MAKALAH KELOMPOK 1 - Landasan Filosofis Pendidikan IPS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD “LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IPS”



Dosen Pengampu : Dra. Arini Estiastuti, M. Pd.



Disusun oleh : 1. 2. 3. 4.



Bima Laksana Katrien Widalaksita Betha Centaury An-Nisa Somo



(1401420191) (1401420304) (1401420314) (1401420414)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb



Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan IPS SD ini. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung serta dari berbagai referensi. Maka, atas selesainya penyusunan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta referensi yang ada. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Wassalamualaikum Wr. Wb



Semarang, 13 Maret 2021 Penyusun



Kelompok 1



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR…………………………..……………………….....i DAFTAR ISI…………………………………………...…………………..ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.……...……………………………………...1 B. Rumusan Masalah……………………………………........................2 C. Tujuan Pembahasan……………………………………………….....2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Landasan Filosofis…..…………………………………...3 B. Landasan Filosofis Pendidikan………………………………………3 C. Lanasan Filosofis Pendidikan Idealisme, Realisme, Pragmatisme…..4 D. Pancasila Sebagai Landasan Filsafat Sistem Pendidikan Nasional….7 E. Landasan Filosofis Pendidikan IPS SD……………………………...8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………….10 B. Saran………………………………………………………………...11 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..12



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Filsafat pendidikan merupakan



hasil pemikiran dan perenungan secara



mendalam sampai akar-akarnya mengenai pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem filsafat umum yang dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat aliran pemikiran. Hal ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan filosofis pendidikan dikenal dengan adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. Landasan filosofis pendidikan merupakan bagian penting yang harus dipelajari dalam dunia pendidikan, hal ini dikarenakan pendidikan bersifat normatif dan perspektif. Selain itu, dengan filosofis pendidikan kita akan mengetahui mengapa, apa, dan bagaimana kita melakukan pelajaran, siapa yang kita ajar dan mengenai hakikat belajar. Hal ini merupakan seperangkat prinsip yang menuntun kita dalam melakukan tindakan profesional melalui kegiatan dan masalah-masalah yang kita hadapi. Landasan pendidikan filosofis pendidikan merupakan suatu gagasan tentang pendidikan yang dijelaskan berdasarkan filsafat umum yang terdiri dari Metafisika, Epestimologi, dan Asiologi. Sebagimana didalam filsafat umum, didalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran yang dikenal dengan adanya landasan filosofis Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. Selain ketiga landasan filosofis tersebut sebenarnya masih banyak jenis landasan filosofis lainnya. Namun di Indonesia memiliki filosofi pendidikan tersendiri yaitu filosofi pendidikan berdasarkan pancasila. Di Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud bangsa dan sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain, Pancasila sebagai sumber sistem nilai dalam pendidikan.



1



Dengan memahami landasan filosofis pendidikan diharapkan tidak terjadi kesalahan konsep tentang pendidikan yang akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam praktek pendidikan.



B. Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian landasan filosofis?



2.



Bagaimana landasan filosofis pendidikan?



3.



Bagaimana landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme?



4.



Bagaimana pancasila sebagai landasan filsafat sistem pendidikan nasional?



5.



Bagaimana landasan filosofis IPS SD?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian landasan filosofis 2. Untuk mengetahui landasan filosofis pendidikan 3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai landasan filsafat sistem pendidikan nasional 4. Untuk mengetahi landasan filosofis IPS SD



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Landasan Filosofis Landasan dapat diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Istilah landasan dapat diartikan juga sebagai fundasi. Dengan mengacu arti dari istilah tersebut, dapat dipahami bahwa landasan adalah suatu pijakan, titik tumpu atau titik tolak, suatu fundasi tempat berdirinya suatu hal. Kata filosofis terbentuk dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu philo yang artinya “cinta” dan sophia yang artinya “kebijaksanaan”. Dengan demikian filosofis diartikan sebagai cinta kebijaksanaan.Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa landasan filosofis merupakan landasan berdasarkan filsafat yang menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (“UUD 1945”).



B. Landasan Filosofis Pendidikan Filsafat pendidikan merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai akar-akarnya mengenai pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedikasi atau dijabarkan dari suatu sistem filsafat umum yang dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan yang apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan. Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat aliran 3



pemikiran. Hal ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan filosofis pendidikan dikenal dengan adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. C. Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme, Realisme, Pragmatisme 1.



Landasan Idealisme Plato adalah tokoh pertama yang mencetuskan ide idealisme. Idealisme memandang realitas sebagai hal yang ada dalam kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang hakiki, melainkan hanya sebatas gambaran dari ide-ide yang ada dalam jiwa. Idealisme merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa objek pengetahuan yang sebenarnya adalah ide. Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal atau jiwa. a.



Konsep Umum Filsafat Idealisme 1) Metafisika-Idealisme : para filosof idealisme mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual. 2) Manusia : adalah mahluk spiritual, mahluk berfikir, memiliki tujuan hidup dan hidup di dunia dengan suatu aturan dan moral yang jelas. 3) Epestimolog-Idealismei : pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali atau berfikir melalui intuisi. 4) Aksiologi-Idealisme : manusia diperintah oleh nilai moral yang imperative yang bersumber dari realitas yang absolute.



b.



Implikasi Terhadap Pendidikan 1) Tujuan Pendidikan :



untuk membantu pengembangan karakter,



pengembangan bakat manusia, dan kebijakan sosial. 2) Kurikulum Pendidikan : untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan praktis (vokasional). Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan rasional dan moral. Adapun pendidikan praktis untuk pengembangan kemampuan suatu kehidupan atau pekerjaan. 3) Metode Pendidikan : metode yang diutamakan adalah metode dialektik, namun tiap metode yang mendorong belajar dapat diterima, dan cenderung mengabaikan dasa-dasar fisiologis untuk belajar



4



4) Peranan peserta pendidik dan peserta didik : pendidik bertanggung jawab menciptakan lingkungan bagi peserta didik. Sedangkan peserta didik bebas mengembangkan keperibadian dan bakat-bakatnya. 2.



Landasan Realisme Aliran filsafat realisme merupakan pemikiran murid Plato yang bernama Aristoteles. Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk dikenal dengan mempergunakan kemampuan intelektual yang dimiliki manusia. Menurut realisme hakikat kebenaran itu berada pada kenyataan alam ini, bukan pada ide atau jiwa. a.



Konsep Umum Filsafat Realisme 1) Metafisika-Realisme: kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme). 2) Manusia: hakekat manusia terletak pada apa yang dikerjakan. Jiwa merupakan organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berfikir. 3) Epistemologi-Realisme:



pengetahuan



diperoleh



manusia



melalui



pengalaman diri dan menggunakan akal. Pengetahuan dapat diperoleh melaui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa keseuaiannya dengan fakta. 4) Aksiologi-Realisme: tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan. b.



Implikasi Terhadap Pendidikan 1) Tujuan pendidikan: pendidikan bertujuan untuk penyesuaian diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial. Dengan jalan memberikan pengetahuan esensial kepada para siswa, maka mereka akan dapat bertahan hidup didalam lingkungan alam dan sosialnya. 2) Kurikulum pendidikan: harus bersifat komprehensif yang berisi sains, matematika, ilmu-ilmu kemanusiaan, dan ilmu sosial, serta nilai-nilai. 3) Metode pendidikan: metode penyajian hendaknya bersifat logis dan psikologis. 4) Peranan pendidik dan peserta didik: pendidik adalah pengelola kegiatan belajar-mengajar (classroom is teacher-centered). Sedangkan peserta didik berparan untuk menguasai pengetahuan, taat pada aturan dan berdisiplin.



5



3.



Landasan Pragmatisme Aliran pragmatisme berpandangan bahwa kreteria kebenaran sesuatu ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang prakits yang bermanfaat. Dengan demikian patokan pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis. a.



Konsep Umum Filsafat Pragmatisme 1) Metafisika-Pragmatisme: hakikat realitas suatu teori umum tentang kenyataan tidaklah mungkin dan tidak diperlukan. Menurut aliran ini hakikat realitas adalah segala sesuatu yang dialami manusia, bersifat prural, dan terus menerus berubah. 2) Manusia : manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis, dan sosial. Sejalan dengan perubahan yang terus menerus terjadi tentunya akan muncul berbgai permasalahan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Sebab itu, manusia yang ideal adalah manusia yang mampu memecahkan masalah baru baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. 3) Epestimologi-Pragmatisme: pengetahuan yang benar diperoleh melalui pengalaman dan berfikir. Pengetahuan adalah relatif, pengetahuan dikatakan bermakna apabila dapat diaplikasikan. 4) Aksiologi-Pragmatisme: nilai tidak bersifat esklusif, tidak berdiri sendiri, melainkan ada dalam suatu proses yaitu tindakan atau perbuatan manusia. Ukuran tingkah laku individual dan sosial di tentukan secara eksperimental dalam hidup.



b.



Implikasi Terhadap Pendidikan 1) Tujuan pendidikan: memperoleh pengelaman yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan individual maupun sosial. Pendidikan harus mengajarkan seseorang bagaimana berfikir dan menyasuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi didalam masyarakat. Menurut pragmatisme, pendidkan hendaknya menyadiakan pengalaman untuk memecahkan atau menemukan hal-hal baru dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. 2) Kurikulum pendidikan: kurikulum mungkin berubah, warisan-warisan sosial dari masa lalu tidak menjadi fokus perhatian. Pendidikan terfokus 6



pada kehidupan yang baik pada saat ini dan masa yang akan datang bagi individu, dan secara bersamaan masyarakat dikembangkan. 3) Metode



pendidikan:



mengutamakan



metode



pemecahan



masalah,



penyelidikan, dan penemuan. Dalam prakteknya, metode ini membutuhkan seorang pendidik yang memiliki sifat: permissive (pemberi kesempatan), friendly (bersahabat), a guide (seorang pembimbing), open minded (berpandangan terbuka), enthusiastic (bersifat antusias), creative (kreatif), sosialy aware (sadar bermasyarakat), aler (siap siaga), patien (sabar), cooperative and sincere (bekerjasama dan ikhlas atau bersungguh-sungguh). 4) Peranan pendidik dan peserta didik: pendidik yaitu memimpin dan membimbing peserta didik belajar tanpa ikut campur terlalu atas minat dan kebutuhan siswa. Peserta didik sebagai organisme yang rumit yang mampu tumbuh. Dalam pragmatisme, belajar selalu dipertimbangkan untuk menjadi seorang individu, dalam pembelajaran peranan pendidik bukan menuangkan pengetahuannya pada peserta didik sebab ini merupakan usaha yang tak berubah. Untuk membantu peserta didik, pendidik harus berperan: a. Menyediakan berbagai pengalaman yang akan memunculkan motivasi. b. Membimbing peserta didik untuk merumuskan batasan masalah secara spesifik. c. Membimbing merencanakan tujuan-tujuan individual dan kelompok. d. Membantu para peserta didik dalam mengumpulkan informasi berkenaan dengan masalah. e. Bersama-sama mengevaluasi apa yang telah dipelajai. D. Pancasila Sebagai Landasan Filsafat Sistem Pendidikan Nasional Bangsa Indonesia memiliki filsafat umum atau filsafat negara ialah Pancasila sebagai falsafah negara. Pasal 2 UU-RI No. 2 tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan ketetapan MPR-RI No.II/MPR?1978 tentang pedoman penghayatan pengalaman Pancasila menegaskan pula bahwa Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud bangsa dan sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal dari setiap keputusan dan 7



tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain, Pancasila sebagai sumber sistem nilai dalam pendidikan. E. Landasan Filosofis Pendidikan IPS SD Landasan Filosofis Pendidikan IPS SD yaitu memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan objek kajian (domain) yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai disiplin ilmu (aspek ontologis/bersifat kongkret), bagaimana cara, proses, atau metode membangun Pendidikan IPS hingga dapat menentukan pengetahuan mana yang dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya (aspek epistemologis/hakikat rasional), tujuan dan manfaat dari pendidikan IPS ini (aspek aksilogis/nilai/bagaimana manusia menggunakan ilmunya). 1. Landasan Filosofis Guru IPS dalam Perubahan Zaman Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan zaman, guru harus mampu melakukan seleksi aneka kecenderungan peserta didik dalam mengarahkan proses pembelajaran pendidikan IPS. Guru harus pandai memanfaatkan kemajuan ini tetapi tetap dalam koridor kurikulum yang dipakai. Ada dua aliran filsafat ekstremitas yakni sikap reaksioner (hati-hati dan takut pembaharuan) dan sikap radikal (sangat mendukung pembaharuan). Menyikapi hal itu, guru IPS dapat menempati salah satu dari empat titik utama yang terletak diantara dua ekstremitas tersebut, yaitu: a. Perenialisme: keyakinan adanya kebenaran yang sifatnya abdi dan mutlak. (faham ini berakar pada filsafat Thomas Aquino) b. Esensialisme: faham bahwa ada hakikat minimum tertentu yang harus dipertahankan sekolah (hasil endapan pengetahuan dan kebijaksanaan masa lampau) yang perlu diestafetkan. c. Progresivisme: faham bahwa sesuatu harus dilakukan secara ilmiah, dan sekolah sebagai pendahulunya. (faham John Dewey terhadap pragmatism) d. Rekonstruksionisme: mirip progresivisme tetapi lebih maju, secara kongkrit lebih mendekati tujuan ideal yaitu sekolah menjadi pelopor usaha pembaharuan masyarakat. 2. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD Penyusunan kurikulum pendidikan IPS di SD, langkah awalnya didasarkan pada penetapan landasan filsafat apa yang akan digunakan. Perlu ditekankan bahwa landasan filosofis yan akan digunakan harus sesuai dengan corak budaya masyarakat. Pendidikan IPS di SD merupakan suatu synthetic antara disiplin ilmu 8



pendidikan dan disiplin ilmu social maka pengembangannya diarahkan untuk tujuan pendidikan khususnya pendidikan dasar. Pada tahap penyajiannya harus disesuaikan dengan landasan edukatif pendidikan IPS di SD. Artinya materi yang diberikan harus dilakukan proses penyederhanaan dengan mempertimbangkan psikologis atau tingkat kematangan peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut, factor dan unsur-unsur yang terkandung dalam pendidikan IPS bermuara pada tujuan. Dimana tujuan itu meliputi pengembangan intelektual, kemampuan individual serta peranannya dalam masyarakat. Dalam tradisi pengembangan kurikulum pendidikan IPS SD di Indonesia dipengaruhi berbagai aliran filsafat, diantaranya: a. Aliran filsafat esensialisme. Kecemerlangan ilmu harus menjadi kepedulian setiap generasi sebab hanya melalui penguasaan ilmu, masyarakat akan berkembang. Pengaruh pemikiran filsafat ini adalah: •



Pendidikan IPS disajikan secara terpisah dengan keilmuannya itu sendiri







Memandang bahwa sasaran utama sekolah adalah memperkenalkan peserta didik pada karakteristik dasar alam semesta yang sudah mapan dengan cara mewariskan budaya yang sudah berkembang sepanjang zaman.







Menempatkan peserta didik sebagai peserta yang menerima warisan nilai yang ditransmisikan guru.



b. Aliran filsafat eklekitikisme. Merupakan perpaduan antara esensialis dengan campur tangan kepentingan pendidikan. Pendidikan IPS dikembangkan dalam bentuk pendekatan korelasi dan terpadu. c. Aliran



filsafat



perenialisme.



Liberal



arts



artinya



pengembangan



intelektualisme didasarkan dan ditujukan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa, berbicara tentang keagungan dan kejayaan bangsa. Menghendaki adanya pewarisan nilai dari generasi ke generasi. Menekankan pada transfer of culture. d. Aliran filsafat progressivisme. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis yang membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam konteks pengalaman siswa pada umumnya.



9



e. Aliran filsafat rekonstruksi social. Aliran ini memandang pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan social. Sekolah harus diarahkan pada kepada pencapaian tatanan demokratis yang mendunia.



10



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Landasan filosofis merupakan landasan berdasarkan filsafat yang menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsikonsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedikasi atau dijabarkan dari suatu sistem filsafat umum yang dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Landasan Filosofis Pendidikan IPS SD yaitu memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan objek kajian (domain) yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai disiplin ilmu (aspek ontologis/bersifat kongkret), bagaimana cara, proses, atau metode membangun Pendidikan IPS hingga dapat menentukan pengetahuan mana yang dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya (aspek epistemologis/hakikat rasional), tujuan dan manfaat dari pendidikan IPS ini (aspek aksilogis/nilai/bagaimana manusia menggunakan ilmunya).



C. Saran Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut kami meminta kritik yang membangun dari para pembaca.



11



DAFTAR PUSTAKA



Muniroh. 2019. Rangkuman Pendidikan IPS di SD (Modul 1): Depok https://masjunayd.blogspot.com/2019/11/makalah-landasan-filosofis-pendidikan.html



12