25 0 124 KB
MAKALAH KEPERAWATAN REPRODUKSI I KEGANASAN SISTEM REPRODUKSI: KANKER OVARIUM
i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1 Latar Belakang......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1 1.3 Tujuan....................................................................................................2 1.4 Manfaat..................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN TEORI.....................................................................................3 2.1 Definisi Keganasan...............................................................................3 2.2 Macam-macam Keganasan Sistem Reproduksi....................................3 BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................5 3.1 Definisi Kanker Ovarium......................................................................5 3.2 Epidemiologi.........................................................................................5 3.3 Klasifikasi.............................................................................................6 3.4 Etiologi..................................................................................................8 3.5 Manifestasi Klinis.................................................................................8 3.6 Patofisiologi..........................................................................................9 3.6.1 Pathway......................................................................................11 3.7 Komplikasi..........................................................................................13 3.8 Pemeriksaan Diagnostik......................................................................13 3.9 Penatalaksanaan..................................................................................13 3.10 Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul......................................14 BAB 4 PENUTUP.................................................................................................15 4.1 Kesimpulan.........................................................................................15 4.2 Saran...................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002). Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi, 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemanamana (Wiknjosastro, 1999). Kanker ini menyerang pada wanita terlebih pada usia diatas 50 tahun. Selain itu, wanita di negara industri lebih beresiko. Dan di Indonesia sendiri beberapa tahun ini temuan kasus keganasan salah satunya kanker ovarium sering ditemukan dan menjadi penyebab kematian bagi seseorang. Sehingga wanita Indonesia perlu waspada akan penyakit ini terutama yang tinggal di area perindustrian karena di Indonesia juga banyak perusahaan-perusahaan industri. Sehingga penting dirasa untuk mempelajari lebih luas lagi mengenai kanker ovarium khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi tenaga kesehatan. Oleh karena itu pada penyusunan makalah ini akan dibahas mengenai proses terjadinya kanker ovarium sebagai salah satu penyakit keganasan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan keganasan? 2. Apa yang dimaksud dengan kanker ovarium? 3. Bagaimana proses jalannya penyakit dari kanker ovarium? 4. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker ovarium?
1
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami proses jalannya penyakit dari kanker ovarium. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini, yakni: 1. Mengetahui definisi dari keganasan 2. Mengetahui definisi dari kanker ovarium 3. Mengetahui penyebab dari kanker ovarium 4. Mengetahui tanda dan gejala dari kanker ovarium 5. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari kanker ovarium 6. Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kanker ovarium. 1.4 Manfaat Disusunnya makalah ini bermanfaat untuk bahan referensi dan asupan wawasan bagi pembaca mengenai kanker ovarium. Selain itu, penyusun lebih memahami mengenai proses terjadinya kanker ovarium sebagai salah satu penyakit keganasan pada wanita.
2
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Keganasan Keganasan adalah kanker, neoplasma, atau tumor yang tumbuh secara tidak terkontrol, dan dapat menyerang jaringan di dekatnya dan bermetastasis, atau
menyebar,
ke
area
lain
dari
tubuh.
(http://kamuskesehatan.com/arti/keganasan/). Keganasan adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana selsel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. 2.2 Macam-macam Keganasan Sistem Reproduksi Berikut beberapa penyakit keganasan yang menyerang sistem reproduksi manusia, yakni: 1. Pria a. Kanker prostat Kanker prostat adalah penyakit kanker
yang
menyerang kelenjar
prostat, dimana sel-sel kelenjar prostat tumbuh secara abnormal sehingga mendesak da n merusak jaringan sekitarnya. Prostat adalah kelenjar seks pada pria yang berukuran kecil, terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing. b. Kanker testis Kanker testis adalah keganasan yang terjadi pada organ testis. Gejala awal ditandai dengan rasa nyeri pada skrotum atau perut bagian bawah, atau hanya terasa adanya perubahan pada testis. Gejala umum kanker testis adalah adanya sedikit pembesaran pada testis, atau adanya benjolan kecil yang tidak terasa sakit pada testis. 2. Wanita a. Kanker leher rahim atau kanker serviks Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim pada perempuan dewasa. Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher
3
rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi, sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh selsel memakan
tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya
waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi
berubah menjadi sel-sel kanker. b. Kanker ovarium Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium, biasanya menyerang sebagian
wanita besar
yang sudah
berbentuk
tumor
menopause. kistik
Kanker
dan
ovarium
sebagian
kecil
berbentuk tumor padat. c. Kanker payudara Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi. d. Kanker uterus atau rahim Kanker uterus merupakan keganasan yang menyerang uterus pada organ reproduksi wanita. Yang dimana terjadi proliferasi abnormal kelenjar endometrium. e. Kanker vulva Kanker vulva atau disebut neoplasia intraepitelial vulva (NIV) menyebar secara primer melalui pembuluh limfatik ke nodus limfe inguinal superfisial. Pruritis vulva atau massa vulva ditemukan pada >50% pasien. f. Mola hidatidosa atau hamil anggur Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi
gelembung-gelembung mola
dan
bekuan
darah.
Hamil
anggur terjadi akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran mirip gerombolan buah anggur.
4
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Definisi Kanker Ovarium Kanker ovarium merupakan keganasan yang muncul dari ovarium; kanker yang sangat progresif; sulit didiagnosis. Prognosis bergantung pada jenis histologi dan stadium. Sebanyak 90% berupa tumor epitel primer. Tumor stroma dan sel benih juga merupakan jenis tumor yang penting. Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002). Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low – maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant) (Priyanto, 2007). Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemanamana (Wiknjosastro, 1999). 3.2 Epidemiologi Setelah kanker paru, payudara, dan kolon, kanker ovarium primer merupakan penyebab tersering kematian akibat kanker diantara wanita di Amerika Serikat (sekita 40% bertahan hidup selama 5 tahun). Lebih sering terjadi setelah usia 50 tahun. Wanita di negara industri lebih berisiko. Kanker ovarium metastatik: lebih sering terjadi dibandingkan kanker di area lain pada wanita yang sebelumnya mengalami kanker payudara yang telah diobati. Temuan kasus kanker epitel ovarium di Amerika Serikat terdapat 22.220 kasus baru dan 16.210 kematian; Ingrris: 6734 kasus baru dan 4687 kematian.
5
Jumlah pasien yang meninggal akibat keganasan ini di negara-negara industri Barat lebih besar dibandingkan jumlah semua kematian yang diakibatkan kanker ginekologis lain jika jumlahnya disatukan. 3.3 Klasifikasi Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002): 1. Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium. 2. Stadium II: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluas pelvis. 3. Stadium III: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retro peritoneal positif. 4. Stadium IV: Pertumbuhan mencakup satu/kedua ovarium dengan metastasis jauh. Sedangkan pembagian stadium kanker ovarium menurut
International
Federation of Gynecologist and Obstetricians (FIGO) 1987 sebagai berikut: Tabel 2.1 Stadium kanker ovarium Stadium kanker ovarium primer
Kategori
(FIGO, 1987) Stadium I Ia
Pertumbuhan terbatas pada ovarium Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada
Ib
asites yang
berisi
sel
ganas,
tidak
ada
pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh. Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asites berisi sel ganas, tidak ada tumor di
Ic
permukaan luar, kapsul intak. Tumor dengan stadium Ia atau Ib tetapi ada tumor di permukaan luar satu atau kedua ovarium, atau dengan kapsul pecah,
atau
dengan
asites
berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum Stadium II Iia
positif. Pertumbuhan
pada
satu
atau
kedua
ovarium
dengan perluasan ke panggul. Perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau 6
Iib Iic
tuba. Perluasan ke jaringan pelvis lainnya. Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor pada permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah, atau dengan asites yang mengandung sel
Stadium III
ganas atau dengan bilasan peritoneum positif. Tumor mengenai satu atau kedua ovarium, dengan
bukti mikroskopik
metastasis
kavum
peritoneal di luar pelvis, dan/atau metastasis ke IIIa
kelenjar limfe regional. Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif
tetapi
secara
histologik
dikonfirmasi
secara
mikroskopik
dan
adanya
pertumbuhan (seeding) di permukaan peritoneum IIIb
abdominal. Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di permukaan
peritoneum
dan
terbukti
secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2 IIIc
cm, dan kelenjar getah bening negatif. Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau
Stadium IV
inguinal positif. Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil
sitologinya positif
dimasukkan
dalam
stadium IV. Begitu juga metastasis ke parenkim liver.
3.4 Etiologi Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
7
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor. 2. Hipotesis
androgen, Androgen mempunyai
peran
penting
dalam
terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium. Sedangkan faktor resiko yang dapat memicu terjadinya, antara lain: 1. Masalah infertilitas atau nuliparitas 2. Hidup membujang 3. Usia >50 tahun 4. Pajanan terhadap asbes dan bedak. 5. Riwayat kanker payudara atau kanker rahim 6. Riwayat kanker ovarium pada keluarga (genetik) 7. Diet tinggi lemak jenuh 8. Mutasi gen BRCA (Breast Cancer) 1 dan BRCA 2 Hal-hal yang menjadi tanda dan gejala serta sering muncul pada kasus kanker ovarium adalah: 1. Kembung 2. Peningkatan ukuran perut 3. Nyeri pelvis atau abdomen 4. Sulit makan atau merasa cepat kenyang 5. Urgensi atau sering berkemih 6. Untuk stadium lanjut ditemukan perubahan pola buang air besar atau salah pencernaan dan penurunan berat badan yang drastis. Seringkali untuk tanda-tanda kembung, peningkatan ukuran perut, sulit makan atau merasa cepat kenyang dan sering berkemih merupakan tandatanda yang samar dan tidak terdeteksi oleh dokter. Untuk memperjelas
8
diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan fisik yakni deteksi massa adneksa pada pemeriksaan panggul. Selain itu, pada tingkat lanjut pada pemfis ditemukan massa panggul imobil berukuran besar, asites yang terasa tegang, dan lingkaran usus yang melekat. 3.5 Patofisiologi Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran setempat atau penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran darah. Metastasis ke ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan pankreas. Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002). Kanker di ovarium terdiri dari berbagai jenis dan multi kompleks. Hal ini akan menjadi sulit dalam hal menentukan histogenesisnya. Kanker yang berasal dari epitel, dimulai dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang berkembang menjadi kista. Selain itu, letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita, makanya diperlukan stadium kanker agar kita mengetahui seberapa jauh penyebaran kanker tersebut. Stadium kanker ovarium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah laparatomi. Penentuan stadium dengan laparatomi lebih akurat, oleh karena perluasan tumor dapat dilihat dan ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologi ( sitologi atau histopatologi ), sehingga terapi dan prognosis dapat ditentukan lebih akurat.
9
Banyak kanker ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasinya. Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat
mengakibatkan
konstipasi,
edema,
tumor
yang
besar
dapat
mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alatalat yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak, obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas ovarium (Harahap, 2003).
10
1.6.1 Pathway Hipotesis incessant evaluation Kerusakan sel-sel epitel ovarium saat ovulasi Terjadi ovulasi sebelum luka ovulasi sebelumnya sembuh
Usia >50 tahun
Hipotesis andogren
Menopause
Produksi hormon andogren (↑)
Penggunaan bedak pada genitalia Mengandung asbes (bahan mineral penyebab kanker)
Produksi hormon estrogen (↓) Produksi hormon gonadotropin (↑)
Trauma baru
Andogren menstimulasi pertumbuhan sel ovarium
Penyembuhan/ pemulihan sel epitel yang rusak terganggu
Transformasi sel-sel epitel menjadi sel tumor
Andogren menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker pada ovarium
Asbes masuk ke saluran vagina melalui uterus dan menuju ke ovarium
Genetik Sel kanker bawaan Di picu oleh zat karsinogenik
Sel kanker aktif
Menumpuk dan mempengaruhi proliferasi sel
Proliferasi sel abnormal (↑)
KANKER OVARIUM
11
Pembesaran organ ovarium
Organ sekitar terdesak
Tekanan intra abdomen
Saraf-saraf sekitar organ ovarium terjepit
Organ perkemihan terdesak
Kandung kemih terdesak
Proses berkemih terganggu
Penipisan sel epitel ovarium
Usus terdesak
Pembuluh darah terbuka
Lambung terdesak
Perdarahan
Asam lambung (↑) Menoragia Mual dan muntah MK. Syok Hemoragik
MK. Nyeri Sering berkemih
MK. Inkontinensia Urine
MK. Kekurangan volume cairan dan elektrolit
Anoreksia
MK. Kekurangan intake nutrisi
12
3.6 Komplikasi Adapun komplikasinya adalah sebagai berikut: 1. Asites: kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-stuktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor mealui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul. 2. Efusi Pleura: dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju pleura. 3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 4. Edema pada kaki 5. Obstruksi usus 6. Kakeksia berat 3.7 Pemeriksaan Diagnostik 1. Laboratorium a. Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang diwariskan. b. Pemeriksaan laboratorium terhadap penanda tumor (Seperti antigen karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG) menunjukkan abnormalitas yang dapat mengindikasikan komplikasi. 2. Pencitraan: USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor. 3. Prosedur Diagnostik: Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. 4. Pemeriksaan Lain: Laparotomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium. 3.8 Penatalaksanaan Pencegahan kimiawi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium adalah dengan pemakaian kontrasepsi oral dapat menurunkan insidensi kanker ovarium hingga 50 %.
13
1.
Umum a. Terapi
radiasi
(jarang
digunakan
karena
dapat
menyebabkan
mielosupresi, yang membatasi keefektifan kemoterapi) b. Radioisotop sebagai terapi ajuvan c. Diet tinggi protein d. Makan sedikit tetapi sering. 2.
Pengobatan a. Kemoterapi setelah pembedahan b. Imunoterapi c. Terapi sulih hormon pada remaja putri pra-pubertas yang menjalani salpingo-ooforektomi bilateral.
3.
Pembedahan a. Histerektomi total per abdomen dan salpingo-ooforektomi bilateral dengan reseksi tumor. b. Omentektomi, apendektomi, palpasi nodus limfe dengan kemungkinan limfadenektomi, biopsi jaringan, dan bilas peritoneum. c. Reseksi ovarium yang terkena. d. Biopsi omentum dan ovarium yang tidak terkena. e. Bilas peritoneum untuk pemeriksaan sitologi cairan pelvis.
3.9 Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul Berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat muncul dalam kasus kanker ovairum, yakni: 1.
Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf intra abdomen
2.
Inkontinensia urine berhubungan dengan kandung kemih terdesak.
3. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan aspirasi, asam lambung mengingkat. 4.
Kekurangan intake nutrisi berhubungan dengan anoreksia
5. Syok Hemoragik berhubungan dengan menoragia, penipisan sel epitel ovarium.
14
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada BAB 2 dan 3 dapat ditarik kesimpulan: Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Penyebab pasti dari penyakit ini tidak diketahui. Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran setempat atau penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran darah. Metastasis ke ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan pankreas. 4.2 Saran Telatnya diagnosa kanker ovarium karena tanda dan gejala yang samarsamar membuat kanker ini disebut silent killer. Namun kita dapat mencegah terjadinya kanker ovarium dengan pola hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, dengan mengatur pola makan kita akan mengurangi resiko terjadinya kanker.
15
DAFTAR PUSTAKA Norwitz, Errol R. dan John O. Schorge. 2006. At a Glace: Obstetri Ginekologi, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Billota, Kimberly A.J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, Edisi 2. USA: Lippincoltt Williams & Wilkins. Kowalak, Welsh, dan Mayer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, vol. 2, Ed. 6. Jakarta: EGC Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta, EGC. W. Zulfi. 2014. Asuhan Keperawatan Kanker Ovarium. Diunduh pada digilib.unimus.ac.id/download.php? id=5040repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter %20II.pdf. (pukul 09.00, 31 Maret 2016) https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2011/04/kespro-organ-reprogangguan.pdf
16