Makalah Kasus Pigmentasi - Putri Ratnasari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Makalah Kasus Pigmentasi Ilmu Penyakit Mulut



Disusun oleh: Putri Ratnasari 160112170071



Pembimbing: drg. Nafisa Diniwati



UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNPAD BANDUNG 2020



i



DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................................................i BAB I



PENDAHULUAN........................................................................................1



BAB II



LAPORAN KASUS.....................................................................................2 2.1 Status IPM............................................................................................2 2.2.1 Identitas Pasien..........................................................................2 2.2.2 Anamnesa..................................................................................2 2.2.3 Riwayat Penyakit Sistemik........................................................3 2.2.4 Pemeriksaan Klinis Fisik...........................................................3 2.2.1 Pemeriksaan Ekstra Oral...........................................................3 2.2.2 Pemeriksaan Intra Oral..............................................................3 2.2.3 Pemeriksaan Penunjang.............................................................3 2.2.1 Diagnosis dan Diagnosis Banding.............................................4 2.2.2 Rencana Perawatan dan Perawatan...........................................4



BAB III TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5 3.1 Lesi pigmentasi....................................................................................5 3.1.1 Pengertian……………………………………………………………5 3.1.2 Klasifikasi………………………………………………………………6



3.2 Oral melanotic macule.........................................................................8 3.2.1 Etiologi......................................................................................8 3.2.2 Gambaran Klinis........................................................................9 3.2.3 Patologi.......................................................................................9 3.2.4 Diagnosis Banding.....................................................................9 3.2.5 Terapi.......................................................................................11 BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................13 BAB IV SIMPULAN...............................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15



BAB I PENDAHULUAN



Lesi pigmentasi pada mukosa mulut dapat ditemui secara rutin dalam praktik klinis. Penyedia perawatan kesehatan mulut harus menilai beberapa parameter yang terkait dengan lesi pigmentasi, seperti lokasi, bentuk, warna, dan ukuran. Etiologi lesi pigmentasi dapat dikaitkan dengan fenomena lokal dan / atau terkait dengan gangguan sistemik. Modalitas diagnostik dan terapi harus benar-benar diperhatikan karena lesi ini meliputi spektrum patologi klinis, mulai dari jinak hingga ganas. Dokter harus melakukan riwayat kesehatan menyeluruh dan pemeriksaan fisik yang relevan untuk pasien lesi pigmentasi untuk mengidentifikasi kemungkinan kelainan adrenal, gastrointestinal, atau genetik yang umum terjadi terkait dengan jenis lesi ini. Jika sebuah pasien dicurigai mengalami gangguan sistemik harus segera dirujuk kepada penyedia layanan kesehatan terkait untuk evaluasi lebih lanjut. Perawatan multidisiplin diperlukan untuk mengelola pasien secara efektif atas kondisi ini. Makalah ini membahas mengenai pada pasien perempuan berusia 12 tahun datang ke RSGM Unpad dengan keluhan utama terdapat area kehitaman dalam mulut, tepatnya di area pipi kanan. Ukuran terus menerus membesar sejak setahun lalu. Area kehitaman ini telah muncul sejak kecil. Tanda kehitaman muncul saat pasien tergigit, sejak pasien masih duduk di bangku SD. Tidak ada keluhan nyeri. Tidak ada riwayat keluarga yang serupa. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Tidak ada faktor memperberat dan memperingan keluhan. Pension belum mengobati keluhan. Riwayat penyakit sistemik disangkal. Pasien ingin di rawat.



BAB II LAPORAN KASUS



2.1 Status Pasien IPM 2.1.1 Identitas Pasien Nama



: Nn. XX



Usia



: 12 tahun



Jenis Kelamin : Perempuan 2.1.2 Anamnesa Pasien perempuan usia 12 tahun datang ke RSGM Unpad dengan keluhan utama terdapat area kehitaman dalam mulut, tepatnya di area pipi kanan. Ukuran terus menerus membesar sejak setahun lalu. Area kehitaman ini telah muncul sejak kecil. Tanda kehitaman muncul saat pasien tergigit, sejak pasien masih duduk di bangku SD. Tidak ada keluhan nyeri. Tidak ada riwayat keluarga yang serupa. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Tidak ada faktor memperberat dan memperingan keluhan. Pasien belum mengobati keluhan. Riwayat penyakit sistemik disangkal. Pasien ingin di rawat.



Gambar 2. Gambaran klinis pasien



3



2.1.3 Riwayat Penyakit Sistemik Penyakit jantung



: YA/TIDAK



Hipertensi



: YA/TIDAK



Diabetes mellitus



: YA/TIDAK



Asma/alergi



: YA/TIDAK



Penyakit hepar



: YA/TIDAK



Kelainan GIT



: YA/TIDAK



Penyakit ginjal



: YA/TIDAK



Kelainan darah



: YA/TIDAK



Hamil



: YA/TIDAK



Kontrasepsi



: YA/TIDAK



Lain-lain



: YA/TIDAK



2.1.4 Pemeriksaan Klinis Fisik Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



2.1.5 Pemeriksaan Ekstra Oral Tidak ada kelainan. 2.1.6 Pemeriksaan Intra Oral Mukosa bukal : Terdapat lesi makula kehitaman ar gigi 6, jumlah 1, ukuran ± 5 mm, bentuk irregular, batas jelas, dasar cembung, dikelilingi eritematous, permukaan halus 2.1.7 Pemeriksaan Penunjang Biopsi



4



2.1.8 Diagnosis dan Diagnosis Banding d/ Oral melanotic macule ar mukosa bukal dextra gigi 85 dd/ Melanoma Pigmented nervus Melanoacanthoma 2.1.9 Rencana Perawatan Observasi dan KIE Eksisi lengkap



BAB III TINJAUAN PUSTAKA



II.1 Lesi Pigmentasi II.1.1 Pengertian Lesi pigmentasi eksogen umumnya disimpan langsung ke jaringan sub mukosa. Dalam beberapa kasus, zat dapat tertelan, diserap dan didistribusikan memalui hematogen dan mengendap di jaringan ikat, khususnya di daerah yang mengalami peradangan kronis seperti gingiva. Dalam kasus lain, zat yang tertelan ini dapat merangsang produksi melanin, sehingga mempercepat terjadinya perubahan warna. Manifestasi pigmentasi rongga mulut cukup bervariasi dari makula fokal hingga tumor yang menyebar luas. Warna, durasi, lokasi, jumlah, distribusi, ukuran dan bentuk lesi merupakan bahan diagnostik yang penting. Pengertian tentang berbagai jenis obat dan logam berat yang dapat berkontribusi pada pigmentasi oral dan perioral penting untuk evaluasi, diagnosis dan manajemen pasien yang tepat1. Mukosa mulut tidak berwarna seragam. Warnanya bervariasi tergantung kondisi fisiologis dan patologis yang berbeda. Pigmentasi fisiologis sering terjadi pada orang Asia, Afrika dan orang-orang Mediterania. Perubahan warna mukosa mulut bisa karena akumulasi satu atau lebih pigmen di jaringan. Pigmen yang terkait dengan perubahan warna mukosa diklasifikasikan sebagai endogen (misalnya melanin dan pigmen yang berhubungan dengan darah) dan eksogen (misalnya logam dan pigmen terkait obat). Lesi terkait melanin adalah pigmentasi yang paling umum terjadi yaitu nevi melanositik jinak atau neoplasma yang sangat agresif sebagai melanoma mukosa. Pigmentasi terkait melanin jinak pada mukosa mulut termasuk pigmentasi ras, makula melanotik, melanositik oral, nevi (OMNs), melanoacanthoma, pigmentasi pasca inflamasi dan



6



melanosis perokok. Beberapa penyakit sistemik seperti sindrom Peutz – Jeghers, Laugier – Hunziker serta penyakit Addison ditandai dengan adanya lesi melanin jinak pada mulut dan jaringan perioral2. Pigmentasi non-melanin disebabkan oleh entitas yang berhubungan dengan darah (bilirubin dan biliverdin, zat besi yang mengandung feritin dan hemosiderin dan pigmen logam (misal perak, emas, timbal dan merkuri). Yang paling sering terjadi adalah pigmentasi amalgam (tato amalgam). Beberapa obat-obatan dilaporkan dapat menyebabkan perubahan warna mukosa melalui pengendapan langsung pada permukaan mulut, akumulasi lokal karena obat-obatan sistemik, stimulasi jalur terkait melanin dan metabolisme bakteri2. Penting untuk melakukan pemeriksaan tubuh secara menyeluruh untuk mempelajari riwayat medis dan riwayat operasi sebelumnya untuk menentukan adanya lesi atipikal, tidak stabil atau keganasan. Demikian pula riwayat oral keluarga yang positif pigmentasi atau penyakit sistemik keturunan sangat penting dalam evaluasi pasien secara keseluruhan. Pemeriksaan klinis dilakukan menggunakan kaca mulut di bawah pencahayaan alami. Pemeriksaan mulut dimulai dengan evaluasi pigmentasi kulit wajah, terutama daerah perioral, diikuti oleh batas vermilion labial dan permukaan mukosa, persimpangan mukogingiva serta gingiva cekat2. II.1.2 Klasifikasi Pigmentasi oral dan perioral dapat berawal dari fisiologis atau patologis. Pigmentasi fisiologis biasanya berwarna coklat. Namun, dalam perjalanan penyakit, jaringan mukosa dan perioral dapat mengalami berbagai perubahan warna, termasuk coklat, biru, abu-abu, dan hitam. Perubahan warna ini sering dikaitkan dengan deposisi, produksi, atau peningkatan akumulasi berbagai zat berpigmen endogen atau eksogen. Namun, meskipun suatu daerah mungkin tampak berpigmen, perubahan warna tersebut mungkin tidak terkait dengan pigmen sebenarnya



7



melainkan pengendapan atau akumulasi bahan organik atau anorganik, termasuk berbagai logam dan metabolit obat3. Hemoglobin, hemosiderin, dan melanin adalah sumber endogen yang paling umum pada perubahan warna mukosa (Tabel 1). Kumpulan hemoglobin atau hemosiderin submukosa, yang diproduksi dari lisisnya sel darah merah, dapat menghasilkan penampakan warna merah, biru, atau coklat. Sebaliknya, melanin yang disintesis oleh melanosit, tampak coklat, biru, atau hitam, hal ini bergantung pada jumlah melanin dan lokasinya di dalam jaringan (contohnya superfisial atau dalam). Lesi pigmentasi yang berasal dari eksogen disimpan secara traumatis langsung ke jaringan submukosa (Tabel 2). Dalam beberapa kasus, zat dapat tertelan, diserap, dan didistribusikan secara hematogen, untuk diendapkan di jaringan ikat, terutama di daerah yang mengalami peradangan kronis, seperti gingiva. Dalam kasus lain, zat yang tertelan ini sebenarnya dapat merangsang produksi melanin, sehingga mempercepat perubahan warna. Kromogenik bakteri juga dapat menghasilkan pigmentasi rongga mulut, biasanya terjadi dalam perubahan warna pada permukaan lidah. Pigmen eksogen juga dapat disebabkan oleh makanan, minuman, dan penganan3.



Tabel 3.1. Penyebab endogen pada diskolorasi oral dan perioral Sumber Vaskular Hemoragi ekstravasasi



Etiologi Tumbuh kembang, hamartomatous, neoplasma, genetik, autoimun Trauma, idiopatik, genetik, inflamasi, autoimun



Melanin



Fisiologis, tumbuh kembang, idiopatik, neoplastik, reaktif, obat-obatan, hormon, genetik, autoimun, infeksi



Bilirubin



Trauma, alkohol, infeksi, neoplasma, genetik, autoimun



Lesi yang berhubungan, kondisi atau penyakitnya Varix, hemangioma, limfangioma, angiosarkoma, Kaposi sarkoma, sindrom CREST Hematoma, ekimosis, purpura, petekie, vaskulitis, hemokromatosis Makula melanosis, ephelis, lentigo, nevus melanositis, melanoma jinak, pigmentasi fisiologis, pigmentasi (akibat klorokuin, lichen planus, Laugier-Hunziker), smoker’s melanosis, fibrosis submukosa oral, penyakit Peutz-Jeghers, kekurangan adrenal, sindrom Cushing, HIV/AIDS Jaundice



8



Tabel 3.2. Penyebab eksogen pada diskolorasi oral dan perioral Sumber Logam Grafir/tinta Bakteri Kompleks obat Derivat tanaman



Etiologi Iatrogenik, obat-obatan, lingkungan Trauma, suku adat Kebersihan mulut buruk, antibiotik Obat-obatan Suku adat



Lesi yang berhubungan, kondisi atau penyakitnya Amalgam tattoo, krisiasis, black tongue, pigmentasi logam berat Tato grafir Hairy tongue Pigmentasi akibat minocyline Tato ornamental, orange mouth



Gambar 2.1 Kalasifikasi lesi focal pigmentation (Greenberg, dkk, 2008) 3.2 Oral Melanotic Maqule 3.2.1 Etiologi Lesi makula melanosis adalah lesi yang unik, jinak, perpigmen yang tidak diketahui penyebabnya. Melanosis adalah lesi oral yang paling umum dari sala melanosistik. Meskipun etiologi tetap sulit di tetapkan, trauma bisa menjadi salah satu faktor.3



9



3.2.2 Gambaran Klinis Makula melanosis ini berkembang lebih sering pada wanita, biasanya di bibir bawah (labial melanotic macule) dan gingiva. Lesi dapat



berkembang pada



semua usia, namun



cenderung di masa dewasa. Ukuran lesi cenderung kecil (