Makalah Ilmu Kesehatan Anak [PDF]

  • Author / Uploaded
  • yeyen
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBERIAN OBAT PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA PRASEKOLAH DAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH



disusun oleh : Sri Utari Anggraini (1915301172)



Dosen Pengampu Dr. RINCHE ANNUR., SPA



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI TAHUN 2019/2020



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak yang berjudul “Pemberian Obat Pada Neonatus, Bayi Dan Balita Prasekolah Dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah” dapat selesai dalam waktu yang telah kami rencanakan. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Makalah ini membahas tentang “Pemberian Obat Pada Neonatus, Bayi Dan Balita Prasekolah Dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah” Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan konstribusi kepada peserta didik. .



Bukittinggi, 30 Desember 2019



Penyusun



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................ii



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang.................................................................................3



B.



Rumusan Masalah............................................................................3



C.



Tujuan Pembahasan........................................................................3



BAB II PEMBAHASAN A.



Pemberian Obat Pada Neonatus, Bayi Dan Balita Prasekolah…....4



B.



Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah..................................................................14



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan..................................................................................29



B.



Saran............................................................................................29



Daftar Pustaka..........................................................................................30



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah  adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, balita dan anak prasekolah. Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Apabila tidak diberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita pada masa perkuliahan, sehingga pada saat calon bidan diterjunkan di lahan praktek  sudah mampu untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus bayi balita dan anak prasekolah. Atas dasar pemikiran di atas, maka saya menyusun makalah ini dengan harapan mahasiswa kebidanan dapat dengan mudah memahami kebutuhan dasar pada neonatus,bayi, balita dan anak prasekolah dan memahami tentang tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang dialami oleh neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemberian obat pada neonatus, bayi dan balita prasekolah? 2. Bagaimana pertolongan pertama pada kecelakaan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah? C. Tujuan Untuk pemberian obat pada neonatus, bayi dan balita prasekolah dan pertolongan pertama pada kecelakaan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah?



3



BAB II PEMBAHASAN



A. PEMBERIAN OBAT PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA PRASEKOLAH 1. Abacavir a. Indikasi Infeksi HIV b. kontra indikasi Pasien yang hipersensitif terhadap abacavir c. Perhatian 



Dapat diberikan tanpa makanan







Peringatkan pasien dan orang tua tentang risiko serius dari reaksi hipersensitivitas yang dapat mematikan







Dosis Dosis bayi/neonatus: Tidak diperbolehkan untuk bayi 21–10 tahun, 250 mg setiap 8 jam, dosis digandakan pada infeksi berat,







28 hari setiap 8 jamUntuk usia gestasi ≥ 37 minggu≤ 7 hari setiap 12 jam> 7 hari



6



setiap 8 jamInterval dosis dapat diturunkan dari tiap 8 menjadi 6 jam pada tersangka meningitis atau septikemia, jika fungsi ginjal normal. 



Bayi 1- 3 bulan : Oral : 20 -30 mg/ kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam, Bayi > 3 bulan dan anak : 25 – 50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam atau 25 -50 mg/ kgBB/ hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam.Otitis media (terapi jangka pendek) : Oral : 3 – 10 tahun, 750 mg 2 kali sehari selama 2 hari. Otitis media akut dengan strain S. pneumonia yg resisten 80 -90 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.



d. efek samping Mual dan muntah, diare; ruam (hipersensitivitas atau reaksi toksik; bisa menjadi serius – hentikan pengobatan); reaksi hipersensitivitas termasuk urtikaria, angioedema, anafilaksis, reaksi serum sickness, anemia hemolitik, nefritis interstitial (lihat juga catatan diatas). 4.



Amoksisilin + Asam Klavulanat a. Indikasi Infeksi yang disebabkan oleh bakteri penghasil beta-laktamase termasuk infeksi saluran napas, infeksi uro genital dan abdominal, selulitis. b. kontra indikasi Hipersensitivitas terhadap golongan penisilin; mempunyai riwayat ikterus atau gangguan fungsi hati akibat penisilin atau amoksisilin dengan asam klavulanat. Peringatan Perhatian Riwayat alergi, kerusakan ginjal, ruam eritematosus umum terjadi pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, infeksi HIV, kerusakan hati. c. Dosis (Dosis dihitung untuk Amoksisilin). Infeksi yang disebabkan organisme penghasil beta-laktamase yang sensitif: Oral :1-6 tahun : 125 mg setiap 8 jam; 6-12 tahun : 250 mg setiap 8 jam; > 12 tahun : 250 mg setiap 8 jam, Dosis digandakan pada infeksi berat.Infeksi yang disebabkan organisme penghasil beta-laktamase yang sensitif: Injeksi IV perlahan. 



Neonatus dan bayi lahir prematur : 25 mg/kgBB setiap 12 jam; < 3 bulan : 25 mg/kgBB setiap 8 jam; 3 bulan – 12 tahun : 25 mg/kgBB



7



setiap 6 jam; > 12 tahun : 1 g setiap 8 jam, dinaikkan menjadi 1 g setiap 6 jam pada infeksi berat. d. Efek samping Mual dan muntah, diare, ruam (hipersensitivitas atau reaksi toksisitas, bila serius hentikan terapi), reaksi hipersensitivitas termasuk urtikaria, angioedema, anafilaksis, reaksi serum sickness, anemia hemolitik, nefritis interstitial. Jarang terjadi: kolitis; neutropenia, trombositopenia, gangguan koagulasi; pusing, sakit kepala, konvulsi (terutama pada dosis besar atau pada kerusakan fungsi ginjal, hepatitis, ikterus kolestatik; eritema multiform (termasuk sindroma StevensJohnson), nekrolisis epidermal toksik, dermatitis eksfoliativa, vaskulitis, flebitis pada tempat injeksi. 5.



Asam folat esensial untuk sintesis DNA dan protein tertentu. Defisiensi asam folat atau vitamin B12 menimbulkan anemia megaloblastik. Asam folat jangan diberikan pada anemia megaloblastik kecuali bersama vitamin B12, karena dapat menyebabkan neuropati. a. Indikasi Pengobatan anemia megaloblastik defisiensi folat. kontra indikasi Jangan pernah diberikan tanpa vitamin B12 pada anemia megaloblastik atau anemia defisiensi vitamin B12 lainnya karena risiko percepatan terjadinya degenerasi sub akut saraf spinal, folate-dependent malignant disease. b. Dosis Dosis harian yang direkomendasikan (Recommended Daily Allowance/RDA) : oral : Neonatus prematur : 50 μg (~15 μg /kgBB/hari) Neonatus – 6 bulan : 25-35 μg 6 bulan – 3 tahun : 50 μg 4



– 6 tahun : 75 μg



c. efek samping Susah tidur, iritabilitas, kebingungan, malaise, pruritus, ruam, gangguan gastrointestinal, reaksi hipersensitif. 6.



Atropin sulfat a. Indikasi



8



Premedikasi,



untuk



mencegah



terjadinya



refleks



vagal,



sebagai



parasimpatolitik dari antikolinesterase misalnya neostigmin, keracunan organofosfat, dispepsia, irritable bowel syndrome, divertikulosis. b. kontra indikasi Ileus paralitik, stenosis pilorik. Peringatan Perhatian Sindroma Down, anak-anak, kolitis ulserativa, diare, hipertiroid, gangguan jantung, hipertensi, refluks gastro -esofageal, demam. c. Dosis pada neonatus Intubasi endotrakeal (dengan morfin dan suksametonium)IV : 20 mikrogram/kgBB/kali. Diberikan sebelum suksametonium



(pelumpuh



otot).



Resusitasi



IV



:



0,02



mg/kgBB/dosispremedikasi : Bayi dan anak : IM : < 5 kg : 0,02 mg/kgBB/dosis 30 – 60 menit pre operasi kemudian setiap 4 – 6 jam sesuai kebutuhan. Penggunaan dosis minimum 0,1 mg pada neonatus < 5 kg akan menghasilkan dosis > 0,02 mg/kgBB, belum ada catatan tentang dosis minimum pada kelompok usia ini.> 5 kg : 0,01-0,02 mg/kgBB/dosis hingga maksimum 0,4 mg/dosis 30-60 menit preoperasi dosis minimum 0,1 mg. d. Efek samping Mulut kering; pandangan kabur, fotofobia, kulit kemerahan dan kering, ruam, kesulitan miksi. Jarang terjadi : aritmia, takikardia, palpitasi, heat prostrationdan kejang, terutama pada anak yang demam, konstipasi, bradikardia transien (diikuti dengan takikardi, palpitasi dan aritmia), penurunan sekresi bronkus, retensi urin, midriasis dengan kesulitan akomodasi, mual, muntah, pusing. 7.



Benzil penisilin a. indikasi Pneumonia, infeksi tenggorokan, otitis media, penyakit Lyme, endokarditis streptokokus, infeksi meningokokus, enterokolitis nekrotika, fasciitis nekrotika, leptospirosis, antraks, aktinomikosis, abses otak, gas gangren, selulitis, osteomielitis. b. kontra indikasi Hipersensitif terhadap penisilin, jangan diberikan intratekal Peringatan Perhatian Riwayat alergi, gagal ginjal (lampiran 5), gagal jantung.



9



c. Dosis Infeksi ringan sampai sedang pada organisme yang sensitif Injeksi IM atau IV lambat atau infus IV Neonatus : 50 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi; 1 – 4 minggu: 75 mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi; 1 bulan – 12 tahun: 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi. Pada infeksi berat digunakan dosis yang lebih tinggi. infeksi meningokokus Injeksi IV lambat atau infus IV. Bayi prematur dan neonatus: 100 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi; < 1 bulan: 150 mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi; 1 bulan - 12 tahun : 180 – 300 mg/kgBB/hari dalam 4–6 dosis terbagi Sifilis kongenital Injeksi IM atau IV lambat < 2 tahun : 30 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi selama 10 hari; > 2 tahun : 120 – 180 mg/kgBB/hari (maksimum 1,44 g/ hari) dalam dosis terbagi selama 14 hari. d. Efek samping Reaksi hipersensitivitas (urtikaria, demam, kemerahan, angiodema, nyeri sendi, ruam, anafilaksis, reaksi seperti serum sickness, anemia hemolitik,



nefritis



interstisial),



diare,



kolitis,



neutropenia,



trombositopenia, gangguan koagulasi, toksisitas SSP (kejang, koma, ensefalopati berkaitan dengan dosis tinggi atau gagal ginjal berat), gangguan elektrolit, reaksi Jarisch – Herxheimer (selama pengobatan sifilis dan infeksi spi rochaeta yang lain, kemungkinan berkaitan dengan pelepasan endotoksin), inflamasi, flebitis atau tromboflebitis pada lokasi injeksi. 8.



Betametason Betametason merupakan kortikosteroid. a. Indikasi Anti



inflamasi,



imunosupresan,



terapi



substitusi



kortikosteroid



(replacement). kontra indikasi Hipersensitif terhadap kortikosteroid, infeksi jamur sistemik. Peringatan Perhatian Hipotiroid, sirosis hepatis, kolitis



ulserativa,



penggunaan



preparat



betametason



penggunaan tidak direkomendasikan pada anak < 12 tahun. b. Dosis Oral



10



topikal







Gunakan bersama makanan untuk mengurangi efek pada saluran cerna. Gunakan dosis terendah sebagai dosis awal untuk pasien insufisiensi adrenokortikal (physiologic replacement) : 0,0175-0,25 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6-8 jam, atau 0,5-7,5 mg/m2/hari dibagi setiap 6-8 jam. Parenteral : Jangan gunakan suspensi injeksi secara IV; kocok suspensi injeksi sebelum digunakan. IM:Anak : Gunakan dosis terendah sebagai dosis awal untuk pasien insufisiensi adrenokortikal (physiologic replacement): 0,0175-0,125 mg basa/kgBB/hari dibagi setiap 6-12 jam, atau 0,5-7,5 basa/m2/hari dibagi setiap 6-12 jam. Remaja : 0,6-9 mg/hari dibagi setiap 12 – 24 jam c. Efek samping kardiovaskuler edema, hipertensi, ssp : kejang, ver tigo, kebingungan, sakit kepala. kulit : striae, hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, akne, perlambatan penyembuhan luka, atropi kulit, eritema, ruam, kering.endokrin dan metabolik : sindroma Cushing, retensi natrium, supresi aksis hipofisisadrenal, menghambat pertumbuhan, intoleransi glukosa, hipokalemia. Gastrointestinal : tukak lambung, mual, muntah lokal : rasa terbakar, gatal, perih, abses steril. neuromuskuler dan skeletal : kelemahan otot, osteoporosis, fraktur. mata : katarak, glaukoma. 9.



Epoetin Alfa Epoetin Alfa sebagai Colony Stimulating Factor; Recom binant Human Erythropoetin a. indikasi : Terapi anemia pada penderita gagal ginjal fase lanjut; terapi AZT penderita HIV; penderita kanker paska kemoterapi; anemia prematuritas. b. kontra indikasi: Hipersensitif terhadap albumin, hipertensi yang tidak terkontrol, neutropenia pada bayi. Peringatan Perhatian Hati-hati pada penderita dengan porfiria. Respon obat secara optimal diperoleh apabila diikuti dengan suplementasi besi selama terapi. Monitoring hematokrit, serum iron, level eritropoeitin, dan tekanan darah selama terapi. c. Dosis neonatus anemia prematuritas : 25-100 unit/kgBB/dosis 3x/minggu atau 100 unit/kgBB/dosis 5x/minggu atau 200 unit/kgBB/dosis



11



3x/minggu setiap hari lain selama 10 dosis Anak-anak : • anemia pada kanker : 150 unit/kgBB/dosis 3x/minggu; monitoring hematokrit setiap mingggu. Jika respon tidak adekuat setelah pemberian selama 8 minggu, dosis ditingkatkan (maksimum dosis 300 unit/kgBB/dosis); Jika hematokrit > 40%, terapi dihentikan sampai hematokrit 36%. Dosis terapi diturunkan 25%, jika dosis awal menghasilkan respon cepat penurunan hematokrit ( > 4% dalam 2 minggu periode). • penderita dialisis epoeitin alfa diberikan bolus intravena 3x/minggu. Pada penderita gagal ginjal kronis tanpa dialisis diberikan secara IV atau SC. 10. Gentamisin Gentamisin bersifat bakterisid yang aktif terutama terhadap gram negatif termasuk Pseudomonas aerogenosa, Proteus serratia. a. indikasi : Pneumonia, kolesistisis, peritonitis, septikemia, pyelo nefritis, infeksi kulit, inflamasi pada tulang panggul, en dokarditis, meningitis, listeriosis, tularaemia, brucellosis, pes, pencegahan infeksi setelah pembedahan. b. kontra indikasi : Myasthenia gravis c. Peringatan : Perhatian Gangguan fungsi ginjal, bayi (sesuaikan dosis, monitor ginjal, fungsi pendengaran dan kesetimbangan, dan kadar gentamisin dalam darah). Hindari penggunaan jangka panjang, kelemahan otot, obesitas (monitor kadar gentamisin). Monitor kadar puncak plasma (1 jam) < 10 mg/L, kadar nadir (trough) / sebelum dosis berikut < 2 mg/L. d. Dosis Infeksi yang disebabkan oleh organisme yang sensitif IM, IV lepas lambat ( lebih lambat 3 menit ) dan IV : < 2 minggu : 3 mg/kgBB setiap 12 jam, 2 minggu – 12 tahun : 2 mg/kgBB setiap 8 jam Dosis sebaiknya dihitung berdasarkan perkiraan berat badan ideal, kecuali untuk neonatus (dosis neonatal sebaiknya dihitung berdasarkan berat badan sesungguhnya kecuali bila pasien menderita hidrosefalus atau hidrops fetalis) : neonatus : IV, IM : 5 mg/kgBB/dosis interval Berat badan < 1200 gram dan usia postnatal:≤ 7 hari tiap 48 jam8 – 30 hari tiap 36 jam> 30 hari



12



tiap 24 jamBerat badan ≥ 1200 gram dan usia postnatal:≤ 7 hari tiap 36 jam> 7 hari tiap 24 jam.Penyesuaian dosis pada kerusakan fungsi ginjal : IM, IV 2,5 mg/kgBB**) (Clcr