Makalah Implantasi Dan Perkembangan Plasenta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH IMPLANTASI DAN PERKEMBANGAN PLASENTA Makalah ini Disusun untuk Memenuhi UTS Fetomaternal Dosen Pengampu : Erna Widyastuti, SSiT, M. Kes.



Disusun Oleh :  TRI RETNO KORI’AH



P1337424821087



PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN POLTTEKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2021



BAB I PENDAHULUAN Plasenta merupakan organ yang penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan ketahanan hidup janin. Jika plasenta mengalami gangguan baik dalam proses pembentukan maupun pertumbuhannya akan mempengaruhi fungsinya secara normal, yang pada akhirnya akan berdampak pada janin. Salah satu dampak yang paling sering dilihat dari terganggunya



mekanisme



utero



plasenta



adalah



gangguan



pada



pertumbuhan dan perkembangan janin termasuk diantaranya adalah IUGR (Intrauterine Growth Restriction) (Gleason & Juul, 2017). Yang termasuk dalam faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Sedangkan lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Penyebab IUGR cendrung karena adanya gangguan mekanisme utero- plasenta dari ibu ke janin. Plasenta merupakan organ yang memfasilitasi pertukaran gas dan nutrisi antara ibu dan janin. Jika terdapat kelainan pada plasenta, pertukaran ini akan terganggu, janin tidak akan mendapat cukup nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya IUGR.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan merupakan proses kehamilan yang normal dan alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakantindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya. Dalam memberikan asuhan kepada klien, bidan lebih cenderung menggunakan pendekatan dalam bentuk pelayanan promotif (Kuswanti I, 2014:2) 2. Proses Kehamilan Menurut Aprilia Y (2010:63) untuk terjadi kehamilan harus ada fertilisasi, implantasi, pembentukan plasenta a. Fertilisasi Proses pembuahan umumnya terjadi pada ampula tuba. Disini ovum akan dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, bila tidak ovum akan mati dalam 24 jam. Dalam saluran reproduksi perempuan, spermatozoa mengalami kapasitasi (pematangan) sebelum memenuhi ovum, yaitu melepaskan enzim corona penetetring enzyme (CPE) untuk mencerna korono radiata dan enzim hialuronidase untuk mencerna zona pellusida (cangkang telur). b. Implantasi Setelah pertemuan kedua inti spermatozoa dan ovum, maka terbentuklah zigot yang dalam beberapa beberapa jam telah mampu membelah dirinya dari dua sel menjadi triliyunan sel. Berbarengan dengan proses pembelahan sel.hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Implantasi didefinisikan sebagai proses melekatnya embrio pada dinding uterus dan menembus epitel serta sistem sirkulasi ibu untuk membentuk



plasenta. Implantasi terjadi 5-7 hari sesudah fertilisasi. Tempat terjadinya implantasi biasanya pada fundus uteri bagian posterior. (Aprlilia Y, 2010). c. Pembentukan plasenta Plasenta adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Pada manusia plasentasi terjadi 12-18 minggu setelah fertilisasi, Tiga minggu pasca dimulai pembentukan vili korealis, Vili korealis ini akan bertumbuh



menjadi



suatu



masa



jaringan



yaitu



plasenta



(Saifuddin,2014:145-146). Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis disitu plasenta akan dibentuk. darah ibu dan darah janin akan dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta demikian disebut dengan plasenta jenis hemokorial. Disini jelas tidak ada pencampuran darah antara darah janin dan darah ibu . ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika proses melahirkan plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini (Saifuddin, 2014:146).



Gambar 1 Pembentukan Plasenta Sumber : Manuaba.2010 Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB Jakarta:EGC d. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi Setelah terjadi pertumbuhan akibat terjadinya sel telur dengan sel sperma, kemudian akan diikuti oleh beberapa proses, pembelahan dan selanjutnya



hasil



konsepsi



melakukan



nidasi



atau



implantasi.



Embryogenesis (pertumbuhan mudigah) merupakan pertumbuhan embrio yang bermula dari lempeng embrional (embrional plate) dan kemudian berdiferensiasi menjadi 3 unsur lapisan yang ektodermal, mesodermal, dan entodermal. Ruang amnion amnion akan tumbuh pesat mendesak exocoeloma sehingga dinding ruang amnion mendekati korion mesoblas diruang amnion dan mudigah menjadi padat (body salk) yang merupakan jembatan antara embrio dan dinding trofoblas yang kelak akan menjadi tali pusat. Selanjutnya hasil konsepsi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut : e. Perkembangan Plasenta Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik



buruknya



plasenta.



Plasenta



merupakan



organ



sementara



yang



menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL). Bentuk dan Ukuran Plasenta : 1. Bentuk bundar/oval 2. Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm 3. Berat rata-rata 500-600 gram 4. Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/ lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis. 5. Disisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis 6. Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali pusat. Orion diliputi oleh amnion 7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc – 7000 cc/menit (aterm) 8. Letak Plasenta Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. f. Keadaan Plasenta Bagian ibu/permukaan maternal a. Permukaan yang menghadap ke dinding Rahim b. Warnanya merah tua c. Permukaannya kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi dalam beberapa belah yang disebut kotiledon d. Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon



Bagian janin/ permukaan fetal Permukaan menghadap kearah janin, tampak licin dan berwarna putih kuning. a. Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening



sehingga



kelihatan



membayang



dibawahnya



pembuluh darah yang bercabang. b. Pada permukaan janin dan plasenta terutama tali pusat c. Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta d. Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis



Pembentukan



Plasenta



Pada



minggu-minggu



pertama



perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak).Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave. Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda. Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi PLASENTA Tahap Pembentukan plasenta  Stadium berongga (lacunar stage). Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis- lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.



Sirkulasi uteroplasenta/sistem



sirkulasi feto-maternal. Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut



dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal. Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate). g. Tali Pusat Pusat tali yang menghubungkan janin dengan urin dengan ciri: a) Tebal kira-kira sebesar jari b) Panjang 50 cm c) Berwarna putih kuning d) Tampak terpilin dan tidak pada semua tempat tebalnya Tali pusat duliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Selain berisi arteri dan vena umbilikalis, tali pusat berisi pula zat seperti agaragar yang disebut Selei Wharton. Macam-macam Plasenta a. Berdasarkan bentuknya 1)



plasenta normal



2)



plasenta membranasea



3)



plasenta suksenturiata



4)



plasenta spuria



5)



plasenta bilobus



6)



plasenta trilobus



b. Berdasarkan dinding Rahim 1)



plasenta adhesiva



2)



plasenta akreta



3)



plasenta inkreta



4)



plasenta perkreta



h. Fungsi Plasenta



Fungsi plasenta bagi janin : 1. Organ respirasi 2. Organ transfer nutrisi dan ekskresi 3. Organ untuk sintesa hormon Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal. Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui Transportasi pasif : Difusi sederhana [simple diffusion] Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion] - Transportasi aktif: Reaksi enzymatic Pinocytosis Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.



DAFTAR PUSTAKA



Gleason, C. A., & Juul, S. E. (2017). Avery's diseases of the newborn ebook. Elsevier Health Sciences. Kuswanti, A., & Oktarina, S. (2019). Pemanfaatan media informasi di era digital bagi kemandirian ibu rumah tangga. Suluh Pembangunan: Journal of Extention and Development, 1(1), 47-55. JULITA, A. (2020). ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. L USIA KEHAMILAN 23 MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI PMB NYI AYU HAFIZAH, S. ST DESA MARGASARI LABUHAN



MARINGGAI



LAMPUNG



TIMUR (Doctoral



dissertation, Poltekkes Tanjungkarang). Saifudin, A. (2014). Senyawa alam metabolit sekunder teori, konsep, dan teknik pemurnian. Deepublish.