Makalah Ekonomi Mikro Pendekatan Ordinal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Ordinal) Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Ilmu Ekonomi Mikro Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlis, M.Si



Disusun oleh : 1. Uswatun Chasanah (1805026140) 2. Melia Anjar Ratnasari (1805026144)



EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menulis makalah ini tanpa halangan apapun. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah islam dan pengantar ilmu dari jaman jahiliyah sampai jaman terangbenderang. Ucapan terimakasih kepada Bp. Muhlis selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu ekonomi makro di semester 2, yang memberikan kami kesempatan untuk menulis makalah ini demi menuntaskan nilai Tugas terstruktur matakuliah ekonomi makro dengan sebaikbaiknya. Maka dari itu kami selaku kelompok 10 pada pembuatan makalah ekonomi mikro akan membawakan makalah yang berjudul “Teori Tingkah Laku Konsumen Dengan Pendekatan Ordinal”. Kami berharap makalah ini menjadi pembelajaran tidak hanyak pembelajaran dalam mata kuliah ini. Akan tetapi menjadi pembelajaran untuk seterusnya dari pembaca. Terimakasi



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4 A. Latar Belakang .............................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 6 A. Pengertian Pendekatan Ordinal ..................................................... 6 B. Kurva Kepuasan Sama ................................................................. 6 C. Garis Anggaran Pengeluaran ........................................................ 8 D. Syarat Mencapai Kepuasan Maksimum...................................... 10 E. Efek Perubahan Pendapatan dan Harga ...................................... 11 F. Membentuk Kurva Permintaan ................................................... 13 BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15 A. Kesimpulan ................................................................................. 15 B. Kritik dan Saran .......................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian ada tiga pelaku penting, yaitu produsen, konsumen dan distributor. Namun dalam ulasan kali ini kita akan membahas tentang satu pelaku yang memiliki peran penting dalam jalannya perekonomian suatu negara yaitu konsumen. Konsumen adalah pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi. Dimana mereka membeli atau menggunakan suatu produk baik barang ataupun jasa. Dalam melakukan kegiatan atau aktivitasnya pasti akan nampak tentang perilaku yang dilakukannya, perilaku ini lebih dikenal dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan, menikmati, mengevaluasi serta melepas produk yang telah mereka pakai atau nikmati (dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen berlaku pada beberapa tahap, yaitu pada tahap awal sebelum pembelian, saat pembelian dan setelah pembelian. Sebelum melakukan pembelian para konsumen menggali informasi tentang produk yang mereka inginkan. Sedangkan pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan transaksi dengan produsen, membayar produknya. Dan pada tahap setelah pembelian, konsumen menggunakan dan menikmati produk yang dibelinya, melakukan evaluasi serta melepas atau membuang produknya ketika mereka sudah bosan. Dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang dihasilkan oleh produsen. Terdapat dua macam pendekatan dalam melakukan analisis perilaku konsumen terhadap suatu barang, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Namun yang akan kita bahas adalah teori konsumen melalui pendekatan ordinal. Dimana kepuasan seorang konsumen tidak dapat diukur dengan angka, namun dapat bisa diasumsikan dalam persamaan kuantitatif, yaitu melalui pendekatan ordinal. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana teori pendekatan ordinal?



4



b. Bagaimana perubahan harga dan pendapatan dapat mempengaruhi? C.



Tujuan Penulisan a. Mengetahui teori pendekatan ordinal b. Mengetahui



bagaimana



perubahan



mempengaruhi



BAB II PEMBAHASAN 1.



Pengertian Pendekatan Ordinal 5



harga



dan



pendapatan



dapat



Pendekatan ordinal berasumsi bahwa utilitas suatu barang tidak perlu diukur, tetapi cukup konsuumen mampu mengurutkan urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari sejumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Secara historis, teori guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan perilaku individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berpikir rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Akan tetapi, telah lama orang melihat suatu kelemahan penting dari teori tersebut, menyatakan kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat,



yaitu:



karena kepuasan



adalah sesuatu yang tidak mudah diukur. Untuk menghindari kelemahan ini Sir John R. Hicks telah mengembangkan satu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas



oleh konsumen. Dalam menganalisa tingkat kepuasan pendekatan ini



menggunakan kurva indefferen yang menunjukkan kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara duua macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas. A. Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve) Kurva indiferensi (Kepuasan Sama) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen1. Gabungan manapun yang dilakukan akan memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. Pendekatan ini mendasar pada anggapan bahwa konsumen dapat menyusun rangking atau menyatakan bahwa dua barang X dan Y itu barang X lebih disukai dari barang Y atau barang X dan Y tidak beda, sama-sama suka 2 . Menurut teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung. Hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang.



Suatu kurva



indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen. Walaupun telah



1



Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). (Jakarta: PT Rajagrafindo



Persada), hlm 170 2



Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro&Mikro. (Yogyakarta: BPFE), hlm 296 6



dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat dihitung, namun bisa diasumsikan dalam persamaan kuantitatif. Kurva kepuasan sama adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama. Untuk menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seseorang konsumen hanya akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja. Contohnya kedua barang tersebut adalah makanan dan pakaian. Setiap gabungan yang dilakukan antara mengkonsumsi makanan dan pakaian akan memberi kepuasan yang sama meskipun konsumsi berubah-ubah, namun pada titik tertentu jumlah kedua barang akan sama.



Kurva IC merupakan garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi A, B, C, D, E dan F yang menunjukkan berbagai kemungkinan jumlah kombinasi pakaian dan makanan yang berbeda pada setiap titik. Perhatikanlah perubahan yang berlaku apabila konsumen menukar gabungan barang yang dikonsumsinya dari gabungan A menjadi gabungan B. Perubahan ini menaikkan konsumsi pakaian dari 2 unit menjadi 3 unit, dan kenaikkan ini dimungkinkan oleh pengurangan konsumsi makanan dari 10 unit menjadi 7 unit. Keadaan ini berarti bahwa untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen tersebut maka kenaikan konsumsi satu unit pakaian harus dibayar dengan pengurangan 3 unit konsumsi makanan. Setiap gabungan adalah memberi kepuasan yang sama besarnya.



7



Pengganntian ini menggambarkan besarnya pengorbanan ke



atas



konsumsi suatu barang (makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya (pakaian) dan pada waktu yang sama tetap mempertahankan kepuasan yang diperolehnya. Pengorbanan yang dilakukan tersebut dinamakan tingkat penggantian marjinal. Asumsi-asumsi Kurva Kepuasan Sama (Kurva Indiferensi) a. Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya. b. Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah, dan cembung ke titik origin. c. Kurva indiferensi tidak saling berpotongan.



B. Garis Anggaran Pengeluaran Kurva memperoleh



kepuasan



sama



barang-barang



menggambarkan



dan



kepuasan



keinginan



yang



akan



konsumen dinikmatinya,



untuk dan



mengkonsumsi barang-barang tersebut. Namun dalam hal ini, belum ditunjukkan sampai dimana kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barangbarang tersebut. Misalkan konsumen akan membeli barang X dan Y. Konsumen dapat mengalokasikan pendapatanya untuk membeli kedua barang tersebut. Apabila ia membeli barang X lebih banyak, maka pembelian terhadap barang Y dapat berkurang. 3



Dalam kenyatannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang



diinginkannya, sebab ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian, persoalan yang dihadapi oleh konsumen adalah: “Bagaimana ia harus membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum?”.



Berdasarkan analisis tersebut perlu menggambarkan garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli berdasarkan sejumlah pendapatan tertentu dan harga barang yang tersedia4 . Misalkan seorang konsumen mempunyai dana Rp 100.000 akan membeli pakaian dan makanan. Harga pakaian 1 unit yaitu Rp 10.000 dan harga makanan Rp 4.000 per unit. Bila semua dana dibelikan pakaian maka jumlah yang diperoleh 10. 3 4



Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro&Mikro. (Yogyakarta: BPFE), hlm 297 Devri Barnadi Putera, Mikroekonomi. ( Jakarta : Erlangga) 8



Bila semua dana untuk digunakan membeli makanan, maka jumlah yang diperoleh adalah 25. Kombinasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:



Keterangan: garis lurus AF garis anggaran pengeluaran sebesar Rp 100.000 untuk membeli dua barang konsumsi pakaian dan makanan. Titik A memperlihatkan semua dana dihabiskan untuk membeli makanan dan titik F semua dana dibelikan untuk pakaian. Sedangkan titik-titik yang lain seperti B, C, D, E merupakan macam-macam kombinasi yang mungkin dapat dibeli dengan dana yang sama. Perubahan Pendapatan Posisi dari garis anggaran ditentukan oleh kenaikan dan penurunan pendapatan. Pertambahan pendapatan akan membuat kenaikan dalam mengkonsumsi barang X dan Y sehingga memindahkan garis itu ke atas, dan penurunan pendapatan akan memindahkan garis itu bergeser ke bawah.



9



Perubahan Harga Perubahan harga akan mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran. Seperti pada kurva dibawah ini, misalkan pada mulanya garis anggaran pengeluaran adalah garis AB, kemudian dimisalkan pendapatan tetap dan harga makanan tetap, tetapi harga pakaian berubah naik. Akibatnya garis anggaran pengeluaran pindah dari garis AB ke garis AC. Begitu juga sebaliknya, jika harga pakaian turun maka garis akan berpindah dari AC ke garis AB. Y



A



B



C



X



C. Syarat Untuk Mencapai Kepuasan Maksimum Kondisi ini disebut keseimbangan konsumen dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Dengan diketahuinya cita rasa konsumen (yang ditunjukkan oleh kurva kepuasan sama) dan berbagai gabungan barang yang mungkin dibeli konsumen (yang ditunjukkan oleh garis anggaran 10



pengeluaran) maka dapat diketahui dimana keadaan konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum.



Kurva U4 adalah yang memberi kepuasan yang lebih tinggi daripada kurva kepuasan lainnya. Tetapi kurva ini berada di atas garis anggaran pengeluaran. Dengan demikian makanan dan pakaian yang ditunjukkan tidak dapat dibeli oleh pendapatan yang tersedia. Jadi kurva U4 menunjukkan tingkat kepuasan yang tidak dapat dijangkau konsumen. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama5.



D. Efek Perubahan Pendapatan Dan Harga a. Perubahan pendapatan Pertambahan pendapatan akan memindahkan garis ke atas dan pengurangan pendapatan akan memindahkan garis ke bawah. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan terdapat satu kurva kepuasan sama yang menyinggung garis tersebut 6 . Titik persinggungan tersebut adalah keseimbangan pemaksimuman



5



Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada), hlm 177 6 Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada), hlm 178 11



kepuasan yang baru. Ketika titik-titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan dinamakan garis pendapatan-konsumsi. Pada waktu pendapatan Y maka garis anggaran pengeluaran adalah a, keseimbangan terjadi di titik E yaitu pemaksimuman kepuasan. Ketika pendapatan menjadi Y1, garis anggaran di titik b, keseimbangan terjadi di E1, begitu juga seterusnya.



b. Perubahan Harga Perubahan harga akan mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran. Dimisalkan awal mula garis anggaran AB. Garis itu disinggung oleh U3 di titik E yang menunjukkan kedudukan yang menciptakan kepuasan maksimum kepada konsumen. Selanjutnya dimisalkan pendapatan dan harga makanan tetap, tetapi harga pakaian berubah atau naik. Akibatnya garis anggaran pengeluaran pindah menjadi garis AC dan garis ini disinggung oleh kurva kepuasan sama U2 di titik E1 dan ini merupakan titik keseimbangan konsumen yang baru, begitu juga seterusnya. Apabila titik keseimbangan E, E1, E2 dihubungkan maka diperoleh kurva yang dinamakan garis harga konsumsi.



12



E. Membetuk Kurva Permintaan Terbentuknya kurva permintaan ditunjukkan bahwa sifat permintaan konsumen, yaitu jika harga turun maka jumlah permintaan bertambah. Sebaliknya, jika harga naik maka permintaan akan berkurang. Dengan menggunakan analisis kurva kepuasan sama dapat dijelaskan sebagaimana digambarkan pada gambar berikut.



Dalam membuat gambar (i) dimisalkan pendapatan konsumen adalah tetap, dan pada permulaannya harga makanan adalah Pm dan harga pakaian adalah Pa. Dengan demikian pada permulaanya garis a menggambarkan garis anggaran pengeluaran konsumen tersebut. Garis a menyinggung kurva kepuasansama U1 di titik E. Oleh karena itu jumlah pakaian yang dikonsumsi adalah Q unit. Misalkan 13



pendapatan dan harga makanan tidak mengalami perubahan, tetapi harga pakaian menurun dan sekarang menjadi Pb. Dengan perubahan ini maka garis anggaran pengeluaran sekarang ditunjukkan oleh garis b. Ia disinggung kurva kepuasan sama U2 di titik E1. Keseimbangan



ini



menggambarkan bahwa pakaian yang dikonsumsi telah meningkat menjadi Q1 unit. Misalkan



penurunan



lebih lanjut berlaku atas



harga pakaian,



yaitu sekarang



harganya adalah Pc. Penurunan harga ini memindahkan lagi garis anggaran



pengeluaran,



yaitu



sekarang ditunjukkan oleh garis c. Kurva U3 disinggung oleh garis c di E2 yang menunjukkan bahwa konsumsi pakaian sekarang telah semakin bertambah dan menjadi sebanyak Q2.



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendekatan ordinal berasumsi bahwa utilitas suatu barang tidak perlu diukur, tetapi cukup konsuumen mampu urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari sejumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Dalam menganalisa tingkat



kepuasan



pendekatan



ini



menggunakan



kurva



indefferen



yang



menunjukkan kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara duua macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas. Kepuasan maksimum konsumen atau keseimbangan konsumen dapat diperoleh ketika garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Kurva juga dapat berubah apabila mengalami perubahan pendapatan dan perubahan harga. B. Saran Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca terutama dosen mata kuliah ini, agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya, kami ucapkan terima kasih.



15



DAFTAR PUSTAKA Sukirno, S. 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Nopirin. 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. Yogyakarta : BPFE Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2010. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Putera, Devri Barnadi. 2012. Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/pendekatan-ordinal https://blogips-ekonomi.blogspot.com



16