Makalah Esai Personal Pak Agus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan Semesta Alam karena dengan ridho-Nya,



rahmat-Nya



makalah



personal



(esai)



bakal



calon



anggota



bawaslu



kabupaten/kota dapat diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota juga dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan maupun tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa, Aparat Penegak Hukum seperti kepolisian, kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Tim Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri, Perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh agama. Sedangkan didalam partai politik maupun calon perseorangan mempunyai kepentingan yang berpotensi melakukan kecurangan sehingga pemilu dapat terganggu. Makalah ini dibuat merupakan persyaratan untuk menjadi anggota Bawaslu Kabupaten Lombok Tengah pada tahap tes kesehatan. Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi acuan bagi penulis maupun bagi yang membacanya dalam melaksanakan pengawasan demi kesempurnaan makalah ini dalam kepemiluan khususnya di Kabupaten Lombok Tengah. Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi keksempurnaan makalah ini kedepannya dan semoga kita menjadi tauladan bagi sesama untuk mencapai apa yang diharapkan kini dan yang akan datang.



Agus Hariadi, ST



Bagian Pertama Nama saya Agus Hariadi, ST. Nama panggilan saya Agus namun teman-teman dekat biasa memanggil saya dengan nama Monox. Saya lahir di Praya, 3 Agustus 1984. Saya anak pertama dari empat bersaudara dan mereka begitu dengan saya. Sewaktu masih kecil saya selalu bermain dengan mereka dan orang tua saya begitu menyayangi kami. Setiap sore hari kami biasanya pergi jalan-jalan dengan Ayah dan kadang dengan ibu saya. Ayah saya selalu mengajarkan kedisiplinan dalam melaksanakan pekerjaan apapun sehingga sampai saat ini saya menjadi terbiasa dengan pengajaran-pengajaran dari orangtua saya. Dimasa saya SD saya bersekolah di SDN 2 Tengari, waktu disekolah dulu saya sangat aktif mengikuti ekstrakurikuler pramuka dan menjadi anggota OSIS. Saya di SD dulu termasuk anak yang biasa-biasa saja bukan anak yang trendi atau anak yang suka berkelompok-kelompok saat bermain. Setelah lulus SD, saya melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Praya alas an utamanya adalah karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari rumah sehingga saya dapat berjalan kaki ke sekolah. Lulus dari SMPN 2 Praya saya melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Praya, alasannya kali ini adalah karena SMAN 1 Praya termasuk sekolah favorit di Kabupaten Lombok Tengah. saya juga termasuk orang yang beruntung karena letak rumah saya strategis dari lingkungan pendidikan yang pusat Kotanya di Praya. di SMAN 1 Praya saya mengambil jurusan IPA, karena jurusan ini dianggap lebih menantang dan serius dibandingkan dengan jurusanjurusan lainnya, sehingga kepribadian saya terbentuk dari masa SMA. Setelah tiga tahun untuk kepribadian saya terbentuk saya menjadi lebih dewasa dan mandiri serta belajar untuk bertanggung jawab terhadap keputusan yang saya ambil. Selama menempuh Pendidikan di SMAN 1 Praya saya memiliki teman-teman dengan berbagai karakter dan guru-guru yang berpendidikan tinggi yang membuat saya semakin berfikir bahwa ilmu itu sangat penting untuk kemajuan diri kita sendiri. Saya selalu merasa iri ketika teman-teman saya memiliki peringkat ranking lebih tinggi dari saya. Namun itu menjadi motivasi buat saya untuk selalu mau belajar hal-hal yang baru tidak hanya menerima pelajaran dari sekolah namun dari lingkungan luar sekolah. Setelah tiga tahun menuntut ilmu di SMAN 1 Praya kemudian saya melanjutkan melanjutkan kejenjang Perguruan Tinggi/Universitas, berbekal dengan ilmu-ilmu yang telah saya dapat selama tiga tahun di SMAN 1 Praya, saya memberanikan diri untuk keluar daerah



tepatnya di Universitas Merdeka Malang. Dengan semangat tinggi saya berkuliah di Fakultas Teknik mengambil jurusan Teknik Mesin dari tahun 2001 hingga tahun 2006 saya menyelesaikan Studi S1. Selama proses perkuliahan saya aktif dalam organisasi eksternal dan internal Kampus, di eksternal saya aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan internal saya aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM). Dari berorganisasi tersebutlah saya banyak belajar hal tentang bagaiman kita berinteraksi dengan orang lain sehingga menambah semangat kerjasama. Selain itu saya banyak belajar bagaimana saya berbicara di depan umum. Manfaat lain yang saya rasakan mengikuti organisasi adalah melatih jiwa kepemimpinan, terlebih lagi sekarang saya sudah menjadi Bapak paling tidak menjadi pemimpin bagi keluarga saya. Setelah



selesai



dari



pendidikan



di



Perguruan



Tinggi



saya



melanjutkan



Pendidikan/Kursus selama satu tahun disalah satu Institut ternama di Malang yang bekerja sama dengan Negara Jerman yaitu VEDC. Selepas itu saya melanjutkan kembali pendidikan saya dengan mengikuti AKTA 4 jurusan Teknik Mesin di Situbondo. Kegiatan sehari-hari saya yang telah mempunyai seorang putra namanya Akbar yang berusia 10 bulan, di rumah saya memposisikan diri sebagai seorang Ayah dan seorang suami, saya sering mengajak anak saya bermain dan bercanda-canda karena anak saya belum bisa jalan. Saya juga satu atau dua kali dalam seminggu berkumpul bersama temanteman saya untuk berinteraksi sosial seperti Hijrah Saputra seorang Dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Lombok Tengah, Imtihan Hakiki seorang Guru Komputer di SMKN 1 Praya Tengah, dan Lalu Ari Sunandar seorang pendakwah agama (Da’i). Dengan berinteraksi bersama teman-teman saya dari banyak profesi dan karakter memberikan pandangan positif demi langkah kedepannya yang lebih baik. Ada beberapa orang yang pernah menjadi acuan kuat dalam karakter diri saya hingga saat ini menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari saya yaitu kedua orang tua saya terutama Ibunda tercinta yang sangat berperan kuat dalam kehidupan dan jati diri saya hingga saya bisa menjadi seperti sekarang ini, istri saya Julia Sismayagi selalu memberikan saya motivasi-motivasi dalam menjalani kehidupan ini. Mereka memiliki keinginan yang kuat dalam menggapai suatu hal apapun itu untuk diraih contohnya soal pendidikan yang selalu mereka katakan bahwa pendidikan adalah hal penting untuk kemajuan diri kita dalam menggapai cita-cita yang ingin kita raih nantinya, bagaimana memberdayakan karakter yang ada dalam diri kita untuk dijalankan dan menjadi panduan dimasa yang akan datang.



Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya. Cara melihat ciri seseorang apakah berintegritas atau tidak ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya. Menurut saya, integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial, dan sesuatu yang dihasilkan dari dalam diri kita, maka kekuatan di luar diri bisa saja tidak memiliki integritas. Sering sekali realitas kehidupan sosial, politik, ekonomi selalu mempersembahkan integritas yang sangat miskin dan lemah. Dampaknya, integritas pribadi yang kuat harus menjadi sangat bermoral dan berkualitas tinggi. Untuk itu, saya memberanikan diri agar dapat mengalahkan tantangan dari realitas integritas di luar diri, yang lemah dan tak berdaya. Keberanian saya untuk menerima tanggung jawab pribadi, selalu saya ikuti dengan kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan saya harus dapat menjadi pribadi yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran, keadilan, menghormati pandangan yang berbeda dengan integritas pribadi untuk kemanusiaan dan cinta. Dari teori integritas tersebut diatas saya menyakini dan menilai bahwa tingkat integritas saya 75%. Mengapa?Pertama, saya selalu melakukan tindakan berdasarkan norma, hukum dan aturan yang berlaku baik umum maupun khusus.Kedua, dalam tugas dan kegiatan sehari-hari saya, selalu mengutamakan kepentingan banyak orang. Ketiga, melihat persoalan secara netral sesuai dengan pokok persoalan dengan santun dan tidak mencapur adukan perasaan, hubungan keluarga dan sebagai pengganggu dalam penyelesaian persoalan orang lain. Keempat, penilaian dari masyarakat yang 25% itu karena hubungan yang baik tentu saja hanya dapat dicapai bila ada hubungan timbal balik dari masyarakat, hal itu hanya dapat dinilai oleh masyarakat itu sendiri setelah melihat kinerja kita setelah melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain.



BAGIAN KEDUA Kecurangan dalam kepemiluan apapun alasan dan bentuknya tidak dapat di toleransi. Pemilu harus berlangsung Langsung bebas rahasia jujur dan adil. Pengalaman saya sebagai Ketua Panwaslu Kecamatan Praya dalam konteks pemilu sering kali terjadi kecurangan atau manipulasi yang tidak dapat terelakkan, ada kecurangan yang bersifat ditoleransi dan ada sama sekali tidak bisa ditoleransikan, hal ini merupakan sebuah problematika dalam pemilu baik dari aspek pengawasan dan penyelenggaraan. Oleh karena itu saya tidak setuju jika ada kecurangan yang dapat ditoleransi karena kecurangan atau manipulasi sekecil apapun itu merupakan pelanggaran dan setiap pelanggara harus ditindak lanjuti karena di dalam ilmu hukum setiap kesalahan ataupun pelanggaran harus ditindak, masalah pelanggaran itu termasuk kategori berat atau ringan itu merupakan putusan akhir. contoh; Pertama pada saat Pencocokan dan Penelitian Data Pemilih (Coklit) yang seharusnya dilakukan oleh PPDP yang memili SK tetapi pada kenyataannya yang kita dapatkan dari hasil pengawasan orang lain yang melakukan proses Pencoklitan tidak sesuai dengan SK yang dikeluarkan oleh KPU. Kedua, kampanye terselubung yang dilakukan pada lingkungan pendidikan (Madrasah), di satu sisi pengurus pondok pesantren diminta untuk mensosialisasikan pemilu, di sisi yang lain pimpinan pondok pesantren diminta untuk bersikap netral. Ketiga, keterlibatan ASN yang memihak salah satu PASLON padahal ada UU yang melarang ASN untuk tidak terlibat dalam politik praktis, namun banyak sekali ASN yang masuk kedalam politik, walaupun tidak secara terang-terangan, sehingga akan menyebabkan ketidak netralan bagi ASN. Pemilu tidak lepas dari kecurangan, dan terjadi bukan saja karena terbukanya peluang untuk itu, tetapi juga karena kurangnya kesadaran serta pemahaman akan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya sebab mencapai sesuatu sedapat mungkin untuk menghindari kecurangan atau manipulasi tergantung kepribadian seseorang karena apabila kecurangan telah dilakukan satu kali maka untuk menutupi kecurangan tersebut kita harus melakukan kecurangan lagi. Oleh karena itu saya tidak ingin melakukan kecurangan karena masih banyak jalan keluar lainnya dalam mencapai sesuatu tersebut tinggal bagaimana usaha dan upaya yang akan kita lakukan menuju kebenaran yang hakiki tersebut.



BAGIAN KETIGA Menurut saya, kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari saya antara lain; Bidang Sosial; Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Penyuluhan Kabupaten Lombok Tengah, saya sebagai staf penyuluh honorer yang dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan penyuluhan betapa pentingnya irigasi, musim tanam yang telah atur karena kalau tidak sesuai akan mempengaruhi hasil yang didapatkan. kegiatan tersebut didukung oleh PemKab Lombok Tengah. Dampak dari kegiatan sosial saya yaitu; saya mendapatkan banyak ilmu juga dari para petani dan saya juga lebih peka kepada kehidupan para petani yang begitu tekun dan kerja keras namun kurang diperhatikan oleh pemerintah ini terbukti dari harga yang di dapatkan tidak sesuai dengan harapan para petani untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Bidang Politik; saya pernah menjadi relawan dalam gerakan sejuta relawan pengawas pemilu untuk memantau/mengawasi pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD serta pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014 yang di selenggarakan oleh Bawaslu RI. Dampak dari kegiatan saya menjadi relawan saya mempunyai pengalaman di bidang kepemiluan dan Politik, sehingga membuat saya tertarik untuk ikut berpartisipasi secara langsung dalam demokrasi di bidang kepemiluan. Pada kegiatan dan aktivitas saya ada beberapa orang yang sangat berperan antara lain pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan Bawaslu RI karena kegiatan yang dilaksanakan tersebut langsung menjadi objeknya yakni sebagai pelaksana dan relawan, oleh karena itu sangat penting dalam mengabdi dan mensosialisasikan kepada masyarakat dari hasil yang di peroleh dari kegiatan tersebut. Berorganisasi merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain, di dalam organisasi juga kita belajar bagaimana melakukan kegiatan secara bersama-sama (team work), berbicara dihadapan orang ramai, memimpin sidang, mencari jalan keluar apabila menemui permasalahan, melakukan kegiatan administrasi, pengawasan, kontrol sosial terhadap pemerintah. Sehingga pengalaman dalam berorganisasi sangat bermanfaat apabila kelak menjadi salah satu anggota Bawaslu Kabupaten Lombok Tengah, sebab Bawaslu merupakan organisasi juga, sehingga diperlukan kerjasama, kegiatan administrasi, pengawasan, penyuluhan dan lain-lain yang telah biasa kita lakukan di dalam organisasi lainnya.



Prinsip hidup sebagai dasar yang sangat membantu dalam pembentukan karakter seseorang, terutama saya yang sedang menjalaninya. Menjadi Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Praya bukanlah hal yang mudah dan ringan, namun satu keyakinan bahwa kerja jujur, ikhlas dan bekerja keras sesuai dengan aturan yang berlaku.



BAGIAN KEEMPAT Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Panwaslu Kabupaten/Kota juga dapat dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan maupun tidak sejalan dengan misi Panwaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Panwaslu adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa, Aparat Penegak Hukum seperti kepolisian, kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Tim Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat mengganggu misi Panwaslu adalah oknum tertentu yang ada di dalam Partai Politik maupun calon perseorangan yang mempunyai kepentingan dan melakukan kecurangan sehingga pemilu dapat terganggu. Jika saya menjadi anggota Bawaslu Kabupaten Lombok Tengah saya akan berpegang teguh pada peraturan per Undang-undangan yang berlaku dan tetap bersikap netral dan independent serta tidak membeda-bedakan atau memberikan janji-janji atau sebaliknya menerima janji-janji atau pemberian dari pihak manapun yang diperkirakan ada hubungannya dengan pekerjaan di Bawaslu Kabupaten Lombok Tengah, sehingga saya tidak masuk angin oleh kepentingan tertentu. Bagi saya keluarga merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada saya, apalagi memiliki seorang Ibu yang selalu mengingatkan saya akan arti kejujuran dan kesetiaan dalam menjalani kehidupan di masyarakat, namun apabila suara dari keluarga atau teman-teman mengarah ke arah yang tidak baik apalagi menyangkut pekerjaan maka sebaiknya jangan di dengarkan. Sebab setiap perbuatan memerlukan tanggung jawab dan yang akan bertanggung jawab adalah diri kita sendiri di hadapan Allah SWT nantinya.



BAGIAN KELIMA Saya mulai tertarik pada praktek kepemiluan, kepengawasan, dan demokrasi semenjak saya menjadi Relawan dalam gerakan sejuta relawan pengawas pemilu untuk memantau/mengawasi pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD serta pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014. Saya lebih tertarik lagi begitu saya terpilih menjadi Ketua Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Praya. Saya tertarik di bidang kepemiluan karena saya ingin berkontribusi ke negara untuk melahirkan pemimpin yang bermartabat dan berintegritas melalui kepengawasan sesuai aturan yang berlaku. Saya pernah membaca buku mengenai kepemiluan dengan judul “Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia penulis Prof.Dr.Ni’matul Huda, SH.,M.Hum dan M.Imam Nasef,SH.,MH. Buku ini bercerita secara komprehensif dan sistematis mengenai kepemiluan dan demokrasi di Indonesia. Perubahan desain penyelanggaran kepemiluan di Indonesia beserta segala instrumentnya bercerita dari satu period ke peride lainnya. Buku ini juga melakukan beberapa kajian tentang kepemiluan yang berjalan di Indonesia melalui berbagai eksperimentasi pemilu yang telah dipraktekkan pasca reformasi belum mampu menjawab tantangan kepemiluan yang berkualitas. Buku ini sangat membantu saya untuk membuka wawasan kepemiluan. Buku-buku lain yang pernah saya baca mengenai kepemiluan dan demokrasi antara lain: Pemilu Perselisihan Hasil Pemilu dan Demokrasi karangan Prof. Dr.A. Mukhtie Fajar, Konsep Memperdalam Demokrasi karangan In’amul Mushoffa, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru karangan Prof. Dr. Kacung Marijan. dalam bukunya tersebut memberikan pemikiran, mengurai sejarah dan gagasan pilkada serentak, serta memberikan catatan-catatan pilkada dan rekomendasinya agar memantapkan proses demokrasi dalam pilkada mendatang agar lebih baik. Dari buku-buku tersebut saya anggap penting sebagai referensi bagi semua kalangan karena membuka wawasan tentang Demokrasi dan pengawasan dalam Kepemiluan kini dan akan dating di Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini Buku yang paling saya sukai adalah buku berjudul Desain Penyelenggara Pemilu: Buku Pedoman Internasional IDEA karangan Alan dkk. Buku Desain Penyelenggaraan Pemilu ini saya suka karena berupaya menjawab berbagai tantangan dari sudut pandang praktis dengan mengumpulkan berbagai pengalaman penyelenggaraan pemilu dari berbagai belahan dunia yang mudah dipahami. Buku ini juga membahas berbagai jenis model



penyelenggaraan pemilu dan persoalan-persoalan mengenai tata kelola yang mungkin dapat berdampak pada keputusan-keputusan yang diambil oleh penyelenggara pemilu. Buku ini juga menekankan pentingnya penyelenggaraan pemilu yang efektif, berkelanjutan, dan profesional. Salah satu tulisan yang pernah saya tulis mengenai kepemiluan adalah ketika waktu masih duduk di bangku kuliah. Tulisan yang saya tulis mengenai pemilu, demokrasi dan pluralis politik. Tulisan ini saya tulis bagaimana peran pluralisme di Indonesia dan bagaimana penguatan demokrasi di Indonesia.