Makalah FCC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FAMILY CENTER CARE



DI SUSUN OLEH



REFITA MAHARLIKA SILVIA ROHMITA



(195140054) (195140066)



YENNI PRESELIA SAFITRY MZ (195140102) DEVITA SARI



(195140105)



TASYA PUTRI



(195140111)



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA 2020/2021



BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi pada anak pra sekolah akan menimbulkan ketidaknyaman, anak pra sekolah akan merasa kehilangan berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketergantungan, takut cidera dan nyeri pada tubuh.perpisahan dalam halini akan mempengaruhi anak yang mengganggap haltersebut sebagai perasaan ditinggalkan. Hospitalisasi ini mengakibatkan ansietas perpisahan pada anak (Muscary, 2009). Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang selama 24 jam mendampingi pasien harus memberikan kontribusi dalam perannya sebagai perawatan terutama membanu anak dan keluarga unuk meperoleh pengalaman positif selama hospitalisasi. Perawat anak harus memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenal pertumbuhan dan perkembangan anakuntuk merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai sehingga membantu anak dan keluarga untuk beradaptasi dengan kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik eksternal maupun internal (Potter & Perry, 2007). Dalampraktik



keperawatan anak, asuhan keperawatan



yang



diterapkan berdasarkan padafilosofi keperawatan anak.Filosofi keperawatan anak merupakan



keyakinan



atau



pandangan



yang



dimiliki



oleh



perawat



untukmemberikan pelayanan kepada anak.Salah satunya adalah Family Center Care (perawatan yang berfokus pada keluarga).Family Center Care menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan pada anak di rumah sakit (Hidayat, 2008). Family Center care (FCC) merupakan pendekatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan melibatkan orang tua. Family Center Care juga menekankan keterlibatan orang tua atau keluarga anak dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak di rumah sakit (hidayat, 2008). Keluarga didukung dalam peran pemberian asuhan keperawatan dan keputusan dengan melihat keluarga sumeber kekuatan dalam masalah keperawatan(Wong, 2008).



Penerapan Family Center Care bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama yang optimal pada keluarga dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi dari keluarga (Saleeba, 2008). Tujuan penerapan Family Center Care dalam perawatan anak, menurut Brunner & Sudard (1986dalam Fretes, 2012) adalah memberikan kesempatan bagi orang tua merawat anak mereka dalam proses hospitalisasi dengan pengawasan dari perawat dengan aturan yang berlaku. Pelaksanaan Family Center Care pada rumah sakit anak di negaranegara maju sudah terstandar dengan baik, namun di Indonesia kemungkinan dapat diterapkan tetapi untuk mewujudkannya secara ideal tidak mudah, karena banyak petugas terutamaperawat yang belum memahami family Center Care. Kondisi ini mengakibatkan asuhan keperawatan sering terjebak dalam kegiatan rutinitas di rumah sakit (Purmailani 2014). Family Center Care merupakan suatu metode perawatan bagi anak dan keluarganya, tidak hanya ditujukan padaindividu tetapi semua anggota keluarga dianggap sebagai menerima perawatan. Konsep FCC didasrkan padasejumlah elemen pendukung yang diantaranya: adanya pengakuan bahwa keluarga merupakan konstanta dalamkehidupan anak, pengakuan terhadap kekuatan keluarga, serta fasilitas koaborasi antara keluarga pasien dengan tenaga professional kesehatan (Institute for patient and family centered care, 2011). Patient and family Centered care setelah sekian lama dilupakan, kini concern dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dahulu, dokter adalah captain of ship yang menjadi center dalam segala hal yang terkait dengan pengambilan keputusan dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan kepada pasien.perubahan paradigm ini tidak lain bertujuan untuk mendapatkan outcomes pelayanan kesehatan yang lebih baik, pengalokasian sumber daya yang tepat, dan mencapai kepuasan pasien dan keluarga yang lebih besar.halini dimungkinkan karena patien and family centered care adalah pendekatan yang melibatkan pasien.keluarga pasien dan staf dalam pembuatan kebijakan,program kesehatan, fasilitas yang didapatkan, dan program perawatan dari hari ke hari. (Piper, 2009). Perawat merupakan salah satu tenaga professional kesehatan yang berperan dalam upaya meningkatkan kesehatan pasien dan keluarga melalui kegiatan promosi kesehatan.Dalam penerapan di lapangan, perawat memegang



peranan sebagai agen pembawa perubahan (change agent), sebagai fasilitator dalam pemberdayaan, dan sebagai praktisi pembuat strategi (Piper, 2009). Oleh karena itu perawat harus memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup dalam pelaksanaan Family Center Care sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Pengetahuan (knowledge) juga diartikan sebagai hasilpengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, dan sebaginya), dengan sendirinya pada waktu penginderaan



sehingga



menghasilkan



pengetahuan.



Hal



tersebut



sangat



dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoadmojo, 2007). 2. Rumusan masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui dengan jelas tentang Family Center Care. 3. Tujuan penulisan a.



Tujuan Umum Untuk mengetahui dengan jelas tentang Family Center Care b. Tujuan Khusus



1) Mendeskripsikan pengertian Family Center Care 2) Mendeskripsikan Tujuan Family Center Care 3) Mendeskripsikan Elemen Family Center care 4) Mendeskripsikan Prinsip Family Center Care 5) Kebijakan terkait Family Center Care 6) Stategi dan evaluasi pelaksanaan Family Center Care pada anak prasekolah 4. Manfaat penulisan Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a.



Bagi perawat



Memberikan wawasan agar perawat dirumah sakit dapat menerapkan aplikasi family center care dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak b. Bagi orang tua Ikut terlibat untuk memberikan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anaknya yang dirawat di rumah sakit.



c. Bagi ilmu pengetahuan Memberikan gambaran tentang family centercare dan dapat diterapkan bagi sebagai materi pembelajaran bagi mahasiswa lainya. d. Bagi penulis lainnya Bahan bacaan atau referensi untuk menambah wawasan mahasiswa S1 keperawatan tentang pengetahuan aplikasi family centercare di rumah sakit terutama diruang anak.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Family Center Care (FCC) Family Center Care (FCC) didefinisikan oleh Association for the Care ofChildren’s Health (ACCH) sebagi filosofi dimana pemberi perawatan mementingkan dan melibatkan peran penting dari keluarga, dukungan keluarga akan membangun kekuatan,mebantu untuk membuat suatu pilihan yang terbaik, dan meningkatkan pola normalyangada dalam kesehariannya selama anak sakit dan menjalani penyembuhan. Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan seorang individu yang mendukung, menghargai, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anak ( Johson, 1989) Sistem pelayanan dan personelnya harus mendukung, menghargai, memicu, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pendekatan pemberdayaan dan perbantuan efektif ( Dunst dan Trivette, Wong 1999) Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga sehat sesuai budayanya. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, konselor, pendidik, atau peneliti agar keluarga dapat mengenal tanda bahay dini gangguan kesehatan pada anggota keluarganya. Family CenterCare didefinisikan menurut Hanson (dalam Dunst dan Trivette 2009) sebagai pendekatan inovatif dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan didasarkan pada manfaat hubungan antara perawat dan keluarga yaitu orang tua.



Stower (1992 dalam Fiane, 2012), family Center Care merupakan suatu pendekatan



yang holistic.Pendekatan



Family



Center



Care



tidak hanya



memfokuskan asuhan keperawatan kepada anak sebagi klien atau individu dengan kebutuhan biologis, psikologi, social, dan spiritual (biopsikospiritual) tetapi juga melibatkan keluarga sebagai bagian yang konstan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak. Gill (1993, dalam Fiane, 2012) yang menyebutkan bahwa Family Center Care merupakan kolaborasi bersama antara orang tua dan tenaga professional. Kolaborasi orang tua dan tenaga professional dalam membentukmendukung keluarga terutama dalam aturan perawatan yang mereka lakukan merupakan filosofi Family Center Care. kemudian, secara lebih spesifik dijelaskan bahwa filosofi Family Center Care yang dimaksudkan merupakan dasar pemikiran dalam keperawatan anak yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan kepadaanak dengan melibatkan keluarga sebagai focus utama perawatan. Kutipan definisi dari para ahli diatas memberikan bahwa dalam penerapan Family Center Care sebgai suatu pendekatan holistic dan filosofi dalam keperawatan anak.Perawat sebagai tenaga professional perlu melibatkan orang tuas dalam perawatan anak.Adapun peran perawat dalam menerapkan Family Center Care adalah sebagai mitra dan fasilitator dalam perawatan anak dirumah sakit. 2. Tujuan Family Center Care Tujuan penerapan konsep Family Center Care dalam perawatan anak, menurut Brunner and Suddarth (1986 dalam Fretes, 2012) adalah memberikan kesempatan bagi orang tua untuk merawat anak mereka selama proses hospitalisasi dengan pengawasan dari perawat sesuai dengan aturan yang berlaku. Tujuan dari family care center ini adalah memelihara peran keluraga dan perawat dalam merawat anak di rumah sakit untuk mengurangi rasa cemas dan rasa keputusasaan ketika anak mengetahui penyakit yang dideritanya. Keluarga dapat menjalankan fungsinya sebagai koping bagi anak untuk memberikannya kenyamanan emosional, membantu anak dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress (Friedman, 1992)



Selain itu Family Center Ca re juga bertujuan untuk meminimalkan trauma selama perawatan anak dirumah sakit dan meningkatkan kemandirian sehingga peningkatan kulaitas hidup dapat tercapai. Konsep dasar pada proses family center care Terdapat 2 konsep dasar pada proses family center antara lain : 1.Enabling(melibatkan keluarga) Stress utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah, terutama untuk anak-anak yang berusia 6-30 bulan, adalah kecemasaan akibat perpisahan, disebut depresi anaklitik. ada beberapa fase perpisahan pada anak yaitu: a.



Fase protes



Pada fase ini anak-anak bereaksi secara agresif terhadap perpisahan dengan orang tua. Mereka menangis dan berteriak memanggil orang tua mereka, menolak perhatian dari orang lain, dan kedudukan mereka tidak dapat ditenangkan. b. Fase putus asa Selama fase putus asa, tangisan berhenti, dan muncul depresi. Anak tersebut menjadi kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk bermain atau terhadap makana, dan menarik diri dari orang lain. c.



Fase pelepasan



Fase pelepassan disebut juga penyangkalan. Pada tahap ini, secara superfisial tampak bahwa anak akhirnya menyesuaikan diri terhadap kehilangan. Anak tersebut menjadi lebih tertarik pada lingkungan sekitar, bermain dengan orang lain, dan tampak membentuk hubungan baru. Akan tetapi perilaku ini merupakan hasil dari kepasrahan dan bukan merupakan tanda-tanda kesenangan. Anak memisahkan diri dari orang tua sebagai upaya menghilangkan nyeri emosional karena menginginkan kehadiran yang dangkal dengan orang lain, menjadi makin berpusat pada diri sendiri, dan semakin berhubungan dengan objek materi.



Pada proses ini perawat melibatkan keluarga dengan cara menciptakan kesempatan bagi para anggota keluarga terutama orangtua dari anak tersebut untuk menemani anak dan cara bagi semua anggota keluarga untuk menampilkan kemampuan dan keterampilan yang ada dalam menjalankan fungsinya sebagai keluarga. Sehigga dapat mengurangi rasa cemas akibat perpisahan dengan keluarga pada anak tersebut. Untuk menguragi rasa cemas akibat perpisahan dapat di lakukan dengan cara menerima kehardiran orang tua setiap waktu, melakukan pendekatan kepada klien dengan cara meluangkan waktu secara fisik dekat dengan anak sambil menggunakan suara bernada tenang, pilihan kata yang tepat, kontak mata, dan



sentuhan



dengan



cara



yang



membentuk



hubungan



dan



mengkomunikasikan empati. 2. Empowering (pengambil keputusan) Perawat memberikan hak kepada keluarga dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan masalah kesehatan anaknya dan tidakan-tindakan yang harus dilakukan, namun sebelumnya perawat harus memberikan informasi



mengenai



keputusan-keputusan



yang



seharusnya



keluarga



putuskan. Pada konsep empowering perawat harus menjalankan fungsinya sebagai pendidik, fasilitator, dan sebagai supervisor pelayanan keperawatan atau sebagai pembina dalam menjalankan sauhan keperawatan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan. Adapun kosep-konsep pendukung lainnya yaitu: 1. Family Strengths (kekuatan keluarga) Keluarga merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan



anak-



anak.Perawat mendukung keluarga dalam pengambilan keputusan untuk perawatan anak mereka dan membantu keluarga agar lebih percaya diri dalam menghadapi penyakit anak mereka. 2. Respect (menghormati)



Keluarga



membutuhkan



kepercayaan



dan



dihormati,



termasuk



menghormati nilai masing-masing keluatga tentang kehatan, kepercayaan, nilai agama, dan budaya. Perawat juga harus menghargai pengetahuan keluarga tentang anak mereka, menngakui otoritas mereka sebagai pengambil keputusan dan menghormati pilihan mereka. 3. Choice (pilihan) Perawat menyediakan informasi yang keluarga butuhkan untuk membuat suatu keputusan yang cerdas mengenai pengobatan dan mendukung keputusan. yang mereka buat sehingga keluarga mengerti dan mengetahui keuntungan dan kerugian dari keputusan yang mereka buat 4. Information sharing (berbagi informasi) Perawat memberikan informasi medis kepada keluarga mengenai informasi pribadi anak mereka. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan antara tenaga medis dan keluarga 5. Support (mendukung) Perawat mendukung keluarga dan menghormati keputusan yang mereka



buat. Mendukung atau mendorong kemampuan keluarga dalam



merawat anak mereka, sehingga keluarga lebih percaya diri. 6. Fleksibilitas Keluarga memiliki kepribadian yang berbeda, pengalaman hidup, nilai, kepercayaan, pendidikan dan latar belakang agama dan budaya sehingga family center care menekankan bahwa perawat harus fleksibel, tidak membeda-bedakan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan preferensi dari semua keluarga. 7. Kolaborasi Sebagai mitra dalam perawatan, staf profesional, dan anggota keluarga bekerjasama sebagai kolabolator dalam kepentingan terbaik anak. Kegunaan dari family center care 1. Kontinuitas keluarga dengan anak Dalam hal ini kelurga dan anak bisa menjalankan fungsinya seperti biasa, agar tidak ada kesenjanga selama hospitalisasi. 2. Menghilangkan separation anxiety



Dengan adanya keluarga yang berperan dalam asuhan keperawatan anak, dapat mengurangi rasa cemas akibat perpisahan dengan keluarga, karena keluarga selalu mendampingi setian intervensi yang diberikan kepada anak. 3.reaksi



terhadap



keputusasaan



berkurang 4. Meningkatkan rasa aman anak Anak akan merasa aman ketika ada keluarga di dekatnya ataupun ornag terdekat sehingga mereka akan percaya ketika perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada dirinya. 5. Meningkatkan peran orangtua Peran orang tua sangat mempengaruhi proses kesembuhan anak karena anak akan merasa didukung oleh orang tuanya, atau memotivasi anak agar lekas sembuh. 6.



Mengurangi rasa bersalah



7.



Mengurangi reaksi hospitalisasi



Biasanya anak-anak dapat bereaksi terhadap stress hospitalisasi, sehingga peran keluarga sanagt penting sekali dalam hal ini. 8.



Keluarga merasakan kepercayaan diri dan kompetensi yang lebih besar



dan lebih sedikit stress dalam mengasuh anak-anaknya 9.



Ketergantungan keluraga berkurang



Dengan memberikan pengarahan atau pengetahuan kepada keluarga, ketergantungan keluarga dengan perawat akan berkurang, dan keluarga dapat mandiri dalam mengsuh anaknya. 10.



Para profesional merasakan kepuasan kerja yang lebih besar Baik orang



tua atau pemberi asuhan keperawatan mendapat kemampuan



untuk



mengembangkan keterampilan dan keahlian baru 3. Element Family Center Care Menurut Shelton (1987, dalam Fretes, 2012), terdapat beberapa elemen Family Center Care, yaitu:



a.



Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang konstan dalam



kehidupan anak, sementara system layanan dan anggota dalam system tersebut berfluktuasi.Kesadaran



perawat



bahwa



keluarga



adalah



bagian



yang



konstanmerupakan hal yang penting. Fungsi perawat sebagai motivator menghargai dan menghormati peran keluarga dalam merawat anak serta bertanggung jawab penuh dalam mengelola kesehatan anak. Selain itu, perawat mendukung perkembangan social dan emosional, serta memenuhi kebutuhan anak dalam keluarga.oleh karena itu, dalam menjalankan system perawatan kesehatan,keluarga dilibatkan dalam membuat keputusan, mengasuh,mendidik,dan melakukan pembelaan terhadap hak anak-anak mereka selama menjalani masa perawatan. putusan keluarga dalam perawatan anak merupakan pertimbangan yang utama karena keputusan ini didasarkan pada mekanisme koping dan kebutuhan yang ada dalam keluarga.Dalam pembuatan keputusan, perawat memberikan saran yang sesuai namun keluarga tetap berhak memutuskan layanan yang ingin didapatkannya. Beberapa hal yang diterapkan untuk menghargai dan mendukung individualitas dan kekuatan yang dimiliki dalam satu keluarga seperti : 1)



Kunjungan yang dibuat dirumah keluarga atau ditempat lain dengan waktu



dan lokasi yang disepakati bersama keluarga. 2)



Perawat mengkaji keluarga berdasarkan kebutuhan keluarga



3) Orang tua adalah bagian dari keluarga yang menjadi focus utama dari perawatan yang diberikan mereka turut merencanakan perawatan dan peran mereka dalam perawatan anak. 4) Perencanaan perawatan yang diberikan bersifat komprehensif dan perawatan memberikan semua perawatan yang dibutuhkan misalnya perawatan pada anak, dukungan kepada orang tua, bantuan keuangan, hiburan dan dukungan emosional (Shelton 1987 dalam Fretes, 2012). b.



Memfasilitasi kerjasama antara keluarga dan perawat disemua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi serta pembentukan kebijakan. Halini ditujukan ketika :



1)



Kolaborasi untuk memberikan perawatan kepada anak peran kerjasama



anatar orang tua dan tenaga professional sangat penting dan vital. Keluarga bukan sekedar sebagai pendamping, tetapi terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada anak mereka. Tenaga professional memberikan pelayanan sesuai dengan keahlian dan ilmu yang mereka peroleh sedangkan orang tua berkontribusi dengan memberikan informasi tentang anak mereka. Dalam kerjasama antara orang tua dengan tenaga professional, orang tua bias memberikan masukan untuk perawatan anak mereka. Tapi, tidak semua tenaga professional dapat menerima masukan yang diberikan. Beberapa disebabkan karena kurangnya pengalaman tenaga professional dalam melakukan kerjasama dengan orang tua (Shelton 1987 dalam Fretes, 2012). 2)



Kerjasama dalam mengembangkan masyarakat dan pelayanan rumah sakit.



Pada tahap ini anak-anak dengan kebutuhan khusus merasakan manfaat dari kemampuan orang tua dan perawat dalam mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program. Hal yang harus diutamakan pada tahapini adalah kolaborasi dengan bidang yang lain untuk menunjang proses perawatan. Family Ceenter Care meberikan kesempatan kepada orang tua dengan professional untuk berkontribusi melalui pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki untuk mengembangkan perawatan terhadap anak di rumah sakit. Pengalaman merawat anak membuat orang tua dapat memberikan perspektif yang penting, berkaitan dengan perawatan anak serta cara perawat untuk menerima dan mendukung keluarga (Shelton 1987, dalam Fretes, 2012). 3)



Kolaborasi dalam tahap kebijakan Familiy Center Care dapat tercapai



melalui



kolaborasi



orang



tua



dan



tenaga



professional



dalam



tahap



kebijakan.Kolaborasi ini untuk memberikan manfaat kepada orang tua, anak dan tenaga professional. Orang tua bias menghargai kemampuan yang mereka miliki dengan memberikan pengetahuan mereka tentang system pelayanan kesehatan serta kompetensi mereka. Keterlibatan mereka dalam membuat keputusan menambah kulaitas pelayanan kesehatan. c.



Menghormati keanekaragaman ras, etnis budaya dan social ekonomi dalam keluarga.



Tujuannya adalah untuk menunjang keberhasilan perawatan anak mereka dirumah



sakit



dengan



mempertimbangkan



tingkat



perkembangan



anak



diagnosamedis.halini akan menjadi sulit apabila program perawatan diterapkan bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga (Shelton, 1987 dalam Fretes, 2012). d.



Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan



perbedaan mekanisme koping dalam keluarga. Elemen ini mewujudkan dua konsep yang seimbang pertama, Family Center Care harus menggambarkan keseimbangan anak dan keluarga. Hal ini berarti dalam menemukan masalah pada anak, maka kelebihan dari anak dan keluarga harus dipertimbangkan dengan baik.Kedua, menghargai dan menghormati mekanisme koping dan individualitas yang dimiliki oleh anak maupun keluarga dalam kehidupan mereka. e.



Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orang tua dan



secara berkelanjutan dengan dukungan penuh. Memberikan informasi kepada orang tua bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan orang tua terhadap perawat anak mereka. Selain itu,dengan demikian informasi orang tua akan merasa menjadi bagian yang penting dalamperawatan anak. Ketersediaan informasi tidak hanya memiliki pengaruh emosional, melainkan hal ini merupakan factor kritikal dalam melibatkan partisipasi orang tua secara penuh dalam proses membuat keputusan terutama untuk setiap tindakan medis dalam perawatan anak mereka (Shelton, 1987 dalam Fretes, 2012). f.



Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung



Pada bagian ini, Shelton menjelaskan bahwa dukungan yang lain yang dapat diberikan kepada keluarga adalah dukungan antar keluarga. Elemen ini awalnya diterapkan pada perawatan anak-anak dengan kebutuhan khusus misalnya down syndrome atau autism. Perawat ataupun tenaga professional yang lain memfasilitasi keluarga untuk mendapatkan dukungan dari keluarga lain yang juga memiliki masalah yang sama mengenai anak mereka. Dukungan antara keluarga ini berfungsi untuk: 1) Saling memberikan dukungan dan menjalin hubungan persahabatan dan 2) bertukar informasi mengenai kondisi dan perawatan anak 3)



memanfaatkan dan meningkatkan system pelayanan yang ada untuk kebutuhan perawatan anak mereka. g.



Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan



bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka kedalam system perawatan kesehatan Pemahaman dan penerapan setiap kebutuhan dalam perkembangan anak mendukung perawat untuk menerapkan pendekatan yang komprehensif terhadap anak dan keluarga agar mampu dalam melewati setiap tahap perkembangan dengan baik (Shelton, 1987 dalam Fretes, 2012). h.



Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program yang memberikan



dukungan emosional dan keuangan untk memenuhi kebutuhan keluarga. Dukungan kepadakeluarga bervariasi dan berubah setiap waktu sesuai dengan kebutuhan keluarga tersebut. Jenis dukungan yang diberikan misalnya mendukung keluarga untuk memenuhi waktu istirahat mereka, pelayanan home care,pelayanan konseling,promosi kesehatan, program bermain, serta koordinasi layanan kesehatan yangada untuk membantu keluarga memanfaatkan layanan kesehatan yang ada untuk menunjang kebutuhan layanan kesehatan secara finansial. Dukungan yang baik dapat membantu menurunkan stress yang dialami oleh keluarga karena ketidakseimbangan tuntutan keadaan kondisi dengan ketersediaan tenaga yang dimiliki oleh keluarga saat mendampingi



anak selama dirawat



dirumah sakit. Oleh karena itu perawat harus kritis dalam mengkaji kebutuhan keluarga



sehingga



dukungan



dapat



diberikan



dengan



tepat



termasuk



mempertimbangkan kebijakan yang berlaku baik dirumah sakit maupun untuk menunjang dukungan yang akan diberikan kepada keluarga. (Shelton, 1987 dalam Fretes, 2012). i.



Merancang system perawatan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau



dengan mudah dan responsive terhadap kebutuhan keluarga teridentifikasi Sistem pelayanan kesehatan yangfleksibel didasarkan pada pemahaman bahwa setiapanak memiliki kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang berbeda maka layanan kesehatan yang ada harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak dan keluarga.oleh karena itu, tidak hanya satu intervensi



kesehatan untuk semua anak tetapi lebih dari satu intervensi yang berbeda untuk setiap anak. Selain layanan yang fleksibel, dalam Family Center Care juga mendukung agar layanan kesehatan mudah diakses oleh anak dan keluarga misalnya system pembayaran layanan kesehatan yang dipakai selama anak menjalani perawatan di rumah sakit baik menggunakan asuransi atau jaminan kesehaatan pemerintah dan swasta, konsultasi kesehatan, prosedur pemeriksaan dan pembedahan, layanan selama anak menjalani rawat inap dirumah sakitdan sebagainya. Oleh karena itu perawat harus mengkaji kebutuhan anak atau keluarga terhdap akses layanan kesehatan yang dibutuhkan lalu melakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga. Apabila layanan kesehatan yang direncanakan fleksibel dan dapat diakses oleh anak dan keluarga maka layanan kesehatan tersebut akan lebih responsive karena memprioritaskan kebutuhan anak dan keluarga (Shelton,1987 dalam Fretes, 2012). 4.



Prinsip FCC menurut Potter & Perry (2007)



a.



Martabat dan kehormatan



Praktisi keperawatan mendengarkan dan menghormati pandangan dan pilihan pasien. Pengetahuan,nilai, kepercayaan, dan latar belakang budaya pasien dan keluarga bergabung dalam rencana dan intervensi keperawatan. b.



Berbagi informasi



Praktisi keperawatan berkomunikasi dan memberikan informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga dengan benar dan tidak memihak kepada pasien dan keluarga.Pasien dan keluarga menerima informasi setiap waktu, lengkap, akurat agar dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan. c.



Partisipasi



Pasien



dan



keluarga



termotivasi



berpartisipasi



dalam



perawatan



dan



pengambilan keputusan sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka buat. d.



Kolaborasi



Pasien dan keluarga juga termasuk kedalam komponen dasar kolaborasi.Perawat berkolaborasi dengan pasien dan keluarga dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan program, implementasi dan evaluasi, desain fasilitas kesehatan



dan pendidikan professional terutama dalam pemberian perawatan (Potter & Oerry 2007). 5.



Kebijakan terkait Family Center Care (Harson 1997 dalam Fiane, 2012)



adalah : a.



Pengaturan jadwalkegiatan untuk anak-anak



Mengatur jadwal aktivitas anak pada saat dirawat dengan melibatkan anak dan orang tua. Pengaturan jadwal dengan berdasarkan aktivitas yang dilakukan dirumah seperti jam mandi,makan, nonton televisi, bermain.pengaturan jadwal ini akan membantu anak beradaptasi,meningkatkan control diri terhadap aktivitas selama dirawat dan meminimalkan kejaadian anak kekurangan istirahat seperti : anak sedang istirahat kemudian ada suster yang memberikan tindakan pada anak, sehingga waktu istirahat anaak berkurang. b.



Fasilitas kemandirian anak



Anak dilibatkan dalam proses keperawatan dengan melibatkan kemandirian melalui



self



care



seperti:



mengatur



jadwal



kegiatan,memilih



makanan,mengenakan baju, mengatur waktu tidur. Prinsip tindakan ini adalah perawat respek terhadap individualitas pasien dan keputusan yang diambil. c.



Berikan pemahaman atau informasi



Anak pra sekolah memiliki kemampuan kognitif berfikir magis yang mengakibatkan kesalahan interpretasi terhadap sakit sebagai hukuman.petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas tentang prosedur yang akan dilakukan, berikan kesempatan anak memegang alat yang akan dilakukan, misalnya stetoskop atau kompetensi anak selama dan menggunakan sebagai dasar pengalaman untuk dimasa mendatang. d.



Mempertahankan sosialisasi



Memfasilitasi terbentuknya support group diantara orang tua dan anak, sehingga orang tua dan anak mendapatkan dukungan dari lingkungan. Misalnya grup orang tua dengan talasemia, grup anak dengan penyakit asma.Perawat dapat memfasilitasi grup untuk tukar menukar pengalaman selama merawat anak baik melalui kegiatan informal atau formal seperti seminar.



e.



Fasilitas



Ruangan pengkajian khusus untuk anak.pengadaan ruangan khusu yang menjamin privacy orang tua untuk menjelaskan riwayat kesehatan anak akan memberikan dampak orang tua tidak ragu-ragu, tidak khawatir informasi dipertahankan oleh tenaga kesehatan.setelah data tentang anak didapatkan petugas kesehatan dapat melibatkan orang tua dalam perencanaan asuhan keperawatan anak yang merupakan salah satu prinsip Family Center Care. Selain itu terkait dengan konsep autraumatik care dan hospitalisasi, maka ruang rawat anak perlu didekorasi (Room’s setting, colour, pictures) untuk meningkatkan rasa nyaman toddler dan ruang tindakan harus dapat menurunkan kecemasan toddler. Diperlukan juga adanya ruangan bermain dan berbagai macam permainan (Toys in pediatric room) untuk menunjang dan menstimulasi tumbuh kembang, menurunkan stranger ansietas, takut dalam pain, dan hospitalization. f.



Menyediakan ruangan bermain



Pengadaan ruang bermain akan membantu anak beradaptasi selama perawata dirumah sakit. Kegiatan bermain akan memberikan stimulasi perkembangan motoric halus, kasar, personal social dan bahasa pada anak.kegiatan bermain akan menimbulkan perasaan relaks pada anak dan meminimalkan kebosanan selama perawatan. Anak dengan bermain diharapkan dapat mengekspresikan kekreatifan dan perasaan (Dennis, 2012). 6.



Stategi dan evaluasi pelaksanaan Family Center Care pada anak



prasekolah a.



Sosialisasi kepada pihak yang terlibat, terutama pembuat kebijakan



b.



Aplikasi pilot projek pada area yang kecil dan evaluasi keberhasilan



Evaluasi pelaksanaan Faily Center Care akan nampak pada Syandar Operasional Prosedur (SOP) dalam penerapan FCC misalnya adanya SOP komunikasi yang baik, inform consent, discharge planning dsb. c.



Pengembangan Family Center Care pada unit yang lebih besar (Wong,



2008).



Manfaat konsep family centered care menurut penelitian dari academy ofpediatric (2003) antara lain: 1.



membangun kerja sama antara perawat dan orang tua untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak,



2.



meningkatkan



pengambilan



keputusan



klinis



,membuat



dan



mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi dengan keluarga, 3.



meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga,



4. penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga kesehatan dan waktu tenaga professional lebih efisien dan efektif , 5. persaingan pemasaran pelayanan kesehatan yang kompetitif, 6. meningkatkan kepuasan professional ,dan mempertinggi kepuasan anak dan 7.



keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.



BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Tumbuh kembang anak sangat berpengaruh pada kreatifitas anak yang terus berjalan sesuai tingkat usianya, hal ini harus diperhatikan oleh perawat khususnya bagi anak-anak yang dirawat inap. Menjadi perhatian perawat karena takutnya anak yang mengalami rawat inap akan menjadi bosan dan tidak mau dirawat. Oleh karena itu Family Center care sangat baik jika dapat diaplikasikan di Indonesia dan distandarkan seperti Negara-negara lainnya. 2. Saran Bagi perawat dan para mahasiswa keperawatan agar lebih berkreatifitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak-anak agar lebih bersabar dan perhatian kepada anak-anak sehingga anak-anak tidak bosan selama rawat di rumah sakit.



DAFTAR PUSTAKA Wong, Donna L. 2008. “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Volume 2”. Jakarta: EGC Sudiharto.



2007. “Asuhan



Keperawatan



Keluarga dengan



Pendekatan Keperawatan Transkultural”. Jakarta: EGC http://www.bcchildrens.ca/YourVisit/Family-centredcare/default.htm http://www.scribd.com/doc/56358330/5/Kunci-Filosofi-Keperawatan-Anak