Makalah HVAC Edit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SMART BUILDING HVAC SYSTEM Makalah ini disusun untuk memenuhi penilaian mata kuliah Smart Building



DISUSUN OLEH: BETRIA LEOGITA KUSWANDI



NIM (141734007)



PUTRI VICY HAPSARI



NIM (141734022)



SITI AISYAH NUR FITRI



NIM (141734029)



DOSEN: HARTONO BUDI SANTOSO, MT



PRODI D-IV TEKNIK KONSERVASI ENERGI JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2018



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang HVAC adalah sebuah singkatan yang kepanjangannya dalam bahasa inggris adalah



"heating, ventilation, dan air-conditioning" (Bahasa Indonesia: pemanasan, ventilasi, dan pengondisian udara). Ketiga fungsi ini saling berhubungan, karena mereka menentukan suhu dan kelembaban udara dalam sebuah gedung dan juga menyediakan kontrol asap, menjaga tekanan antar ruang, dan menyediakan udara segar bagi penempat. Dalam rancangan gedung modern, rancangan, instalasi dan sistem kontrol dari fungsi ini dijadikan menjadi sistem tunggal "HVAC" dengan sistem otomatis, untuk mempermudah pengoperasian tanpa adanya pengoperasian secara manual oleh manusia.



1.2



Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1. Mengetahui cara kerja sistem HVAC pada bangunan 2. Mengetahui sistem control dari HVAC 3. Mengetahui penerapan sistem HVAC pada bangunan pintar.



BAB II PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sistem HVAC HVAC merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning. Yang mana sistem pengkondisian udara ini merupakan aplikasi dari beberapa cabang ilmu Mechanical Engineering yaitu termodinamika, mekanika fluida, dan perpindahan panas. HVAC termasuk vital penggunaannya di beberapa industri, terutama di gedung-gedung, perkantoran yang dipenuhi peralatan komputer yang perlu dijaga kelembaban udaranya, serta industri-industri besar yang memerlukan sistem ventilasi yang baik. HVAC memberikan kenyamanan untuk manusia dan juga membantu menjaga suhu udara tempat yang bersangkutan menjadi efektif/optimal. Ini juga merupakan sistem yang dapat membantu Anda untuk mengatur iklim dalam ruangan, dan juga menentukan aliran udara dalam rungan atau di sebuah gedung. Sistem HVAC dapat memberikan ventilasi, mengurangi infiltrasi udara, dan memelihara hubungan tekanan antara ruangBerikut adalah pengertian dari masing masing bagian HVAC. 3.1.1 Heating Sistem heating atau pemanas ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang sepanjang musim didominasi dengan suhu yang dingin. Sistem ini digunakan untuk menghangatkan ruangan sesuai dengan kondisi udara yang ada di luar runganan. Sistem ini tersusun oleh beberapa bagian penting antara lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic. Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk memanaskan ruangan. 3.1.2 Ventilation Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan dengan udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan yang tidak sedap, karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan. Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida.



Gambar 2.1 Penggunaan fan pada industri Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural ventilation. Forced ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk mensirkulasikan udara di dalam ruangan. Sistem ini banyak digunakan di perindustrian besar, gedung-gedung, dan contoh yang paling dekat dengan kita adalah di dapur dan di kamar mandi. Di dapur biasanya dipasang fan untuk menghisap asap dari kompor dan dibuang keluar. Sedangkan di kamar mandi jelas digunakan untuk mengusir bau-bauan yang tidak sedap dari dalam kamar mandi.



Gambar 2.2 Exhaust Fan untuk Rumah-rumah



Sedangkan untuk natural ventilation tidak diperlukan bantuan kipas untuk mensirkulasikan udara. Biasanya hanya berupa jendela yang dibiarkan terbuka di suatu ruangan. 2.1.3 Air Conditioning



Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan mengontrol uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Penggunaan AC ini sering ditemui di daerah tropis yang terkenal dengan iklim panas. Suhu udara pada saat musim panas yang sedemikian tinggi dapat mengakibatkan dehidrasi cairan tubuh. Selain itu, AC dimanfaatkan sebagai pemberi kenyamanan. Di lingkungan tempat kerja AC juga dimanfaatkan sebagai salah satu cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal manusia membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara optimal yaitu 20-25oC dan kelembaban 40-60 %. Tingkat kenyamanan suatu ruang juga ditentukan oleh temperatur, kelembapan, sirkulasi dan tingkat kebersihan udara. Komponen utama dari sistem pengkondisian udara adalah kompresor, kondensor, katup ekspansi, evaporator dan receive-driver. Minimal dengan empat komponen alat ini suatu sistem pengkondisian udara bisa dapat beroperasi. Sistem pendinginan menggunakan aliran zat yang berupa cairan atau uap yang berubah-ubah keadaannya saat menjalani siklus. Hal ini disebabkan oleh tekanan, suhu, entalpi dan entropi adalah sifat penentu selama perubahan. Maka hubungan antara sifat-sifat ini dapat digambarkan dengan diagram (P-h),



Gambar 2.3 Air Handling Unit Alasan mengapa AC yang digunakan di gedung-gedung besar menggunakan liquid chiller. Karena udara yang bersirkulasi di dalam gedung bervolume besar, maka akan lebih jauh efisien jika menggunakan media liquid chiller sehingga energi yang dibutuhkan untuk operasional AC lebih rendah jika dibandingkan tanpa menggunakan liquid chiller. 2.2 Komponen Sistem HVAC Kompenen yang ada di dalam sistem HVAC dibedakan berdasarkan fungsinya. Ada yang berfungsi sebagai pemanas, sirkulasi udara dan pendingin. Secara umum dapat dikatagorikan seperti gambar di bawah ini.



Heating



•Hydronic (Boiler) •Radiator •Heat pump



Ventilation



•Fan •Blower



Air Conditioning



•AC •Chiller •Cooling Tower



Gambar 2.4 Pengelompokan komponen sistem HVAC 2.2.1 Boiler Boiler adalah suatu perangkat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk memanaskan air sehingga menghasilkan steam (uap. Pada bangunan seperti gedung atau



rumah, boiler biasanya digunakan untuk memanaskan air. Sistem distribusi yang biasa digunakan untuk boiler adalah radiator, hot water exchanger. Pada dasarnya boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar, panas hasil pembakaran selanjutnya panas hasil pembakaran dialirkan ke air sehingga menghasilkan steam (uap air yang memiliki temperatur tinggi). Dari pengertian tersebut berarti kita dapat menyimpulkan bahwa boiler berfungsi untuk memproduksi steam (uap) yang dapat digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya. Seperti yang kita ketahui bahwa steam dapat digunakan untuk menjaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi dan proses evaporasi pada evaporator. Umumnya bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler yaitu batu bara, gas, dan bahan bakar minyak. Boiler tersusun dari berbagai macam bagian-bagian dengan fungsinya masingmasing, berikut penjelasannya: 1. Tungku Pengapian (Furnace) Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran. Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara yaitu radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api atau gas yang akan menempel pada dinding tube. Konduksi, Panas mengalir melalui hantaran dari sisi pipa yang menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi panas pada air.Konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan molekul-molekul air sehingga panas akan menyebar kesetiap aliran air. Didalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang pertama dan ruang kedua. Pada ruang pertama akan tejadi pemanasan langsung dari sumber panas yang diterima langsung oleh tube (pipa), sedangkan pada ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang diterima berasal dari udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama. 2. Steam Drum Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat terbentuknya uap, drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap. untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan menguap. 3. Superheater Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses pemanasan



lanjutan menggunakan superheater pipe dan dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C hingga uap benar-benar menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk keperluan industri lain. 4. Air Heater Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama dengan suhu normal (suhu luar) yaitu 38°C namun setelah melalui air heater suhunya akan meningkat menjadi 230°C sehingga dapat menghilangkan kandungan air dalam udara yang dapat menganggu proses pembakaran. 5. Dust Collector (pengumpul abu) / ESP “electrostatic Precipitator” Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang berada pada aliran pembakran sampai dengan gas buang, keuntungan dalam penggunaan alat ini yaitu gas hasil pembakaran yang dibuang bebas dari debu yang dapat mencemari lingkungan dan mengurangi kemungkinan kerusakan pada alat akibat adanya gesekan abu maupun pasir. ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%). 6. Pengatur pembuangan gas bekas (asap) asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF ( induced draft fan) melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap. damper pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai kebutuhan sebelum IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka maka akan semakin besar isapan yang akan terjadi dari dalam dapur. Safety Valve (Katup pengaman) Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi standar yang telah ditentukan. katup ini terdiri dari dua buah yaitu katup pengaman uap basah dan katup pengaman uap kering. safety valve ini dapat diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan, pada uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg/cm2, sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan 20,5 kg/cm2. 2.2.2 Heat Pump Heat pump atau pompa kalor adalah suatu sistem yang dapat menyerap kalor dari suatu tempat kemudian membuangnya di tempat lain. Pompa kalor dapat digunakan sebagai



pendingin jika memanfaatkan sisi penyerapan kalor , inilah yang disebut dengan sistem refrigerasi.



Sebaliknya pompa kalor juga dapat digunakan sebagai pemanas jika



memanfaatkan sisi pembuangan kalornya. Kalor secara alami mengalir/berpindah dari temperatur yang tinggi ke temperatur yang rendah. Tinggi atau rendahnya temperatur merupakan salah satu indikasi besarnya energi kalor yang dimiliki suatu zat. Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi energi kalornya. Untuk memindahkan kalor dari tempat yang temperaturnya lebih rendah maka dibutuhkan sistem pompa kalor. Seperti halnya pompa air, untuk menyerap kalor dan membuang kalor dibutuhkan kerja/usaha/energi dari luar. Biasanya proses pompa kalor digambarkan seperti dibawah ini.



Gambar 2.5 Pompa Kalor



Dimana Ts adalah suhu lingkungan, Tc adalah temperatur pada sisi penyerapan kalor, Th adalah temperatur pada sisi pembuangan kalor, W adalah kerja dari luar, Qc adalah kalor yang terserap dan Qh adalah kalor yang dibuang.



Pada saat tidak ada W yang bekerja maka temperatur Ts, Tc, dan Th adalah sama (Ts=Th=Tc) dan tidak ada proses perpindahan kalor diantaranya. Begitu ada kerja W dijalankan maka Tc menjadi lebih rendah dibandingkan dengan Ts. Oleh karena itu energi kalor yang berada di sekitarnya terserap oleh sistem ini. Kalor yang terserap ini dibuang ke sisi Qh sehingga temperatur Th menjadi lebih besar dari Ts. Pada keadaan ini maka Tc < Ts < Th. Hubungan antara kalor yang diserap dan dibuang mengikuti persamaan:



Untuk menunjukkan sebarapa baik performa dari suatu pompa kalor, maka dikenal dengan istilah COP (Coefficient of Performance) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan koefisien kinerja. COP ini merupakan perbandingan antara output yang digunakan dengan input yang diberikan. Pada pompa kalor, input adalah kerja dan output dapat merupakan penyerapan kalor atau pembuangan kalor. Jika pompa kalor digunakan sebagai pendingin (Refrigerasi) maka output adalah penyerapan kalor. Sebaliknya, jika pompa kalor digunakan sebagai pemanas (heater) maka outputnya adalah pembuangan kalor.



2.2.3 Fan dan Blower Kipas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan aliran pada fluida gas seperti udara. Kipas menghasilkan aliran fluida dengan debit aliran yang besar pada tekanan rendah. Pengertian



blower



pada



dasarnya



sama



dengan



fan,



namun



blower



dapatmenghasilkan tekanan statik yang lebih tinggi. ASME membedakan fan dan blower menggunakan perbandingan spesifik yaitu rasio tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap fan dan blower



Gambar 2.6 fan



Gambar 2.7 Blower 2.2.4 Air Conditioner Air Conditioner Merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain, AC Berfungsi Sebagai Penyejuk Udara yang diinginkan ( sejuk atau dingin ) dan nyaman bagi tubuh. Ac Lebih Banyak digunakan di wilayah yang beriklim tropis dengan



kondisi



temperatur



udara



yang



relatif



tinggi



(panas).



Komponen AC dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu komponen utama, komponen pendukung, kelistrikan, dan bahan pendingin (refrigeran) Komponen Utama AC diantaranya :



1.Kompresor Kompresor Adalah Sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan gas refrigeran ke seluruh sistem. Jika dianalogikan, cara kerja kompresor AC layaknya seperti jantung di Tubuh Manusia. Kompresor Memiliki 2 Pipa,, Yaitu Pipa Hisap Dan Pipa tekan. Dan Memiliki 2 daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi. Ada tiga jenis kompresor, Yaitu : Kompresor Torak ( Reciproacting ) Kompresor Sentrifugal, dan kompresor rotary. 2.Kondensor Kondensor Berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran, dan mengubah wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor Pada AC biasanya di simpan pada luar ruangan (outdoor). Kondensor biasanya didinginkan Oleh Kipas (FAN), Fan ini berfungsi menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada saat pelepasan



Kalor yang di serap Oleh gak refrigeran. Agar Proses Pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip.



3.Pipa Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau diturunkan tekananya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian inilah (pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler terletak antara saringan (filter) dan Evaporator. 4.Evaporator Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran. Akibatnya, Wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan berubah wujud menjadi gak. Secara sederhana, evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas. Udara panas di sekitar reuangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati sirip-sirip pipa sehingga suhu udara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari kondisi semua atau dingi. Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur Oleh Blower indoor. Biasanya Evaporator ditempatkan pada dalam ruangan. Komponen Pendukung AC Diantaranya : 1.Strainer Atau Saringan



Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran di dalam sistem AC, Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa kapiler. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggung. biasanya, kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingn, seperti karat dan serpihan logam.



2.Accumulator



Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar-masuk melalui saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak mengalir ke kompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam wujud gas. Sebab, ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk ke dalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.



3. Minyak Pelumas Kompresor



Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi di dalam sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku yang renndah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigeran serta komponen AC yang dilewatinya.



4. Kipas ( Fan atau Blower )



Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk membantu pelepasan panas pada kondensor



Komponen Kelistrikan Pada AC : 1.Thermistor Thermistor adalah alat pengatur temperatur. Dengan begitu, thermistor mampu mengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan temperatur. Biasanya, termistor dipasang di bagian evaporator. Thermistor dibuat dari bahan semikonduktro yang dibuat dalam beberapa bentuk, seperti piringan, batangan, atau butiran, tergantung dari pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk butiran, memiliki diameter (kira-kira 3-5 mm). Kemudian, beberapa butir thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang terbuat dari bahan gelas (kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasangi dua buah kaki terminal (pin). Karena ukurannya sangat kecil, thermistor berbentuk butiran mampu memberikan reaksi yang sangat cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor dirancang agar memiliki tahanan yang nilainya semaking mengecil ketika temperatur bertambah. Pada Unit AC, ada dua jenis thermistor, yaitu thermistor temperatur ruangan dan thermistor pipa evaporator. Thermistor temperatur ruangan berfungsi menerima respon perubahan temperatur dan hembusan evaporator. Thermistor pipa berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.



2.PCB Kontrol



PCB Kontrol merupakan alat mengatur kerja keseluruhan Unit AC. Jika di analogika, fungsi PCB kontrol menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam komponen PCB Kontrol terdiri dari bermacam-macam alat elektronik, sperti thermistor,sensor,kapasitor,IC,trafo,fuse,saklar,relay , dan alat elektronik lainnya. Fungsinya pun beragam, mulai dari mengontrol kecepatan blower indoor, pergerakan swing, mengatur temperatur, lama pengoperasian(timer), sampai menyalakan atau menonaktifkan AC.



3. Kapasitor



Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan muatan listrik sementara. Dikatakan sementara, kapasitor akan melepaskan semua muatan listrik yang



terkandung secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat. Besarnya muatan yang bisa ditampung tergantung dari kapasitas kapasitor. Satuan dari kapasitas kapasitor adalah Farad (F). Biasanya, Kapasitor difungsikan sebagai penggerak kompresor pertama kali atau starting kapasitor. Dengan bantuan starting kapasitor, hanya dibutuhkan waktu sepersekian detik atau sangat singkat untuk membuat motor kompresor berputar pada kecepatan penuh. Lama atau singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan listrik yang tersimpan pada kapasitor. Setelah motor kompresor mencapai putaran penuh, secara otomatis hubungan listrik pada kapasitor akan dilepas, dan digantikan dengan hubungan langsung dari PLN. Kapasitor akan mengisi kembali muatan dan akan digunakan kembali sewaktu-waktu pada saat menyalakn kompresor lagi. Pada unit AC, biasanya terdapat dua starting kapasitor, yaitu sebagai penggerak kompresor dan motor kipas (fan). pada kompresor AC bertenaga 0.5 – 2 PK memiliki start kapasitor berukuran 15-50 nF. Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor) memiliki start kapasitor berukuran 1-4 nF.



3.Overload Motor Protector (OMP)



Overload Motor Protector(OMP) merupakan alat pengaman motor listrik kompresor (biasanya terdapat pada jenis kompresor hermetik). Kerja OMP dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari campuran bahan logam dan bukan logam (bimetal). Batang bimetal inilah yang membuka dan menutup arus listrik secara otomatis ke motor listrik. Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi secara terus menerus atau kondisi kompresor yang terlalu panas, bimetal akan membuka sehingga arus listrik menuju kompresor akan putus. Begitu juga sebaliknya. Ketika suhu kompresor turun, bimetal akan menutup, arus listik akan mengalir menuju kompresor sehingga kompresor akan kembali bekerja. Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP (diletakan di luar body kompresor) dan internal OMP(diletakan di dalam kompresor). Biasanya,External OMP digunakan untuk mesin compresor AC yang tidak terlalu besar(0,5-1 PK), sedangkan internal OMP banyak terdapat pada mesin kompresor AC yang besar(1,5-2 PK).



4. Motor Listrik



Motor Listrik berfungsi untuk menggerakan kipas (outdoor) dan Blower (indoor). Bentuk dan ukuran motor listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk membantu memaksimalkan putaran, baik pada motor listrik indoor maupun outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi menggerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai putaran penuh. Selanjutnya, fungsi start capasitor akan digantikan oleh arus listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik tersebut. 5. Motor Kompresor



Motor Kompresor berfungsi menggerakan mesin kompressor. Ketika Motor bekerja, kompresor akan berfungsi sebagai sirkulator bahan pendingin menuju ke seluruh bagian sistem pendingin. Umumnya, motor kompresor dikemas menjadi satu unti dengan kompresornya. Serupa dengan motor kipas, untuk start awal motor kompresor juga menggunakan bantuan start kapasitor. 2.2.5 Chiller Chiller adalah alat perpindahan panas yang menggunakan sistem pendingin untuk menghilangkan panas dari beban proses dan mengalihkan atau melepaskan panas ke lingkungan. Chiller juga dapat dikategorikan sebagai mesin pendingin pilihan untuk mengkondisikan fasilitas industri dan fasilitas umum.



Gambar 2.8 Chiller pada industri



Fungsi chiller sendiri umumnya digunakan untuk menurunkan suhu semua jenis peralatan dan proses seperti untuk mesin injeksi, peralatan pengelasan, kilang minyak, stasiun pembangkit listrik, pabrik kimia dan pabrik makanan dan minuman. Bahkan hanya untuk mendinginkan air minum ke tingkat yang diinginkan Cara Kerja dan Pengelompokan Chiller Chiller terdiri dari reservoir yang diisi dengan cairan seperti air atau campuran etilen glikol dimana sirkulasi air akan terus terjadi. Dalam aplikasi bangunan khas, air dingin disirkulasikan ke penangan udara atau sekarang balok pendingin yang semakin banyak digunakan untuk mentransfer panas dari udara ke air, atau sebaliknya, mentransfer pendinginan dari air ke udara bangunan. Diagram skematik plant chiller ditunjukkan pada gambar di bawah.



Gambar 2.9 Skematik kerja Chiller



Chiller dapat diklasifikasikan sebagai pendingin absorpsi dan pendingin kompresi refrigeran, berdasarkan siklus refrigeran tempat mereka bekerja. Proses pendinginan berbeda secara signifikan pada dua jenis pendingin. Penyerap pendingin menggunakan sumber panas seperti gas alam atau uap untuk menciptakan efek pendinginan. Pendingin Chiller umumnya menggunakan kompresi mekanik dan merupakan yang paling umum. Chiller kompresi (compressor chiller) terdiri dari empat komponen utama , meliputi kompresor, evaporator, kondensor danvalve matering sistem. Pada dasarnya, pendingin mengumpulkan panas, dan kemudian menggunakan penukar panas evaporator untuk menghilangkan panas itu. Ada dua jenis media pendingin chiller, yakni dengan menggunakan pendingin udara dan air. Kondensor udara didinginkan dengan memanfaatkan udara, sedangkan kondensor air didinginkan dengan menggunakan sumber air. Pendingin air umumnya digunakan untuk keperluan pendiginan di dalam gedung dan menggunakan menara pendingin, kolam, atau sungai yang terletak di dekat gedung untuk melepaskan panas air dari kondensor. Chiller dengan kondensor yang didinginkan oleh udara beroperasi pada dasarnya sama dengan yang didinginkan oleh air terkait siklus refrigeran dan tangga di sepanjang jalan. Media pendingin pada kondensor tentu saja udara, bukan air. Chiller berpendingin udara ditujukan untuk pemasangan dan pengoperasian luar ruangan. Jenis ini melepaskan panas ke atmosfir dengan cara mekanis seperti sirkulasi udara luar oleh kipas secara langsung melalui kondensor mesin. Jenis unit pendingin kondensor ini



tidak memerlukan menara pendingin seperti yang biasa dilakukan pendingin air. Berdasarkan metode kompresi refrigeran dalam fase uapnya, chiller juga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori. Kompresor yang digunakan bisa berupa reciprocating, sentrifugal, rotary screw dan rotary scroll. Kompresor reciprocating memiliki poros engkol dan piston. Piston menekan gas dan gas dipanaskan. Gas panas dibuang ke kondensor. Piston memiliki katup intake dan exhaust yang dapat dibuka sesuai permintaan sehingga memungkinkan piston berhenti. Beberapa contoh ini akan di kantor atau sekolah. Kapasitas umum berkisar antara 20 sampai 125 ton bahkan bisa sampai 450 ton. Kompresor sentrifugal beroperasi seperti pompa air sentrifugal karena di dalamnya berisi impeller yang berfungsi untuk memampatkan zat pendingin. Chiller sentrifugal dapat memberikan kapasitas pendinginan yang sangat tinggi dalam desain yang ringkas. Mereka memiliki kemampuan untuk memvariasikan kapasitas secara terus menerus untuk menyesuaikan berbagai fluktuasi beban dengan perubahan proporsional yang hampir proporsional dalam konsumsi daya. Chiller dengan kompresor jenis rotaty screw memiliki dua rotor beralur, saat rotor berputar maka gas akan dikompresi dengan pengurungan volume diantara kedua rotor. Jenis ini memerlukan toleransi tinggi agar dapat beroperasi dengan sempurna. Chiller dengan Kompresor jenis rotaty screw menggunakan dua spiral untuk memompa dan memampatkan refrigeran. Umumnya, salah satu gulungan tetap sementara yang lain mengorbit secara eksentrik tanpa berputar dalam gulungan tetap lainnya. Gerakan ini menjebak dan memampatkan kantong cairan di antara gulungan. Desain dan operasi ini menjadikannya tipe kompresor yang paling efisien. Kapasitas kompresor gulir berkisar antara 2 sampai 25 ton. Suhu pendinginan air dingin yang khas berkisar antara 39-45 ° F. Untuk perpindahan panas yang tepat antara air yang beredar untuk didinginkan dengan zat pendingin, penting untuk menjaga aliran air chiller yang cukup. Kisaran kecepatan aliran air dingin yang disarankan berkisar antara 3 dan 12 kaki per detik. Oleh karena itu, sangat penting bagi chiller untuk mempertahankan aliran ini agar proses pendinginan berlangsung dengan efisien dan penggunaan energi yang sesuai serta menjaga kinerja jangka panjang. 1. Absorption Chiller Absorption chiller adalah mesin yang beroperasi berdasarkan siklus pendinginan absorpsi uap. Siklus ini terdiri dari empat penukar panas utama, (generator, kondensor, evaporator dan penyerap) dengan dua jenis larutan, (refrigeran dan absorben). Selama siklus



ini, tekanan tinggi akan terjadi di dalam generator dan kondensor, sementara di dalam evaporator dan absorber akan ada tekanan rendah. Siklus dimulai dengan masukan zat panas di dalam generator. Sebagai hasil dari masukan panas ini, larutan dalam generator akan dipisahkan menjadi refrigeran dan weak salution. Selanjutnya, refrigerant dalam bentuk uap akan masuk ke kondensor dan akan berubah menjadi cairan. Bagian larutan akan masuk ke absorber, karena ada perbedaan tekanan antara kondensor dan evaporator, zat pendingin akan mengalir ke dalam evaporator dan akan menyerap panas dari air dingin yang beredar di dalam evaporator. Akibatnya, suhu air yang beredar berkurang dan kemudian digunakan untuk keperluan AC.



Gambar 2.10 Absorption Chiller Refrigerant yang menguap kemudian akan memasuki absorber dimana akan dicampur dengan larutan lemah, campuran kemudian akan mendapatkan keadaan cair dan akhirnya akan masuk generator dan siklusnya berulang. Diagram skematik siklus pendinginan absorpsi uap telah ditunjukkan pada gambar di atas. 2. Vapor Compression Chiller Diagram skematik chiller berdasarkan siklus pendinginan kompresi uap telah ditunjukkan pada di bawah. Refrigeran akan menguap dengan mengambil panas dari air dingin di evaporator sehingga melayani tujuan utamanya. Refrigeran keluar dari evaporator karena uap tapi di sisi lain air dingin dihasilkan. Dengan demikian, panas ditambahkan ke zat pendingin pada tekanan konstan namun diekstrak dari air dingin. Baik refrigeran dan air dingin tidak tercampur dan dipisahkan oleh beberapa dinding padat, seperti di evaporator dipisahkan oleh desain shell dan tube.



Gambar 2.11 Vapour Chiller



Uap refrigeran akan keluar dari evaporator dan kemudian dikompresi dengan kompresor chiller hingga tekanan dan suhu menjadi tinggi. Kompresor membutuhkan masukan energi untuk bekerja dan karenanya energi listrik dipasok ke sana. Uap pendingin menolak panas ke cairan pendinginan luar atau udara. Refrigeran dalam bentuk kental atau cair keluar dari kondensor diperluas dalam katup ekspansi dan tekanan dan suhunya dikurangi sampai tingkat evaporator sehingga siklus di atas akan terus diulangi.



2.3 Sistem Kontrol HVAC Sistem kontrol HVAC berkaitan erat dengan komputerisasi sistem pengendalian untuk iklim kontrol dalam bangunan. Sistem pengaturan temperatur udara gedung dengan sistem yang kompleks mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah: 1.



Temperatur yang nyaman



2.



Kemudahan managemen



3.



Kualitas udara ruangan yang bagus



4.



Pengontrolan kelembaban / humidity



5.



Perawatan gedung yang berkualitas



6.



Responsive building management



7.



Pengontrolan noise yang efektif



8.



Memperkecil human error



Dengan menerapkan sistem kontrol HVAC, pemakaian energi listrik dapat terpantau dengan lebih baik dan mempermudah penggunaan alat HVAC karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna secara langsung.



2.3.1. Direct Digital Control (DDC) Pusat pengendali dan unit pengendali sebagian besar terminal dapat diprogram, yang berarti digital kontrol langsung kode program bisa dikustomisasi untuk digunakan. Fitur program ini adalah jadwal waktu, setpoints , controller, logika, penghitung waktu, tren log, dan alarm. Unit pengendali biasanya memiliki input analog dan digital yang memungkinkan pengukuran variabel (suhu, kelembaban, atau tekanan) dan analog dan digital output untuk mengontrol media transportasi (panas / air dingin dan / atau uap). Input digital biasanya kontak dari perangkat kontrol, dan input analog biasanya pengukuran tegangan atau arus dari sebuah variabel (suhu, kelembaban, kecepatan, atau tekanan) penginderaan perangkat. Digital output biasanya menggunakan relay kontak untuk memulai dan menghentikan peralatan, dan keluaran analog biasanya tegangan atau arus sinyal untuk mengontrol pergerakan medium uap air peralatan kontrol seperti katup, peredam, dan motor. Kelompok pengendali DDC, dapat membentuk suatu lapisan sistem sendiri. Subsistem ini sangat penting untuk kinerja dan operasi dasar sistem HVAC keseluruhan. Sistem DDC adalah otak dari sistem HVAC. Hal ini menentukan posisi setiap peredam dan katup pada sistem. Ini menentukan fan, pompa dan menjalankan chiller dan berapa kecepatan atau kapasitas. Contoh dari aplikasi DDC ini adalah penerapan kontrol dengan menggunakan perangkat Arduino dimana set poin maksimum dan minimum dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna dengan menggunakan program komputer dan mengandalkan aktuator sebagai pelaksana dari pengaturan yang kita buat.



Gambar Penggunaan Mikrokontroller Arduino Uno sebagai Kontrol HVAC



2.3.2. Building Automation System (BAS) Building Automation System adalah program dan perangkat komputer yang mengatur dan memonitor seluruh mesin dan perangkat listrik seperti pompa, AC, lift, escalator, lampu dll. Pengontrolan dilakukan secara otomatis, baik berdasarkan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya AC hidup 60 menit dan mati 15 menit untuk saving energi, maupun berdasarkan kondisi, misalnya AC mati kalau suhu ruangan sudah cukup dingin. Seluruh aktifitas akan tercatat dan seluruh permasalahan akan dilaporkan ke komputer dan tercatat secara lengkap waktu, kejadian, dan kondisi pada saat berlangsung. Hampir semua perangkat yang ada dalam gedung dapat dikontrol secara otomatis dari satu komputer dan semua data aktivitas yang terjadi dalam gedung dapat dikirmkan ke komputer lain melalui jaringan Ethernet atau LAN.



Gambar Contoh Aplikasi Sistem Kontrol HVAC yang Menggunakan Prinsip Automatisasi



Unit HVAC untuk bangunan atau gedung adalah perangkat listrik yang menyerap energi listrik cukup besar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya unit yang beroperasi dan sistem kontrol yang masih manual. Penggunaan sistem BAS akan memonitor kondisi sistem (tekanan dan temperatur) maupun operasi dan sebagai kontrol start, stop secara manual dan otomatis, mempunyai fungsi utama dalam memperbaiki performance mesin, penurunan biaya maintenance, dan kemudahan operational karena terintegrasi dalam unit komputer. Prinsip pengontrolan dengan penggunaan sistem kontrol otomatis terintegrasi dengan unit komputer akan memberikan menjaga performa kerja heating dan cooling sesuai setting yang diharapkan. Untuk itu diperlukan unit peralatan kontrol yang berfungsi sebagai sensor temperatur dan kelembaban udara. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam setting, maintenance, dan operational unit secara transparan real time dan berbagai kemudahan pengecekan, dari berbagai kondisi dalam data informasi yang jelas dan tepat. Secara garis besar fungsi dari penggunaan BAS pada sistem HVAC ini adalah: 1.



Menjalankan heating valve dan cooling valve, compressor unit secara auto dan tetap bisa mengaktifkan secara manual (melalui tampilan monitor).



2.



Melakukan setting temperature.apabila terjadi operasi unit yang bermasalah baik temperatur, tekanan dan operasi mendadak saat sistem mengalami gangguan.



3.



Memonitor temperatur ruang dan mesin serta ducting secara real time yang terintegrasi untuk mendapatkan sistem pengendalian kualitas udara dalam gedung.



4.



Memonitor status aktivitas mesin terkait dalam seluruh gedung secara otomatis. Melakukan pencatatan dan pemantauan parameter temperatur dan humidity dengan sistem komputer. Secara khusus fungsi HVAC Building Automation System meliputi beberapa



aktivitas seperti: 



Akuisisi Data / Informasi : yaitu proses penerimaan / pengumpulan data dari berbagai peralatan dilapangan, data / informasi dapat berupa status indikasi seperti Status Heating and Cooling Valve, Status ON/OFF Compressor, Fan Coller Status, Circuit Breaker atau Disconnecting Switch dan besar pengukuran seperti tegangan, arus, temperatur, tekanan, flow, dari pengukuran di lapangan.







Pemrosesan Data & Informasi: yaitu proses perhitungan , analisa data / informasi yang didapat dari hasil pengumpulan data temperatur, tekanan ataupun data terkait ke panel meter genset dan lain-lainnya.







Supervisory Control: yaitu fungsi pengendalian dan monitoring sistem Cooling dan Heating, Pemilihan unit aktif dan non-aktif ataupun dalam rangka untuk pemeliharaan, atau monitoring.







Fungsi Tagging: yaitu fungsi peletakan informasi (penandaan) pada peralatan tertentu, misalnya circuit breaker, contactor, circuit breaker, push button yang tidak boleh dioperasikan karena adanya pekerjaan pemeliharaan.







Pemrosesan Alarm / Event: yaitu pemberian informasi pada operator, jika ada kejadian atau perubahan pada sistem instalasi.



Bagian-bagian dari sistem kontrol berbasis Building Automation System adalah: a. Controller Controller yang digunakan biasanya terdiri dari satu atau lebih PLC (Programmable Logic Controllers), dengan pemrograman tertentu. PLC dalam BAS digunakan untuk mengontrol peralatan yang biasanya digunakan dalam sebuah gedung. b. Occupancy Sensor Occupancy biasanya didasarkan pada waktu dari skedul harian. Override switch atau sensor dapat digunakan untuk memantau occupancy pada beberapa daerah internal gedung. c. Air Handler Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara dalam gedung. Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar udara tetap sesuai dengan kebutuhan serta kesehatan manusia yang ada dalam gedung tersebut. d. Central Plant Central Plant dibutuhkan untuk menyuplai air-handling unit dengan air.



e. Alarms and Security Banyak Building Automation System memiliki kemampuan alarm. Jika sebuah alarm dideteksi,



alarm



tersebut



dapat



diprogram



untuk



memberitahukan seseorang.



Pemberitahuan dapat dilakukan melalui komputer, pager maupun suara alarm. Sistem sekuriti dapat disambungkan pada building automation system. Jika occupancy sensor ada, maka sensor tersebut dapat juga digunakan sebagai alarm pencuri. f. Topologi Jaringan otomatis gedung terdiri dari primary dan secondary bus yang terdiri dari Programmable Logic Controllers, input / output dan sebuah user interface (human interface device). Primary dan secondary bus dapat berupa kabel fiber optik, ethernet, ARCNET, RS-232, RS-485 atau wireless network. Controller digunakan dengan software yang akan bekerja dengan standar BACnet, LanTalk, dan ASHRAE. Input dan output berupa analog dan digital (binary). Input analog digunakan untuk membaca pengukuran variabel. Input digital mengindikasikan apabila device menyala atau tidak. Output analog mengontrol kecepatan atau posisi dari peralatan, seperti variable frequency drive, sebuah I-P transducer, atau sebuah aktuator. Output digital digunakan untuk membuka dan menutup relay dan switch.



2.4 Keuntungan Sistem Otomatis HVAC Unit Heating, Ventilating dan Air Conditioning system menggunakan prinsip mekanika fluida, thermodinamik dan transfer panas. Sistem kontrol sistem HVAC ( Heating, Ventilation, and Air-Conditioning ) adalah untuk membantu dan menjaga kestabilan sistem heating dan cooling udara dalam gedung melalui pengaturan ventilasi dengan prinsip penyaringan dan penjagaan kontrol temperatur ruangan gedung. Penggunaan kontrol akan sangat diperlukan antara lain dengan sistem BAS ( Building Automation System ). Sedangkan keuntungan pada sistem monitoring dari sistem otomatis dapat dibagi sebagai berikut : 



Pembuatan Fungsi Operasi ( Start - Stop , Auto, Manual, Run Setting, dsb ).dari peralatan suplai fan, return fan, duct temperatur sensor, chilled and hot water valves, room temperature sensor, smoke detector.







Pembuatan Monitoring Data Pengukuran Proses ( heating and colling temperatur setting, setting differential pressure, alarm untuk dsb )







Pembuatan Record Data setiap Kejadian dalam bentuk Database dari setiap aktivitas dan kejadian ( baik event atau alarm ) yang dilakukan atau terjadi.







Pembuatan proses otomatisasi kontrol gedung untuk effisiensi pekerjaan dan memudahkan pengontrolan serta monitoring seluruh kegiatan dan proses kerja kontrol valve, kontrol temperatur humidity, pressure trasmitter,







Pelaporan kejadian secara real time ( pada saat itu juga ) terhadap kerusakan, ketidaknormalan sistem dan proses kerja sistem.



2.5 Penerapan Sistem HVAC Pada Bangunan Pintar Salah satu penerapan sistem bangunan pintar, yaitu diterapkan oleh perusahaan Microsoft pada kampus Zi Zhu di Sanghai, China. Proyek ini diharapkan mampu membuat perusahaan yang ingin membangun sebuah gedung agar gedung yang dibangun dapat menggunakan energi yang efisien, sehingga dapat memberikan Return of Investments (ROI) dalam hal penghematan biaya, penghindaran biaya, dan nilai strategis. Pembangunan proyek ini dimulai pada bulan September 2007, dan hunian bangunan baru dimulai pada bulan Juni 2009. Kampus Zi Zhu memiliki fitur sebuah Direct Digital Control (DDC) Building Management System (BMS) yang terdiri dari sistem pusat monitoring, aktuator, sensor, dan pemancar. BMS memantau dan mengendalikan sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) , sistem power supply, sistem pencahayaan, dan utilitas sistem untuk mempertahankan kondisi daya yang optimal di setiap bangunan dan menghemat energi. BMS juga memiliki supply yang tidak terinterrupsi (UPS) dan daya cadangan untuk meminimalkan resiko pemadaman listrik. Bagian berikut menjelaskan komponen dari BMS dan unsur-unsur lain yang membuat kampus lingkungan yang berkelanjutan. Untuk sistem HVAC yang diterapkan oleh Microsoft pada kampus Zi Zhu, yaitu : 1. Ventilasi Sistem ventilasi untuk bangunan dikendalikan sesuai demand. Sensor mengukur jumlah karbon dioksida (CO2) di gedung-gedung. Berdasarkan bacaan, sistem akan menyesuaikan ventilasi udara luar berdasarkan jumlah penghuni dan tuntutan ventilasi yang diciptakan penghuninya.



2. Pendinginan Water—side economizer dan air-side economizer menyediakan pendingin ruangan untuk bangunan. Water-side economizer otomatis menggunakan udara luar untuk mendinginkan ketika suhu udara luar turun di bawah ambang batas tertentu dan mematikan menara chiller utama untuk menghemat energi. Sementara itu, Air-side economizer membawa udara luar langsung ke pusat data dan laboratorium. Sistem ini akan menghasilkan penghematan energi yang signifikan dan mengurangi jejak karbon. Microsoft IT memperkirakan bahwa pendinginan air-side akan menghemat 3.684.603 kWh listrik, atau sekitar US $ 316.000 dalam biaya total , tahunan . Untuk lebih menghemat energi yang digunakan untuk pendinginan, bangunan menggunakan penyimpanan es termal (listik Off–Peak) guna menghasilkan es untuk pendinginan selama jam sibuk. Microsoft IT memperkirakan bahwa penyimpanan es thermal akan menghemat sekitar $ 29.000 per tahun. Variabel-frekuensi drive (VFD) dan variabel primary flow (VPF) adalah alat yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan energy secara efektif. Output dari sistem VFD memenuhi persyaratan untuk memperlambat komponen HVAC drive. Perlambatan motor untuk menyesuaikan turunnya beban mengurangi kebutuhan energi motor, sehingga menghemat biaya. Microsoft menerapkan VFD dan VPF dengan cara berikut: -



Variable primary pumping. Primary pumps dan chiller dikonfigurasi dalam susunan headered untuk memberikan



fleksibilitas operasi setiap pompa dengan chiller apapun. -



Chiller with VFD. Sistem pendingin dapat beroperasi lebih dari berbagai kondisi beban. Sebuah chiller



kecil dengan VFD merespon dampak yang bervariasi terhadap beban pendinginan tersebut, dan mengatur pasokan sistem pendingin udara dan mengembalikan perbedaan suhu. -



VFD for cooling-tower fans. Kipas menara pendingin dengan VFD dapat disesuaikan dengan suhu air pendingin



kembali. 3. Pemanas Di musim dingin, bangunan menggunakan ground-source heat pump (GSHP) untuk memanaskan ruangan. GSHP adalah sistem bertenaga listrik yang memanfaatkan energi yang tersimpan dari tanah. Mereka menggunakan suhu relatif konstan bumi untuk memberikan pemanasan dan pendinginan.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan



Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, dengan banyaknya peralatan dan parameter yang harus diamati dari sistem HVAC pada suatu gedung, adanya sistem otomatis atau sistem kontrol akan sangat membantu. Baik dalam hal efisiensi energi, penghematan biaya, maupun pengoperasian alat untuk sistem HVAC. Penerapan smart building pada suatu gedung memang terlihat kompleks, namun hal tersebut justru sangat membantu, terutama untuk masalah penghematan gedung yang bersifat jangka panjang.



DAFTAR PUSTAKA



_.



2009.



“Istilah



Komputer



Building



Automation



System (BAS)”.



https://standardisasi.wordpress.com/tag/building-automation-system-bas/ _. 2010. “Sistem kontrol HVAC”. http://hvaccontrol.blogspot.co.id/2010/08/sistem-kontrolhvac.html _.



_.



Outdoor



Indoor



Hvac



Automation



System.



http://alfaperkasaengineering.com/HVAC.htm _.2017. “Fungsi dan Jenis jenis Chiller”. https://www.prosesindustri.com/2017/04/fungsidan-jenis-jenis-chiller.html [diakses pada Mei 2018] _.2016.”Pengertian



boiler



serta



komponen



utamanya”.



https://farisewok.wordpress.com/2016/01/13/pengertian-boiler-serta-komponen-utamanya/ [diakses pada mei 2018] Saputra, Fredy D. 2014. “Pengembangan Teknologi Informasi”. Surabaya. Universitas Kristen Petra.