Makalah Kel.4 (Sistem Integumen) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah ‘’SISTEM INTEGUMEN” (Dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Anfisma yang diampu oleh Dr. Margaretha Solang, M.S.i)



Di Susun Oleh KELOMPOK IV 1. Rinaldi 2. Noval Tahir 3. Rinna Amelia Polihito 4. Fadilah Ilham Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Sistem Integumen“ dapat diselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudahmudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan yang maha esa. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan usaha yang telah membantu saya dalam membuat makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penyusunan makalah ini tidak akan terwujud. Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran, tenaga dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.



Gorontalo, Maret 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3 2.1 Sitem dan fungsi Integumen..................................................................3 2.2 Kelainan dan Integrasi dengan sistem lain.............................................8 BAB III PENUTUP...........................................................................................13 3.1 Kesimpulan..........................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagaisistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri ataskulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptorsaraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang luarbiasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, menghasilkanvitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuhdengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalahgaris pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalahorgan sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan,tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak,pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis). Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambutadalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut muncul dari epidermis (kulitluar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kukutumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsiutama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratinprotein yang kaya akan sulfur.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen dan fungsinya ? 2. Bagaimana kelainan dan integrasi dengan system yang lain ? 1.3 Tujuan Makalah Tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini yaitu: 1. Dapat menjelaskan sistem integumen dan fungsinya 2. Dapat menjelaskan kelainan dan integrasi dengan system yang lain



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem dan Fungsi Integumen Kulit merupakan pelindung tubuh, dimana setiap bagian tubuh luas dan tebalnya kulit berbeda. Luas kulit orang dewasa adalah 1,5 - 2 m2, sedangkan tebalnya antara 1,5 – 5 mm, bergantung pada letak kulit, umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis pada kelopak mata, penis, labium minor dan bagian medial lengan atas, sedangkan kulit tebal terdapat di telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong. Selain sebagai pelindung terhadap cedera fisik, kekeringan, zat kimia, kuman penyakit, dan radiasi, kulit juga berfungsi sebagai pengindra, pengatur suhu tubuh, dan ikut mengatur peredaran darah. Pengaturan suhu dimungkinkan oleh adanya jaringan kapiler yang luas di dermis (vasodilatasi dan vasokonstriksi), serta adanya lemak subkutan dan kelenjar keringat. Keringat yang menguap di kulit akan melepaskan panas tubuh yang dibawah ke permukaan oleh kapiler. Berkeringat ini juga menyebabkan tubuh kehilangan air (insesible water loss), yang dapat mencapai beberapa liter sehari. Faal perasa dan peraba dijalankan oleh ujung saraf sensoris, Vater Paccini, Meissner, Krause, Ruffini yang terdapat di dermis. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, dan menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Lapisan kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis (hipodermis) (Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).



a. Struktur Anatomi Kulit Kulit terdiri dari 3 lapisan utama yakni: 1. Epidermis Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada setiap bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 mm misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit, epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis (Andriyani, Triana & Juliarti, 2015). Epidermis tersusun dari beberapa lapisan seperti keratinocytes, melanocytes, sel langerhans, lymphocytes dan sel merkel (Standring, et al. 2016). Epidermis terbagi atas lima lapisan. 1) Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). 2) Stratum lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. 3) Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. 4) Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan besar berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung banyak glikogen dan inti terletak ditengahtengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng. Diantara sel terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel juga



terdapat sel langerhans. 5) Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertikal pada perbatasan dermoepidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan mitosis dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari : a) Sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel. b) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung



butiran



pigmen



(melanosomes).



Epidermis



mengandung juga : Kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah kulit, tetapi tidak terdapat diselaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta yang terbanyak ditelapak tangan. Sekretnya cairan jernih kira-kira 99 persen mengandung klorida,asam laktat,nitrogen dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut, terdapat di ketiak, daerah anogenital, papilla mamma dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di manus, plantar pedis, dan dorsum pedis. Terdapat banyak di kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.



2. Dermis Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars retucularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus. Dibawah epidermis terdapat lapisan dermis dimana merupakan jaringan iregular yang menghubungkan serat-serat kolagen dan terdiri dari lapisan elastis yang terbentuk dari glycosaminoglycans, glicoprotein dan cairan. Dermis juga mengandung saraf, pembuluh darah, jaringan lymphatics dan epidermal. Manfaat dari dermis yakni mempertahankan keelastisan kulit dengan mengatur jaringan kolagen dan lapisan elastisnya. Dermis tersusun dari 2 lapisan yakni lapisan papilari (membuat mekanisme anchorage, mendukung metabolisme dan mempertahankan kerusakan pada epidermis, juga menjaga sistem saraf dan pembuluh darah), dan lapisan retikular (menentukan bentuk dari kulit) (Standring, et al. 2016). Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :  Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.  Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.



3. Hypodermis Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah dan limfe, kandungan rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringan. Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi. Lapisan terakhir yakni hipodermis yang merupakan lapisan penghubung beberapa jaringan yang tebal yang berhubungan dengan lapisan terakhir dari dermis. Jaringan adiposa yang biasannya terletak antara dermis dan otot-otot pada tubuh (Standring, et al. 2016). Jaringan ikat bawah kulit tersebut berada dibawah dermis. Jaringan tersebut tidak mempunyai pembatas yang jelas dengan dermis,ialah sebagai patokan didalam batasannya ialah mulainya terdapat suatu sel lemak. di lapisan kulit tersebut banyak terdapat lemak. Fungsi dari lapisan lemak ialah untuk dapat melindungi tubuh dari benturan, ialah sebagai sumber energi cadangan serta juga menahan panas tubuh. Subkutis Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.



b. Fisiologi Kulit Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari. 2. Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi. 3. Pengatur panas atau thermoregulasi Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruk pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi oleh saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat. 4. Pengeluaran (ekskresi)



Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjarkelenjar keringat yang



dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium



dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari. 5. Penyimpanan Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak. 6. Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya. 7. Penunjang penampilan Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut. 2.2 Kelainan dan Integrasi Dengan System Lain a. Kelainan Penyakit kulit merupakan masalah yang kompleks. Faktor yang mempengaruhi penyakit kulit di antaranya adalah faktor kebersihan, daya tahan tubuh (imunitas), kebiasaan, atau perilaku sehari-hari (makanan, pergaulan, atau pola hubungan) seksual, faktor fisik, bahan kimia, mikrobiologi, serta faktor lingkungan. Masalah pada sistem integumen banyak macamnya, beberapa masalah dapat disebabkan oleh infeksi virus (misal herpes simpleks dan herpes zoster), infeksi bakteri (misal kusta), inflamasi oleh jamur (misal tinea kruris, tinea vesikolor, dan tinea pedis), atau infestasi parasit (misal skabies dan pedikulosis) (Loetfia, 2008: 9). Skabies adalah penyakit infeksi kulit menular dengan manifestasi keluhan gatal pada lesi terutama pada waktu malam hari yang disebabkan tungau



Sarcoptes scabiei var hominis.Penyakit skabies adalah penyakit kulit yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Penyakit ini disebut penyakit masyarakat karena banyaknya masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini. Skabies banyak diderita oleh masyarakat dengan hygiene yang buruk dan juga lingkungan yang padat karena disebabkan oleh parasit sejenis kutu. Kutu ini mudah sekali berpindah dari hospes satu ke hospes yang lain.



 Penyakit yang berhubungan dengan struktur anatomi kulit Meski fungsi jaringan kulit sebagai pelindung tubuh, struktur kulit bisa terganggu sehingga menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa jenis penyakit kulit yang umum terjadi, antara lain: 1) Eksim atau dermatitis Eksim atau dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang ditandai dengan peradangan, gatal-gatal, kulit kering, dan kulit kemerahan.



Peradangan yang



parah bisa membuat kulit bersisik, pecah-pecah, dan melepuh yang mengeluarkan cairan. Biasanya dermatitis dipicu oleh adanya kontak dengan zat kimia, kotoran, debu, dan lain-lain. 2) Psoriasis Psoriasis adalah kondisi peradangan kulit yang memiliki gejala ruam merah, kulit mudah terkelupas, bersisik, tebal, dan kering. Gejala psoriasis umumnya mulai muncul saat dewasa dan merupakan penyakit kambuhan. Psoriasis juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri, serta kerap muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawah. Penyebab utamanya adalah gangguan sistem kekebalan tubuh. 3) Jerawat Jerawat adalah masalah kulit yang disebabkan oleh produksi minyak berlebih (sebum) hingga pori-pori tersumbat akibat penumpukan sel-sel kulit mati dan kotoran. Awalnya, sumbatan pori-pori tersebut akan menjadi komedo. Namun, ketika terjadi peradangan pada pori-pori yang tersumbat maka timbullah jerawat. 4) Ketombe Ketombe adalah suatu kondisi yang ditandai dengan munculnya sisik pada permukaan kulit kepala. Ketombe dapat disebabkan oleh dermatitis seboroik, psoriasis, atau eksim, serta kebiasaan merawat rambut yang kurang tepat. Kondisi



ini biasanya disertai rasa gatal. Ketombe termasuk kondisi yang umum terjadi dan tidak menular ataupun berdampak serius pada kesehatan. 5) Bisul Abses kulit atau dikenal pula dengan bisul adalah suatu kondisi kulit yang ditandai dengan infeksi pada area kulit tertentu sehingga menimbulkan benjolan berisi nanah. Terkadang abses atau bisul tidak cukup diatasi dengan pemberian antibiotik saja, tetapi harus dibuka dengan cara melakukan sayatan untuk dikeluarkan nanahnya dan dikeringkan oleh dokter. 6) Kutil Kutil dapat tumbuh di kulit yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Akibatnya, sel-sel kulit jadi tumbuh lebih cepat menjadi benjolan kulit, benjolan terasa kasar, dan seringkali gatal. Penyakit kulit ini bisa hilang sendiri walau butuh waktu cukup lama. Kutil dapat dihilangkan dengan obat-obatan. 7) Biduran Biduran adalah kondisi gatal-gatal dan bentol-bentol besar kemerahan pada kulit yang muncul secara mendadak. Biduran biasanya muncul sebagai reaksi alergi. 8) Selulitis Selulitis adalah kondisi peradangan pada struktur kulit dermis dan lapisan kulit subkutan. Selulitis dapat disebabkan oleh infeksi sehingga menyebabkan rasa gatal disertai nyeri, kulit memerah dan terasa hangat. 9) Herpes Herpes adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HSV-1 atau HSV-2. Akibatnya, muncul lentingan periodik atau iritasi kulit di sekitar bibir atau area kemaluan. 10) Karsinoma sel basal Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling banyak terjadi. Jenis kanker ini awalnya muncul sebagai benjolan mirip tahi lalat di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari. Karsinoma sel basal tidak ganas dan berkembang sangat lambat. Jika cepat terdeteksi, karsinoma sel basal bisa disembuhkan. 11) Melanoma Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling berbahaya. Melanoma merupakan jenis kanker yang umum disebabkan oleh kerusakan struktur kulit manusia akibat terpapar sinar matahari. Kecuali melanoma dan bentuk kanker kulit lainnya (karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa), penyakit yang



menyerang struktur kulit biasanya tidak akan mengancam nyawa. b. Integrasi Dengan System Lain Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit meliputirambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis) (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Junqeira & Jose 1980; Sherwood, 2001).



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan materi dapat disipulkan bahwa Sistem



Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.Anatomi Sistem Integumen pada Manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis, Dermis, Skin Appendages atau /Struktur asesoris kulit dan Warna Kulit. Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga  homeostasis tubuh. Fungsifungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D. Faktor yang mempengaruhi penyakit kulit di antaranya adalah faktor kebersihan, daya tahan tubuh (imunitas), kebiasaan, atau perilaku sehari-hari (makanan, pergaulan, atau pola hubungan) seksual, faktor fisik, bahan kimia, mikrobiologi, serta faktor lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA Sunarto, dkk. 2019. Modul Ajar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Prodi Kebidanan Magetan. Poltekes Kemenkes Surabaya Andriyani, R., Triana, A. & Juliarti, W., 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish. Standring, S. 2016. Grays Anatomy. 41 st ed. Philadephia: Elsevier Limited Wahyuningsih, heni puji & Kusmiyati, Y. (2017). Anatomi Fisiologi. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia