Makalah GLP MANLABb [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM GOOD LABORATORY PRACTICE (GLP) Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Laboratorium



Di Susun Oleh : Aghniya Faza Damara 1711C1001 Fathlia Sinta Azhara 1711C1009



S1 Analis Medis dan Kimia



SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG 2019



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak lupa Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil A’lamin yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen laboratorium tentang Good Laboratory Practice (GLP). Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Bandung, 05 Oktober 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI BAB I ............................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1 1.1



Latar Belakang ............................................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1



1.3



Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2



1.4



Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2



BAB II ....................................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN......................................................................................................................................... 3 2.1



Pengertian Good Laboratory Practices (GLP). .................................................................. 3



2.2



Tujuan Good Laboratory Practices (GLP). ........................................................................ 3



2.3



komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice) ...................................... 4



2.3.1 Organisasi............................................................................................................................. 4 2.3.2 Ruang dan Fasilitas ............................................................................................................. 5 2.3.3 Peralatan Laboratorium ..................................................................................................... 6 2.3.4 Metode Pemeriksaan ........................................................................................................... 8 2.3.5 Spesimen............................................................................................................................... 8 2.3.6 Bahan Laboratorium ......................................................................................................... 9 2.3.7 Bakuan Mutu .................................................................................................................... 11 2.3.9 Pemantapan Mutu ............................................................................................................ 13 2.3.10 Keamanan ......................................................................................................................... 14 BAB III .................................................................................................................................................... 15 PENUTUP ............................................................................................................................................... 15 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15 3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16



ii



BAB I



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintah berkewajiban untuk melindungi masyarakatnya terhadap produk-produk yang membahayakan kesehatan dan lingkungan, untuk menunjang hal tersebut perlu adanya data analitik yang valid dan mampu khusus untuk mengambil keputusan aman tidaknya suatu produk. Berawal dari kondisi inilah dirasakan perlunya penerapan cara laboratorium yang baik Good Laboratory Practices (GLP). Definisi Good Laboratory Practices adalah aturan-aturan, prosedur-prosedur dan praktek di laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan intensistas data analitik yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut. Adapun lebih jelasnya “Good Laboratory Practice” atau GLP adalah suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan. Tujuan GLP adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk merencanakan suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi secara rinci apabila diperlukan. Ruang lingkupnya meliputi organisasi, personel, penanganan sampel, metode dan prosedur pengujian, pencatatan dan pelaporan data, serta keamanan laboratorium. Laboratorium mempunyai personel, fasilitas, dan lingkungan yang sesuai dengan pengujian yang akan dilaksanakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : 1. Apa yang dimaksud GLP (Good Laboratory Practice). 2. Apa tujuan GLP (Good Laboratory Practice). 3. Apa saja komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice).



1



1.3 Tujuan Penulisan



Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penulisan ini, adalah untuk: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud GLP (Good Laboratory Practice). 2. Untuk mengetahui apa tujuan GLP (Good Laboratory Practice). 3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice). 1.4 Manfaat Penulisan



1. Dapat mengetahui pengertian dari GLP (Good Laboratory Practice). 2. Dapat mengetahui tujuan GLP (Good Laboratory Practice). 3. Dapat mengetahui komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice).



2



BAB II



PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Good Laboratory Practices (GLP). Good Laboratory Practice (GLP) atau praktik laboratorium yang baik/benar pertama kali dikemukakan dalam New Zealand Testing Laboratory Registraction Act of 1972. Undang-undang tersebut bertujuan untuk menetapkan kebijakan nasional di bidang pengujian serta digunakan sebagai dasar untuk mendirikan sebuah Testing Laboratory registration Council. Good Laboratory Practice (GLP) adalah keterpaduan suatu proses organisasi, fasilitas, personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar sehingga menjamin pengujian di laboratorium selalu direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, direkam, dan dilaporkan sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan serta perdagangan. GLP adalah suatu alat manajemen laboratorium yang memberlakukan bagaimana mengorganisasikan laboratorium pengujian dengan tujuan mencegah kesalahan serta meningkatkan dan menjaga mutu data hasil uji. Jadi “Good Laboratory Practice” atau GLP merupakan suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.



2.2 Tujuan Good Laboratory Practices (GLP). Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang dihasilkan telah mempertimbangkan: a. Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution) b. Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice) c. Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice) d. Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice) e. Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (Good Dokumentation Practice)



3



f. Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good Housekeeping Practice). Adapun singkatnya GLP tujuannya adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk merencanakan suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi secara rinci apabila diperlukan.



Terdapat faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian yang dilakukan oleh laboratorium salah satunya adalah : a. Personel b. Kondisi akomodasi dan lingkungan c. Metode pengujian dan kalibrasi serta validasi metode d. Peralatan e. Ketertelusuran pengukuran f. Pengambilan sampel uji g. Penanganan sampel yang akan diuji dan barang yang akan dikalibrasi h. Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi i. Laporan hasil uji atau sertifikat kalibrasi



2.3 komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice) 2.3.1 Organisasi



Komponen dalam kelengkapan organisasi disesuaikan dengan jenis dan jenjang laboratorium. Laboratorium Kesehatan harus berbentuk badan hukum dan mempunyai struktur organisasi yang jelas serta terpampang. Manajemen harus ada meliputi beberapa aspek diantaranya :  Visi & misi  Informasi & Alur Pelayanan  Persyaratan unsur-unsur manajemen  Tenaga  Manajemen Mutu  Komunikasi  Pendidikan & Pelatihan



4



Kelengkapan organisasi disesuaikan dengan jenis dan jenjang laboratorium yang bersangkutan 1. Tenaga a) Dokter Spesialis Patologi Klinik b) Dokter umum + pengalaman di bidang laboratorium c) Sarjana bidang kesehatan d) Analis kesehatan 2. Komunikasi a) Intern (dalam laboratorium itu sendiri) : horizontal / vertikal b) Ekstern (antar laboratorium lain / unit lainnya yang terkait) c) Penanggung jawab laboratorium harus dapat mengadakan komunikasi ekspertis / keahlian /konsultatif untuk memberikan penjelasan kepada pemakai jasa. 3. Diklat Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium secara berkesinambungan: 



Formal







Informal







Bimtek (pelatihan bimbingan teknis)



2.3.2 Ruang dan Fasilitas



Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan specimen untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. 1. Ruang penerimaan a) Ruang pemeriksaan b) Ruang administrasi 2. Fasilitas penunjang a.



Kamar mandi/WC pasien dan petugas laboratorium



b.



Penampungan/pengolahan limbah laboratorium



c.



Terdapat ruangan ber –AC



d.



Terdapat bak cuci



5



3. Fasilitas keamanan kerja a) Ventilasi yang cukup b) Penerangan yang cukup c) Air bersih yang mengalir



2.3.3 Peralatan Laboratorium



Sebelum menentukan jenis alat yang akan dibeli, perlu dipertimbangkan beberapa faktor diantaranya:



a) Sesuai dengan kebutuhan jenis pemeriksaan, vol spesimen, jumlah pemeriksaan. b) Sesuai dengan fasilitas yang tersedia, misal : luas ruangan, listrik dan lain-lain. c) Tersedianya tenaga yang ada untuk mengoperasikan alat tersebut. d) Tersedianya reagensia dan kontinuitas pengadaanya. e) Sistem alat f) Pemasok/vendor : a. Mempunyai reputasi yang baik, memiliki fasilitas uji fungsi. b. Menyediakan petunjuk operasional alat. c. Menyediakan pelatihan dan pelayanan purna-jual. g) Terdaftar di DepKes (BPOM) h) Nilai ekonomis i) Pemilihan pemasok j) Evaluasi peralatan baru, baik sebelum/ sesudah pembelian alat yang mencakup : a. Kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur. b. Kesesuaian alat dengan lingkungan dan lain-lain. k) Penggunaan dan pemeliharaan alat (maintenance) l) Pemecahan masalah kerusakan alat (trouble shooting) m) Kalibrasi peralatan n) Penanggung jawab alat (umumnya setiap alat tidak digunakan oleh hanya satu orang saja).



Cara penggunaan & pemeliharaan masing-masing peralatan harus ditulis dalam intruksi kerja dan dibuat form pencatatan pemeliharaan peralatan



6



Hal-hal yang diperhatikan dalam pemakaian peralatan :  Persyaratan kecukupan peralatan  Persyaratan kemampuan alat  Penandaan peralatan  Log alat  Persyaratan pengoperasian alat  Jaminan kemananan kerja alat  Penanganan terhadap alat yang rusak  Pemindahan alat  Pemutakhiran hasil kalibrasi  Pencegahan terhadap perlakuan orang yang tidak berwenang



Beberapa Peralatan yang perlu mendapat perhatian :  Alat Gelas  Blood cell counter  Ellisa set  Flame Photometer  Spektrofotometer  Inkubator  Kamar hitung  Lemari es & Freezer  Gas Chromatigraphy  Mikroskop  Otoklaf  Oven  Penangas air  Pipet  pH meter  Rotator  Sentrifuge  Timbangan analitik/digital



7



2.3.4 Metode Pemeriksaan



Pemilihan metoda pemeriksaan perlu dipertimbangkan : a)



Tujuan pemeriksaan Tiap pemeriksaan sensitifitas & spesifisitas yang berbeda-beda. Pemeriksaan dengan sensitifitas yang tinggi terutama dipersyaratkan untuk tujuan pemeriksaan penyaring. Metoda yang baik adalah yang mempunyai sensitifitis & spesifisitis setinggi mungkin.



b) Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan, misalnya : pada keadaan gawat darurat. c) Rekomendasi resmi dari lembaga / badan yang diakui atau organisasi profesi.



Dasar Pemilihan Metode Pemeriksaan  Pertimbangkan tujuan, kecepatan dan rekomendasi metode yang ingin dipakai Evaluasi Metode Pemeriksaan  Mengingat ilmu selalu berkembang dan memastikan metode tersebut masih valid perlu dilakukan evaluasi rutin metode pemeriksaan. 2.3.5 Spesimen



1.



2.



Macam : a.



Darah (serum / plasma)



b.



Urin



c.



Feces



d.



Dan lain-lain



Persiapan : - Pasien (puasa, diet, obat-obatan, alkohol, merokok, umur, ras, kehamilan, aktivitas fisik, demam, trauma, variasi harian)



3.



Pengambilan, syarat-syarat : a. Peralatan b. Wadah c. Pengawet / tidak d. Waktu pengambilan yang paling baik e. Lokasi pengambilan yang tepat f. Volume spesimen yang dibutuhkan



4.



Pemberian identitas : a) Tanggal & jam b) Nama pasien c) Jenis kelamin 8



d) Umur e) No register laboratorium f) Pemeriksaan laboratorium yang diminta 5. Pengolahan : - Spesimen yang telah diambil harus segera diolah dan diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah oleh faktor-faktor misalnya: terjadinya penguapan, pengaruh suhu, terkena paparan sinar matahari terkontaminasi oleh kuman. 6. Penyimpanan dan pengiriman spesimen a) Bila spesimen tidak dapat langsung diperiksa, maka spesimen tersebut harus disimpan dengan memperhatikan persyaratan penyimpanan untuk tiap-tiap spesimen. b) Perhatikan juga : 



Apakah perlu antikoagulan / tidak







Wadah yang dipakai







Stabilitas spesimen tersebut.



7. Bila spesimen yang diterima oleh laboratorium tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan maka laboratorium tersebut harus menolaknya 2.3.6 Bahan Laboratorium 1. Macam / jenis : a)



Reagen



b)



Standar



c)



Bahan kontrol



d)



Air



e)



Media



2. Dasar pemilihan : a) Kualitas bahan b) Produksi pabrik yang telah dikenal c) Deskripsi lengkap dari bahan / produk d) Masa kadaluarsa yang panjang 9



e) Volume / isi kemasan f) Mudah diperoleh di pasaran g) Biaya tiap satuan (nilai ekonomis) h) Pemasok / vendor i) Kelancaran & kesinambungan pengadaan j) Terdaftar di DepKes (BPOM) 3. Pengadaan harus diperhitungkan : a) Tingkat persediaan - Tingkat persediaan harus sama dengan jumlah persediaan yaitu 



Persedian minimum adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan.







Jumlah safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang sangat dibutuhkan diluar kebutuhan rutin atan yang sering terlambat diterima dari pemasok.



b) Perkiraan jumlah kebutuhan - Untuk menetapkan perkiraan jumlah kebutuhan dapat didasarkan pada jumlah pemakaian/pembelian bahan periode 6-12 bulan. c) Waktu yang dibutuhkan untuk mensuplai bahan tersebut. - Untuk penyimpanan haru diperhatikan : a. Perputaran pemakaian : FIFO (First In First Out) b. Suhu/kelembaban c. Lama penyimpanan (lihat kadaluarsa & incompabilitynya)



10



2.3.7 Bakuan Mutu Bakuan mutu atau bakuan prosedur ini memiliki syarat , adapun syaratnya adalah : a.



Dijadikan pegangan bagi petugas



b.



Senua kegiatan perlu bakuan prosedur



c.



Perlu dievaluasi



d.



Diletakan ditempat yang mudah terlihat



Bakuan mutu dapat dibagi beberapa jenis berdasarkan jenjang hierarki dalam suatu organisasi. Pada umumnya jenjang dokumen bakuan mutu terbagi atas 3 jenjang : 1. Normatif (Pedoman Mutu / Kebijakan Mutu) Yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu yang berlaku dalam laboratorium yang bersangkutan. Dari pedoman ini harus tercermin secara garis besar sasaran mutu yang ingin dicapai & segala upaya yang dilakukan agar sasaran mutu tersebut dapat benar-benar tercapai. 2. Tingkat menengah : Prosedur Tetap ( Standard Operating Prosedure / SOP). Yang memuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan suatu aktifitas. Contoh : SOP Pendaftaran & penerimaan Pasien/Spesimen SOP Pengadaan Reagensia SOP Pemeriksaan dan sebagainya Komponen prosedur tetap ( protap) meliputi: a. Nama prosedur b. Tujuan dan ruang lingkup c. Penanggung jawab d. Referensi e. Definisi f. Dokumentasi g. Prosedur kerja h. Pengesahan



11



3. Teknis : Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja yang mengatur bagaimana segala langkah teknis harus dilakukan. Contoh : SOP yang disebut diatas, secara umum dirinci langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisa sampel.Sebagai petunjuk teknis untuk mendukung Protap tersebut perlu dibuatkan pedoman bagi masing-masing analit (parameter pemeriksaan) sehingga akan tersedia, misalnya : Petunjuk Teknis Pemeriksaan Glukosa. Petunjuk Teknis Pemeriksaan HBs Ag dan sebagainya. 2.3.8 Pencatatan dan Pelaporan Diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. kesalahan dalam pencatatan & pelaporan akan mempengaruhi aktivitas laboratorium 1. Pencatatan : a) Kegiatan pelayanan b) Keuangan c) Logistik d) Kepegawaian 2. Pelaporan : a) Kegiatan rutin : harian, triwulan, tahunan b) Khusus : kasus-kasus KLB, HIV c) Hasil pemeriksaan 3. Penyimpanan dokumen : a) Surat permintaan pemeriksaan laboratorium b) Hasil pemeriksaan laboratorium c) Surat permintaan dan hasil rujukan 4. Pemusnahan dokumen - setelah 5 tahun (Depkes RI. 2002)



12



2.3.9 Pemantapan Mutu 1. Pemantapan Mutu Internal PMI adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium sendiri secara rutin, teratur dan terus menerus terhadap setiap tahap pemeriksaan mulai dari tahap praanalitik, analitik sampai pasca analitik, agar dapat memperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.



Berbagai kegiatan dalam PMI ini antara lain : a. Kalibrasi peralatan b. Ujia kualitas air c. Uji kualitas reagens d. Uji kuliatas antigenik-antisera e. Uji ketelitian ketepatan (Anna. 2008) 2. Pemantapan Mutu Eksternal PME adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Setiap laboratorium harus mengikuti PME tersebut. Kegiatan ini merupakan pengecekan terakhir dari kegiatan pemantapan mutu. Dalam mengikuti kegiatan PME ini, pelaksanaan pemeriksaan haruslah tidak dilakukan secara khusus, tapi dilakukan sama seperti yang dilakukan pada pemeriksaan sehari-hari. (Usman. 2006) 3.Audit Adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan didalam laboratorium. Audit dapat dilakukan oleh petugas yang sudah senior di laboratorium yang bersangkutan (internal audit) atau oleh pihak lain di luar laboratorium (external audit). (Muslim. 2001) 4.Validasi Hasil Merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan, termasuk disini adalah cross-check. (Hardjoeno. 2006) 5. Akreditasi Merupakan inspeksi yang dilakukan oleh badan yang berwenang untuk menentukan apakah suatu laboratorium layak dan kompeten untuk melakukan suatu pelayanan laboratorium. (Wirasuta. 2010)



13



6. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan & pelatihan harus direncanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, serta dilaksanakan dan dipantau pelaksanaannya. (Puslabkes. 1997)



2.3.10 Keamanan A. Setiap petugas laboratorium harus memahami dan menguasai: 1. Hal-hal umum yang berkaitan dengan pencegahan infeksi 2. Pengaturan dan tata ruang laboratorium 3. Penggunaan peralatan laboratorium 4. Sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi 5. Pengelolaan spesimen 6. Pengelolahan limbah 7. Pengamanan terhadap : a. Bahan kimia b. Bahan radioaktif c. Infeksi mikroorganisme d. Fasilitas hewan percobaan e. Keadaan darurat



B. Agar semua tindakan keamanan laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik perlu dibentuk Tim Keamanan Laboratorium. (Depkes RI. 2010)



14



BAB III



PENUTUP



3.1 Kesimpulan “Good Laboratory Practice” atau GLP merupakan suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan. GLP tujuannya adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk merencanakan suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi secara rinci apabila diperlukan Dalam komponen GLP terdapat : 1. Organisasi 2. Ruang dan fasilitas 3. Perlatan laboratorium 4. Metode pemeriksaan 5. Spesimen 6. Bahan laboratorium 7. Bakuan mutu 8. Pencatatan dan pelaporan 9. Pemantapan mutu 10. Keamanan.



3.2 Saran Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca agar ada peningkatan dalam pembuatan makalah sehingga penulis bisa lebih baik lagi. 15



DAFTAR PUSTAKA (Indera).http://www.academia.adu/35963814/GOOD_LABORATORY _YANG_ BAIK_ BENAR..co.id Diakses (05 oktober 2019)



(Bayu,Dian).http://www.academia.adu/36272750/Komponen-komponen_GLP_di_Lab.co.id Diakses (05 oktober 2019)



16