Makalah K3 Cara Kerja Di Laboratorium Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah K3 Cara Kerja Di Laboratorium Kesehatan Tugas



KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA “CARA KERJA DI LABORATORIUM KESEHATAN”



Oleh: Kelompok 1 Arma Yunis Asrianti Epran Hendra Mustafa Ikhwangi Muzadila Jumei



Nur Alam Nurhidayah Riska Agustiyanti Siskia Azizah Ummul Fathanah A. I. H



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2015



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Cara Kerja Di Laboratorium Kesehatan” merupakan salah satu tugas mata kuliah kesehatan dan



keselamatan kerja program studi D-III Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Penulis selaku penyusun makalah, mengucapkan terima kasih kepada ibu Nursidah S,Km, M, Ked selaku dosen mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini, dan juga pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainya



penyusunan



makalah



ini.



Penulis



menyadari



bahwa keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, tentunya makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi kita semua.



Kendari, 30 November 2015



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................ i DAFTAR ISI..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1. 2 Tujuan Penulisan............................................................................ 2 1. 3 Rumusan Masalah.......................................................................... 2 1. 4 Metodologi Penulisan .................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja................................ 3 2. 2 Pemeriksaan Kesehatan Kerja...................................................... 3 2. 3 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan di Dalam Laboratorium......... 5 2. 4 Tata cara penggunaan alat-alat di laboratorium.......................... 6 BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan................................................................................... 11 3. 2 Saran............................................................................................ 11



Daftar Pustaka................................................................................................ 12



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Oleh karena itu diharapkan dengan menulisan makalah ini, penerapan budaya “aman dan sehat dalam bekerja” hendaknya dapat dilaksanakan pada semua Institusi.



1.2 Tujuan Penulisan



Tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan saat kerja dalam laboratorium kesehatan



1.3 Rumusan Masalah Rumusan dari makalah ini adalah tingginya angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju yang disebabkan karena para pekerja maupun perusahaan atau instansi yang mempekerjakan tidak memperhatikan standar keselamatan kerja. (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi.



1.4 Metodologi Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah berdasarkan pustaka dari buku.



BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kinerja (performen) setiap pekerja merupakan resultan dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Pengawasan kesehatan terhadap pekerja harus didasarkan pada prinsip-prinsip pemeriksaan kesehatan pada umumnya.



Pengawasan kesehatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan



berkala selama masa kerja dan pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubungan kerja. Yang dimaksudkan dengan pemeriksaan kesehatan ini adalah pemeriksaan khusus, disamping pemeriksaan umum yang disyaratkan untuk pengangkatan pegawai negeri atau tenaga kerja pada umumnya.



2. 2 Pemeriksaan Kesehatan Kerja Pemeriksaan kesehatan sebagaimana tersebut pada Nomor 4.3.2.1. meliputi:



a.



Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja Pemeriksaan ini meliputi penyelidikan terhadap riwayat kesehatannya termasuk semua penyinaran terhadap radiasi pengion dari pekerjaan sebelumnya yang diketahui diterimanya atau dari pemeriksaan dengan pengobatan medik, dan juga penyelidikan secara



klinik



atau



lainnya



yang



diperlukan



untuk



menentukan keadaan umum kesehatannya. Harus dilakukan juga pemeriksaan khusus pada organ yang dianggap peka terhadap radiasi dipandang dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh calon pekerja misalnya



pemeriksaan



haematologi,



dermatologi,



ophtalmologi,



paru-paru, neurologi dan atau



kandungan. b. Pemeriksaan kesehatan selama masa kerja Pemeriksaan kesehatan ini harus dilakukan secara rutin untuk menentukan keadaan kesehatan pekerja dalam menjalankan tugasnya. Pemeriksaan itu dilakukan sekurang-kurangnya sekali setahun atau lebih bergantung pada kondisi penyinaran yang diterima oleh pekerja atau apabila keadaan kesehatan pekerja memerlukannya. Untuk pekerja radiasi kategori A dilakukan pemeriksaan khusus pada organ yang peka terhadap radiasi. Dokter instalasi mempunyai kewenangan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya. c.



Pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubungan kerja. Setiap



pekerja



pada



saat



memutuskan



pemeriksaan kesehatan secara



teliti dan



hubungan



kerja



menyeluruh.



dengan



instalasi diwajibkan menjalani



Dokter instalasi dapat menentukan perlunya



pengawasan kesehatan setelah putusnya hubungan kerja untuk mengawasi kesehatan orang yang bersangkutan selama diangap perlu, atas biaya pengusaha Instalasi. Hasil pemeriksaan kesehatan untuk pekerja harus dinyatakan sebagai : 



Sehat dan memenuhi syarat







Sehat dan memenuhi syarat, dengan kondisi tertentu







Tidak sehat dan tidak memenuhi syarat; untuk bekerja sebagai pekerja dan atau untuk kondisi kerja khusus.



2. 3 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan di Dalam Laboratorium 1. a.



Melindungi petugas/ Praktikan



Hindari penyebaran percikan bahan infeksi dari spesimen (mis : saat penanaman /pembakaran dengan sengkelit



b.



Tempatkan spesimen pada wadah yang tahan bocor



c.



Dekontaminasi permukaan meja dengan dekontaminan yang sesuai



d.



Cuci tangan pada saat yang tepat dengan sabun/desinfektan, jangan menyentuh mulut, hidung dan mata saat bekerja



e.



Jangan makan/minum/merokok saat bekerjaGunakan jas praktikum saat bekerja



f.



Hindari luka/tertusuk pada saat bekerja (lakukan segala sesuatu dengan hati-hati) 2.



Melakukan sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang sisa spesimen



3.



Menyediakan tempat tersendiri untuk peralatan yang digunakan dan telah terkontaminasi dengan bakteri



4.



Menyediakan tempat untuk sampah terkontaminasi dan tidak terkontaminasi



5.



Gunakan sarung tangan dengan tepat



2. 4 Tata cara penggunaan alat-alat di laboratorium 1) Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet 



Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan sumbat kapas untuk mengurangi kontaminasi.







Jangan mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup pipet







Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa







Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan spesimen yang jatuh di meja, kemudian kapas di buang di tempat khusus untuk diautoclav







Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam



2) Cara menggunakan jarum suntik (kecelakaan penggunaan jarum suntik penyebab umum infeksi yang terjadi di laboratorium dan fasilitas kesehatan lain) 



Hindari gerakan cepat dan tergesa-gesa saat memegang jarum suntik







Gunakan sarung tangan







Buang kelebihan udara, cairan, gelembung secara vertikal ke kapas yang telah ada desinfektan







Jangan membengkokkan atau memindahkan jarum dengan tangan







Buang jarum suntik pada tempat khusus sebelum steril



3)



Cara pembukaan wadah Pembukaan wadah botol atau cawan petri dan tabung biakan, memiliki potensi terinfeksi, karena tak terlihat dapat menimbulkan aerosol atau kontaminasi pada kulit atau daerah kerja. Pembukaan wadah di tempat



kerja sering dilakukan, bila tidak hati-hati, bahan terinfeksi yang ada dalam wadah dapat menularkan secara langsung atau jatuh ke tempat kerja. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari resiko terinfeksi adalah sebagai berikut : 



Buka tutup wadah di tempat kerja dengan hati-hati agar isi dalam wadah tidak terpencar ke luar.







Gunakan jas lab. dan sarung tangan







Hindari aerosol.







Spesimen yang bocor atau pecah hanya dibuka di dalam Safety Cabinet.



4) Penerimaan spesimen di Laboratorium 



Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan spesimen. Jika jumlah spesimen tidak banyak, maka tempat pemeriksaan spesimen dapat dilakukan pada meja khusus dalam areal laboratorium.







Spesimen harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah tumpahnya/bocornya spesimen.







Wadah harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf.







Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.







Wadah diberi label tentang identitas spesimen.







Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang dapat didisinfeksi atau diautoklaf ulang.







Baki harus didisinfeksi / diautoklaf secara teratur setiap hari







Jika mungkin, wadah diletakkan di atas baki dalam posisi berdiri.



5) Petugas pembawa spesimen dalam Laboratorium 



Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat pada bagian depan saat membawa spesimen.







Membawa spesimen di atas kaki







Mencuci tangan dengan disinfektan jika terkena tumpahan/percikan dari spesimen.







Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki, dekontaminasi baki dan sisa spesimen diautoklaf.







Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja laboratorium jika terluka saat bekerja



6) Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh a.



Mengambil, melabel dan membawa spesimen







Gunakan sarung tangan







Hanya petugas lab yang boleh melakukan pengambilan darah.







Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari sempritnya dengan alat khusus yang sekaligus merupakan wadah penyimpanan jarum habis pakai. Pindahkan darah ke dalam tabung spesimen dengan hari-hati dan tutup rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis pakai sebaiknya dibakar dalam alat insinerasi. Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, jarum suntik dan sempritnya diautoklaf dalam kantong yang terpisah







Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label BAHAYA INFEKSI.







Masukkan tabung ke dalam kantung plastik untuk dibawa ke laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara terpisah.



b.



Membuka tabung spesimen dan mengambil sampel







Buka tabung spesimen dalam kabinet keamanan biologis Kelas I dan Kelas II.







Gunakan sarung tangan







Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung setelah dibungkus kain kasa.



c.



Kaca dan benda tajam







Jika mungkin, gunakan alat terbuat dari plastik sebagai pengganti kaca/gelas. Bahan kaca/gelas dapat dipakai jika terbuat dari borosilikat.







Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat suntik selain untuk mengambil darah.



d.



Sediaan darah pada kaca objek







Pegang kaca objek dengan forsep.



e.



Peralatan otomatis







Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type)







Cairan yang keluar dari alat/effalut harus dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup atau dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah.







Jika memungkinkan, alirkan hipoklorit atau glutaraldehid ke dalam alat disinfektan hanya pada keadaan tertentu.



f.



Melakukan sentrifus







Gunakan tabung sentrifus yang mempunyai tutup







Gunakan selongsong/rotor yang dilengkapi penutup.



g.



Jaringan







Fiksasi jaringan dengan formalin. Spesimen berukuran kecil, seperti dari biopsi jarum, dapat difiksasi dan didekontaminasi dalam waktu kurang lebih 2 jam, tetapi spesimen berukuran besar membutuhkan waktu beberapa hari.







Setelah melakukan potong beku (frozensection), alat (cryotome) haru didekontaminasi.



BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan Dari pembahasan di atas maka dapat dikatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja harus diterapkan di laboratorium kesehatan, terutama mengenai tata cara kerja di dalam laboratorium. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan seseorang yang bekerja di laboratorium kesehatan harus mengenakan alat pelindung diri yang lengkap untuk meminimalkan terjadinya bahaya yang dapat menyakiti diri sendiri maupun orang lain.



3. 2 Saran Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentunya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian guna kedepannya jauh lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA Bapeten. 1999. Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 01/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi Depnaker.



1996.Pedoman



Teknis



Audit



Sistem



Manajemen



Keselamatan



Dan Kesehatan



Kerja.Nomor: PER.05/MEN/1996. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I Tresnaningsih,



Erna.



2010.



Kesehatan



dan



Keselamatan



Kerja



Laboratorium



Kesehatan.



Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Analais Kesehatan. Pusat Kesehatan Kerja DEPKES R.I