22 0 88 KB
Makalah Kajian Islam
KAJIAN – KAJIAN KEISLAMAN
A.
Kajian Keislaman dalam Sejarah
Ilmu-ilmu keislaman dirumuskan pada abad ke-2, 3 dan 4 Hijriyah atau abad 8, 9 dan 10 Masehi. Pada abad tersebut supremasi keilmuan memperoleh kemajuan yang lauar biasa. Lahirnya sejumlah ahli-ahli dibidang ilmu-ilmu keislaman memperlihatkan ramainya percaturan dan pembahasan ilmiah dibidang ini. Pada periode ini telah muncul para mujtahid besar yang mungkin tidak dapat ditandingi mujtahid periode manapun. Dari pembahasan aspek metodologi inilah kemudian muncul ilmu-ilmu bantu yang menjadi pedoman bagi para peneliti ilmu-ilmu keislaman seperti ulumul hadits, ulumul Qur’an, ushul fikih, ilmu tajwid, ilmu lughah dan lain-lain. B. Klasifikasi Ilmu Keislaman Kalau kita perhatikan perkembangan ajaran islam dalam sejarah di atas, ilmu-ilmu keislaman itu dapat diklasifikasikan sebagai mana dirumuskan Harun Nasution sebagai berikut: I.
Kelompok Dasar, meliputi tafsir, hadis, akidah/ilmu kalam, filsafat Islam tasawuf, tarekat, perbandingan agama, serta perkembangan modern dalam ilmu-ilmu tafsir, hadis, ilmu kalam, dan filsapat.
II.
Kelompok Cabang
1. Ajaran yang mengatur masyarakat, terdiri dari ushul fikih, fikih muamalah, fikih siyasah, fikih ibadah, peradilan, dan perkembangan modern. 2. Peradaban Islam.
2.1 Sejarah Islam, termasuk di dalamnya sejarah politik, ekonomi, administrasi, kemiliteran, kepolisian, dsb. 2.2 Sejarah pemikiran Islam meliputi ilmu kalam, filsafat dan tasauf. 2.3 Sain Islam 2.4 Budaya Islam: arsitektur, kaligrafi, seni lukis, seni tari, musik dsb. 2.5 Studi kewilayahan Islam. 1 3. Bahasa-bahasa dan sastra-sastra Islam terutama bahasa dan sastra Arab. 4. Pengajaran Islam kepada anak didik, mencakup ilmu pendidikan Islam, filsafat pendidikan Islam, sejarah pendidikan Islam, lembaga pendidikan Islam, dan perkembangan modern dalam pendidikan Islam. 5. Penyiaran Islam, mencakup sejarah dakwah, metode dakwah, materi dakwah, perkembangan modern dalam dakwah Islam, dsb. Ditinjau dari segi pembidangan atau klasifikasi, kelompok dasar dan cabang di atas dapat dibagi menjadi bidang-bidang berikut: a. Sumber ajaran Islam, mencakup ilmu al-Qur’an, tafsir, hadis, dan pembaharuan dalam bidang tersebut. b. Pemikiran dasar Islam, mencakup ilmu kalam, filsafat, tasawuf dan tarekat, perbandingan agama, serta pembaharuan dalam bidang tersebut, c. Pranata sosial, mencakup ushul fikih ekonomi, dan pranata-pranata bidang sosial lainnya, serta pembaharuan dalam bidang tersebut, d. Sejarah dan peradaban Islam, mencakup sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah administrasi, sejarah kemiliteran, sejarah pemikiran Islam, budaya Islam dan studi kewilayahan Islam, serta pembaharuan dalam bidang tersebut, e. Bahasa dan sastra Islam, mencakup bahasa dan sastra Arab serta pembaharuan dibidang ini. f. Pendidikan Islam, g. Dakwah Islam, h. Perkembangan modern dalam Islam / pembaharuan dalam berbagai disiplin ilmu, mencakup bidang-bidang sumber pemikiran dasar, pranata sosial, pendidikan, dakwah, sejarah, peradaban, dan bahasa dan sastra.
Jika dilihat dari pembagian fakultas yang ada di UIN setiap bidang ilmu itu pengelolaannya dapat dibagi sebagai berikut: 1.
Fakultas Ushuluddin: bidang sumber dan pemikiran dasar
2.
Fakultas Syariah: bidang fikih dengan berbagai cabangnya
3.
Fakultas Adab: bidang sejarah, peradaban, bahasa dan sastra Islam dengan berbagai cabangnya
4.
Fakultas Tarbiyah: bidang pendidikan Islam dengan berbagai cabangnya
5.
Fakultas Dakwah: bidang dakwah dengan berbagai cabangnya. 2 Sedang bidang perkembangan modern atau pembaharuan Islam masuk dalam semua fakultas.
Atho Muzhar berpendapat bahwa kajian tentang Islam dapat dibagi dua bentuk kajian: pertama, kajian terhadap Islam sebagai wahyu: kedua, kajian tentang Islam sebagai produk sejarah. Kajian Islam menurut Jacques Waardenburg meliputi studi mengenai Islam sebagai agama dan tentang aspek-aspek keislaman dari kebudayaan masyarakat muslim. Selain itu Jacques berpendapat dalam meneliti Islam harus dibedakan antara Islam normatif yang berupa normanorma, dan nilai-nilaiyang termuat dalam petunjuk suci dan Islam aktual, berupa semua bentuk gerakan, praktek, dan gagasan yang pada kenyataannya eksis dalam masyarakat muslim dalam waktu dan tempat yang berbeda-beda. Ia juga mengajukan tiga lingkup untuk mengkaji dalam studi Islam. a. Studi normatif, yang biasanya dikerjakan kaum muslim sendiri untuk menemukan kebenaran relijius meliputi: tafsir, hadis, fikih, dan kalam b. Studi nonnormatif, yang umumnya dilakukan di universitas dan meliputi baik yang dianggap kaum muslim sebagai Islam yang benar, maupun Islam yang hidup, yakni ekspresi-ekspresi relijius kaum muslim faktual. Ini bisa dilakukan oleh muslim atau non muslim. c. Studi nonnormatif terhadap aspek-aspek kebudayaan dan masyarakat muslim meliputi: telaah Islam dari sudut sejarah dan sastra atau antropologi budaya dan sosiologi, serta tidak spesifik bertitik tolak dari sudut agama saja. C. Islam Normatif Islam dari segi normatif memiliki pedoman yang jelas yakni wahyu berupa al-Qur’an dan sabda Nabi berupa hadis, yang menjelaskan pesan-pesan al-Qur’an lebih detail
Kajian terhadap Islam sebagai wahyu Allah bukan bertujian mempertanyakan kebenaran alQur’an dan ajaran-ajarannya, melainkan mempertanyakan bagaimana mempelajari cara membaca al-Qur’an, bagaimana memahami ayat-ayat yang diturunkan, apa hubungan ayat satu dengan lainnya atau surat satu dengan lainnya, kenapa bahasa al-Qur’an memakai istilah ini bukan itu, dan lain sebagainya. 3 Sudah jelas bagi kaum muslim bahwa Islam adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. D. Islam Aktual Islam aktual memahami ekspresi relijius para penganutnya dalam bentuk pengamalan. Dari sudut pandang ini tampak corak dan ragam pengamalan yang berbeda-beda di satu tempat dengan lainnya.. namun corak pengamalan itu terbatas pada hal yang bukan prinsip melainkan menyangkut sesuatu yang biasa disebut furu’ Terdapat lima gejala agama yang perlu diperhatikan apabila kita hendak mempelajari suatu agama 1.
Scrifture atau naskah-naskah atau sumber-sumber ajaran agama tersebut.
2.
Para penganut, pemimpin atau pemuka agama, yakni sikap, prilaku dan penghayatan agama para penganutnya.
3.
Lembaga-lambaga dan ibadat-ibadat seperti salat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
4. Alat-alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci, sorban, dan semacamnya 5.
Organisasi-organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Persis, Gerja Katolik, Gerja Protestan, Syi’ah, dan lain-lain.
TABEL I KLASIFIKASI ILMU-ILMU KEISLAMAN
Kelompok Dasar
Kelompok Cabang
Tafsir
Usul Fiqih
Hadis
Fiqih Muamalah
Akidah/Ilmu Kalam
Fikih Siyasah
Fisafat Islam
Peradilan
Akhlak
Perkembangan Modern
Perbandingan Agama
Peradaban Islam Bahasa dan Sastra Arab Pendidikan Islam Dakwah Islam
4 TABEL II KLASIFIKASI DASAR DAN CABANG
Sumber
Pemikiran
Ajaran Islam
Islam
Pranata Sosial
Sejarah
Ulumul
Filsafat
Ushul Fiqih
Sejarah Politik
Qur’an
Ilmu Kalam
Fiqih Muamalah
Sejarah Ekonomi
Tafsir
Tasauf
Figih Siyasah
Sejarah Sosial
Hadis
Tarekat
Fiqih Ibadah
Sejarah Kemiliteran
Perban Agama
Fikih Ekonomi
Sejarah Pendidikan
TABEL III TABEL KERANGKA AJARAN ISLAM
Wahyu
Absolut
Normatif
Sunnah Nabi
Islam
Ekspresin
Religius/pengamalan Pemikiran
Penafsiran
Relatif Aktual
Fakta Sejarah Ummat
Ilmu-ilmu yang telah dibakukan Tafsir, Fiqih, Kalam, Tasauf, Fisapat Lembaga-lembaga Keagamaan
E.
Memahami Islam Secara Konprehensif
Untuk memahami Islam secara utuh memang tidak dapat hanya dengan mengandalkan satu pendekatan. Untuk memahami Islam secara benar dapat ditempuh beberapa cara: 1. Islam harus dipelajari dari sumber yang asli, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah 2. Islam harus dipelajari secara integral (menyeluruh), tidak parsial; artinya ia dipelajari secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang bulat. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan, akan menimbulkan sikap bimbang dan tidak pasti 3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar, kaum zua’ma dan sarjana-sarjana Islam, 4. Memahami Islam tidak boleh hanya dihampiri dari satu pendekatan, sebab akan menimbulkan ketidakutuhan. Misalnya memandang Islam dari sudut tasaufnya saja; hal ini akan menimbulkan konsekuensi bahwa segala sesuatu diluar itu kurang dianggap penting.
PENUTUP Setelah meninjau tentang kajian-kajian Islam dari berbagai aspek dapatlah kiranya dipahami bahwa untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang Islam maka kita harus melakukannya melalui berbagai pendekatan seperti pendekatan teks wahyu dan hadis, sejarah, hukum, sistem norma, bahasa, konteks sosial, budaya, dan pendekatan sains, Dan semua aspek-aspek itu harus bersumber pada Kitab Suci Al-Qur’an dan Hadis-hadis Nabi Muhammad sebagai pedoman kehidupan didunia dan akhirat.