Makalah Geologi Laut (Pembentukan Tsunami) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nopry
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI MAKALAH GEOLOGI LAUT PROSES PEMBENTUKAN TSUNAMI



OLEH: KELOMPOK 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



ASRI NOPRI ASHARUN RIKAYATI YAYAT ANGGRIAWAN AHMAD MURSALIM BAE ARVID RAMADHAN HAYATUL HUSNA WA ODE SARIMUNA



KENDARI 2016 KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,



taufiq,



dan



hidayah-Nya



kepada



kami,



sehingga



kami



dapat



menyelesaikan makalah ini. Makalah Geologi Laut



tentang “TSUNAMI” ini kami susun untuk



memenuhi tugas kelompok mata kuliah Geologi Rekayasa. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini, serta teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.



Kendari,



Juni 2016



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR……………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………. BAB I



PENDAHULUAN…………… ……………………………



1. Latar Belakang……… ……………………………………… 2. Rumusan Masalah…………………………………… ……… 3. Tujuan……………… ……………………………………….. BAB II



PEMBAHASAN……………………………………………



1. Pengertian Tsunami……………………………………………… 2. Proses Pembentukan Tsunami…………………..………………. 3. Karakteristik Tsunami…… . . …… ……………..……. ……… 4. Mekanis meterjadinya tsunami……………………………….. 5. Dampak Tsunami……………………………….……………… BAB III PENUTUP………………………………………………… 3.1 Kesimpulan………… . …………………………………… 3.2 Saran……… . …………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA……………………… …………………………



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara pulaupulau yang terpisah satu dengan yang lainnya pasti dikelilingi oleh air. Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu geologi dan oceanografis tentang samudra dan laut dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.



Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan oleh gelombang pasang laut yang besar atau tsunami dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat terbatas ini. Tsunami (bahasa Jepang tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.



Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.



Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Teks-teks geologi, geografi,



dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik". 1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian dari tsunami 2. Proses pembentukan Tsunami 3. Karakteristik Tsunami 4. Mekanis meterjadinya tsunami



1.3. Tujuan 1. Agar mengetahui pengertian dari tsunami 2. Agar mengetahui proses pembentukan tsunami



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Tsunami



Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.



2.2 Proses Pembentukan Tsunami Banyak yang menyebutkan bahwa tsunami adalah bagian dari gelombang pasang surut. Sebenarnya tsunami tidak mempunyai hubungan dengan pasang surut air laut. Pasang surut banyak dipengaruhi oleh gaya-gaya luar seperti gaya grafitasi yang dipengaruhi bulan, matahari, dan planet-planetnya sementara tsunami tidak ada hubungannya dengan faktor-faktor tersebut. Selain banyak yang menyebut tsunami sebagai gelombang pasang surut, banyak pula yang menyebutnya sebagai gelombang laut seismik. Pernyataan ini didasarkan bahwa tsunami digerakkan oleh adanya gempa bumi. Pernyataan ini juga tidak



sepenuhnya benar karena tsunami tidak hanya terjadi akibat gempa bumi yang berkaitan dengan gelombang seismik tetapi bisa juga terjadi akibat letusan gunung api, tanah longsor, atau bahkan akibat jatuhnya meteor dari luar angkasa yang menghantam bumi dan kesemuanya itu bisa dikelompokkan ke dalam gelombang yang tidak ada kaitannya dengan seismik. Akan tetapi secara umum dan didasarkan data statistik, tsunami banyak terjadi akibat gempa. Kalau memang tsunami tidak berkaitan dengan pasang surut dan juga tidak sepenuhnya bisa disebut gelombang seismik, jadi apa gelombang tsunami tersebut? Gelombang tsunami adalah suatu rangkaian gelombang atau ombak yang dihasilkan akibat perpindahan yang cepat dari suatu volume air akibat gangguan yang terjadi pada volume air tersebut. Pada saat tsunami terjadi, bukanlah gelombang pertama yang mampu menghancurkan semua yang dilaluinya akan tetapi rentetan gelombang berikutnyalah yang berpotensi menghancurkan. Nah apa yang bisa membuat gangguan pada suatu volume air tersebut? Banyak yang bisa membuat gangguan pada volume air tersebut seperti gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor, bahkan jatuhan meteor juga mampu menciptakan tsunami. Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:



2.2.1. Gempa bumi yang berpusat di bawah laut



Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut: · Gempa bumi yang terjadi di dasar laut. · Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut. · Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR. · Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun). Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi. Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami. Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya



pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.



Gambar di atas menunjukkan kulit benua secara pelan-pelan melengkung akibat penujaman lempeng samudera, pada gambar bawah terlihat bagaimana kulit benua terlepas dari kuncian pelengkungan dan bergerak naik sehingga memindahkan sejumlah massa air, dan merupakan sumber tsunami. 2.2.2



Letusan Gunung Berapi Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik



(gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815



juga



memicu



terjadinya



tsunami



yang



melanda



Jawa



Timur



dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.



Gambar ini menunjukkan bagaimana letusan gunung berapi di tepi perairan menyebabkan gelombang tsunami . 2.2.3 Longsoran di dasar laut



Longsoran bawah laut sering memicu terjadinya tsunami atau gelombang laut besar berkecepatan tinggi di daerah longsoran yang dapat mencapai jarak tempuh sangat jauh. Longsoran ini tidak selalu menyebabkan bencana dan tidak juga selalu berasosiasi dengan badai dan gempa bumi. Beberapa di antaranya terjadi di daerah sempit dan hanya disebabkan oleh gravitasi. Berbeda dengan mekanisme longsoran di daratan yang pada umumnya disebabkan oleh kejenuhan air pada tanah, penyebab longsoran bawah laut jauh lebih kompleks. Longsoran



bawah laut adalah proses alami penting yang menyebabkan massa sedimen bervolume besar bergerak dari daerah lantai samudera (dasar laut) yang dangkal ke daerah yang lebih dalam. Terdapat ber-bagai jenis dan penyebab terjadinya ketidakstabilan lantai samudera dan terminologi longsoran adalah yang paling banyak digunakan untuk menyebut fenomena tersebut. Perbedaan bahan, lingkungan, dan muatan lantai samudera merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi jenis longsoran tersebut. Rekaman seismik pantul membantu penafsiran terdapatnya indikasi struktur geologi dan longsoran bawah laut. Pada kasus di Laut Flores, gempa bumi merupakan faktor utama penyebab terjadinya longsoran bawah laut. Semakin besar kekuatan gempa, semakin besar pula longsoran yang terjadi. Hal ini akan meng-akibatkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya gelombang tsunami yang berpotensi merusak. 2.2.4 Meteor yang Menghantam Laut Meteor berukuran besar yang jatuh dan menghantam lautan pun bisa menyebabkan



terjadinya



tsunami.



Perumpaan



yang



dilakukan



untuk



menggambarkan hal ini sama dengan bola bowling yang dijatuhkan ke dalam kolam renang.Saat bola menghantam permukaan air dan masuk ke dalam kolam, maka muncullah gelombang-gelombang yang cukup besar di kolam renang itu. Sama halnya apabila meteor yang besar menghantam ke lautan luas.



Meteor panas yang tak habis terbakar oleh atmosfer bumi akan mengikuti gaya gravitasi bumi dan kemudian jatuh. Nah, bila menghujam daratan, meteor



bisa membuat cekungan yang sangat amat besar.Namun, jika meteor itu jatuh ke laut, bukan hanya gelombang besar saja yang dihasilkan, tetapi, lempeng bawah laut pun akan mengalami ketidakseimbangan. Itu tadi adalah beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab timbulnya bencana tsunami. Tetapi, kecepatan rambat gelombang tsunami itu berbeda-beda lho, tergantung pada kedalaman air laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami sekitar 500-1.000 km/jam setara dengan kecepatan pesawat terbang, akan tetapi, ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1 meter. Saat gelombang tsunami sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya akan berubah. 2.3



a.



Karakteristik Tsunami



Kecepatan Tsunami



Secara empiris, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut dan percepatan gravitasi di tempat tersebut. Untuk di laut dalam, kecepatan tsunami bisa setara dengan kecepatan pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. Semakin dangkal lautnya, kecepatan tsunami semakin berkurang, yaitu berkisar antara 2 – 5 km/jam.



b.



Ketinggian Tsunami Ketinggian gelombang Tsunami berbanding terbalik dengan kecepatanya.



Artinya, jika kecapatan tsunami besar, tetapi ketinggian gelombang tsunami hanya beberapa puluh centimeter saja. Sebaliknya untuk di daerah pantai, kecepatan tsunaminya kecil, sedangkan ketinggian gelombangnya cukup tinggi, bisa mencapai puluhan meter. Ketinggian tsunami di pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk pantainya. Ada 2 (dua) bentuk pantai yaitu :



1.



Pantainya terjal Bentuk pantai seperti ini mengakibatkan bagian utama dari energi tsunami



dipantulkan oleh slope (pembatas). Sehingga pemantulannya secara utuh mengikuti periode tsunami, tanpa pecah. Tinggi gelombang yang gelombang yang dihasilkan antara 1 – 2 meter. 2.



Pantainya Landai Bentuk pantai ini mengakibtkan energi tsunami akan dinaikkan oleh



pantai, disini berlaku prinsip dasar energi, yakni energi selalu konstan. Sehingga jika kecepatannya berkurang maka amplitudonya besar, panjang gelombangnya berkurang dan mengakibatkan pecahnya gelombang. Hal inilah yang mengakibatkan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter. 2.4 Mekanisme Terjadinya Tsunami Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk



daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naikturun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.\ 2.5 Dampak Tsunami Dampak Positif dari bencana tsunami 1.



:



Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan



menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup 2. Kegunaan secara Psikologis: Menjalin kerjasama dan bahu- membahu untuk menolong korban bencana, menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu 3.



saling membutuhkan satu sama lain. Kita bisa mengetahui samapai dimanakah konstruksi bangunan kita serta kelemahannya, dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik.



Dampak Negatif dari bencana tsunami 1.



Merusak apa saja yang dilaluinya. bangunan, tumbuh-tumbuhan dan dan mengakibatkan korban jiwa manusia, serta menyebabkan genangan,



2.



pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban, sehingga sulit mencari lagi



tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaannya. 3. Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca bencana, bkarena faktor dana yang besar.



4. menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang kehilangan harta benda.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah geologi laut tentang tsunami yaitu sebagai berikut: 1.



Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan badan air atau gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh



perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba(Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal 2.



Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:    



Gempa bumi yang berpusat di bawah laut



Letusan Gunung Berapi Longsoran di dasar laut Meteor yang Menghantam Laut



3. Karakteristik tsunami   4.



Kecepatan tsunami Ketnggian tsunami Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan



perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.



3.2 Saran Saran yang dapat kami sampaikan yaitu agar makalh ini dijaga sebaik0baiknya dan semoga makalah ini dapat memberikan ilmu kepada penerima khususnya bagi penulisnya.



DAFTAR PUSTAKA



zonegeologi.blogspot.com/2013/09/proses-terjadi-tsunami.htm http://www.bmg.go.id/mekanisme_tsunami. Diakses 5 Desember 2010 http://www.etipsbali.wordpress.com/persiapan_menghadapi_tsunami. Diakses Desember 2010 http://www.sayakasihtahu.com/peristiwa_tsunami. Diakses 5 Desember http://www.wikipedia.com/tsunami. Diakses 5 Desember 2010 2010 putriiilarasati.blogspot.com/.../makalah-bencana-tsunami-lengkap



5