Makalah Hipnoterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan profesi kesehatan yang merawat pasien dengan melakukan pendekatan secara holistik (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual). Dan terapi komplementer ini juga dianggap sebagai terapi dengan pendekatan holistik karena berusaha menyembuhkan pasien dengan memandang dari berbagai sudut dan beraneka aspek kehidupan pasien. Hipnoterapi adalah salah satu bentuk terapi komplementer, yaitu terapi yang digunakan untuk melengkapi terapi atau tindakan medis, dan bukan untuk menggantikan terapi atau tindakan medis yang sudah ada. Terapi komplementer bersifat holistik dan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hipnoterapi merupakan salah satu jenis Terapi Komplementer Mind Body Intervention dimana terapi ini merupakan pendayagunaan kapasitas pikiran untuk mengoptimalkan fungsi tubuh. Fokus terapi ini adalah menciptakan keseimbangan antara pikiran, emosi, dan pernapasan. Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata - kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi. Setiap perawat sudah cukup akrab dengan namanya komunikasi karena pekerjaannya adalah langsung berinteraksi dengan orang banyak, termasuk klien dan keluarga. Oleh karena itu tak akan banyak makan waktu jika dibutuhkan latihan, sebab hampir setiap hari kita berkomunikasi dengan orang asing. Perawat mampu menghipnotis pasien jika dia memahami bahasa yang perawat gunakan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep hipnoterapi ? 2. Bagaimana proses dan tahapan hipnoterapi ? 3. Apa saja syarat-syarat hipnoterapi ? 4. Apa saja manfaat hipnoterapi ? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.



Mahasiswa mengetahui konsep hipnoterapi



2.



Mahasiswa mengetahui proses dan tahapan hipnoterapi



3.



Mahasiswa mengetahui syarat-syarat hipnoterapi



4.



Mahasiswa mengetahui saja manfaat hipnoterapi



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Hipnoterapi Hipnoterapi merupakan salah satu jenis terapi komplementer/ non konvensional yang digunakan sebagai pelengkap terapi konvensional/ terapi medis. Hipnoterapi adalah suatu rangkaian proses yang digunakan seorang hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah klien dengan ilmu hipnosis. Hipnoterapi dapat diartikan sebagai suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang diberikan. Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis. Hipnotis bisa diartikan sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau perintah kepada pikiran bawah sadar. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut “hypnotherapist”. Hipnoterapi adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dicapai dengan cara mengendalikan emosional seseorang



dengan



serangkaian



aktifitas.



Hipnoterapi



dapat



digunakan



untuk



menghilangkan beberapa kebiasaan buruk dari dirinya atau menyimpan suatu keadaan yang lebih tenang dalam dirinya (Susilo, 2010). Dibawah hipnoterapi korteks serebri mengalami inhibisi kuat sehingga daya identivikasi, analisis, pengambilan keputusan terhadap stimulus baru menurun, pengalaman masa lalu tidak dapat di manfaatkan sehingga kata-kata sugestif menjadi kekuatan dominan yang tidak dapat ditolak. Melalui arahan aktif kondisi dan prilaku psikis dan faal pasien dapat dikendalikan (Desen, 2011). Hipnoterapi di masa lalu indentik dengan kondisi tidur, terbaring, atau tidak bergerak. Pada masa kini, hipnotis lebih ditekankan pada kondisi relaksasi yang dalam, baik secara fisik maupun mental. Saat ini dikenal beberapa keadaan hipnotis seperti moving meditation, hypnoidal state, serta automatic writing, dimana pasien melakukan aktivitas bawah sadar dalam bentuk gerakan atau tindakan yang dikendalikan oleh niat. Psikolog pada Pusat hipnoterpi Kedokteran RSPAD Gatot Subroto (pusat hipnotis kedokteran pertama di Indonesia), Dra. Psi Adjeng Lasmini mengatakan, pada hipnoterapi, pasien diajak untuk relaks secara fisik dan mental dengan memusatkan 2



perhatian melalui sarana fiksasi berupa suara, tatapan, dan sentuhan secara berulang dan monoton. Ini membuat pasien merasa semakin santai. Dalam kondisi hipnoterapi lanjutnya, sugesti positif yang ditanamkan disusun dalam kalimat yang sederhana. Karena pada kondisi ini kemampuan seseorang untuk merangkum kalimat demi kalimat mengalami penurunan. 2.2 Proses Hipnoterapi 1. Tiga Bagian Pikiran Manusia. Pikiran manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Pikiran Tidak Sadar adalah pikiran yang mengoperasikan tubuh secara otomatis. Misalnya detak jantung, reproduksi sel, penyembuhan luka, sirkulasi darah dan sistem otomatis lainnya dikerjakan oleh Pikiran Tidak Sadar. Pikiran Tidak Sadar selalu aktif, meskipun Anda tertidur pulas. b. Pikiran Bawah Sadar yang merupakan bagian pikiran yang sangat dominan dan sering kali mengendalikan diri. Pikiran Bawah Sadar memuat kebiasaan, dorongan perasaan, keyakinan, persepsi, dan memori permanen. Menurut seorang tokoh psikologi, Sigmund Freud, tindakan manusia sebagian besar berdasarkan programprogram yang tertanam di Pikiran Bawah Sadarnya, bukan berdasarkan logikanya. Pikiran Bawah Sadar adalah tempat penyimpanan semua memori dan programprogram pikiran. Program apapun yang ada di Pikiran Bawah Sadar, akan selalu menjadi dasar bagi tindakan. c. Pikiran Sadar adalah bagian pikiran yang selalu bersifat logis dan rasional. Dengan berpikir logis dan rasional, manusia bisa menciptakan kehendak atau keinginan untuk berubah. Namun ternyata kehendak saja tidak cukup untuk mewujudkan perubahan yang permanen, karena kehendak Pikiran Sadar selalu kalah apabila bertentangan dengan program yang tertanam di Pikiran Bawah Sadar. Contoh: seorang perokok. Secara rasional dan logis, hampir semua perokok tahu bahwa rokok adalah kegiatan yang merugikan diri sendiri. Para perokok sebenarnya juga punya kehendak untuk berhenti merokok. Namun kehendak itu tidak pernah menang melawan kebiasaan merokok yang sudah menahun. Kebiasaan merokok merupakan sebuah program yang tertanam di Pikiran Bawah Sadar. Inilah bukti nyata bahwa program yang tertanam di Pikiran Bawah Sadar selalu lebih kuat efeknya daripada kehendak Pikiran Sadar. Tujuan dari hipnoterapi adalah menghapus atau menanamkan program di Pikiran Bawah Sadar supaya perubahan yang Anda alami berlangsung dari dalam diri Anda sendiri. 3



2. Empat Wilayah Brainwave (Aktivitas Pikiran Manusia) Untuk memahami Hypnosis atau Hypnotherapy secara mudah dan benar, sebelumnya kita harus memahami bahwa aktivitas pikiran manusia secara sederhana dikelompokkan dalam 4 wilayah yang dikenal dengan istilah Brainwave, yaitu: Beta, Alpha, Theta, dan Delta. a. Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 14 – 24 Cps (diukur dengan perangkat EEG). b. Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar, mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang dalam kondisi relaksasi. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7 – 14 Cps. c. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta juga gelombang pikiran ketika seseorang tertidur dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye Movement). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 – 7 Cps. d. Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 0.5 – 3.5 Cps. Kondisi Hypnosis sangat mirip dengan kondisi gelombang pikiran Alpha dan Theta. Yang sangat menarik, bahwa kondisi Beta, Alpha, dan Theta, merupakan kondisi umum yang berlangsung secara bergantian dalam diri kita. Suatu saat kita di kondisi Beta, kemudian sekian detik kita berpindah ke Alpha, sekian detik berpindah ke Theta, dan kembali lagi ke Beta, dan seterusnya. Pada saat setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta, kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur. Perpindahan wilayah ini tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan-akan seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta. Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat didengarkan dengan baik, tetapi justru suara-suara ini didengar dengan sangat baik oleh pikiran bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen, karena tidak disadari oleh “pikiran sadar” yang bersangkutan. 4



2.3 Syarat-Syarat Hipnoterapi 1. Pasien sebagai subjek. Orang yang dihipnotis sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya. Walaupun menggunakan perintah berupa kata 'tidur', kata itu tidak membuat pasien tidur sesungguhnya. Pasien tetap dalam keadaan sadar, serta mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hipnotis. Ia menyadari segala sesuatu yang diperintahkan serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau norma-norma umum. Selain itu, sebelum proses ini dilakukan, telah ada kesepakatan antara pasien dengan penghipnotis untuk melakukan hipnoterapi. Melakukan hipnoterapi terhadap pasien sama halnya dengan melakukan terapi lainnya. Pasien harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hipnotis dalam terapinya, serta keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya. Proses hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan. Sebelum melakukan hipnotis, pasien harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan fisik, dan bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium (darah, urine, dll). 2. Terapis sebagai fasilitator Terapis sebagai fasilitator dan pasien sebagai subjek perlu menjalani kerjasama yang baik sebelum proses hipnotis dimulai. Pemahaman pasien akan maksud dan tujuan hipnoterapi merupakan kunci efektifitas terapi. Karena itu diperlukan informasi yang jelas dan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadar. Secara konvensional, hypnotherapy dapat diterapkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan dasar, yaitu: a. Bersedia dengan sukarela. b. Memiliki kemampuan untuk focus. c. Memahami komunikasi verbal.



5



2.4 Tahapan Hipnoterapi Pada saat proses hipnoterapi berlangsung, klien hanya diam. Duduk atau berbaring, yang sibuk justru terapisnya, yang bertindak sebagai fasilitator. Akan tetapi, pada proses selanjutnya, klienlah yang menghipnosis dirinya sendiri (Otohipnotis), berikut proses sebuah tahapan hipnoterapi: 1. Pre - Induction (Interview) Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah klien mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka percakapan untuk membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnotis/ hipnoterapi dan menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan klien. Sebelumnya hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya. Pre - Induction merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses Pre - Induction yang tidak tepat. 2. Suggestibility Test Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi. Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan teknik induksi yang terbaik bagi sang klien. 3. Induction Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke pikiran bawah sadar (sub conscious), dengan menembus apa yang dikenal dengan Critical Area. Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. Maka frekuensi gelombang otak dari klien akan turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta. Semakin turun gelombang otak, klien akan semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang dinamakan dengan kondisi ter-hipnotis. Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien).



6



4. Deepening (Pendalaman Trance) Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam. Proses ini dinamakan deepening. Deepening ini meliputi tiga level, yaitu: a. Hypnoidal: hipnosis ringan dengan gerakan mengedip-ngedipkan mata. b. Cataleptic: hipnosis yang sedikit lebih dalam dengan gerakan mata bergerak dari samping ke samping (side to side eyes movements). c. Somnambulistic: hipnotis dengan status yang dalam, selama status hipnotis ini, gerakan mata berputar ke depan dan ke belakang; hasil hipnotis yang terbaik biasanya dicapai selama status ini. 5. Suggestions / Sugesti Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi Post Hypnotic Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses hipnotis masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis. Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur terpenting dalam proses hipnoterapi. 6. Termination Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan – lahan akan membangunkan klien dari “tidur” hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang sepenuhnya sadar. 2.5 Manfaat Hipnoterapi Saat ini hipnoterapi dapat digunakan untuk mengatasi masalah – masalah sebagai berikut: 1. Masalah Fisik Ketegangan otot dan rasa nyeri (nyeri kronik) yang berlebihan dapat dibantu dengan Hipnoterapi. Dengan Hipnoterapi, dapat membuat tubuh menjadi relaks dan mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan secara drastic. Selain itu hipnoterapi juga bermanfaat kegemukan/ obesitas dan irritable bowel syndrome. 2. Masalah Emosi Serangan panik, ketegangan dalam menghadapi ujian, kemarahan, rasa bersalah, kurang percaya diri, ansietas/ cemas, duka (grief), depresi, trauma dan phobia adalah masalah-masalah emosi yang berhubungan dengan rasa takut dan kegelisahan. Semua masalah di atas bisa diatasi dengan hipnoterapi. Selain itu hipnoterapi juga bisa dilakukan untuk penyembuhan diri sendiri atau self healing. Sebenarnya beberapa penyakit sumbernya dari pikiran kita. Ramalan diri sendiri 7



atau sugesti hipnosis seringkali menjadi nyata karena pikiran kita yang memasukan sugesti dalam proses pemikiran. Seperti saat kita kehujanan, di dalam pikiran kita akan tersugesti, saya akan sakit kepala atau pusing karena kehujanan. Akibatnya tubuh benar-benar mengalami sakit kepala. Padahal jika ditanamkan sugesti saya akan sehat dan tidak akan terjadi apa-apa maka sakitpun tidak akan datang. Fenomena seperti ini yang disebut oleh pengobatan medis barat sebagai efek plasebo. Penelitian dari NIH (National Institute of Health) menunjukkan bahwa pada akhir dekade ini, hipnoterapi mulai dikembangkan sebagai terapi paliatif pada pasien kanker. Hipnoterapi terbukti memiliki manfaat dalam mengurangi nyeri kronik, stress dan depresi pada pasien kanker stadium lanjut. 3. Masalah Perilaku Masalah perilaku seperti merokok, makan berlebihan dan minum minuman keras yang berlebihan dan berbagai macam perilaku ketagihan (addiction) dapat diatasi dengan hipnoterapi. Hipnoterapi juga bisa membantu insomnia/ gangguan tidur dan menghilangkan latah.



\



8



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hipnoterapi adalah salah satu bentuk terapi komplementer, yaitu terapi yang digunakan untuk melengkapi terapi atau tindakan medis, dan bukan untuk menggantikan terapi atau tindakan medis yang sudah ada. Terapi komplementer bersifat holistik dan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hipnoterapi merupakan salah satu jenis Terapi Komplementer Mind Body Intervention dimana terapi ini merupakan pendayagunaan kapasitas pikiran untuk mengoptimalkan fungsi tubuh. Hipnoterapi dapat diartikan sebagai suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang diberikan. 3.2 Saran Penyusunan materi dalam makalah ini sudah cukup baik,namun masih banyak memiliki kekurangan khususnya kelengkapan materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kelak penulis dapat membuat makalah yang lebih baik.



9



DAFTAR PUSTAKA Adiyanto. 2007. Hipnosis Penurunan Rasa Nyeri Pengamatan Efek Hypnosis Pada Otak Melalui Brain Imaging. Diunduh dari www.ibh.com. Ariyanto, SKM. 2011. Kontroversi Terapi Komplementer. Forkom Alumni Muda Poltekkes Prodi Keperawatan Semarang. Desen,W.,& Japaries, W.2011. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FKUI



10