MAKALAH KEL 9 EVABEL Instrumen Non Tes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Instrumen Non Tes”



OLEH KELOMPOK 9 : Dina Aulia azwan



(17029060)



Nadya Amalia



(17029058)



Maichia Meimolly Viodelf



(17029158)



Pembimbing, Khairani, S.Pd., M.Pd.



PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Evalusi Pembelajaran Matematika dengan judul “Instrumen Non Tes”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat teselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.



Padang, 28 September 2019



Kelompok 9



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan bahan kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan itu, tujuan menempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa diharapkan tujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk memudahkan guru dalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan oleh perubahan perilakunya. Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai oleh alat-alat non test atau bukan test. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut Hasyim (1997;9) ”penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa-siswa secara langsung dengan tugastugas yang riil”. Adapun menurut Sudjana (1986;67), kelebihan non test dari test adalah sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung. Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan proses belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan hanya menggunakan test, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa busur, tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis ternyata cara menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrument nontes. Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat



mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masingmasing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.



1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Apa pengertian instrument non tes ? 2. Apa jenis-jenis dari instrument non tes? 3. Bagaimana validitas dan reabilitas angket ?



1.3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian instrument non tes ? 2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari instrument non tes? 3. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket ?



BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pengertian Teknik Non-Tes Instrumen non tes berarti tehnik penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasihasil belajar peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamtan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (Questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumendokumen (documentary analysis). Teknik non tes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajara peserta didik dari segi ranah sikap hidup (Affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sebagaimana yang telah di kemukakan sebelum ini, lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didikdari segi ranah prose berpikirnya (cognitive domain). 2.2.Jenis-Jenis Teknik Non-Tes Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi: a) Pengamatan (observation) Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 



Tujuan utama observasi antara lain : 1) Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan 2) Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill) 3) Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.



Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya 







Karakteristik Observasi 



Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.







Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.







Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.







Praktis penggunaannya.



Pembagian Observasi Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua



jenis, yaitu: 1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas. 2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak



dibatasi



oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri. Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu: 1) Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki. 2) Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu. 3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. 



Kelebihan Dan Kekurangan Observasi



Menurut Arifin (2009) Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain: Kelebihan 1) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.



2) Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan. 3) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi. 4) Tidak terikat dengan laporan pribadi. Kekurangan 1) Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri. 2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati. 3) Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh. 



Pedoman Penyusunan Observasi Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin (2009) adalah



sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan observasi 2) Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi 3) Menyusun pedoman observasi 4) Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran 5) Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi 6) Merefisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba 7) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung 8) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi Berikut ini contoh format observasi



Nama Sekolah



: ………………



Mata Pelajaran



: ………………



Bahan Kajian



: ………………



Nama Guru : ………….. Hari/tanggal : …………… Pukul



: …………………



A. Tujuan Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukut kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas dengan model konstad B. Petunjuk 1) Objek penilaian adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas 2) Bapak/ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara member tanda cek (√) pada lajur yang tersedia 3) Makna angka penilaian adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik)



No



Aspek yang diamati/penilaian



I.



Fase Persiapan Mental a.



Menyampaikan secara lisan hasil belajar dan indikator ketercapaian hasil belajar dan jika perlu member penjelasan b. Memotivasi mahasiswa dengan cara member informasi tentang pentingnya mengenal manfaat bahan kajian untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lainnya maupun kehidupan sehari-hari c. Memberitahukan beberapa pokok materi yang perlu dipahami mahasiswa yaitu pengetahuan prasyarat yang diaktifkan dan bagaimana mahasiswa dapat menggunakan pemahaman itu untuk mencapai hasil belajar II. Fase Advance Organizer a. 1. 2.



b.



III. a. 1. 2. b.



c.



Mengaktifkan pengetahuan prasyarat mahasiswa dengan cara : Mempersilahkan mahasiswa membaca bagian tertentu buku mahasiswa Melakukan komunikasi interaktif dengan mahasiswa. Materi inti dalam komunikasi interaktif ini termuat dalam lembar Advance Organizer (LAO) Mengaktifkan pola berpikir mahasiswa agar lebih terfokus pada bagaimana mengonstruksikan pengetahuan baru. Fase Konstruksi Pengetahuan Baru Penyampaian masalah dalam wujud tertulis kepada mahasiswa dengan cara : Menyerahkan LKS dan memberi penjelasan tentang bekerja dengan LKS tersebut Mempersilahkan mahasiswa membuka buku mahasiswa pada bagian tertentu Memberi kesempatan pada mahasiswa utnuk menyelidiki masalah dengan cara mempersilahkan mahasiswa membaca LKS yang sudah diberikan. Dosen memantau mahasiswa yang sedang menyelidiki masalah Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memecahkan masalah dengan mengisi LKS, selanjutnya dosen berkeliling kelas memantau aktifitas mahasiswa dan jika perlu member masukan kepada mahasiswa secara individu. Dalam hal ini dosen tidak



Skala Penilaian 1



2



3



4



d. 1. 2.



3. IV



memberikan jawaban kepada mahasiswa tetapi dosen mengiuti jawaban mahasiswa. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan klarifikasi ide dengan cara: Mempersilahkan mahasiswa duduk dengan formasi kelompok Mempersilahkan mahasiswa berdisukusi dalan kelompoknya tentang hasil yang dicapai dalam mengisi LKS. Mengikuti diskusi mahasiswa dan member masukan berdasarkan jawaban mahasiswa Mempersilahkan wakil dua kelompok yang dipilih secara acak untuk mempresentasikan hasil disukusi Fase Penguatan Kognitif Baru



Menguji gagasan baru yang dikonstruksikan mahasiswa dengan cara : a. Memersilahkan mahasiswa mengerjakan soal tantangan yang sudah ditentukan dalam RP dan memantau pekerjaan mahasiswa b. Membahas bersama mahasiswa soal yang tidak dapat dipecahkan oleh kebayakan mahasiswa c. Melakukan penarikan kesimpulan menyeluruh tentang pelajaran pada tatap muka ini V Pengelolaan Waktu VI a. b.



Pengamatan suasana kelas : Siswa antusias Guru antusias



……………….,………………………… Pengamat/ Penilai



…………………………………..



b) Wawancara (Interview) Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri (2008) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang diwancarai.



Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi). 



Pembagian Wawancara



Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam evaluasi, yaitu: 1) Wawancara terpimpin (guided interview) Yaitu biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. 2) Wawancara Tidak Terpimpin (Un-Guided Interview) Biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (nonsystematic interview) atau wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara bebas, pewancara selaku evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu, mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya. Hanya saja pada saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini evaluator akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia itu dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil wawancara itu dicatat seketika. 



Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan evaluator



dalam pelaksanaan wawancara antara lain ; evaluator harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi yang disampaikan oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat ditangkap dengan baik. Selain itu evaluator harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi. Kadang kala banyak evaluator yang tidak dapat meredam egonya sehingga unsur subyektivitas muncul pada saat menganalisis hasil wawancara yang telah dilaksanakan. 



Tujuan wawancara Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :



1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.



2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu. 



Kelebihan Dan Kekurangan Berbeda dengan observasi, wawancara memiliki kelebihan antara lain ;



1) dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu 2) mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber 3) Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula 4) Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan 5) Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail. Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain : 1) memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya 2) dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara.



Contoh pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilaksanakan pada saat wawancara: Pertanyaan-pertanyaan : 1) Apakah mahasiswa mengalami kesulitan memahami petunjtuk baik arahan dari dosen atau petunjuk dari dalam LKS? ……………………………………………………………………………. 1) Pada saat mengalami kesulitan apakah mahasiswa berusaha betanya kepada teman lain atau kepada dosen? …………………………………………………………………………… 2) Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan mahasiswa agar dapat memahami materi pelajaran? …………………………………………………………………………… 3) Apakah mahasiswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas? …………………………………………………………………………… 4) Apakah mahasiswa selalu mengerjakan tugas-tugas dari dosen? ……………………………………………………………………………



5) Apakah materi pelajaran dirasakan mahasiswa tidak ada manfaatnya dalam kehidupannya kelak? …………………………………………………………………………… 6) Apakah mahasiswa di luar jam ataupun di rumah berusaha belajar dengan teman yang lain? …………………………………………………………………………… 7) Apakah menurut mahasiswa lingkunga di sekolah (di dalam dan di luar kelas) kondusif untuk belajar? …………………………………………………………………………… 8) Apakah orang tua mahasiswa di rumah menyuruh untuk belajar? …………………………………………………………………………… 9) Apakah mahasiswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya? ……………………………………………………………………………



c) Kuesioner (Angket) Angket merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data, informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Pembagiannya dibedakan menjadi dua, yaitu pembagian kuesioner berdasarkan siapa yang menjawab, dan pembagian berdasarkan cara menjawab. Ditinjau dari responden yang menjawab, maka angket dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 



Angket Langsung Disebut angket langsung apabila angket dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang



akan dimintai jawaban tentang dirinya. 



Angket Tidak Langsung Angket diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangan tentang dirinya. Berikut ini



merupakan langkah-langkah menyusun angket. 1) Merumuskan tujuan 2) Merumuskan kegiatan 3) Menyusun langkah-langkah



4) Menyusun kisi-kisi 5) Menyusun panduan angket 6) Menyusun alat penilaian Contoh : ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN Mata Pelajaran



:……………



Kelas/ Semester



:……………



Hari/tanggal



: ……………



Petunjuk : 1. Pada angket ini terdapat 5 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya. 2. Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu. 3. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain. 4. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih. Keterangan pilihan jawaban: 1. = sangat tidak setuju 2. = tidak setuju 3. = ragu-ragu 4. = setuju 5. = sangat setuju N O 1.



Pertanyaan



2.



Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan standar keberhasilan yang sempurna Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain yang saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang diterima oleh siswa lain



3.



Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan banyak kepuasan kepada saya



4.



Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin tahunya terhadap materi pelajaran



5.



Saya senang aktif dalam pembelajaran ini



Pilihan Jawaban 1 2 3 4



5







Tujuan kuesioner/ angket Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :



1) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran matematika. 2) Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu. 3) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar. 4) Membantu anak yang lemah dalam belajar. 5) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. 



Jenis kuesioner Jenis-jenis kuesioner (menurut Yusuf , dalam Artiatiu, 2010)



a. Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu: 1) Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll. 2) Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar. 3) Pertanyaan



informasi



adalah



apabila



melalui



instrument



itu



guru



ingin



mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta. 4) Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang dinilai. b. Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu : 1) Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan. 2) Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri 3) Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan alternative, diberi juga kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan. c. Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu : 1) Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh individu yang akan diminta keterangannya.



2) Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain, (orang yang tidak diminta keterangannya). 



Kelebihan dan kekurangan Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan angket sebagai instrument evaluasi,



diantaranya yaitu: 1) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat. 2) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama 3) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan Sedangkan kelemahan angket, antara lain: 1) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali 2) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail. 3) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya. d) Riwayat Hidup Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagaibahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai. Evaluasi cara ini mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya (Sudijono : 2009). Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta



e) Studi kasus Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru menjawab tiga percayaan inti dalam studi kasus, yaitu: 1) Mengapa kasus tersebut bisa terjadi? 2) Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut? 3) Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan? Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya. 



Kelebihan dan kekurangan Seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan



kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan. f) Portofolio Pengertian Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Portofolio dapat digunakan untuk menggambarkan mutu kinerja siswa yang ingin di evaluasi. Dibidang pendidikan portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan data kinerja siswa. Secara definitif, fortofolio menurut Johnson dan Johnson (2002) dapat diartikan sebagai pengumpulan data secara terorganisasi yang dilakukan dalam periode waktu tertentu atas siswa atau perkembangan program kelompok mahasiswa, pencapaian keterampilan atau sikap.



Portofolio dapat berupa sekumpulan file yang terdiri atas topik pilihan tugas atau pekerjaan yang telah dan akan diselesaikan siswa dalam satu semester, satu tahun atau sejak masuk sampai selesai menjadi siswa atau mahasiswa, tergantung tujuan penggunaan portofolio tersebut. Alat ini juga dapat menggambarkan kinerja siswa dalam satu atau beberapa mata peajaran atau bahkan semua mata pelajaran yang telah dicapainya. Dilihat dari siapa sasarannya, portofolio dapat bervariasi misalnya untuk satu orang siswa maupun satu group siswa untuk satu orang portofolio. Di samping itu, portofolio dapat juga disimpan dalam map guru, dalam note book, kotak atau dalam CD. Apa isi fortofolio? Pada prinsipnya, portofolio juga dapat berisi bermacam-macam informasi, misalnya untuk keperluan menyimpan data sekolah, maka dapat berisi semua mata pelajaran, atau bahkan semua nilai rapor siswa selama belajar disekolah tersebut. Mengapa portofolio sampai sekarang masih banyak digunakan, diantara jawabannya dapat dilihat sebagai berikut : 1) Portofolio dapat memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengarahkan potensi belajar mereka sesuai dengan kemampuan 2) Menentukan tingkat pencapaian hasil belajar 3) Mengetahui perkembangan usaha belajar siswa 4) Portofolio dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas kurikulum dan instruksional Kegunaan portofolio sebenarnya masih banyak sekali sehingga para guru atau para administrator dapat mengembangkannya sesuai dengan bidang keahlian dan tujuan mereka. Langkah-langkah menyusun instrumen non-tes portofolio 1) Menetapkan tujuan portofolio 2) Menetapkan prosedur pengembangan portofolio 3) Melakukan tugas dan menyusun portofolio 4) Merangkum dan melaporkan 5) Mengadakan proses evaluasi Contoh Portofolio Nama : …………………… Standar Kompetensi 7. Memahami ketergantungan ekosistem.



Kompetensi Dasar



Kelas/No. : ........ / ........... Indikator



saling 7.2 Mengidentifikasi Membuat tulisan (Majalah dalam pentingnya dinding, “leaflet”, artikel) keanekaragaman mahluk beserta foto/gambarnya, hidup dalam pelestarian memperkenalkan jenis, bentuk,



ekosistem.



dan manfaat tumbuhan/hewan langka yang dilindungi. Mendeskripsikan usahausaha yang dapat dilakukan manusia untuk pelestarian keanekaragaman hayati



Tugas Portofolio: Menulis sebuah artikel yang berkaitan dengan sains. Misalnya, membuat artikel singkat mengenai jenis-jenis tumbuhan dan hewan langka yang dilindungi, dengan melengkapkan bentuk/ciri khusus dan manfaat tiap jenis tumbuhan atau hewan langka ini. Tuliskan pula cara atau langkah perlindungan dan pelestarian yang dilakukan pemerintah terhadap hewan dan tumbuhan langka. 2. Buat laporan untuk kegiatan ini beserta: Bukti referensi (copy, printed/repro) Jadwal pelaksanaan kegiatan pengumpulan Data pengumpulan etiket (hari, tanggal, tempat pengambilan, dan sebagainya) Lain-lain yang dianggap penting untuk disertakan sebagai bukti/informasi. 3. Laporan dikumpulkan paling lambat minggu ke-4 bulan April 2008.



Jadwal kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan kelompok siswa untuk: (1) memonitor pelaksanaan kegiatan; (2) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan) No



Kegiatan



Maret (minggu ke) 3 4 X X X



April (minggu ke) Keterangan 1



2



1 2 3



Mendapat tugas Merencanakan kegiatan Monitoring ke 1



4



Monitoring ke 2



X



5



X



6



Pengecekan kelengkapan data dan bukti Penyusunan laporan



7



Penjilidan laporan



3



4



Melaporkan pengumpulan pertama. Melaporkan pengumpulan pertama.



x x



hasil tahap hasil tahap



8



Penyerahan laporan



x



Penilaian: Nama siswa



: …………………



Tanggal



: …………………



Kelas/No. : …………. / …………



No Aspek yang Dinilai



Portofolio ke 1 2



1. Latar Belakang Masalah/ pendahuluan 2. Kajian Pustaka 3. Ketajaman pembahasan/ analisis 4. Penyimpulan/penutup 5. Tata tulis dan bahasa Skor Total Keterangan: *) Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah: 1) Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian: 



Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut/redaksinya benar (2,5)







Menunjukkan pentingnya masalah (7,5)



1. Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian: 



Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5)







Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan (5)







Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2)







Cara penulisannya benar (3)



2. Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian: 



Mampu menafsirkan / menganalisis data yang ada (10)







Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi (10)







relevan dengan tujuan (5)



3. Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian: 



Relevan dengan permasalahan/tujuan (2,5)







Relevan dengan data dan pembahasannya (7,5)



4. Tata tulis dan Bahasa 



Tata tulis benar (15)







Bahasa menggunakan bahasa Indonesia Baku (10) (Total skor (maksimum) 90)



3



Nama : Kelas : Isi dari portofolio :



Guru : Tanggal :



Kompetensi yang berkembang :



Komentar Guru : Tanda tangan guru



Lembar Penilaian Diri Nama : Kelas : Sejauh ini saya belajar banyak tentang :



Mata Pelajaran : Tanggal :



Saya ingin tahu lebih banyak tentang : Besok saya akan belajar : Saya senang belajar dengan cara : Saya sulit memahami : Di kelas saya termasuk :



Mengetahui Orang Tua/Wali



Tanda tangan dan nama siswa



..................................................



..................................................



2.3.Validitas Dan Realibtas Non-Tes Pedoman observasi, merupakan alat yang harus ada pada saat pengamat akan melakukan pengamatan/observasi, pedoman ini dapat berbentuk



bebas (tidak perlu ada



jawaban), apabila menggunakan pedoman yang terstuktur, tetapkan kemungkinan jawaban



serta indikator-indikator yang harus diamati agar dapat dijadikan penggangan bagi pengamat pada saat melakukan pengamatan/observasi. Pedoman wawancara, merupakan alat yang harus ada pada saat berlangsung percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara. Pedoman ini bisa berbentuk bebas dan berstruktur, bentuk bebas yaitu pedoman yang tidak disertaidengan kemungkinan jawaban sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya, kelebihannya ialah informasi lebih padat dan lengkap, pewawancara harus berkerja keras dalam menganalisis jawaban siswa yang beraneka ragam. Angket/Kuesioner, merupakan alat tertulis penilaian non-tes yang berupa serangkaian pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab responden. Kelebihan kuesioner adalah ialah sifatnya yang praktis, hemat, waktu, tenaga, dan biaya. Cara penyampaian kuesiner dapat langsung disampaikan kepada yang bersangkutan ataun disampaikan melalui pihak lain (Via pos). bentuk kuesioner ada macamnya, yaitu : kuesioner



terbuka dan berstruktur,



penjelasannya hampir sama dengan bentuk pedoman wawancara. Catatan anekdot, merupakan alat penilaian yang dapat digunakan saat guru melakukan observasi. Guru bisa mencatat apa ssja mengenai siswa yang sedang ada pengamatannya, cacatan ini dilaksanakan dengan tidak formal, lebih bersifat melengkapai data/informasi yang telah ada. Terdapat dua bentuk anekdot, yaitu catatan anekdot deskripsi, mencatat apa adanya yang diamati dan acatatan anekdot interpretative, catatan yang kemudian diberikan tafsiran/ interpretasi oleh yang mengamati. Inventory, atau dapat juga disebut inventaris, sebagai alat penilaian non-tes, merupakan suatu daftar yang lengkap, yang merupakan iventarisasi keterangan-keterangan yang diperlukan mengenai siswa, untuk keperluan ini disusun sebuah daftar yang harus diisi oleh siswa isi daftar ini antara lain sosiometri, sosiometri tidak dipergunakan untuk memperoleh data mengenai siswa sebagai individu, tetapi untuk memperoleh data yang menggambarkan mengenai hubungan social diantara siswa dalam satu kelas. Dengan teknik sosiometri dapat diketahui misalnya siswa yang terisolasisiswa yang paling disenangi oleh teman-temannya, siswa yang akrab dengan beberapa temanya saja dan sebagainya. Skala penilaian, skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang/siswa terhadap objek, peristiwa atau nilai/value tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap yaitu mendukung (positif), menolak (negatif) netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berprilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya. Ada tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi berekanaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya. Afeksi



berkenanaan dengan perasaan dalam menanggapi objek/stimulus tersebut. sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu , misalnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, sikap siswa terhadap kinerja guru, sikap siswa terhadap kegiatan ektra kulikuler dan sebagainya. Skala sikap dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernytaan itu didukung atau ditolaknya melalui rentannya nilai tertentu, dua katagori pernyataan yaitu, penytaan positif dan pernyataan negtaif, skor untuk pernyataan positif berbalik untuk skor pernyataan negtaif. Contoh : Pernyataan sikap Pernyataan positif Pernyataan negatif



Sangat setuju



Setuju



Tidak punya pilihan



Tidak setuju



Sangat tidak setuju



5



4



3



2



1



1



2



3



4



5



Buku pribadi, buku pribadi cummulaitive Record, merupakn buku yang berisi catatancatatan keterangan yang lengkap mengenai seseorang siswa. Ini merupkan kumpulan keterangan untuk seorang siwa yang himpun sejak ia masuk sekolah. Isi buku pribadi antar lain adalah keterangan pribadi (nama tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, tempat tinggal, nama dan pekerjaan orang tua, tanggal masuk sekolah), keterangan akademik (raport, hasl tes intelagasi, hasil kegiatan ektrakulikuler, prestasi yang pernanh diraih, hasil tes dan bakat minat), keterangan keluarga (pekerjaan orang tua, jumlah,saudara, pendidikan oaring tua, status sosial keluarga, keadaan lingkungan dan suasana keluarga), keterangan lain-lain (hasil observasi, wawancra, kunjungan rumah, hasil sosiometri, hasil pemekrisaan kesehatan dan lain-lain. Raport, buku laporan pendidikan, merupakan alat penilaian non-tes yang berisi mengenai hasil dan kemajuan hasil prestasi belajar siswa yang harus diketahui orangtua dan berfungsi juga sebagai data dokumentasi, yang sewaktu-waktu bisa dipergunakan. Penyetoran tes lisan, penyetoran tes lisan sama dengan penyetoran tes uraian, namun dalam tes lisan, penyetorannya dapat dilakukan lebih akurat karena ada kesempatan untuk melakukan pengecekan jawaban testi, agar penyetoran dalam tes lisan dapat dilakukan secara cermat, perhatikan hal-hal berikut : gunakan pedoman penyetoran, penyetoran dilakukan segera setelah testi selesai menjawab setiap pernyataan/soal, peneyetoran semata-mata diberikan pada mutu jawaban testi. Contoh Pedoman Penyetoran Tes Lisan. Bidang studi :……………………………



No



Nama Testi



: …………………………..



Kelas



:……………………………...



Tanggal



:……………………………..



Pokok Pertanyaan



Pokok jawaban Pokok jawaban Skor yang diharapkan testi



Keterangan



Penyetoran hasil tindakan, penyetoran tes tindakan didasarkan pada sejumlah mana keterampilan dan ketepatan testi meragakan tindakan/kegiatan sesuai dengan petunjuk/soal. Penguji harus memiliki jawaban operasional mengenai keterampilan yang diharapkan para penguji harus mengetahui pola penampilan yang seharusnya. Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam pemberian skor adalah kecepatan penampilan, ketepatan cara melakukan, ketelitian keterampilan menggunakan alat, kesesuaian dengan petunjuk/intruksi. Dalam proses penyetoran, sebaiknya menggunakan pedoman pengamatan (pedoman penyetoran), skor akhir sama dengan rata-rata skor setiap pengamat (apabila pengamat/penguji lebih dari satu orang).



Contoh Pedoman Pengamatan Tes Tindakan Bidang Studi :……………….



No







Nama Testi



:……………….



Kelas



:……………….



Tanggal



: ……………….



Aspek prilaku yang diamati



Skor



Keterangan



CARA MENGHITUNG VALIDITAS INSTRUMEN NON TES



Pengujian Validitas Butir Untuk Instrument Non Tes Teknik statistik untuk pengujian menggunakan Rumus Korelasi Product Momen Pearson antara skor butir dengan skor total.



𝒏 ∑ 𝒙𝒚−(∑ 𝒙) (∑ 𝒚)



rhitung= √{𝒏 ∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙)𝟐}{𝒏 ∑ 𝒚𝟐 −(∑ 𝒚)𝟐 rhitung = koefisien korelasi skor butir pertanyaan angket dengan skor total n = jumlah responden X = skorbutir Y = skor total



No. Skorbutir resp. 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 rhitun g



rtabel



Hasi luji vari ans



4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 0, 60 1 0, 44 4 Va lid 0, 16 8



3



4



5



6



7



8



9



10



3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 0,57 8



4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 0,31 9



3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 0,57 4



2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 0,48 0



3 4 3 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 2 2 1 4 3 3 0,74 1



4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 0,47 1



1 4 2 1 4 1 1 1 2 2 4 4 3 3 4 1 2 1 2 1 0,55 9



4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0,67 7



4 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 0,66 2



0,44 4



0,44 4



0,44 4



0,44 4



0,44 4



0,44 4



0,44 4



0,44 4



0,44 4



valid



drop



valid



valid



valid



valid



valid



valid



valid



0,26 1



0,56 8



0,83 2



0,53 7



1,53 7



0,13 4



0,45 0



0,22 1



Skor total uji val id 32 28 38 34 28 25 28 26 40 36 32 28 32 30 37 33 28 24 36 32 39 35 38 35 34 30 35 32 35 31 31 27 29 25 37 33 34 30 33 29



Varians: 13,082



Pengujian Validitas Kuesioner Non Tes Dengan menggunakan rumus alpha Cronbah



rtt =



𝑚 𝑚−1



{1 −



𝑉𝑥 𝑉𝑡



}



rtt : koefisien reliabilitas m: jumlah butir soal yang valid Vx:jumlah varian skor butir valid Vt:varian skor total butir valid



Contoh Table Pengujian Validitas Butir No.



SkorButir



SkorTotal



Resp.



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



Uji



Valid



01



4



3



4



3



2



3



4



1



4



4



32



28



02



4



4



4



3



4



4



3



4



4



4



38



34



03



3



3



3



3



3



3



3



2



3



2



28



25



04



3



3



2



3



3



3



4



1



3



3



28



26



05



4



4



4



4



4



4



4



4



4



4



40



36



06



4



4



4



3



4



2



3



1



4



3



32



28



07



4



4



4



4



4



3



3



1



4



3



34



30



08



4



4



4



4



4



4



4



1



4



4



37



33



09



3



3



4



3



4



2



2



2



3



2



28



24



10



4



4



4



3



4



4



3



2



4



4



36



32



11



4



4



4



4



4



4



4



4



4



3



39



35



12



4



4



3



4



4



4



3



4



4



4



38



35



13



4



3



4



3



3



3



4



3



4



3



34



30



14



4



4



3



4



3



4



3



3



4



3



35



32



15



4



4



4



4



2



2



4



4



4



3



35



31



16



4



4



4



4



3



2



2



1



4



3



31



27



17



4



4



4



3



2



1



2



2



4



3



29



25



18



4



4



4



4



4



4



4



1



4



4



37



33



19



3



3



4



3



4



3



4



2



4



4



34



30



20



4



4



4



3



3



3



3



1



4



4



Rhitung



0,601 0,578 0,319 0,574 0,480 0,741 0,471 0,559 0,677 0,662 Varians=13,082



Rtabel



0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444



HasilUji



valid valid drop valid Valid valid valid valid valid valid



Varians



0,168 0,221



0,261 0,568 0,832 0,537 1,537 0,134 0,450



33



29



BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam dunia pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita bisa menggunakan instrument tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik-teknik non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebihlebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya. Bentuk-bentuk instrumren evaluasi non-tes seperti pengamatan (observation), wawancara (interview), angket (questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentary) 3.2.Saran Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna walaupun telah dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan penulisan serta sifat manusia yang fitrahnya lupa dan salah, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya keritikan dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan demi kemajuan bersama.



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arifin,Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arniatiu (2010). Evaluasi Pembelajaran. Makalah Perkuliahan. Padang : Non-Publikasi. Bahri Djamarah, Saiful (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Bahri Djamarah, Saiful (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudijono,Anas (2009) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Fuadi,



Athok.



Sistem



Pengembangan



Evaluasi.



(Ponorogo



Press,



2006).



Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sukardi. Sumiati



2008. Evaluasi dan



Asra.



Pendidikan.



2007. Metode



Jakarta:



Pembelajaran.



PT



Bandung:



Bumi CV.



Wacana



Aksara Prima



Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, PT Remaja Rosdakarya :1 Widoyoko,S. Eko Putra (2009) Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik



dan



Calon



Didik,



Yogyakarta:



Pustaka



Belajar