Makalah Jalan Rel  [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Septi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH JALAN REL



Disusun Oleh :



Septi Kurnia Hayati Romah G1B012038



JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU BENGKULU 2015



1



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 2 BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................... 3 2.1 Sejarah Kereta Api............................................................................................... 3 2.2 Jalan Rel........................................................................................................... 4 BAB III PEMBAHASAN............................................................................................. 6 3.1 Tujuan di Bangunnya Moda Transportasi Kereta Api....................................................6 3.2 Kelebihan dan Kekurangan Moda Transportasi Kereta Api.............................................6 3.3 Komponen Struktur Jalan Rel................................................................................. 8 3.4 Komponen Penyusun Rel Kereta Api......................................................................10 BAB IV PENUTUP................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 18



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api mulai diperkenalkan di Indonesia, pada masa penjajahan Belanda, oleh sebuah perusahaan swasta yang mempunyai singkatan NV atau lebih dikenal dengan nama Nederlandsch Indische Spoorweg Mij (NISM), berdiri kisaran tahun 1864. Proyek pertama yang dibuat adalah jalur kereta api pertama dibangun pada 17 Juni 1864. Yakni jalur Kemijen-Tanggung, Kabupaten Semarang saat ini, jalur yang dibuat kurang lebih sepanjang 26 Km. Diresmikan oleh Gubernur Jenderal L.A.J Baron Sloet Van Den Beele. Kemudian tanggal 18 Februari 1870, NISM membangun jalur umum Semarang-SoloYogyakarta. Dan tanggal 10 April 1869 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Staats Spoorwegen atau lebih dikenal dengan nama singkatan (SS) yang membangun jalur lintasan Batavia-Bogor. Kemudian tanggal 16 Mei April 1878, perusahaan negara luar ini membuka jalur Surabaya-Pasuruan-Malang, dan 20 Juli 1879 membuka jalur BangilMalang. Pembangunan terus berjalan hingga ke kota-kota besar seluruh Jawa terhubung oleh jalur kereta api.Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan



sendiri)



dan



rangkaian



kereta



atau



gerbong



(dirangkaikan



dengan



kendaraan lainnya). Rel adalah pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ; Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama dengan negara mana. Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).



1



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas,maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. 2. 3. 4.



Tujuan dibangunnya moda transportasi kereta api Kelebihan dan Kekurangan moda transportasi kereta api Uraian umum mengenai komponen struktur jalan rel Komponen penyusun rel kereta api



1.3 Tujuan Penulisan Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui tujuan dibangunnya moda transportasi kereta api 2. Untuk menambah pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan moda transportasi kereta api 3. Untuk mengetahui secara umum tentang komponen struktur jalan rel dan komponen penyusun jalan rel



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Kereta Api Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta 2



berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda. Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak. Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.



2.2 Jalan Rel Rel adalah pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ; Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama dengan negara mana. Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang



3



dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol). Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen. Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton. Bentuk rel didesain sedemikian rupa agar dapat menahan momen rel sehingga dibentuk sebagai batang berbentuk profil I. Dibagi berdasarkan bentuknya, rel terdiri atas 3 macam, yaitu : 



Rel berkepala dua (double bullhead rails)







Rel beralur (grooved rails)







Rel Vignola (flat bottom rails) Bagian rel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kepala Rel (Head) yang dirancang sesuai dengan bentuk permukaan bandasi roda untuk memperoleh kombinasi kualitas perjalanan yang baik dengan kontak minimum. 2. Badan Rel (Web) yang dirancang untuk menghasilkan kuat geser yang cukup untuk melindungi kerusakan khususnya di sekitar lobang sambungan rel. 3. Kaki Rel (Foot) yang dirancang untuk memberi kestabilan akibat guling dan bidang untuk penambat, dengan bidang dasar yang datar untuk distribusi beban yang merata ke bantalan.



Rel yang digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar: Rel 25 , Rel 33, Rel 44, Rel 52, dan Rel 60. Angka ini menunjukkan berat rel per 1 meter panjang. Kegunaan Rel Kereta Api : 1. Sebagai landasan tempat melajunya kereta api 2. Sebagai medium tempat terjadinya gesekan 3. Sebagai pijakan tempat menggelindingnya roda kereta api d. Sebagai tempat meneruskan beban roda ke bantalan Sifat-Sifat yang Dibutuhkan untuk Menunjang Fungsi Rel 



Wear Resistance 4



   



Heat Resistance High Melting Point Heavy and Strong Material Mampu Menahan Gaya atau Beban



5



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tujuan di Bangunnya Moda Transportasi Kereta Api Kereta Api merupakan moda (metode dasar) transportasi dengan multi keunggulan komparatif: hemat lahan & energi, rendah polusi, besifat massal, adaptif dengan perubahan teknologi, yang memasuki era kompetisi, potensinya diharapkan dapat dimobilisasi dalam skala nasional, sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produksi dan jasa domestik dipasar global. Dengan tugas pokok dan fungsi memobilisasi arus penumpang dan barang diatas jalur rel kereta api, maka ikut berperan menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.



3.2 Kelebihan dan Kekurangan Moda Transportasi Kereta Api Kelebihan Kereta Api : 1. Perjalanan sudah terjadwal. Calon penumpang bisa memilih jadwal keberangkatan yang tersedia, mau milih kereta jadwal pagi, siang atau malam. Mau memilih kereta ekonomi, bisnis atau eksekutif bisa di kondisikan. 2. Punya jalur sendiri (rel). Jalur (rel) kereta api memungkinkan kereta untuk memacu dengan kecepatan tertentu sesuai dengan batas-batasnya. Bebas dari kemacetan karena punya jalur sendiri. 3. Saat ini seluruh kereta api sudah dilengkapi dengan AC/ Pendingin Udara. KA Ekonomi lokal yang harganya super murah pun sekarang sudah dilengkapi dengan pendingin udara. 4. Tempat duduk sesuai dengan yang tertera pada tiket. Nah ini yang bikin lega dan tenang, kita bisa memilih tempat duduk kereta. Sekarang untuk KA Bisnis dan Eksekutif tidak dijual tiket tanpa tempat duduk, jadi semakin nyaman. 5. Keamanan dalam kereta juga terjamin, selain ada security, juga ada polsuska serta pedagang asongan dan pengamen tidak bisa masuk ke dalam kereta api walaupun KA Ekonomi sekallipun. Namun alangkah baiknya tetap menjaga kewaspadaan terhadapt barang bawaan kita. 6



6. Toilet dan ruang tunggu yang nyaman dan bersih 7. Pesan Tiket relatif lebih mudah, kapan dan dimana pun bisa pesan. 8. Ada alat cetak tiket mandiri sehingga calon penumpang yang menukar kode booking tidak perlu antri di loket stasiun. Kekurangan Kereta Api : 1. Terlambat dengan sebab : lokomotif mogok, Lokomotif kehabisan daya, ada rintangan jalan seperti kecelakaan, ada truk mogok di rel, ada pohon tumbang, serta kereta anjlok. Dan hal lain yang mengakibatkan perjalanan kereta api terganggu karena jalannya terganggu. 2. Kekurangan lokomotif. Saat lebaran, lokomotif yang ada di dipo dikerahkan semua, bahkan ada loko stand by di posko tertentu. Jika ada trobel lokomotif penarik ka tertentu, maka akan lama untuk mendapatkan pengganti lokomotif. 3. Pendingin Udara/ AC mati, Saat ini, jendela kereta api di desain tidak bisa di buka karena ber AC, saat AC mati, maka suhu di dalam kereta akan sangat panas. 4. Suspensi atau roda yang tidak rata, Perjalanan jadi tidak begitu menyenangkan, tidak nyaman tidur dan berisik. 5. Jadwal sudah diatur, sehingga jika kereta tepat masuk stasiun A 15 menit lebih awal, maka kereta harus menunggu jadawl keberangkatan sebenarnya, jadi harus menunggu 15 menit. 6. Untuk pelayanan customer servis jawabannya selalu datar kurang memuaskan si penannya. 7. Keterlambatan kereta tidak sebanding dengan kompensasi yang diberikan



7



3.3 Komponen Struktur Jalan Rel Struktur jalan rel merupakan suatu konstruksi yang direncanakan sebagai prasarana atau infrastruktur perjalanan kereta api. Gambar di bawah ini menjelaskan gambar konstruksi jalan rel yang tampak secara visual dan secara skematik digambarkan dalam potongan melintang.



Konstruksi Jalan Rel



Skematik Potongan Melintang Secara konstruksi, jalan rel dibagi dalam dua bentuk konstruksi, yaitu: 1.



Jalan rel dalam konstruksi timbunan, 8



2.



Jalan rel dalam konstruksi galian. Jalan rel dalam konstruksi timbunan biasanya terdapat pada daerah persawahan atau daerah rawa, sedangkan jalan rel pada konstruksi galian umumnya terdapat pada medan pegunungan. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh potongan konstruksi jalan rel pada daerah timbunan dan galian.



Potongan Jalan Rel pada Timbunan



Potongan Jalan Rel pada Galian Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yang terdiri dari kumpulan komponen-komponen jalan rel yaitu: 1.



Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari komponen-



komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie). 2.



Struktur bagian bawah, atau dikenali sebagai substructure, yang terdiri dari komponen



balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan tanah asli (natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan tanah di bawah subbalas yang berasal dari tanah asli tempatan atau tanah yang didatangkan (jika kondisi tanah asli tidak baik), dan telah mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam dua lapisan, yaitu : balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast). Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponen-komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta tanah dasar secara terpadu dan disusun dalam sistem konstruksi dan analisis tertentu 9



untuk dapat dilalui kereta api secara aman dan nyaman. Gambar di bawah ini menjelaskan bagian-bagian struktur atas dan bawah konstruksi jalan rel dan secara skematik menjelaskan keterpaduan komponen-komponennya dalam suatu sistem struktur.



Struktur Jalan Rel Beserta Sistem Komponen Penyusunnya



10



3.4 Komponen Penyusun Rel Kereta Api Gambar di bawah ini adalah skema konstruksi jalan rel KA beserta komponenkomponennya.



11



1. Batangan Besi Baja Batang rel terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus dibuat agar dapat menahan beban berat (axle load) dari rangkaian KA yang berjalan di atasnya. Inilah komponen yang pertama kalinya menerima transfer berat (axle load) dari rangkaian KA yang lewat. Tiap potongan (segmen) batang rel memiliki panjang 20-25 m untuk rel modern, sedangkan untuk rel jadul panjangnya hanya 5-15 m tiap segmen. Batang rel dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat batangan per meter panjangnya. Di Indonesia dikenal 4 macam batang rel, yakni R25, R33, R42, dan R54. Misalkan, R25 berarti batang rel ini memiliki berat rata-rata 25 kilogram/meter. Makin besar “R”, makin tebal pula batang rel tersebut.Berikut ini daftar rel yang digunakan



di



Indonesia



menggunakan



standar



UIC



dengan



Standar:



A. Rel 25 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 25 (kg). B. Rel 33 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 33 (kg). C. Rel 41 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 41 (kg). D. Rel 42 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 42 (kg). E. Rel 50 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 50 (kg). F. Rel 54 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 54 (kg). G. Rel 60 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 60 (kg). Perbedaan tipe batang rel mempengaruhi beberapa hal, antara lain (1) besar tekanan maksimum (axle load) yang sanggup diterima rel saat KA melintas, dan (2) kecepatan laju KA yang diijinkan saat melewati rel. Semakin besar “R”, maka makin besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan KA yang melintas di atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman. A. Tipe rel paling besar yang digunakan di Indonesia adalah UIC R54) yang digunakan untuk jalur KA yang lalu lintasnya padat, seperti lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa. Tak ketinggalan lintas angkutan batubara di Sumsel-Lampung yang memiliki axle load paling tinggi di Indonesia.



12



2. Bantalan Rel Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel diletakkan dan ditambatkan. Berfungsi untuk (1) meletakkan dan menambat batang rel, (2) menjaga kelebaran trek (track gauge, adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar batang rel tidak meregang atau menyempit, (3) menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA, sekaligus (4) mentransfer axle load yang diterima dari batang rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya. Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar tidak bergesar, sekaligus kuat untuk menahan beban rangkaian KA. Bantalan dipasang melintang dari posisi rel pada jarak antarbantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis bantalan,yakni: 1. Bantalan Kayu (Timber Sleepers), terbuat dari batang kayu asli maupun kayu campuran, yang dilapisi dengan creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan tahanjamur. 2. Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers), merupakan bantalan generasi kedua, lebih awet dari kayu. Bantalan besi tidak dipasang pada trek yang ter-eletrifikasi maupun pada trek yang menggunakan persinyalan elektrik. 3. Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers), merupakan bantalan modern saat ini, dan paling banyak digunakan karena lebih kuat, awet, murah, dan mampu menahan beban lebih besar daripada dua bantalan lainnya.



13



3. Plat Landas Pada bantalan kayu maupun besi, di antara batang rel dengan bantalan dipasangi Tie Plate (plat landas), semacam plat tipis berbahan besi tempat diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya Penambat(Spike). Sedangkan pada bantalan beton, dipasangi Rubber Pad, sama seperti Tie Plate, tapi berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai landasan rel, sedangkan lubang/tempat dipasangnya penambat umumnya terpisah dari rubber pad karena telah melekat pada beton. Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan dari kerusakan karena tindihan batang rel, dan sekaligus untuk mentransfer axle load yang diterima dari rel di atasnya ke bantalan yang ada tepat dibawahnya.



4. Penambat Rel Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar (1) batang rel tetap menyatu pada bantalannya, dan (2) menjaga kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan dan tipe batang rel yang digunakan. Ada dua jenis penambat rel, yakni Penambat Kaku dan Penambat elastis. Penambat kaku misalnya paku rel, mur, baut, sekrup, atau menggunakan tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas. Umumnya penambat kaku ini digunakan pada jalur kereta api tua. Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu dipasang pada bantalan kayu atau bantalan besi. Penambat kaku kini sudah tidak layak digunakan untuk jalan rel dengan frekuensi dan axle load yang tinggi. Namun demikian tetap diperlukan sebagai penambat rel pada bantalan kayu yang dipasang pada jalur wesel, jembatan, dan terowongan.



14



Penambat elastis dibuat untuk menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi, yangbiasanya digunakan pada jalan rel KA yang memiliki frekuensi dan axle load yang tinggi.Karena sifatnya yang elastis sehingga mampu mengabsorbsi getaran pada rel saat rangkaian KA melintas, oleh karena itu perjalan KA menjadi lebih nyaman dan dapat mengurangi resiko kerusakan pada rel maupun bantalannya. Selain itu penambat elastis juga dipakai pada rel yang disambungan dengan las termit (istilahnya Continuous Welded Rails, karena sambungan rel dilas sehingga tidak punya celah pemuaian) karena kemampuannya untuk menahan batang rel agar tidak bergerak secara horizontal saat pemuaian. Penambat elastis inilah yang sekarang banyak digunakan, terutama pada bantalan beton, meskipun ada juga yang digunakan pada bantalan kayu dan bantalan besi. Berbagai macam penambat elastis, antara lain: A.Penambat Pandrol E-Clip produksi Pandrol Inggris B. Penambat Pandrol Fastclip produksi Pandrol Inggri C. Penambat Kupu-kupu produksi Vossloh D. Penambat DE-Clip produksi PT. Pindad Bandung F. Penambat KA Clip produksi PT. Pindad Bandung. Yang digunakan di Indonesia adalah E-Clip, DE-Clip, dan KA Clip.



15



Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut : A. Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun. B. Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun. C. Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun. D. Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun. 5. Plat Besi Penyambung Merupakan plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm, yang berfungsi untuk menyambung dua segmen/potongan batang rel. Pada plat tersebut terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat skrup/baut (Bolt) penyambung serta mur nya (Nut). Batang rel biasanya hanya memiliki panjang sekitar 20-25 meter tiap potongnya, sehingga perlu komponen penyambung berupa plat besi penyambung beserta bautnya. Pada setiap sambungan rel, terdapat celah pemuaian (Expansion Space), sehingga saat rangkaian KA lewat akan terdengar bunyi “jeg-jeg…jeg-jeg” dari bunyi roda KA yang melewati celahpemuaiantersebut.Penyambungan rel menggunakan komponen-komponen di atas dikenal sebagai Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed Rails). Saat ini telah dikenal metode penyambungan rel dengan Las Termit, yang disebut dengan Continuous Welded Rails (CWR). Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong batang rel dapat dilas menjadi satu rel yang panjang tanpa diberi celah pemuaian, sehingga tiap CWR memiliki panjang sekitar 40-100 m. CWR biasanya diterapkan pada jalur dengan kecepatan laju KA yang tinggi, karena permukaan rel menjadi lebih rata dan halus sehingga rangkaian KA dapat lewat dengan lebih nyaman. Penerapan CWR juga mengurangi resiko rusaknya roda KA, karena roda KA akan “njeglong” atau “tersandung” saat melewati celah pemuaian. Lalu bagaimana dengan pemuaian batang rel? hal ini dapat disiasati dengan menggunakan penambat elastis yang mampu menahan gerakan pemuaian batang rel (gerakan mendatar dimana batang rel akan meregang saat panas dan menyusut saat dingin). Jika penambatnya berupa penambat kaku, bisa disiasati dengan memasang rail anchor.



16



Plat Besi Penyambung 6.



Rail Anchor Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR. Fungsinya untuk menahan gerakan pemuaian batang rel, karena pada sambungan CWR tidak terdapat celah pemuaian. Pada gambar di bawah, rail anchor dipasang di bawah permukaan batang rel tepat disamping bantalan agar dapat menahan gerakan pemuaian rel. Rail anchor tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan penambat elastic, karena fungsinya sama seperti penambat elastis, yakni untuk mencegah gerakan pemuaian batang rel. Jadi, rail anchor dipasang bersama dengan penambat kaku pada bantalan kayu atau besi.



17



BAB IV PENUTUP Kesimpulan : 1.



Tujuan dibangunnya moda transportasi kereta api dapat berperan



dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. 2. Struktur jalan rel terdiri dari Struktur bagian atas, yang terdiri dari komponen-komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie). Sedangkan Struktur bagian bawah,yang terdiri dari komponen balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan tanah asli (natural ground). 3.



Komponen penyusun jalan rel terdiri dari Batangan besi baja, bantalan rel, plat landas,penambat rel.plat besi penyambung, dan rail anchor



18



DAFTAR PUSTAKA https://hendriyana90.wordpress.com/jalan-rel/ http://www.civildoqument.com/2014/10/makalah-konstruksi-jalan-rel-kereta-api.html http://www.railway.web.id/2014/10/kelebihan-dan-kekurangan-menggunakan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api http://bestananda.blogspot.co.id/2013/08/struktur-jalan-rel.html http://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lalulintas/komponen-penyusun-rel-kereta-api



19



20



22