Makalah Gizi Anak Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah terciptanya pembangunan kesehatan yang adil dan merata, yang



mengupayakan



agar masyarakat berada dalam keadaan sehat secara



optimal, baik fisik, mental, dan social serta mampu menjadi generasi yang produktif. Pencapaian pembangunan kesehatan dinilai dengan derajat kesehatan masyarakat. morbiditas,



Derajat kesehatan dan



status



digambarkan



gizi masyarakat.



dengan situasi mortalitas,



Ketidakseimbangan



gizi dapat



menurunkan kualitas SDM. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu



sehat,



cerdas



dan



memiliki



fisik



yang tangguh serta



produktif. Perbaikan gizi diperlukan mulai dari masa kehamilan, bayi dan anak balita, prasekolah, anak usia sekolah dasar, remaja dan dewasa, sampai usia lanjut. Anak sekolah dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat karena pada masa anak fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasan cukup pesat. Anak Sekolah Dasar (SD) adalah anak usia 6-12 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat membutuhkan



gizi



yang



cukup



agar tidak terjadi penyimpangan pada



pertumbuhan dan perkembangan anak. Gizi yang kurang juga akan membuat sistem imun pada anak lemah. Aktifitas yang cukup tinggi dan kebiasaan makan yang tidak teratur pada anak sering mengakibatkan ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi. Ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi akan menimbulkan masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah gizi kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP), anemia besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan kekurangan vitamin A. Disamping itu juga terdapat masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi zink yang sampai saat ini



belum terungkap karena adanya



1



keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan



penyakit



infeksi



yang



menjadi penyebab kematian.



Menurut data Riskesdas tahun 2007, pada anak usia 6-14 tahun, prevalensi anak gizi kurang menggunakan nilai rerata IMT, umur, dan jenis kelamin paling tinggi di Nusa Tenggara Timur (laki-laki 23,1% dan perempuan 19,1%), dan prevalensi paling rendah di Bali (laki-laki 8,3% dan perempuan 6,9%) 4. Sedangkan prevalensi anak kurang gizi di Sumatera Selatan, yaitu laki-laki 14,9% dan perempuan 13,8%. Dari data Riskesdas 2010, prevalensi anak pendek masih tinggi pada anak usia 6-12 tahun adalah 35,8%, dan untuk anak kurus pada usia 6-12 tahun adalah 11% 5. Tidak hanya masalah gizi kurang, masalah gizi lebih juga harus diperhatikan karena prevalensi gizi lebih meningkat dengan bertambahnya usia. Data Riskesdas 2007 menyatakan bahwa prevalensi paling tinggi anak laki-laki usia 6-14 tahun dengan berat badan lebih di Sumatera Selatan (16,0%) dan anak perempuan di Nanggroe Aceh Darussalam (12,0%). Sedangkan prevalensi berat badan lebih paling rendah di Nusa Tenggara Timur, laki-laki (4,6%) dan perempuan (3,2%). Secara garis besar ada tiga faktor utama yang dapat menyebabkan masalah gizi, yaitu faktor penjamu, agens, dan lingkungan. Faktor penjamu meliputi: faktor genetik, umur, jenis kelamin, kelompok etnik, keadaan fisiologis, keadaan imunologis, kebutuhan zat gizi, dan kebiasaan seseorang. Faktor agens meliputi: faktor gizi, kimia dari luar, kimia dari dalam, fisiologi, genetik, psikis, kekuatan fisik, dan Fiologis/parasit. Sedangkan faktor lingkungan meliputi: lingkungan fisik, biologis, sosial, ekonomi, dan budaya. Masalah gizi dapat dilihat dari ketidakseimbangan anatara



faktor



penjamu, agens, dan lingkungan Berdasarkan latar belakang diatas, dapt disimpulkan bahwa gizi pada masa pertumbuh kembangan anak sekolah sangat penting karena pada usia anak sekolah perkembangan kecerdasan sangat pesat. Maka, dalam hal ini kami akan membahas mengenai Gizi pada Anak Sekolah.



2



B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari makalah yang kami buat adalah agar pembaca mampu mengetahui, mengerti dan paham mengenai Gizi pada Usia Sekolah 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan dari penulisan makalah  ini adalah sebagai berikut: a) Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik anak sekolah b) Mahasiswa dapat menjelaskan masalah gizi pada anak sekolah c) Mahasiswa dapat menjelaskan penentu status gizi anak sekolah d) Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan gizi anak sekolah e) Mahasiswa dapat melaksanakan program gizi anak sekolah C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat penulisan makalah bagi penulis a) Diharapkan bisa menulis karya yang lebih baik lagi kedepannya. b) Dapat menambah pengetahuan mengenai Gizi pada usia sekolah 2. Manfaat penulisan makalah bagi pembaca a) Sebagai pedoman bagi pembaca b) Menjadi bahan bacaan bagi para pembaca yang belum mengerti mengenai gizi pada anak usia sekolah



3



BAB II PEMBAHASAN A. Karakteristik Anak Sekolah Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan. Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar rumah, sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka makan. Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dll. Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi. Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak usia sekolah: 1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan 2. Selalu Aktif 3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan 4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi Perkembangan mental anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan tidak pada makanan yang ditawarkan. Penolakan itu tentu saja tidak boleh dijadikan alasan oleh orang tua untuk memulai “perang di meja makan” karena ketegangan justru akan memicu dan memacu sikap yang lebih defensif. Ada baiknya diadakan kompromi, anak diberi pilihan satu atau dua macam pilihan. Pada banyak penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan anak hanya mau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu. Orang tua tidak perlu



4



gusar, asal makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Sementara itu, orang tua atau pengasuh anak tidak boleh jera menawarkan kembali jenis makanan lain setiap kali makan. B. Masalah Gizi Anak Sekolah Masalah



gizi



pada



anak



umumnya



merupakan



dampak



dari



ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi ( nutritional imbalance ) yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Dari gangguan ini dapat menimbulkan anemia defisiensi besi, berat badan lebih, berat badan kurang, penyakit kronis, pica, karies dentis dan alergi. 1. Anemia Defisiensi Besi Keadaan ini terjadi pada anak dengan asupan zat gizi besi yang sedikit atau tidak mencukupi, terutama pada anak dengan konsumsi susu yang berlebih yang dapat menyebabkan keinginan makan menurun. Selain itu gangguan penyerapan besi terjadi pada anak yang mempunyai kebiasaan minum teh setelah makan, karena kandungan tanin dalam teh mengganggu penyerapan zat besi sampai 80%. Untuk mengatasi hal ini, selain diberikan suplementasi besi anak juga harus dibiasakan memakan makanan yang banyak mengandung zat besi, minum teh dianjurkan paling tidak 2 jam sesudah atau sebelum makan. Sementara, sebagai pengganti susu bisa diberikan air putih atau air jeruk. Meski tidak mengandung zat besi, air jeruk kaya akan vitamin C sehingga dapat membantu proses penyerapan besi. 2. Berat Badan Berlebih ( Overweight/Obesitas ) Jika tidak teratasi, anak dengan BB berlebih bahkan obesitas akan berkelanjutan hingga remaja dan dewasa. Anak dengan BB overweight memiliki resiko 4 kali lebih besar terkena obesitas daripada anak dengan BB normal. Sama seperti pada umumnya, BB berlebih pada anak disebabkan karena ketidakseimbangan energi yang masuk dan keluar, terlalu banyak makan, sedikit olahraga, dan lainnya. Berbeda dengan orang dewasa, kelebihan BB pada anak tidak boleh diturunkan karena akan menyebabkan pengurangan zat gizi yang diperlukan untu pertumbuhan. Laju pertambahan BB pada anak



5



dapat dihentikan atau diperlambat dengan cara mengurangi makan dan memperbanyak olahraga. 3. Berat Badan Kurang ( Underweight ) Kekurangan BB yang terjadi pada anak yang sedang tumbuh merupakan salah satu masalah serius. Seperti masalah BB berlebih, langkah penanganan didasarkan pada penyebab serta pemecahan masalah. Di Indonesia, persoalan gizi buruk menyebabkan 4 dari 100 bayi yang lahir setiap tahun tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun yang umumnya merupakan korban dari penyakit serta kondisi yang diperparah oleh persoalan gizi tersebut, 1 dari 3 anak balita mengalami gangguan pertumbuhan (bayi pendek untuk rata-rata usianya/stunted) dan hampir seperlima jumlah balita mengalami berat badan kurang, di bawah standar rata-rata (underweight). 4. Penyakit Kronis Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun. Jika berlangsung lama dapat menganggu pertumbuhan karena kehilangan nafsu makan anak. Disamping itu ada pula jenis penyakit yang menguras cadangan zat gizi misalnya campak yang menghabiskan cadangan vitamin A. 5. Pica Pica adalah gangguan di mana anak sering mengkonsumsi barangbarang non-makanan. Contoh makanan non-makanan seperti pasir, perca, debu, pasir, cat, pensil, tanah, es dan lainnya. Perilaku ini tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat toksik tetapi dapat menyebabkan masalah pencernaan dan keterlambatan perkembangan. Komplikasi yang sering terjadi diantaranya yaitu infeksi, masalah pencernaan, keracunan dan malnutrisi. Penyakit Pica tidak ada tanda maupun gejalanya. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah guna mengetahui kandungan besi dan seng. Meskipun anak-anak memang sering memasukkan semua benda ke dalam mulutnya, tapi orang tua harus waspada dan curiga jika hal itu menjadi kebiasaan. Untuk menyembuhkan penderita Pica, dibutuhkan penanganan secara keseluruhan, meliputi pendidikan perilaku yang benar, lingkungan yang mendukung dan pendekatan keluarga.



6



6. Alergi Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%) terutama mereka yang memiliki riwayat pada keluarganya yang penderita alergi. Alergi ini akan terus meningkat sama seperti alergi lain seperti asma dan atopik. Ada 2 jenis makanan yang dikategorikan penyebab alergi : a. Alergi sementara. Contoh makanan penyebab alergi ini yaitu susu, kedelai, telur dan tepung terigu. b. Alergi tetap. Kacang, ikan dan kerang cenderung menyebabkan alergi ini. C. Penentuan Status Gizi Anak Sekolah Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak serupa dengan penilaian pada periode kehidupan lain. Pemeriksaan yang perlu lebih diperhatikan tentu saja bergantung pada bentuk kelainan yang bertalian dengan kejadian penyakit tertentu. Kurang kalori protein, misalkan lazim menjangkiti anak. Oleh karena itu pemeriksaan terhadap tanda dan gejala ke arah sana termasuk pula kelainan lain yang meyertainya perlu dipertajam. 1. Penilaian Antropometri Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat



gizi.



Antropometri



secara



umum



digunakan



untuk



melihat



ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Pada penilaian ini yang penting dilakukan ialah penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar lengan dan lipatan kulit triseps. Pemeriksaan ini penting terutama pada anak prasekolah yang berkelas ekonomi dan sosial rendah. Pengamatan pada anak usia sekolah dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh.



7



2. Penilaian Biokimiawi Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati. Pada uji ini yang penting adalah kadar Hb serta pemeriksaan asupan darah untuk malaria. Pemeriksaan tinja cukup hanya pemeriksaan occult blood dan telur cacing saja. Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. 3. Penilaian Klinis Pemeriksaan secara klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Pada uji ini diarahkan untuk mencari kemungkinan adanya bintik bitot, xerosis konjungtiva, anemia, pembesaran kelenjar parotis, fluorosis, karies, gondok, hepato dan splenomegali. D. Kebutuhan Gizi Pada Anak Sekolah Kebutuhan gizi pada anak kecil tinggi, berhubungan dengan ukuran tubuh mereka. Banyak anak-anak memiliki nafsu makan yang kurang, terlalu memilihmilih makanan, dan makan berdasarkan “mood”. Untuk alasan ini, kualitas makanan yang tinggi dibutuhkan untuk mencapai angka kecukupan asupan gizinya, terutama untuk kalsium dan zat besi. Rekomendasi asupan makanan pada anak sekolah berdasar pada Department of Health Dietary References Value (DRVs) (1991). Acuan ini sebaiknya tidak digunakan sebagai rekomendasi secara individu. Karena laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda.



8



Nilai asupan untuk pati, gula, dan lemak diberikan dalam bentuk total energy intake. Tidak dituliskan untuk non-starch polysaccharide (NSP) atau serat untuk anak kecil, hal ini dikarenakan anak kecil dianggap membutuhkan proporsi yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa. Tidak ada nilai untuk Vitamin D karena kebanyakan orang memenuhi kebutuhan vitamin D paling banyak dari sinar matahari. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jeniskelamin, ukurantubuh, dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk laki-laki umur 4-18 tahun (DoH 1991) : Umur Energi Lemak Lemakjenuh Pati Non gula intrisik Serat Protein Mineral Zat besi Kalsium Seng Magnesium Fosfor Natrium Vitamin Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Asam Nitotinat Vitamin B6 Vitamin B12 Folat Vitamin C



susu



(kcal) (MJ) % energy makanan % energy makanan % energy makanan



4-6 th 1715 7,16 35 11 39



7-10 th 1970 8,24 35 11 39



11-14 th 2200 9,27 35 11 39



15-18 th 2755 11,51 35 11 39



% energy makanan



11



11



11



11 18 55,2



G G



19,7



28,3



18 42,1



Mg Mg Mg Mg Mg Mg



6,1 450 6,5 120 350 700



8,7 550 7 200 450 1200



11,3 1000 9 280 775 1600



11,3 1000 9,5 300 775 1600



Miug Mg Mg Mg Mg Miug Miug Mg



500 0,7 0,8 11 0,9 0,8 100 30



500 0,7 1,0 12 1,0 1,0 150 30



600 0,9 1,2 15 1,2 1,2 200 35



700 1,1 1,3 18 1,5 1,5 200 40



Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk perempuan umur 4-18 tahun (DoH 1991) :



9



Umur Energi Lemak Lemak jenuh Pati Non gula susu intrisik Serat Protein Mineral Zatbesi Kalsium Seng Magnesium Fosfor Natrium Vitamin Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 AsamNitotinat Vitamin B6 Vitamin B12 Folat Vitamin C



(kcal) (MJ) % energy makanan % energy makanan % energy makanan



4-6 th 1545 6,46 35 11 39



7-10 th 1940 7,28 35 11 39



11-14 th 1845 7,92 35 11 39



15-18 th 2110 8,83 35 11 39



% energi makanan



11



11



11



11



G G



19,7



28,3



18 42,1



18 55,2



Mg Mg Mg Mg Mg Mg



6,1 450 6,5 120 350 700



8,7 550 7 200 450 1200



14,8 800 9 280 625 1600



14,8 800 7 300 625 1600



Miug Mg Mg Mg Mg Miug Miug Mg



500 0,7 0,8 11 0,9 0,8 100 30



500 0,7 1,0 12 1,0 1,0 150 30



600 0,7 1,1 12 1,0 1,2 200 35



700 0,8 1,1 14 1,2 1,5 200 40



a. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi pada anak usia 10-12 tahun lebih besar dibanding kan anak usia 7-9 tahun, karena pertumbuhannya lebihcepat, terutama penambahan tinggi badan. Mulai usia 10-12 tahun kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak laki-laki lebih banyak



melakukan aktivitas fisik



sehingga membutuhkan energi lebih banyak sedangkan perempuan biasanya sudah mulai haid sehingga memerlukan protein dan zat besi lebih banyak. b. Protein Protein didefinisikan sebagai senyawa dalam pangan yang mengandung nitrogen. Protein berfungsi sebagai sumber energy juga sebagai zat pembangun. Kebutuhan protein pada anak usia sekolah dibedakan menurut jenis kelamin dan umur. Pada umumnya kebutuhan protein pria sedikit lebih tinggi dibanding



10



wanita. Angka kebutuhan protein tergantung pula pada mutu protein. Semakin baik mutu protein, semakin rendah angka kebutuhan protein. Protein hewani mempunyai mutu protein yang kebih baik dibanding protein nabati, karena susunan asam aminonya lebih lengkap. Sumber protein hewani antara lain daging, hati, pancreas, jeroan, dll. Susu dan telur termasuk juga dalam sumber protein hewani berkualitas tinggi. Selain itu, ikan, kerang, dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik karena mengandung sedikit lemak. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan kacang-kacangan. c. Karbohidrat Karbohidrat merupakan unsur gizi yang diperlukan tubuh



dalam jumlah



besar untuk menghasilkan energi atau tenaga. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy utama bagi otak dan susunan syaraf terutama glukosa. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 Kal. Sumber utama karbohidrat berasal dari tumbuh tumbuhan dan hanya sedikit yang berasal dari hewani. d. Lemak Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak. Kebutuhan lemak yang dianjurkan 15-20% jumlah energi total berasal dari lemak. Bayi dan anak dianjurkan 1-2% dari kebutuhan energi total berasal dari asam lemak esensial (asam linoleat). Asam lemak esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan kulit. Menurut sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari hewan, termasuk ikan, telur dan susu. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun ditempat-tempat tertentu. e. Vitamin Vitamin didefinisikan sebagai bahan-bahan organik, yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yang melakukan paling sedikit satu fungsi



11



metabolik spesifik dan harus diberikan dalam makanan. Terdapat dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air.Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan vitamin yang larut air adalah vitamin B kompleks (tiamin, riboflavin, niasin, asamfolat, dan vitamin B12) dan C. Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein. f. Mineral Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral juga berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. E. Program Gizi Untuk Anak Sekolah 1. Bekal Sekolah Apabila anak-anak diberi bekal, maka hendaklah diperhatikan bahwa bekal makanan yang diberikan kepadanya dapat memberikan unsur-unsur gizi yang kurang terdapat dalam makanannya waktu makan pagi, siang dan malam. Dua unsur yang diutamakan dalam bekal makananya itu energi dan protein. Kekurangan akan zat gizi lain dapat diberikan melalui makanan mereka di rumah. Memang bekal makanan yang paling ideal adalah makanan yang dapat memberikan zat gizi yang diperlukan. Tetapi dalam praktik, membuat bekal yang memenuhi syarat demikian itu agak sulit. Bekal makanan untuk anak-anak memberikan keuntungan, antara lain : a.



Anak-anak dapat dihindarkan dari gangguan rasa lapar



b.



Pemberian bekal dapat menghindarkan anak itu dari kekurangan energi



12



c.



Pemberian bekal dapat menghindarkan anak dari kebiasaan jajan sehingga menghindarkan anak dari gangguan penyakit akibat makanan yang tidak higienis.



2. Makanan di Sekolah (School-Feeding) School-feeding merupakan tindakan umum yang bisa dilaksanakan untuk memperbaiki keadaan gizi anak sekolah. Praktik penyelenggaraan makanan di sekolah ini sudah lama dan sudah banyak diselenggarakan di negara-negara baik di Eropa maupun di Asia. Untuk masing-masing negara baik bentuk maupun cara penyelenggaraan makanan di sekolah ini berbedabeda. Nilai kalori dalam suatu susunan hidangan sekolah seyogyanya sebesar 900 kalori bagi anak-anak di atas umur 11 tahun, 700 kalori di antara 6 dan 11 tahun, serta 600 kalori bagi umur di bawah 6 tahun. Suatu susunan hidangan rata-rata yang mengandung 700 kalori sudah mencukupi kebutuhan bagi kondisidi daerah tropic. 3. Edukasi Gizi Edukasi tentang gizi biasanya diajarkan pada ekonomi rumahan (home economic), tetapi hal yang diajarkan disana bukanlah hal yg mendasar. Edukasi gizi dapat tergabung dalam ilmu science dan juga teknologi. Edukasi tentang kesehatan merupakan hal yang penting dari kurikulum pendidikan, makanan dan gizi dapat disisipkan dalam edukasi tentang kesehatan. Penjagaan makanan dan gizi dalam sekolah dibutuhkan, makan dibutuhkan pula pengetahuan tentangnya di kelas kelas, yang didukung oleh makanan yang disediakan pada kantin sekolah. Target yang dianjurkan untuk pengetahuan tentang makanan dan gizi pada anak usia 5-11 tahun (National Curiculum Council 1990, with permission of the Qualifications and Curriculum Authority). Tahapan Tahapan 1



Target Mengetahui adanya banyak jenis makanan untuk dipilih dan



(5-7 tahun)



pilihan itu berdasarkan kebutuhan dan budaya. Mengetahui bahwa makanan dibutuhkan untuk kesehatan,



13



Tahapan 2



dan beberapa makanan lebih baik dari makanan lain Mengetahui bahwa menu makanan merupakan kombinasi



(7-11 tahun)



dari makanan dan nilai gizi yang berbeda-beda. Mengetahui bahwa gizi yang berbeda-beda memberikan dampak yang berbeda pula bagi tubuh, dan jumlahnya dalam makanan dan keseimbangannya dapat mempengaruhi tubuh Mengetahui bagaimana menangani makanan dengan baik.



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dll. Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak usia sekolah, Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan, Selalu Aktif, Perubahan Sikap Terhadap Makanan, dan Tidak suka makanan-makanan yang bergizi Masalah gizi anak sekolah yaitu, Anemia Defisiensi Besi, Berat Badan Berlebih (Overweight/Obesitas), Berat Badan Kurang ( Underweight ), Penyakit Kronis, Pica, dan Alergi. Adapun penentu status gizi anak sekolah seperti, Penilaian



Antropometri,



Penilaian



Biokimiawi,



dan



Penilaian



Klinis.



Rekomendasi asupan makanan pada anak sekolah berdasar pada Department of Health Dietary References Value (DRVs) (1991). Acuan ini sebaiknya tidak digunakan sebagai rekomendasi secara individu. Karena laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda. Nilai asupan untuk pati, gula, dan lemak diberikan dalam bentuk total energy intake. Tidak dituliskan untuk non-starch polysaccharide (NSP) atau serat untuk anak kecil, hal ini dikarenakan anak kecil dianggap membutuhkan proporsi yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa. Tidak ada nilai untuk Vitamin D karena kebanyakan orang memenuhi kebutuhan vitamin D paling banyak dari sinar matahari. Maka, Untuk orang tua lebih baik untuk membuat program gizi anak sekolah seperti, Bekal Sekolah, Makanan di Sekolah (School-Feeding), dan Edukasi Gizi



15



B. Saran Saran dari kelompok kami utuk para orang tua ataupun pendidik anak usia sekolah untuk mengajarkan anak untuk makan sehat empat sehat lima sempurna. karena pada usia anak sekolah otaknya sedang berkembang hingga kecerdasannya akan berkembang pesat jika diberikan gizi yang baik dan sehat.



16



DAFTAR PUSTAKA



Arisman M. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. Solveig A. Cunningham PD, Michael R. Kramer, Ph.D., and K.M. Venkat Narayan, M.D. Incidence of Childhood Obesity in the United States. The New England Journal of Medicine. 2014. Fordham H. Healthy Food for Young Children. Usborne2008. Seprianty, Vita. dkk. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 2, No. 1, Januari 2015: 129-134



17