Makalah Fungsi Dan Peran Bki (Bimbingan Dan Konseling Islam) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berjalan begitu pesat sehingga sangat memanjakan umat manusia dengan berbagai kemudahan baik di bidang transportasi, komunikasi, medis, komputerisasi, maupun dalam bidang pendidikan. Salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang pesat sekarang ini adalah Bimbingan dan Konseling (BK) yang dilandasi psikologi sebagai pendukung utamanya. Perkembangan ini terkait dengan usaha untuk memahami kehidupan manusia serta membantu dalam memecahkan berbagai problema hidupnya.1 Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai masalah



itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau



mereka



memerlukan bantuan orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan “konseling”. Dalam makalah ini kami akan memaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan konseling islam, terutama pada fungsi bimbingan konseling Islam dan bagaimana peran dari bimbingan dan konseling Islam. Abdul Hayat, Bimbingan Konseling Qur’ani (Jilid 1), (Yogyakarta: Pustaka Pesantren), 2017, hlm. 1. 1



1



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian bimbingan konseling Islam? 2. Apa fungsi bimbingan konseling Islam? 3. Bagaimana peran bimbingan konseling Islam? C. TUJUAN 1. Untuk dapat mengetahui pengertian bimbingan konseling Islam 2. Untuk dapat mengetahui bimbingan konseling Islam 3. Untuk dapat Mengetahui peran bimbingan konseling Islam



2



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM Bimbingan Konseling Islam adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya penemuan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan dalam hal membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan tuntunan Allah SWT, sehingga proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian. Pandangan Farid Hariyanto (Anggota IKI yogyakarta) dalam makalahnya mengatakan bahwa bimbingan dan konseling dalam Islam adalah landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat berlangsung baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu dan paradigma kenabian (Sumber Hukum Islam).2 B. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAM Sebelum merujuk kepada fungsi bimbingan konseling Islam, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui tujuan antara konseling dan bimbingan konseling Islam baik secara umum dan khusus. Secara umum, konseling memiliki tujuan mengubah perilakunya ke- arah yang lebih maju (progressive behavior changes). Secara khusus tergantung dari masalah yang dihadapi seseorang. Menurut Jones tujuan konseling dapat



Anas Rohman, M.Pd., Peran Bimbingan dan Konseling Islam Dalam Pendidikan, ( Jawa Tengah: Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim), Vol. 4, No. 1, 2016, hlm. 147-148. 2



3



dirumuskan oleh konselor sendiri, karena tujuan konseling berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dalam buku yang ditulis Corey, tujuan-tujuan konseling berdasarkan beberapa pendekatan, yaitu: 



Membuat hal yang tidak disadari menjadi disadari. Merekonstruksi kepribadian dasar. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik-konflik yang direpresi dalam kesadaran intelektual.







Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. Membantu klien menemukan dan membebaskan memilih dengan memperluas kesadaran diri. Membantu klien agar bebas bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.







Menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien



sehingga



seseorang



menyadari



penghambat-penghambat



pertumbuhan dan aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya diingkari. Membantu klien agar mampu bergerak kearah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan spontanitas dan perasaan hidup. 



Membantu klien untuk memperoleh kesadaran atas pengalaman dari saat ke saatnya. Menantang klien untuk menerima tanggung jawab atas pengambilan dukungan internal dan alih-alih dukungan eksternal.







Membatu klien agar bebas dari skenario, bebas dari permainan, menjadi pibadi yang bebas memilih ingin menjadi apa dirinya.







Menghapus tingkah laku dan membantu klien mempelajari pola-pola tingkah laku yang konstruktif. Yang intinya mengubah tingkah laku.







Menghapus pandangan hidup klien yang mengalahkan diri dan membantu klien dalam memperoleh pandangan hidup yang lebih toleran dan rasional. Membimbing klien kearah yang mempelajari



4



tingkah laku yang realistis dan membangun tanggung jawab serta mengembangkan “identitas keberhasilan”.3 Sedangkan tujuan Konseling Islam dapat dirumuskan sebagai berikut : Tujuan umum Konseling Islam untuk membantu konseli agar dia memiliki pengetahuan tentang posisi dirinya dan memiliki keberanian mengambil keputusan, untuk melakukan suatu perbuatan yang dipandang baik, benar dan bermanfaat, untuk kehidupannya di dunia dan untuk kepentingan akhiratnya. Tujuan khusus bimbingan konseling Islam adalah: (a) Untuk membantu konseli agar tidak menghadapi masalah. (b) Untuk membantu konseli mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. (c) Untuk membantu konseli memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain (Mubarok, 2000: 91). Adapun yang menjadi tujuan Konseling Islam menurut para ahli lainnya sebagai berikut: Bertujuan memfungsikan seoptimal mungkin nilai-nilai keagamaan dalam kebulatan pribadi atau tantangan masyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat.4 Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus Bimbingan dan Konseling Islam tersebut di atas, dapat dirumuskan fungsi dari Bimbingan dan Konseling Islam sebagai berikut: (1) Fungsi preventif; yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. (2) Fungsi kuratif atau korektif; yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan dialaminya. (3) Fungsi preservatif; yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) yang telah menjadi



Dr. Meisil B. Wulur, M.Sos.I, Konseling & Teknik Terapi, (LinkPENA), 2019, hlm. 20-21. Hasan Bastomi, Menuju Bimbingan Konseling Islami, (Jawa Tengah: Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling), Vol. 1, No. 1, Jul-Des 2017, hlm. 100. 3 4



5



baik (terpecahkan) itu kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali). (4) Fungsi development atau pengembangan; yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.5 C. PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM Keberadaan bimbingan konseling Islam pendidikan yang diselenggarakan di lembaga sekolah mempunyai peran yang sangat vital, karena terkait dengan pembinaan moral Islam peserta didik dalam rangka pengembangan kepribadian. Melalui bimbingan konseling Islam, peserta didik tidak hanya dibimbing dan dinasehati bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku saja, tetapi juga bagaimana peserta didik menyadari akan perannya sebagai seorang muslim yang mempunyai kebutuhan akan kehadiran Tuhan. Jadi, peserta didik dibimbing untuk lebih meningkatkan ibadah untuk mencapai ketenangan jiwa dan mampu mengendalikan emosi, karena dalam ketenangan jiwa itu akan menghadirkan kejernihan pikiran sehingga tidak mudah rapuh ketika dihadapkan pada suatu persoalan. Dalam hal ini, William James pun berkata bahwa kepercayaan kepada Tuhan sangat besar pengaruhnya dalam mengobati kegelisahan, karena iman dapat membuat hidup menjadi lebih bermakna, dan membantu bagaimana cara menikmati kehidupan ini secara benar (2003). Imam Ghazali mengatakan bahwa tidak ada kesulitan pada manusia yang asal usulnya bukan dari kelemahan iman, atau dari tidak mengikuti petunjuk agama. Selanjutnya, beliau mengatakan bahwa pada hakekatnya tidak dapat melepaskan diri dari kesulitannya, kecuali ketika imannya sedang menguat, dan ketika sedang berpedoman kepada petunjuk agama



Hasan Bastomi, Menuju Bimbingan Konseling Islami, (Jawa Tengah: Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, Vol. 1, No. 1, Jul-Des 2017, hlm. 100-101. 5



6



dalam menghadapi realitas hidup (Ihya ‚Ulumuddin dalam Ahmad Mubarok, 2002). Disinilah pentingnya peranan bimbingan dan konseling Islam yang menitikberatkan pada nilai-nilai keislaman. Hal ini sebagai suatu upaya untuk memberikan pendidikan yang berlandaskan Islam sehingga diharapkan siswa tidak



hanya



memiliki



kemampuan



intelektual



saja,



atau



kemampuan



mengendalikan emosinya saja (EQ), tetapi juga menjadi seorang yang berakhlak mulia yang didasarkan pada kemampuan spiritual (SQ). Demikian ini karena pada dasarnya pendidikan itu harus mencakup empat aspek, yaitu kemampuan intelektual (IQ), kemampuan emosional (EQ), kemampuan dalam bersikap (AQ), dan kemampuan spiritual (SQ). Pemberian pendidikan yang mencakup empat aspek itu tentunya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik,



sehingga



dapat



memahami



dan



mampu



mengamalkan



atau



mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, bimbingan dan konseling Islam pendidikan, dalam pemberian bimbingan dan konseling siswa dalam proses belajarnya mencakup dua nilai, yaitu nilai antophosentris (bersifat horisontal terkait dengan hubungan sesama manusia dan hanya sebatas pada kesadaran psikis saja); nilai teosentris (bersifat vertikal terkait hubungannya dengan Tuhan dan mencapai kesadaran spiritual).6 Sedangkan layanan bimbingan dan konseling pada umumnya adalah layanan universal. Salah satunya layanan yang diperuntukkan peseta didik dalam latar belakang yang berbeda. Dalam lingkungan pendidikan formal, salah satunya di sekolah layanan bimbingan dan konseling Islam sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan mamandirikan potensi siswa. Landasan ilmu kegamaan dan moralitas menjadi pondasi penting dalam mendampingi siswa dalam meraih citacita.



Yuliyatun, Peranan Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah, (Jawa Tengah: Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam). Vol. 4, No. 2, 2013, hlm. 361-364. 6



7



Layanan BK tidak lepas dari Peran Guru Bimbingan dan Konseling Guru bimbingan dan konseling merupakan pendidik kedua setelah keluaga (orang tua)



di



rumah. Kewenangan



yang dimiliki



oleh



guru



bimbingan



dan



konseling memiliki peranan yang sangat penting bagi optimalisasi pendidikan ramah anak dalam pembentukan karakter anak. Tindakan yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling adalah mulai dari menjelaskan pendidikan ramah anak dan bagaimana pembentukan karakter tersebut dalam konteks bimbingan dan konseling Islam (Prasetiawan, 2016: 67). Pada hakikatnya konseptual bimbingan konseling islami telah termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi, selain itu bimbingan konseling Islam juga berlandaskan pada prinsip bimbingan dan konseling Islam. Adapun Prinsip tersebut diantaranya ialah: (a) Setiap individu adalah mahluk dinamis (b) Setiap individu bersifat individual (c) Setiap individu adalah organisasi yang berkembang atau tumbuh (d) Setiap individu dapat memperoleh keuntungan pilihan pemberian bantuan (e) Setiap individu harus diberi hak sama serta kesempatan yang sama dalam mengembangkan pribadinya (f) Setiap individu memiliki fitrah (kemampuan dasar) beragama yang dapat berkembang dengan baik (g) Konseling agama harus dilakukan sebagai pekerjaan ibadah yang dikerjakan semata-mata mengharap ridha Allah SWT, dimana Proses konseling harus sejalalan dengan syariat agama islam. Berlandaskan pada prinsip bimbingan dan konseling Islam tersebut, Strategi bimbingan dan konseling Islam dalam membentuk karakter siswa ialah menurut Lies Arifah (2009: 12):



8



Gambar 1. Strategi bimbingan dan konseling islam dalam membentuk karakter



Berdasarkan gambar tersebut dalam peran bimbingan dan konseling Islam dalam membentuk karakter siswa, ialah: 1.



Religious belief (aspek keyakinan), yaitu adanya keyakinan terhadap Tuhan. Guru BK senantiasa menanamkan keyakinan terhadap tuhan dan segala sesuatu yang bersifat ghaib. Hal ini bertujuan menumbuhkan hal yang fundamental untuk siswa mengenai kepercayaan sebagai dasar berperilaku positif.



2.



Religious practice (aspek peribadatan), tingkat



keterikatan



yaitu



aspek



yang



berkaitan



yang meliputi frekuensi dan intensitas sejumlah



perilaku, dimana perilaku tersebut sudah ditetapkan oleh agama seperti tata cara menjalankan ibadah dan aturan agama. Hal ini bertujuan agar siswa mampu menerapkan perilaku disiplin dalam beribadah yang mana proses ibadah tersebut membuat siswa untuk terdorong melakukan sesuatu pemantapan kepribadian yang positif. 3.



Religious felling (aspek penghayatan), yaitu gambaran bentuk



perasaan



yang dirasakan dalam beragama atau seberapa jauh seseorang dapat menghayati pengalaman dalam ritual agama. Hal ini layanan guru BK dapat dianalisis berdasarkan seberapa tinggi siswa dalam menghayati proses



9



ibadah. Semakin tinggi siswa memahami dan menghayati nilai-nilai dalam ibadah maka perilaku siswa akan cenderung sesuai dengan nilai tersebut. 4.



Religious knowledge (aspek pengetahuan), yaitu aspek yang berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya untuk menambahkan pengetahuan tentang agama yang dianutnya.



5.



Religious effect (aspek pengamalan), yaitu penerapan tentang apa yang telah diketahuinya dari ajaran-ajaran agama yang dianutnya kemudian diaplikasikan melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.7



Abdul Hadi, dkk, Peran Layanan Bimbingan dan Konseling Islam Dalam Pendidikan Karakter, (Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional: Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter pada Era Revolusi Industri 4.0), Vol 2, No.1, 2020, hlm. 16 – 17. 7



10



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap layanan bimbingan dan konseling Islami yang mengupayakan membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan tuntunan Allah SWT, sehingga orang yang sedang mengalami masalah dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga bahagia dunia ahirat sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Fungsi dari bimbingan dan konseling Islam dapat dirumuskan dalam beberapa fungsi, yaitu fungsi preventif, fungsi kuratif atau korektif, fungsi preservative dan fungsi development atau pengembangan.Bimbingan dan konseling Islam pendidikan yang diselenggarakan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pembinaan moral siswa yang berdasarkan nilainilai Islam, mencakup nilai-nilai iman, islam, dan ihsan. Model bimbingan dan konseling Islam dalam menumbuhkan karakter siswa meliputi: Religious belief, Religious practice, Religious felling, Religious knowledge dan Religious effect. Model konseling Islam tersebut diharapkan dapat membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan kegiatan belajar / pendidikan, membantu individu dan membantu individu memelihara situasi dan kondisi psikis agar tetap baik dan mengembangkannya menjadi lebih baik sesuai dengan AlQur’an dan Hadist Nabi. B. SARAN



11



Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar makalah kami akan jauh lebih baik kedepannya.



12



DAFTAR PUSTAKA B. Wulur, Meisil. 2019. Konseling & Teknik Terapi. LinkPENA. Bastomi, Hasan. 2017. Menuju Bimbingan Konseling Islami. Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling. 100 – 101. Hadi, Abdul, dkk. 2020. Peran Layanan Bimbingan dan Konseling Islam Dalam Pendidikan Karakter. Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional: Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter pada Era Revolusi Industri 4.0. Vol 2, No.1. 16 – 17. Hayat, Abdul. 2017. Bimbingan Konseling Qur’ani (Jilid 1). Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Rohman, Anas. 2016. Peran Bimbingan dan Konseling Islam Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim, Vol. 4, No. 1. 147 – 148.



Yuliyatun. 2013. Peranan Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah. Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Vol. 4, No. 2. 361 – 364.



13