Makalah Kelompok 1 Konsep Dasar Epid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI



MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Dasar Epidemiologi Yang dibina oleh Ibu drg. Rara Warih Gayatri, M.PH



Oleh : Elmi Nafi Lestari



(150612602351)



Rofilah Amiriyyah



(150612604887)



Salma Nabilah



(150612605394)



Tyas Ayu Putri



(150612604053)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Januari 2016



Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Epidemiologi” tepat pada waktunya, untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Epidemilogi. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan suatu modul ataupun pembahasan tentang konsep dasar epidemiologi. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu drg. Rara Warih Gayatri, M.PH selaku dosen mata kuliah Dasar Epidemiologi yang membimbing kami dan rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Akhir kata, kami mohon maaf jika makalah ini diselesaikan masih jauh dari kata sempurna. Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar makalah dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.



Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1 1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2 2.1 Definisi Epidemiologi .............................................................................. 2 2.1.1 Pengertian Menurut Para Ahli ....................................................... 2 2.1.2 Pengertian ditinjau dari Beberapa Aspek ....................................... 4 2.2 Sejarah Epidemiologi ............................................................................... 4 2.3 Tujuan Epidemiologi ................................................................................ 6 2.4 Manfaat Epidemiologi .............................................................................. 7 BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9 3.2 Saran ......................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Epi yang berarti pada atau tentang, kata demos yang berarti penduduk, dan kata logia yang berarti ilmu. Sehingga diterjemahkan menjadi ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ. Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi keberadaannya di dalam populasi dan faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.



Apakah pengertian dari epidemiologi? Bagaimana sejarah perkembangan epidemiologi? Apa tujuan dari epidemiologi? Apa manfaat dari epidemilogi?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari epidemiologi 2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan epidemiologi 3. Untuk mengetahui tujuan dari epidemiologi 4. Untuk megetahui manfaat dari epidemiologi.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Epidemiologi “Epidemiologi” berasal dari bahasa Yunai epi = pada atau tentang, demos= penduduk, dan logos = ilmu pengetahuan. Sehingga secara etimologi, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinan masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – faktor yang Mempengaruhinya). 2.1.1 Pengertian Epidemiologi Menurut Beberapa Ahli 1. Menurut WHO Studi tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan. 2. Azrul Azwar Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktorfaktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. (Effendy, 1998) 3. Greenwood ( 1934 ) Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit. (Bustan, 2002) 4. Brian Mac Mahon ( 1970 ) Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit. (Bustan, 2002) 5. Wade Hampton Frost ( 1972 ) Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal (Mass Phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (Natural History) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/ mengenai masyarakat/massa. (Bustan, 2002) 6. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia. (Bustan, 2002)



2



7. Gary D. Friedman ( 1974 ) Epidemiology is the study of disease occurance in human populations. (Bustan, 2002) 8. Abdel R. Omran ( 1974 ) Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. (Bustan, 2002) 9. Barbara Valanis Epidemiology is term derived from the greek languange ( epid = upon ; demos = people; logos = science ). (Bustan, 2002) 10. Last ( 1988 ) Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or events in specified population and the application of this study to control of problems. (Bustan, 2002) 11. Elizabeth Barrett Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases. (Bustan, 2002) 12. Hirsch ( 1883 ) Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal. 13. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution. (Bustan, 2002) 14. Robert H. Fletcher ( 1991 ) Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi. 15. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event. (Bustan, 2002) 16. Lilienfeld ( 1977 ) Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi. 17. Moris ( 1964 ) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk. (Bustan, 2002)



3



2.1.2 Pengertian Epidemiologi ditinjau dari Beberapa Aspek Budiarto dan Anggraeni (2003) dalam bukunya menjelaskan bahwa pengertian epidemiologi dapat ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masingmasing, yaitu : 1. Aspek Akademik Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosialekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. 2. Aspek Klinik Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi. 3. Aspek praktis Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum. Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan pada cara penularan, infektivitas, menghindarkan agen yang diduga sebagai penyebab, toksin atau lingkungan, dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan masyarakat. Contoh : AIDS, meskipun cara perlindungan dan pengobatan belum diketahui, tetapi telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, seperti screening pada donor darah, dan harus adanya keterangan bebas AIDS untuk dapat keluar masuk negara lain. 4. Aspek Administrasi Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2.2 Sejarah Epidemiologi Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad kesembilanbelas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiología Española (Buck et al., 1998). Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates mengemukakan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit. Dengan menggunakan Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara 4



mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya sanitasi (kebersihan). Teori Miasma terus digunakan sampai dimulainya era epidemiologi modern pada paroh pertama abad kesembilanbelas (Susser dan Susser, 1996a). Pertengahan abad ke-18 terjadi wabah kolera di London. Seorang dokter anestesi bernama John Snow melakukan serangkaian investigasi untuk mengetahui penyebab wabah tersebut antara 1849 dan 1854. Dalam investigasi itu Snow mengamati banyak kematian terjadi pada populasi yang menggunakan sumber air dari pompa air di Broad Street London. Air tersebut disuplai oleh sebuah perusahaan air minum yang menggunakan air di bagian Sungai Thames yang tercemar limbah. Snow menemukan, angka kematian karena kolera pada populasi yang menggunakan air minum tersebut lebih tinggi daripada populasi yang tidak menggunakan air minum itu. Snow menyimpulkan, air minum tercemar merupakan penyebab epidemi kolera. Berdasarkan hasil investigasi Snow, otoritas di London menutup pompa air Broad Street untuk memutuskan transmisi, tidak lama kemudian epidemi kolera berhenti. Era epidemiologi penyakit infeksi dimulai sejak investigasi Snow dan makin berkembang seiring dengan munculnya ilmu baru mikrobiologi pada paroh kedua abad kesembilanbelas. Sekitar satu dekade pasca investigasi Snow baru diketahui bahwa patogen penyebab epidemi kolera adalah Vibrio cholera. Epidemiologi penyakit infeksi menggunakan Teori Kuman (Germ Theory). Teori Kuman menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh agen infeksi sebagai kausa tunggal. Upaya pencegahan penyakit infeksi dilakukan dengan cara memutus transmisi, meliputi pemberian vaksin, isolasi dengan karantina, isolasi di rumahsakit, dan pemberian antibiotika (Susser dan Susser, 1996a). Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari epidemi penyakit infeksi. Kini epidemiologi tidak hanya mendeskripsikan dan meneliti kausa penyakit epidemik (penyakit yang “berkunjung” secara mendadak dalam jumlah banyak melebihi perkiraan normal) tetapi juga penyakit endemik (penyakit yang “tinggal” di dalam populasi secara konstan dalam jumlah sedikit atau sedang). Epidemiologi tidak hanya mempelajari penyakit infeksi tetapi juga penyakit non-infeksi. Menjelang pertengahan abad keduapuluh, dengan meningkatnya kemakmuran dan perubahan gaya hidup, terjadi peningkatan insidensi penyakit kronis di negaranegara Barat. Sejumlah riset epidemiologi lalu dilakukan untuk menemukan kausa epidemi penyakit kronis. Epidemiologi penyakit kronis menggunakan paradigma “Black box”, yakni meneliti hubungan antara paparan di tingkat individu (kebiasaan merokok, diet) dan risiko terjadinya penyakit kronis, tanpa perlu mengetahui variabel antara atau patogenesis dalam mekanisme kausal antara paparan dan terjadinya penyakit. Upaya pencegahan penyakit kronis dilakukan dengan cara mengontrol faktor risiko, yaitu mengubah perilaku dan gaya hidup (merokok, diet, olahraga, dan sebagainya)(Susser dan Susser, 1996a).



5



Pada awal abad keduapuluhsatu terjadi transisi epidemiologi menuju paradigma baru dalam memandang dan meneliti kausa penyakit, disebut ekoepidemiologi. Eko-epidemiologi menggunakan paradigma “Chinese box” yang menganalisis mekanisme kausal terjadinya penyakit pada level lingkungan sosial (masyarakat) maupun patogenesis dan kausa pada level molekul. Tidak seperti paradigma “Black box” yang menganalisis hubungan paparan-penyakit pada level individu, paradigma “Chinese box” menganalisis sistem yang menyebabkan terjadinya sistem yang menyebabkan paparan bisa berlangsung untuk menyebabkan terjadinya penyakit. Eko-epidemiologi mempelajari sistem yang menghubungkan aneka faktor risiko pada masing-masing level populasi, individu, sel, dan molekul, maupun lintas level, dalam suatu bentuk hubungan yang koheren, yang semuanya bekerja menuju tujuan bersama, yaitu menciptakan penyakit. Riset ekoepidemiologi membutuhkan pendekatan multidisipliner. Upaya pencegahan penyakit dilakukan dengan menerapkan teknologi informasi dan teknologi biomedis, untuk menemukan intervensi yang efektif pada level masyarakat dan molekul (Susser dan Susser, 1996; Koopman, 1996; Tuskegee University, 2011). 2.3 Tujuan Epidemiologi Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya: 1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya. 2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya 3. Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data epidemiologis 4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan masyarakat Menurut Lilienfield dalam buku Timmreck (2004) menyatakan bahwa ada tiga tujuan Epidemiologi, yaitu : 1. Menjelaskan etiologic (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, efek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian maelalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang



6



berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu social/perilaku 2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru 3. Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populaso yang beresiko, dan untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan; yang semuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan, dan program intervensi. Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi. 2. Menjelaskan etiologi penyakit. 3. Meramalkan kejadian penyakit. 4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. 2.4 Manfaat Epidemiologi Ada tujuh manfaat epidemiologi dalam bidang keehatan masyarakat, yaitu : a.



b.



c.



d.



Mempelajari riwayat penyakit Ilmu epidemiologi bermanfaat untuk mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi. Hasil penelitian epidemiologi tersebut dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat. Diagnosis masyarakat Epidemiologi memberikan gambaran penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa saja yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan,atau kematian di dalam komunitas atau wilayah. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi. Epidemiologi memberikan manfaat gambaran faktor risiko, masalah, dan perilaku apa sajayang mempengaruhi suatu kelompok atau suatu populasi. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, misalnya : risiko kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian. Epidemiologi memberikan manfaat dalam menilai sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah dan



7



e.



f.



g.



memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok. Epidemiologi juga berguna untuk mengkaji keefektifan, efisiensi,kualitas,kuantitas, akses, ketersediaan layanan untuk mengobati,mengendalikan atau mencegah penyakit cedera, ketidakmampuan atau penyakit. Melengkapi gambaran klinis. Ilmu epidemiologi berguna dalam proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu. Epidemiologi juga berguna untuk menentukan hubungan sebab akibat, misalnya : radang tenggorokn dapat menyebabkan demam rematik. Identifikasi sindrom. Dalam hal ini, ilmu epidemiologi membantu dan menysun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikansindrom, misalnya: sindrom down, fetal alkohol, kematian mendadak pada bayi. Menentukan penyebab dan sumber penyakit. Temuan epidemiologi memberikan manfaat untuk memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan dan kematian. (Timmreck, 2004: 5-6)



8



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Pengertian epidemiologi menurut WHO adalah studi tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan 2. Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad ke-19 (1802) oleh seorang dokter Spanyol Epidemiología Española



bernama



Villalba



dalam



tulisannya



bertajuk



3. Tujuan yang hendak dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat 4. Manfaat dari epidemiologi diantaranya untuk mempelajari riwayat penyakit, diagnosis masyarakat, mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi, Pengkajian, evaluasi, dan penelitian, melengkapi gambaran klinis, identifikasi sindrom, serta menentukan penyebab dan sumber penyakit 3.2 Saran Makalah ini diharapkan dapat membatu pembaca untuk memahami konsep dasar epidemiologi. Pentingnya pemahaman pembaca pada khusunya dan masyarakat pada umumnya tentang epidemiologi, maka perlu diadakan diskusi, dan penulisan lebih lanjut mengenai konsep dasar epidemiologi agar wawasan mengenai pembahasan ini lebih luas. Tentunya masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Sehingga penulis menyarankan agar pembaca tidak berpatokan pada makalah ini saja, melainkan menambah wawasan melalui referensi yang beragam.



9



DAFTAR PUSTAKA Budiarto, Eko dan Anggraeni, Dewi. 2003. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Bustan, MN. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta Effendy, N. 1998. Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Islami, TN. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat, dilihat pada 23 Januari 2015, dari (http://perpustakaan.stik-avicenna.ac.id/wpcontent/uploads/2014/07/SEJARAH-DAN-PERKEMBANGANKESEHATAN-MASYARAK.pdf) Nasry, N. 2000. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta: EGC



10