Makalah Gastritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MENGENAI PENYAKIT GASTRITIS



OLEH KELOMPOK 1: 1. FAJERIA FITRI 2. HERMAWAN 3. TRIYA WULANDARI



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KURNIA JAYA PERSAYA PALOPO TAHUN AJARAN 2018/2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “GASTRITIS”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.



Palopo,27 April 2019



penulis



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : 1. Apakah pengertian penyakit gastritis? 2. Bagaimanakah etiologi penyakit gastritis ? 3. Bagaimanakah klasifikasi penyakit gastritis ? 4. Bagaimanakah patofisilogi penyakit gastritis ? 5. Bagaimanakah manifestasi klinis penyakit gastritis ?



6. Apa sajakah pemeriksaan diagnostik penyakit gastritis ? 7. Bagaimanakah pencegahan penyakit gastritis ? 8. Bagaimanakah pengobatan/penanggulangan penyakit gastritis ?



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosive. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyak it lain atau karena sebab yang tidak diketahui. Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja. Jenis gastritis yang lainnya yaitu gastritis kronik. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan karsinoma lambung, tetapi hubungan sebab akibat antara keduanya belum pernah dapat dibuktikan.



B. ETIOLOGI Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain : 1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung. 2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin. 3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan secondary syphilis. 4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus 5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis. 6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks ususlambung. 7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa lambung. 8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting alkali untuk



aktivasi



enzim-enzim



gastrointestinal)



dari



usus



kecil



ke



mukosa



lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa. 9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung. 10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.



C. KLASIFIKASI 1. Gastritis Akut Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah: a) Gastritis akut erosif Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung). b) Gastritis akut hemoragic Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalan berbagai derajat dan terjadi erosi 15 yang berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut. 2. Gastritis Kronis Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut: a) Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta perdarahan dan erosi mukosa. b) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief. c) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.



D. PATOFISIOLOGI 1. Gastritis Akut Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini 17 ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan. 2. Gastritis Kronis Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun ) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.



Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan pylorus ( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung. E. MANIFESTASI KLINIS Gambaran klinis pada gastritis yaitu: 1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi: a) Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi. b) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan. c) Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik. d) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus. 18 e) Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. 2. Gastritis Kronis Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Jika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dan gejalanya menetap maka dokter akan menduganya Gastritis. Dan bila seseorang didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabanya. Pemeriksaan tersebut meliputi : 1. Pemeriksaan darah



Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibakteri H.pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis. 2. Pemeriksaan pernapasan Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi H.pylori atau tidak. 3. Pemeriksaan feces Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung. 4. Endoskopi saluran cerna bagian atas Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan ondoskop.



5. Ronsen saluran cerna bagian atas Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironse G. PENCEGAHAN GASTRITIS Agar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol semua Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan pencegahan seperti dibawah ini: 1. Makan yang teratur 2. Hindari alkohol 3. Makan dalam porsi kecil dan sering 4. Menghindari stress 5. Mengunyah 32 kali 6. Menghindari rokok H. PENGOBATAN/PENANGGULANGAN 1. Cara Perawatan Gastritis a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan tidak merangsang asam lambung b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi, alkohol d. Makan secara teratur e. Minum obat secara teratur



f. Hindari stress fisik dan psikologis 2. Pemberian Obat-obatan Pengobatan yang dilakukan terhadap Gastritis bergantung pada penyebabnya. Pada banyak kasus Gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari Gastritis. Kategori obat pada Gastritis adalah : a. Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri b. Acid blocker membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi c. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori.



BAB III KONSEP MEDIS A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Nama



:



Jenis kelamin



:



Umur



:



Status pernikahan



:



Pekerjaan



:



Alamat



:



2. Keluhan utama Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah. 3. Riwayat a. Riwayat terdahulu Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat. b. Riwayat penyakit sekarang Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut. B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda tanda vital a.



Tekanan darah



:



b.



Nadi



:



c.



Suhu



:



d.



RR



:



e.



Palpasi



: Palpasi merupakan pemeriksaan fisik lambung oleh dokter untuk menilai kinerja dan kondisi lambung, serta juga melihat bila ada kelainan yang mungkin ditimbulkan melalui perabaan ulu hati di permukaan dinding dada.



C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan darah Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibakteri H.pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis. 2. Pemeriksaan pernapasan Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi H.pylori atau tidak. 3. Pemeriksaan feces Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung. 4. Endoskopi saluran cerna bagian atas Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu



dimatirasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan ondoskop. 5. Ronsen saluran cerna bagian atas Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironse



D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung. 2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah) 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia 4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik 5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit



INTERVENSI KEPERAWATAN NO.



NANDA



NIC



NOC



1. Puasakan pasien



1. Mengurangi



inflamasi mukosa lambung.



di 6jam pertama



inflamasi pada



Tujuan:



2. Berikan makanan



mukosa lambung



Setelah dilakukan tindakan



lunak sedikit demi



2. Dilatasi gaster



keperawatan selama 1 x 24 jam



sedikit dan berikan



dapat terjadi bila



- Nyeri klien berkurang atau hilang.



minuman hangat



pemberian makanan



- Skala nyeri 0.



3. Atur posisi yang



setelah puasa terlalu



- Klien dapat relaks.



nyaman bagi klien.



cepat



- Keadaan umum klien baik



4. Ajarkan teknik



3. Posisi yang tepat



distraksi dan



dan dirasa nyaman



reklasasi.



oleh klien dapat



5. Kolaborasi dalam



mengurangi resiko



1. Nyeri (akut) berhubungan dengan



pemberian analgetik. klien terhadap nyeri. 4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri. 5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat 2. Volume cairan kurang dari



1. Penuhi kebutuhan



1. Intake cairan yang



kebutuhan tubuh berhubungan



individual. Anjurkan



adekuat akan



dengan intake yang tidak adekuat



klien untuk minum



mengurangi resiko



dan output cair yang berlebih (mual



(dewasa : 40- 60



dehidrasi pasien



dan muntah)



cc/kg/jam).



2. menunjukkan



- Tujuan : Setelah dilakukan



2.Awasi tanda-tanda



status dehidrasi atau



tindakan keperawatan



vital, evaluasi turgor



kemungkinan



1x24jam,masalah kekurangan



kulit, pengisian



peningkatan



volume cairan pasien dapat teratasi.



kapiler dan



kebutuhan



-Kriteria Hasil



membran mukosa



penggantian cairan.



Mempertahankan volume cairan



3. Pertahankan tirah



3. Aktivitas/muntah



adekuat dengan dibuktikan oleh



baring, mencegah



meningkatkan



mukosa bibir lembab, turgor kulit



muntah dan



tekanan intra



baik, pengisian kapiler berwarna



tegangan pada



abdominal dan dapat



merah muda, input dan output



defekasi



mencetuskan



seimbang



perdarahan lanjut. 4.Mengganti kehilangan cairan yang hilang dan memperbaiki keseimbanngan cairan segera. 5. Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung



3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



1. Anjurkan pasien



1. Menjaga nutrisi



b/d anorexia



untuk makan sedikit



tetap terpenuhi dan



Tujuan : Setelah dilakukan tindakan



demisedikit dengan



mencegah terjadinya



keperawatan 3x24 jam kebutuhan



porsi kecil namun



mual dan muntah



nutrisi pasien dapat terpenuhi



sering.



yang berlanjut.



Kriteria hasil :



2. Berikan makanan



2. Untuk



- Keadaan umum cukup



yang lunak dan



mempermudah



-Turgor kulit baik



makanan yang di



pasien dalam



- BB meningkat



sukai pasien/di



mengunyah



- Kesulitan menelan berkurang



gemari.



makanan.



3. lakukan oral



3. kebersihan mulut



higyne 2x sehari



akan merangsang



4. timbang BB



nafsu makan pasien.



pasien setiap hari



4. Mengetahui status



dan pantau turgor



nutrisi pasien.



kulit,mukosa bibir



5. Mempercepat



dll



pemenuhan



5. Konsultasi dengan kebutuhan nutrisi tim ahli gizi dalam



dengan pemberian



pemberian menu.



menu yang tepat sasaran



4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan



1. Observasi sejauh



1. Mengetahui



fisik Tujuan : Klien dapat



mana klien dapat



aktivitas yang dapat



beraktivitas. Kriteria hasil :



melakukan aktivitas.



dilakukan klien.



- Klien dapat beraktivitas tanpa



2. Berikan



2. Menigkatkan



bantuan - Skala aktivitas 0-1



lingkungan yang



istirahat klien.



tenang.



3. Membantu bila



3. Berikan bantuan



perlu, harga diri



dalam aktivitas.



ditingkatkan bila



4. Jelaskan



klien melakukan



pentingnya



sesuatu sendiri.



beraktivitas bagi



4. Klien tahu



klien.



pentingnya



5. Tingkatkan tirah



beraktivitas.



baring atau duduk



5.Tirah baring dapat



dan berikan obat



meningkatkan



sesuai dengan



stamina tubuh



indikasi



pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.



5. Ansietas b/d perubahan status



1. Awasi respon



1. Dapat menjadi



kesehatan,ancaman kematian dan



fisiologi misalnya:



indikator derajat



nyeri.



takipnea, palpitasi,



takut yang dialami



Tujuan : Setelah dilakukan tindakan



pusing, sakit kepala,



pasien, tetapi dapat



keperwatan 1x24jam pasien



sensasi kesemutan.



juga berhubungan



Kriteria hasil :



2.Dorong



dengan kondisi fisik



-Mengungkapkan perasaan dan



pernyataan takut dan



atau status syok.



pikirannya secara terbuka



ansietas, berikan



2.Membuat



-Melaporkan berkurangnya cemas



umpan balik.



hubungan terapeutik



dan takut



3. Berikan informasi



3.Melibatkan pasien



-Mengungkapkan mengerti



yang akurat.



dalam rencana



tentangpeoses penyakit



4.Berikan



asuhan dan



-Mengemukakan menyadari terhadap lingkungan yang



menurunkan ansietas



apa yang diinginkannya yaitu



tenang untuk



yang tak perlu



menyesuaikan diri terhadap



istirahat.



tentang



perubahan fisiknya



5. Dorong orang



ketidaktahuan.



terdekat untuk



4.Memindahkan



tinggal dengan



pasien dari stresor



pasien.



luar, meningkatkan



6. Tunjukan teknik



relaksasi, dapat



relaksasi



meningkatkan keterampilan koping. 5.Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri. 6.Belajar cara untuk rileks dapat membantu menurunkan takutdan ansietas



E. DISCHARGE PLANNING 1. Tekankan kepada pasien tentang pentingnya menghindari kafein, nikotin, bumbu pedas ,alkohol, asam, karena dapat mengiritasi mukosa lambung.



2. Anjurkan pasien menggunakan obat-obat yang diresepkan. 3. Pasien dengan anemia perniciosa diberikan injeksi vitamin B12 jangka panjang. 4. Cegah makanan dan minuman yang terkontaminasi. 5. Lindungi diri dari terpapar zat toksik di tempat kerja. 6. Diresepkan diet yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan seharikalori harian pasien, makanan yang disukai dan pola makan



BAB IV KESIMPULAN 1. Gastritis atau yang lebih dikenal maag adalah penyakit tidak menular yang disebabkan imflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung. 2. Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan. 3. Ada banyak factor risiko yang dapat menyebabkan maag antara lain, pola makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dapat memicu asam lambung kopi, teh, rokok, alcohol, stress, obat-obatan, dan usia 4. Gejala gastritis bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas. 5. Pencegahan dari penyakit ini yaitu dengan menghindari semua factor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit gastritis 6. Pengobatan dengan memberikan obat yang dapat menetralisir asam lambung seperti antasida, selain itu selalu perhatikan pola konsumsi makanan, hindari makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung



DAFTAR PUSTAKA Almatsier.2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anonimous, 2012. Brunner dan Suddart, 2011, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Iskandar, H. Yul. 2010. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia Kelly, Gregory. 2010 Okviani, Wati. 2011. Pola Makan Gastritis. http://www.library.upnvj.ac.id/-pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdf Nadesul. 2011. Sakit Lambung, Bagaimana Terjadinya. http://www.kompas.com/Sakit-Lambung-Bagaimana/Terjadinya Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika. Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publising. Warianto,



Chaidar.



2011.



Minum



Kopi



Bisa



Berakibat



Gangguan



Pencernaan.



http://www.griyawisata.com/pdf. php ? url pdf = 28640 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-hadiharton-6743-2-babii.pdf https://en.wikipedia.org/wiki/Gastritis