Makalah Fenomena Alam Indonesia Eva [PDF]

  • Author / Uploaded
  • eva
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FENOMENA ALAM INDONESIA GUNUNG API BIRU KAWAH IJEN JAWA TIMUR



Disusun oleh Eva Widayanti 26020115120045 Ilmu Kelautan A



DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016



BAB I PENDAHULAUN 1.1.



Latar Belakang Sebagai manusia yang mampu berpikir tentu saja kita dibekali hasrat ingin tahu tentang



benda – benda serta peristiwa yang terjadi di alam sekitarnya. Fenomena alam yang terjadi terutama di atas permukaan bumi awalnya menibulkan berbagai macam pertanyaan yang kemudian dengan rasa keingin tahuannya manusia menjadi lebih banyak belajar dan mendorong manusia untuk menyikapi berbagai fenomena alam tersebut. Berbagai argumentasi mulai muncul dai pemikiran – pemikiran yang sederhana hingga yang kompleks. Berbagai fenomena alam yang terjadi di dunia merupan akibat dari pergerakan bumi itu sendiri. Namun fenomena alam juga dapat terjadi karena perbuatan manusia. Fenomena alam dapat bersifat merugikan dan membahayakan. Contoh fenomena alam yang membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin topan, erosi, kemarau panjang, dan tanah longsor . sedangkan fenomena alam yang tidak membahayakan misalnya pergantian musim, terbentuknya embun, dan pelangi. Untuk mengetahui fenomena - fenomena alam yang ada di Indonesia maka lebih baik kita mempelajari bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi dan faktor apa sajakah yang menyebabkan fenomena tersebut bisa terjadi. Seperti halnya fenomena gunung api biru kawah Ijen di Jawa Timur. Seperti yang teah kita ketahui umumnya gunung berapi tidak semestinya mengeluarkan api dengan warna biru. Tapi lain halnya dengan gunning ini. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya fenomena tersebut. 1.2. Rumusan Masalah a. Fenomena apakah yang terjadi pada kawah gunung Ijen ? b. Faktor apa saja yang menyebabkan fenomena tersebut bisa terjadi ? c. Apa dampak dari fenomena tersebut ?



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Fenomena alam Api Biru di Kawah Ijen Kawah ijen merupakan salah satu fenomena alam yang terdapat di Banyuwangi, Jawa Timur. Daya tariknya telah mendorong para wisatawan berdatangan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai ikon wisata. Kawah Ijen sejatinya merupakan sebuah danau kawah paling besar di dunia yang berada di puncak Gunung Ijen dengan ketinggian 2.443 meter diatas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah 5.466 hektar. Sedangkan Gunung Ijen merupak sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kecamatan Licin, Kecamatan Banyuwangi, Jawa Timur.



Sumber :Dutawisata.co.id Keberadaan api biru ini menjadi salah satu daya tarik utama wisatawa mendatangi Kawah Ijen. Di dunia konon hanya ada dua tempat yang mengeluarkan api biru, selain di Banyuwangi, ada di Islandia. Api biru berada tepat di bagian Kawah Ijen. Api biru Kawah Ijen dapat dilihat saat hari gelap, itu sebabnya banyak pengunjung mendaki pada dini hari dan bisa mencapai dasar kawah sebelum matahari terbit. Biasanya pendakian dari Paltuding dimulai antara pukul 01.00-



02.00 dini hari, dengan harapan bisa mencapai Kawah Ijen sebelum matahari terbit. Sebab setelah matahari muncul, api biru itu akan hilang. Gunung Ijen atau lebih di kenal dengan Kawah Ijen merupakan salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan gunung ini telah meletus sebanyak empat kali yaitu pada tahun tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936.



Sumber :Google.com Fenomena api biru di kawah ijen juga membuat para ilmuwan di dunia merasa penasaran dan terdorong untuk melakukan penelitian , sehingga timbul pertanyaan mengapa kawah tersebut bisa memunculkan api berwarna biru menjadi pertanyaan yang lumrah. 2.2. Faktor yang menyebabkan fenomena tersebut bisa terjadi Merah merupakan warna yang biasa tampak dari lava yang berpendar, tapi tidak begitu halnya dengan kawah satu ini. Biru adalah warna yang bisa dijumpai di kawah unik ini pada pagi hari. Berikut ini ialah foto pemandangan kawah biru tersebut.



Sumber : Google.com Joseph Stromberg dari Smithsonian dengan ditemani oleh photographer Olivier Grunewald, membuat film dokumenter di Ijen bersama Regis Etienne, dari Society for Volcanology Jenewa, untuk mendapatkan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi pada Kawah Ijen. Penampakan warna lava yang unik tersebut nyata adanya, bukan dikarenakan batuan cair itu yang bertanggung jawab atas warnanya. Warna Biru pada lava tersebut dikarenakan campuran gas belerang di sekitar area kawah. Pembakaran gas belerang yang terjadi kontak langsung dengan udara pada suhu panas di atas 360 derajat celcius, akan menghasilkan lava dengan warna unik dan indah tersebut. Bahkan pada Kawah Ijen, gas belerang dengan kuantitas besar, bertekanan tinggi dan suhu luar biasa, yang terkadang bisa mencapai lebih dari 600 derajat celcius keluar bersama dengan lava tersebut. Pada siang hari, lava yang muncul dari dalam Bumi pada suhu amat tinggi di Kawah Ijen tak berbeda dengan kebanyakan tampilan lava di gunung lain, tergantung komposisi mineral yang dikandungnya. Pada saat terjadi kontak langsung dengan oxyigen di udara dan dipicu oleh lava, belerang akan mudah terbakar dan memicu api yang berwarna Biru cerah. Sehingga membuatnya tampak seolah-olah lava berwarna Biru mengalir di gunung, dan itu hanya dapat dilihat pada malam hari hingga menjelang pagi hari.



2.3. Dampak terhadap lingkungan sekitar Dahulu kala gunung api Kawah Ijen sangat besar bentuk fisiknya kemudian tercabik cabik oleh letusan besar (violent eruption) dalam tiga periode Danau kawah tersebut berukuran 160 x 1160 m2 di bagian atas (crater rim) dan 960 x 600 m2 bagian bawah (danau). Ditengarai air danau ini adalah salah satu yang paling asam di dunia karena pH (keasaman)- nya antara nilai nol (tidak terukur) hingga 0,8. Nilai tersebut bervariasi tergantung pada kondisi musim hujan atau kemarau. Oleh karena itu gunung api yang memaku Tanjung Blambangan di ujung timur Pulau Jawa ini lebih dikenal sebagai Kawah Ijen. Masa kini permasalahan yang mencuat dan menjadi biang keladi di Gunung Ijen bukan aktivitas letusannya, tetapi air danau yang sangat asam yang secara diam-diam menyusup diantara celah bebatuan dan mengalir jauh hingga ke laut. Dalam perjalannya menuju ke laut, air “abnormal” tersebut melintasi pemukiman penduduk, persawahan, perkebunan, bahkan pabrik (gula). Akibatnya yang nyata adalah terjadi pencemaran lingkungan yang menyebabkan kulit gatal, korosif pada gigi, tanaman tumbuh tidak sempurna, dan korosif pada komponen pabrik. Salah satu produk gunung api yang dapat dimanfaatkan adalah belerang (sulfur). Bahan galian ini berguna untuk campuran kosmetik, obat-obatan, pemutih dan sebagainya. Kawah Ijen adalah gunungapi yang menghasilkan belerang yang tiada taranya di Indonesia. Informasi dari pengelola Taman Nasional Alas Purwo, yang membawahi antara lain kawasan Kawah Ijen, bahwa sedikitnya 14 ton belerang setiap hari berhasil ditambang. Sedangkan analisa BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan bahwa nilai tersebut hanya sekitar 20% dari potensi yang sesungguhnya yang disediakan oleh alam. Kendala utama penyebab minimnya hasil yang diperoleh adalah medan yang sulit dan teknologi. Penambang menggunakan cara yang sangat sederhana untuk “menangkap” belerang. Mereka memasang pipa yang terbuat dari besi (pawon) berdiameter 16 – 20 cm. Setiap pipa panjangnya 1 m. agar mudah memasang dan menggantinya jika rusak. Pipa tersebut dipasang sambung menyambung mulai dari tebing atas dimana titik solfatara yang suhunya mencapai 200o C sekaligus sebagai sumber belerang hingga dasar tebing yang jauhnya antara 50 - 150 m. Melalui pipa tersebut gas belerang dialirkan kemudian tersublimasi di ujung pipa bagian bawah dan siap ditambang. Apabila salah satu pipa rusak karena korosif, maka uap belerang tidak mengalir sempurna dan terlepas ke udara bebas dan tidak sempat tersublimasi. Kendala lainnya adalah



ketika suhu solfatara naik melampaui 200o C, maka uap belerang tidak sempat tersublimasi karena terbakar.



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Fenomena Gunung api biru di kawah ijen merupakan fenomena alami yang disebabkan oleh . Pembakaran gas belerang yang terjadi kontak langsung dengan udara pada suhu panas di atas 360 derajat celcius, akan menghasilkan lava dengan warna unik dan indah tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2013.Melihat



Fenomena



Api



Biru



di



Kawah



Ijen.



http://wisata-



indonesiana.blogspot.co.id/2015/12/melihat-fenomena-api-biru-di-kawah-ijen.html (diakses pada 10 September 2016). Anonimous.



2016.



Mengapa



Api



di



Kawah



Ijen



Menjadi



Biru



?.



https://www.goodnewsfromindonesia.org/2016/08/22/mengapa-api-di-kawah-ijen-menjadibiru-ini-dia-jawabannya (Diakses pada 10 September 2016). Anonimous.



2016.



Fenomena



Alam



Api



Biru



Kawah



Ijen.



http://survival491m.blogspot.co.id/2014/01/fenomena-alam-api-biru-blue-fire-di.html (Diakses pada 10 September 2016). Kristianti, Elin Yuliani. 2014. Terjawab, Misteri Lava Biru Spektakuler Keluar Dari Kawah Ijen . http://global.liputan6.com/read/819519/terjawab-misteri-lava-biru-spektakuler-keluar-darikawah-ijen. (Diakses pada 10 September 2016). Ningtyas,Ika.



2015.



Geoterma



Gunung



Ijen



Ancam



Sumber



Air



Penduduk.



https://m.tempo.co/read/news/2015/01/06/206633217/geotermal-gunung-ijen-ancamsumber-air-penduduk.( Diakses pada 10 September 2016).