas permintaan terhadap harga akan menjadi lebih besar jika konsumen membutuhkan waktu yang lebih lamauntuk merespons perubahan harganya. Alasannya adalah bahwa konsumen biasanya membutuhkan waktu untuk mempelajari ketersediaan substitusi dan melakukan penyesuaian pembeliannya terhadap perubahan harga komoditas. Oleh karena itu, untuk perubahan harga tertentu, respons dalam kuantitas yang diminta akan menjadi lebih besar pada jangka panjang dibandingkan pada jabgka pendek, sehingga elastisitas permintaan terhadap harganya menjadi lebih besar pada jangka panjang dibandingkan jangka pendek.



2.4. ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP PENDAPATAN Tingkat pendapatan konsumen juga merupakan determinan yang penting dalam permintaan. Kita dapat mengukur kepekaan perubahan dari permintaan akan suatu komoditas terhadap perubahan pendapatan konsumen



dengan



menggunakan



elastisitas



permintaan



terhadap



pendapatan -EI (income elasticity of demand). Ini diberikan oleh persentase perubahan permintaan suatu komoditas dibagi dengan persentase perubahan pendapatan, dengan memegang variabel lain dalam persamaan konstan,



19



termasuk harga. Elastisitas permintaan titik terhadap pendapatan ditunjukkan oleh :



EI =



∆𝑄/𝑄 ∆𝐼/𝐼



=



∆𝐼 ∆𝑄



x



𝑄 𝐼



Dimana ∆𝑄 dan ∆𝐼 mengacu kepada secara berturut-turut, perubahan dalam kuantitas dan pendapatan. Catat bahwa elastisitas permintaan dari pendapatan mengukur pergeseran dalam kurva permintaan pada setiap titik harga.



2.5. ELASTISITAS PERMINTAAN SILANG TERHADAP HARGA Permintaan akan suatu komoditas juga beruntung pada harga dari komoditas yang berhubungan (substitusi atau komplementer). Sebagai contoh, jika harga teh meningkat, permintaan akan kopi meningkat (bergeser ke kanan dan lebih banyak kopi yang diminta untuk setiap tingkat harganya) karena konsumen menukar menukar teh dengan kopi konsumsinya. Pada saat ini, jika harga gula meningkat (barang komplementer dari kopi), maka permintaan akan kopi akan menurun (bergeser ke kiri sehingga jumlah kopi yang diminta berkurang untuk setiap tingkat harganya) karena harga secangkir kopi dengan gula sekarang menjadi lebih tinggi. Elastisitas permintaan silang titik terhadap harga dirumuskan sebagai :



Exy =



∆𝑄𝑥 /𝑄𝑥 ∆𝑃𝑦 /𝑃𝑦



=



∆𝑄𝑥 ∆𝑃𝑦



x



𝑃𝑦 𝑄𝑥



Perlu dicatat bahwa nilai dari nilai dari ∆𝑄𝑥 /𝑃𝑦 diberikan oleh a4, koefisien estimasi dari PY. Oleh karena itu, rumus elastisitas permintaan silang titik terhadap harga dapat ditulis ulang sebagai berikut :



Ei = 𝛼1 𝑥 20



𝑃𝑦 𝑄𝑥



Elastisitas permintaan silang busur terhadap harga dengan rumus :



Ei =



∆𝑄𝑥 ∆𝑃𝑦



x



𝑃𝑦2 +𝑃𝑦1 /2 (𝑄𝑥2 +𝑄𝑥1 )/2



=



𝑄𝑥2−𝑄𝑥1 𝑃𝑦2 −𝑃𝑦1



x



𝑃𝑦2 +𝑃𝑦1 𝑄𝑥2 +𝑄𝑥1



Dimana angka kecil 1 dan 2 mengacu kepada timgkat awal dan tingkat baru dari pendapatan dan kuantitas atau sebaliknya. Jika nilai dari EXY positif, maka komoditas X dan Y adalah substitusi karena peningkatan PY menyebabkan peningkatan QX karena X disubstitusikan untuk menggantikan Y dalam konsumsi. Disisi lain, jika EXY negatif, komoditas X dan Y adalah komplementer karena kenaikan dalam PY mendorong pengurangan dalam QY dan QX.



2.6. PENGGUNAAN ELASTISITAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL Analisis dari kekuatan atau variabel-variabel yang memengaruhi permintaan dan estimasi yang dapat dipercaya terhadap dampaknya secara kuantitas terhadap penjualan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membuat keputusan produksi yang terbaik dan rencananya untuk pertumbuhan. Beberapa kekuatan yang memengaruhi permintaan yang dikontrol oleh perusahaan, tetapi yang lainnya tidak dapat. Sebuah perusahaan biasanya dapat menentukan harga dari komoditas yang mereka jual dan menentukan tingkat pengeluarannya dalam iklan, kualitas produk, dan pelayanan pelanggan, tetapi mereka tidak mempunyai kontrol terhadap tingkat dan pertumbuhan pendapatan konsumen, harapan harga kepada konsumen, keputusan harga para pesaing, dan keputusan pesaing dalam pengeluaran untuk iklan, kualitas produk, dan pelayanan pelanggan. Elastisitas dari penjuualan perusahaan terhadap variabel-variabel yang berada di luar kontrol perusahaan juga sangat penting bagi perusahaan agar dapat merespon kebijakan perusahaan pesaing secara efektif dan merencanakan strategi perkembangan yang terbaik. Jika elastisitas terhadap pendapatan sangat rendah untuk produk perusahaan, pihak manajemen mengetahui bahwa perusahaan tidak akan begitu diuntungkan dengan adanya peningkatan pendapatan dan mungkin



21



mempunyai keinginan untuk memperbaiki produknya atau beralih ke jajaran produk baru yang permintaannya lebih elastis terhadap pendapatan. Jadi perusahaan harus, pertama, mengidentifikasi semua variabel penting yang memengaruhi permintaan produk yang ia jual. Lalu, perusahaan yang mendapatkan estimasi efek marginal dari perubahan semua variabel tersebut terhadap permintaan. Perusahaan tersebut akan menggunakan informasi ini untuk mengestimasi elastisitas permintaan dari produk yang ia jual terhadap semua variabel fungsi permintaan. Hal ini sangat penting untuk keputusan manajerial yang optimal pada jangka pendek dan dalam perencanaan untuk pertumbuhan pada jangka panjang.



2.7.



KONVERGENSI INTERNASIONAL PADA SELERA Konvergensi yang cepat pada selera mulai terjadi. Selera di seluruh Amerika



Serikat memengaruhi selera di dunia, dan selera dunia secara kuat turut memengaruhi selera Amerika Serikat. Coca cola dan McDonald’s hanya dua diantara produk AS yang paling jelas sudah menjadi kebutuhan rumah tangga di seluruh dunia. Seseorang dapat melihat Adidas dan Sony Walkman pada seorang pelari pagi di Central Park, New York hingga Tivoli Garden, Copenhagen. Anda dapat menikmati Big Mac di Pizza di Spagna, Roma atau si Gorky’s Square di Moscow. Kita menemukan mobil dan VCR Jepang di New York dan New Delhi, parfuin Prancis dan Paris dan Kairo, dan Perrier hampir di setiap kota-kota besar (dan yang tidak begitu besar) di seluruh mandi. Texas Instruments dan kalkulator Canon, komputer jinjing Dell dan IBM, mesin fotokopi Xerox dan Minolta, ditemukan di kantor atau rumah dimana-mana. Dengan komunikasi yang makin pesat dan perjalanan yang lebih sering, konvergensi dunia dalam hal selera sudah semakin dipercepat. Sebagai dampaknya, perusahaan harus lebih berpikir dalam kerangka produksi dan pemasaran global agar tetap bersaing di dunia yang semakin menyempit ini. Bahkan perusahaan kecil harus terus khawatir bahwa berbagai produk baru yang global tidak akan menghapuskan alur produk mereka dalam semalam.



22



2.8.



ELECTRONIC COMMERCE Sejak pertengahan tahun 1990-an, internet sudah memberikan sumbangan



kepada meningkatnya perdagangan elektronik atau bisnis elektronik dan merevolusi segala macam bentuk hubungan bisnis tradisional. Electronic commerce (e-commerce) berarti produksi, periklanan, penjualan, dan distribusi produk dan jasa dari perusahaan ke perusahaan dan dari perusahaan ke konsumen melalu internet. Ini dangat mengurangi batasan waktu dan jarak antara penjual dan pembeli. Dalam e-commerce, tidak ada perjalanan menuju bangunan toko tradisional, tidak ada salesman, tidak ada pesanan, tidak ada mesin hitung, hanya situs web. Ini menawarkan keuntungan yang sangat besar bagi penjual dan pembeli yang menunjukkan perubahan yang medasar dalam cara membeli dan penjual melakukan interaksi di pasar. Kenikmatan yang paling besar dirasakan oleh konsumen adalah kenyamanan memiliki akses setiap saat untuk masuk dalam tokoh maya dan mampu melakukan beberapa perbandingan dalam berbelanja dalam biaya yang minimal dan dengan usaha yang minimal pula. E-commerce bahkan memberikan mafaat lebih besar lagi bagi penjual dengan mengurangi secara tajam biaya penjualan dan pengadaan input, menyusun rantai pasokan dan logistik, dan mengatur kembali manajemen hubungan pelanggan. Produsen dan penjual telah menemukan bahwa koneksi online dengan konsumen pada suatu sisi, serta perusahaan pelanggan, dan pemasok disisi yang lain, telah menyebabkan penurunan biaya pelaksaan bisinis yang sangat tajam, pemotongan waktu untuk memberikan jawaban, dan perluasaan jangkauan penjualan. E-commerce juga menyediakan tantangan bagi para penjual di internet. Salah satu yang paling serius muncul dari kemapuan konsumen untuk melakukan perbandiangan belanja dalam internet yang cenderung benar-benar menekan margin laba dalam banyak industri. Tantangan yang lainnya bagi para penjual ritel tradisional yang belum memasuki cara penjualan secara



online atau belum



sepenuhnya mengintengrasikannya dengan cara berdagang tradisional adalah bahwa pemasok akan memasarkan produknya sendiri secara langsung lewat internet, tidak hanya menurunkan bisnis para penjual detail tradisional tetapi juga usaha mereka untuk berjualan di internet. Metode penjualan yang baru, seperti lelang, juga menjadi terkenal



di internet. Model lelang lewat internet yang



23



berkembang dengan pesat memungkina pembeli bersedia menawarkan harga yang mereka bayar untuk suatu jenis barang atau jasa tertentu, dimana situs web memfasilisikan upaya mempertemukan mereka dengan penjual. Sebagai contoh, priceline.com menggunakan teknik ini untuk menjual tiket pesawat, kamar hotel, rental mobil, rekreasi, pendanaan rumah, dan bahkan mobil. Jenis lelang ini juga menyebar ke pembelian bahan mentah, komponen elektronik, dan barang-barang pribadi, bahkan sekarang membuka kesempatan baru bagi perusahaan kecil dan menengan yang belum ada sebelumnya. E-commerce juga meningkatkan jenis bisnis baru yang disebut Infomediares, yaitu suatu perusahaan yang mengumpulkan informasi dari konsumen dan mengembangkan profil konsumen secara rinci untuk dijual ke bisnis yang lain untuk kegunaan pemasaran bisnis lain tersebut. Namun demikian, e-commerce bukan tanpa masalah. Salah satunya, meskipun Web menjadikan Internet lebih mudah digunakan dan ratusan perusahaan sedang mengembangkan pernati lunak tersebut, menemukan segudang informasi yang kita inginkan di internet dapat menjengkelkan. Meskipun e-commerce dari perusahaan-perusahaan terus tumbuh dengan cepat, e-commerce perusahaan ke konsumen tampaknya sedikit tersendat setelah hal tersebut menjadikan hiruk pikuk dan tumbuh pesat di pertengahan terakhir tahun 1990-an ketika hanya beberapa perusahaan e-commerce yang melonjak di pasar, hanya untuk menghadapi kegagalan spektakuler. Hal tersebut menjadikan semakin jelas terlihat bahwa ecommerce perusahaan ke konsumen sekarang menyederhanakan saluran penjualan lainnya, sepanjang sisi bagian toko, strip malls dan pengiriman katalog pemesanan. Untuk meyakinkan, e-commerce perusahaan ke konsumen kemungkinan akan terus tumbuh lebuh cepat daripada perdagangan tradisional, tetapi hari-hari pada saat tumbuh dengan pesat tampaknya terlalu berlebihan.



24



BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Permintaan komoditas yang dihadapi oleh perusahaan bergantung kepada permintaan pasar atau industri terhadap komoditas tersebut, yang merupakan jumlah dari seluruh permintaan individual dari komoditas tersebut dalam suatu pasar. Permintaan akan suatu komoditas yang dihadapi oleh perusahaan bergantungkepada harga komoditas, ukuran (seperti jumlah konsumen dalam) pasar tersebut, pendapatan konsumen harga komoditas yang berhubungan, selera, harapan akan harga, usaha promosi dari perusahaan, dan kebijakan promosi serta penentuan harga dari perusahaan pesaing. Elastisitas permintaan terhadap harga (Ep) mengukur persentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dari suatu komoditas dibagi persentase perubahan dalam harganya, dengan memegang konstan variabel lainnya dalam fungsi permintaan. Kita dapat mengukur elastisitas permintaan terhadap harga ini secara titik atau busur. Kurva permintaan yang linear dapat disebut sebagai elastis (yaitu, |Ep|>1) di atas titik tengah geometrisnya, elastis uniter (yaitu, |Ep|=1) pada titik tengahnya, dan inelastis (yaitu, |Ep|0). Untuk barang inferior, EI1 disebut sebagai “barang mewah”di mana barang-barang normal dengan EI antara 0 dan 1 adalah barang-barang “kebutuhan”.



25



Elastisi tas permintaan silang dari komoditas X terhadap Y (EXY) mengukur persentase perubahan permintaan komoditas X dibagi perubahan harga komoditas Y, dengan memegang konstan semua variabel lainnya dalam fungsi permintaan, termasuk harga dan pendapatan. Untuk analisis permintaan, pertama-tama perusahaan harus mengidentifikasi semua variabel penting yang memengaruhi permintaan produk yang mereka jual. Dengan menggunakan analisis regresi (dibahas dalam Bab 4), perusahaan dapatmenghasilkan estimasi yang dapat dipercaya tentang efek dari suatu perubahan setiap variabel ini terhadap permintaan produknya. Sejak pertengahan tahun 1990-an, internet telah menyebabkan peningkatan penggunaan perdagangan elektronik, yang merevolusi berbagai hubungan bisnis tradisional. E-commerce mengacu kepada produksi, iklan, penjualan, dan distribusi dari barang dan jasa dari perusahaan ke perusahaan atau dari perusahaan ke konsumen melalui internet. Daya tarik yang paling besar dari e-commerce bagi konsumen adalah kenikmatan mempunyai akses tanpa batas waktu terhadap toko maya dan kemampuan untuk melakukan belanja dan membandingkan dengan biaya dan up aya yang minimal. Melalui e-commerce, penjual dapat secara tajam mengurangi biaya penjualannya dan menyediakan input, menata ulang rantai pasok dan logistik, dan mendifinisikan kembali manajemen hubungan pelanggan.



3.2. SARAN Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti tentang Analisis Sensivitas / Elastisitas Kurva Permintaan dalam matakuliah Ekonomi Manajerial ini, selain itu kami dari kelompok 3 juga mengharapkan kritikan dari kalian semua, agar dapat membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya.



26



DAFTAR PUSTAKA Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam perekonomian global Edisi Kelima. Jakarta : Salemba Empat.



27