Makalah Gangguan Sistem Pencernaan Kel 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “Gangguan Sistem Pencernaan”



Disusun Oleh : Kelompok 1 SYAHDILA WIDYA MARDANI



191012114201026



HAFIZAH RAHMI



191012114201009



MELSI NUR SAVITRI



191012114201017



YUVA AUDINI



171012114201015



MUHAMMAD RADHISTA



191012114201001



DOSEN PENGAMPU:



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI TAHUN AKADEMIK 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gangguan Sistem Pencernaan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah KMB 1 di Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami Ibu yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



Bukittinggi, 14 April 2021



PENULIS



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................1 DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1



LATAR BELAKANG...............................................................................1



1.2



RUMUSAN MASALAH..........................................................................1



1.3



TUJUAN...................................................................................................1



BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2 2.1



ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM PENCERNAAN..............................2



2.2



PATOFISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN..........................................8



BAB III PENUTUP...............................................................................................14 3.1



KESIMPULAN.......................................................................................14



3.2



SARAN...................................................................................................14



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecukupan nutrisi tubuh berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan tentunya berupa terganggunya penyerapan nutrisi. Gangguan pencernaan akibat kesalahan makanan misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak



dapat



bekerja



dengan



baik.



Hal



lain



berakibat



pada



terjadinya immunosuppresif. Saluran pencernaan pada hewan terdiri atas organ-organ yang meliputi mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Namun, sistem pencernaan juga melibatkan organ-organ yang berada di luar saluran pencernaan, seperti hati, kantung empedu, dan pankreas. Penyebab terjadinya gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan makanan dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti pola makan yang salah, kurang mengonsumsi sayuran,gaya hidup yang tidak sehat, dan lain-lain. 1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apa anatomi fisiologis sistem pencernaan ? b. Apa yang dimaksud dengan gangguan system pencernaan ? c. Penyakit apa yang disebabkan oleh gangguan system pencernaan dan Apa penyebabnya ? 1.3 TUJUAN a. Mengetahui anatomi fisiologis sistem pencernaan b. Mengetaahui apa yang dimaksud dengan gangguan system pencernaan



1



c. Mengetahui penyakit apa yang disebabkan oleh gangguan system pencernaan dan penyebabnya BAB II PEMBAHASAN 2.1 ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM PENCERNAAN Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :



A. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzimenzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi 2



dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.



B. Tenggorokan ( Faring) Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring. C. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran



3



otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus). D. Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :



a) Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.



Setiap



kelainan



pada



lapisan



lendir



ini,



bisa



menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. b) Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. c) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein) E. Usus halus (usus kecil) Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. 4



Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). a) Usus Dua Belas Jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. b) Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan



digantungkan



dalam



tubuh



dengan



mesenterium.



Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. c) Usus Penyerapan (Illeum)



5



Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam- garam empedu. F. Usus Besar (Kolon) Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan re kt um . Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari f e s e s . Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi



normal



dari usus. Beberapa



penyakit



serta



antibiotik



bisa



menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. G. Usus Buntu (Sekum) Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar H. Umbai Cacing (Appendix) Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai



6



cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. I. Rektum dan Anus Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus. J. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu asini yang berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan pulau pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, 7



karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. K. Hati Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini berperan penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. L. Kandung empedu Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7- 10 cm dan berwarna hijau gelap (bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya). Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak serta bererperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.



8



2.2 PATOFISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN 1. Gangguan pada Sistem Pencernaan Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang terjadi pada bagian pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini sendiri menyebabkan gangguan pada aktivitas yang sedang dijalankan oleh penderitanya. Hal ini disebabkan oleh rasa mual, mulas, tak bertenaga dan sebagainya. Penyebab penyakit gangguan pencernaan yang paling utama ini adalah pola makan yang mungkin tidak sehat. Pada manusia sangat banyak hal yang menyangkut berbagai organ yang terkait dengan sistem pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di bagian dalam yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi tubuh yang sehat. 2. Macam-Macam



Gangguan



Pada



Sistem



Pencernaan



dan



Penyebabnya Di antaranya beberapa macam penyakit gangguan pencernaan adalah sebagai berikut: 1. Gastritis (suatu radang yang akut atau kronis) adalah penyakit pada sistem pencernaan  pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang yang akut dapat disebabkan karena produksi asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu, bisa disebabkan



oleh



bakteri.



Penderita gastritis



akan



merasa



lambungnya terbakar. 2. Radang hati yang menular (Hepatitis) merupakan infeksi virus pada hati, sering meluas melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus. 3. Diare dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh bakteri disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada dinding usus. 9



4. Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Bila hal ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang air besar pada waktu-waktu yang normal dapat menyebabkan sembelit. Semebleit dapat juga disebabkan emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stress. 5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung hampir sama dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara lain merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah makan, dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung. 6. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis. 7. Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid cenderung berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus menerus atau pada orang yang menderita sembelit. Hemaroid juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala hemaroid meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan pendarahan. 8. Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat



dalam



makanan.



Bakteri



dalam



makanan



dapat



membahayakan atau menghasilkan racun yang membahayakan tubuh. Geajala-gejala keracunan makanan meliputi muntahmuntah, diare, nyeri (sakit) rongga dada dan perut serta demam. Penyakit-penyakit gangguan pencernaan seperti yang disebutkan di atas di antaranya bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini: a.



Pola makan yang salah



b.



Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing.



10



c.



Terdapat kelainan pada sistem pencernaan itu sendiri seperti akibat tumor, infeksi atau pelebaran pembuluhnya.



A. PENYAKIT PADA ESOFAGUS Di dalam esofagus atau kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan atau pun penyerapan makanan; esofagus hanya merupakan saluran muskular yang melaksanakan transportasi makanan dari faring ke dalam lambung melalui kontraksi otot yang terkoordinasi. Jadi, apa yang



dapat



mengganggu



transportasi



atau



fungsi



muskular



terkoordinasi yang diperlukan untuk transportasi ini?  Obstruksi  Disfungsi otot atau inervasinya untuk mencegah makanan keluar dan jalur yang seharusnya  Pembentukan kantung (divertikulum)  Ketidakmampuan mencegah kembalinya isi lambung ke dalam esofagus



(penyakit



refluks



gastroesolagus:



GERD



(gastroeophageal reflux disease). B. PENYAKIT PADA LAMBUNG Lambung berfungsi untuk melumatkan makanan, memproduksi asam yang akan menguraikan makanan serta membuat makanan yang sudah dicerna ini keluar (lewat sfingter pilorik) dari lambung untuk masuk



ke



dalam



duodenum



dan



menjalani



proses



pencernaan/penyerapanlebih lanjut, dan menghasilkan faktor intrinsik yang akan membantu penyerapan vitamin B12. Karena sekresi asam lambung diperlukan untuk proses pencernaan, maka proteksi lapisan mukosa dinding lambung merupakan hal yang sangat penting. Kelainan patologi lambung meliputi:  Hilangnya proteksi mukosa dan/ atau produksi asam lambung yang berlebihan (yang berkaitan dengan pembentukan ulkus) 11



 Tidak adanya faktor intrinsik yang menyebabkan penurunan absoipsi vitamin B12 (anemia pemisiosa).  Obstruksi saluran-keluar yang mencegah pelepasan makanan yang sudah tercerna ke dalam duodenum.  Tidak adanya fungsi melumatkan makanan (dan/atau gerakan propulsi lewat pilorus) (gastroparesis ).  Gastritis (inflamasi lambung)  Kanker lambung C. PENYAKIT PADA USUS HALUS Seperti halnya pada bagian traktus GI yang lain, inflamasi (misalnya penyakit Crohn). tumor, obstruksi dan perdarahan mungkin saja terjadi dalam usus halus. Fungsi utama usus halus adalah penyerapan makanan, dan kelainan patologi yang berkaitan dengan fungsi ini berupa malabsorpsi. D. PENYAKIT PADA USUS BESAR Seperti pada bagian traktus GI yang lain dapat ditemukan tumor (misalnya kanker kolon),



inflamasi



(misalnya kolitis ulseratif,



penyakit Crohn), obstruksi (paling sering disebabkan oleh kanker kolon), dan perdarahan di dalam usus besar. Usus besar berfungsi untuk membawa feses ke luar dan melakukan reabsorpsi sebagian air serta natrium. Kegagalan fungsi yang pertama dapat menimbulkan konstipasi sedangkan permasalahan pada fungsi yang kedua dapat menyebabkan diare. Konstipasi dapat terjadi karena salah satu alasan berikut: otot-otot usus besar tidak mendorong isinya dengan benar, atau terdapat bentuk obstruksi tertentu (tumor atau penyebab lainnya). Sindrom usus yang pekat (irritable bowel syndrome ) (gejalanya berupa nyeri abdomen, diare dan/atau konstipasi dengan etiologi yang tidak diketahui) dapat disebabkan oleh permasalahan dalam pengaturan aktivitas muskular gastrointestinal; patofisiologi sindrom ini masih belum dipahami sepenuhnya. E. PENYAKIT PADA HATI 12



Tinjauan Terhadap Fungsi Hati Vena porta hepatik mengalirkan darah keluar dari sistem venous usus dengan membawa nutrien yang diserap di dalam saluran cerna ke hati. Hati melaksanakan banyak fungsi metabolik. Sebagai contoh, hati akan menghasilkan sebagian besar glukosa pada saat puasa (lewat glukoneogenesis serta glikogenolisis). melakukan detoksifikasi berbagai substansi, menyimpan glikogen dan memproduksi getah empedu di samping berbagai protein serta lipid. Apa yang akan terjadi jika hati mengalami kegagalan?  Penurunan reaksi detoksifikasi yang mengakibatkan akumulasi zat-zat toksik di dalam darah sehingga dapat terjadi ensefalopati hepatik.  Penurunan glukoneogenesis yang dapat menyebabkan hipoglikemia puasa.  Penurunan produksi protein yang dapat menurunkan produksi faktor pembekuan sehingga meningkatkan risiko perdarahan.  Kegagalan hati untuk mensekresikan bilirubin yang terkonyugasi atau kegagalan



untuk



melakukan



konyugasi



bilirubin



yang



dapat



menyebabkan ikterus. F. PENYAKIT PADA KANDUNG EMPEDU DAN SALURANNYA Anatomi percabangan bilier. Sistem bilier intrahepatik di dalam hati bercabang menjadi duktus hepatikus kanan dan kiri yang kemudian menyatu untuk membentuk duktus hepatikus kominis. Duktus hepatikus kominis akan menyatu dengan duktus sistikus (yang menuju kandung empedu) untuk membentuk duktus koledokus; duktus koledokusbiasanya



bergabung



dengan



ke



duktus



pankreatikus



pada



tempat



masuknya



dalam



duodenum. Hati akan memproduksi getah empedu secara terus-menerus 13



dan kemudian getah empedu ini disimpan di dalam kandung empedu (vesika felea). Ketika makanan yang baru tercerna sebagian tiba dalam duodenum dari lambung, maka kolesistokinin (CCK) akan dilepas. Peristiwa ini menstimulasi kontraksi kandung empedu dan pelepasan getah empedu yang akan mengemulsikan lemak untuk dapat diserap. Permasalahan apakah yang dapat terjadi pada saluran empedu? Karena kita sedang berbicara tentang saluran, maka salah satu kemungkinan permasalahannya adalah obstruksi. Obstruksi akan mencegah aliran getah empedu ke dalam duodenum dan keadaan ini menyebabkan penurunan proses pemecahan lemak sehingga terjadi malabsorpsi lemak. Obstruksi juga menimbulkan aliran balik getah empedu/bilirubin



sehingga



menyebabkan



ikterus



dan



berpotensi



mengakibatkan kerusakan hati.Ingat, pada obstruksi secara khas akan terjadi kenaikan alkali iosfatase. Pemeriksaan USG terhadap sistem bilier dapat mencari batu empedu atau pelebaran saluran empedu (yang akan menunjukkan obstruksi di sebelah distalnya). Bagaimana sistem bilier dapat mengalami obstruksi? Obstruksi oleh batu empedu atau tumor, inflamasi/pembentukan parut pada percabangan bilier, dan atresia bilier merupakan penyebab obstruksi bilier yang paling sering ditemukan BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.



14



Diantara penyakit gangguan pada sistem pencernaan adalah Gastritis, Radang hati yang menular (Hepatitis), Diare Sembelit, Kanker lambung, Radang usus buntu, Hemaroid, dan Keracunan makanan. 3.2 SARAN Makalah ini semoga berguna bagi pembaca. Namun, alanngkah baiknya jika pembaca tidak puas dengan materi yang kami buat dan bisa lebih memahami materi tentang gangguan sistem pencernaan



15



16