Makalah Kelompok 7 Islam Di Andalusia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL) Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Dosen Pengampu : Dr. Iqbal Habibi Siregar, M. Pd. I



Disusun oleh Kelompok 7 : 1. Sofia Nabilla (0703192034) 2. Thania Hermayanti Damanik (0703191055) 3. Harry Feroza (0703193071) MATEMATIKA IV SEMESTER III JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA T. A . 2019/2020



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil‘aalamiin. Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya. Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah Peradaban Islam ini. Adapun maksud dan tujuan kami disini yaitu menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami. Makalah  ini membahas mengenai “Islam di Andalusia (Spanyol)”. Makalah ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para pembacanya. Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak kekurangan. Kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Demikianlah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.



Medan, 4 Januari 2021



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL….................................................................................................i KATA PENGANTAR…..............................................................................................ii DAFTAR ISI….............................................................................................................iii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….....,,,,,.1 C. Tujuan …………………………………………………………………..............1 BAB II : PEMBAHASAN A. Sejarah masuknya dan penguasaan islam di andalusia (spanyol)...……………..2 B. Perkembangan Islam di Andalusia (Spanyol)…………………………………...4 C. Kemajuan Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)…………………………...10 D. Kemunduran dan Kehancuran Islam di Andalusia (Spanyol)…………………13. BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan …........................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..............16



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dengan pemeluk terbesar di dunia. Islam pernah mengalami masa-masa keemasan dengan menguasai wilayah tiga perempat bumi ini. Salah satu wilayah yang dikuasai orang Islam yaitu Spanyol (Andalusia). Wilayah yang membuat Islam dikenal di dunia Barat. Wilayah yang mempengaruhi negaranegara eropa menjadi maju. Keberadaan Islam di Spanyol bermula saat Musa mengutus Tharif bin Ziyad untuk memasuki wilayah jabal thariq pada tahun 711 M. Pada tahun 713 M Seville dapat ditaklukkan dan Musa Bin Nushair pun di panggil pulang ke Damaskus untuk mendapatkan penghargaan atas usahanya. Dalam berbagai hal, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di Spanyol, yaitu dalam bidang Sains, Fiqh, Filsafat, Kesenian, dan sastra. Hal ini diraih selama 7 abad yaitu abad ke 8 – 15 M. Namun, sebuah peradaban akan selalu mengalami pasang surut. Begitu juga Islam di Spanyol. Ada berbagai hal yang membuat peradaban Islam di Spanyol mengalami keruntuhan. Namun keruntuhan Islam di Spanyol memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan Eropa.  B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah masuknya dan penguasaan Islam di Andalusia (Spanyol) ? 2. Apa saja kemajuan yang dicapai oleh Islam selama berada di Andalusia (Spanyol) ? 3. Apa penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Andalusia (Spanyol) ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui masuknya dan penguasaanya Islam di Andalusia (Spanyol) 2. Untuk mengetahui kemajuan yang dicapai oleh Islam selama berada di Andalusia (Spanyol) 3. Untuk mengetahui kemunduran dan kehancuran Islam di Andalusia (Spanyol)



1



BAB II PEMBAHASAN



A. SEJARAH MASUKNYA DAN PENGUASAAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL) Islam masuk ke Spanyol, sekitar abad ke-5 Masehi, bangsa Jerman mendatangi Semenanjung Iberia. Theodoric, Raja Ostogoth, mendirikan istananya di Toledo sekitar tahun 513 M. Kemudian, pada tahun 596 M. Leovigildo, seorang raja Visigoth, menjadikan Toledo sebagai Ibu kota Kerajaan Visigoth Spanyol. Sejak itulah, Toledo mengalami kejayaannya yang pertama. Pada tahun 689 M, Raja Recaredo menjadikan Katolik sebagai agama resmi Spanyol.  Pada awal abad ke-8 M, para pendatang baru berdatangan ke daratan Eropa (Spanyol). Pendatang tersebut adalah bangsa Arab yang membawa Islam. Sejak ekspansi Bani Umayyah Spanyol pada tahun 711 M, yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad, Spanyol menjadi bagian wilayah kekuasaan Islam. Umat Islam berkuasa di Spanyol hampir delapan abad, yaitu dari tahun 711-1492 M. Sebelum menaklukan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada zaman khalifah Abdul Malik (685705 M). Arika Utara dipimpin oleh seorang gubernur, yaitu Husna Ibn Nu’man, kemudian diganti oleh Musa bin Nusyair. Tampaknya, tujuan umat Islam menguasai Afrika Utara adalah membuka jalan untuk mengadakan ekspedisi lebih besar ke Spanyol karena dari Afrika Utara itulah ekspedisi ke Spanyol lebih mudah dilakukan. Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Di zaman Al-Walid itu Musa Ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari khalifah Bani Umayyah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).



2



Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwasanya sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menduduki wilayah bagian Afrika Utara, dan kondisi masyarakat sangat memprihatinkan karena mereka sangat dibeda-bedakan sesuai dengan kedudukan status sosialnya. Setelah wilayahnya diduduki oleh khalifah Al-Walid dan memperluas wilayah kekuasaannya sehingga



mereka berjanji tidak akan membuat



kekacauan lagi untuk wilayah tersebut. Dalam melakukan ekspansi di Spanyol, umat Islam dapat dengan mudah meraih kemenangan sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat, umat Islam dapat menguasai Spanyol. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi umat Islam atas penguasaan di Spanyol. Pertama, sikap penguasa Ghotic - sebutan lazim kekuasaan Visighotie yang tidak toleran terhadap aliran agama yang berkembang saat itu. Penguasa Visighotie memaksakan aliran agamanya kepada masyarakat. Penganut aliran Yahudi yang merupakan aliran terbesar dari masyarakat Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen, dan mereka yang tidak bersedia akan disiksa dan dibunuh. Kedua, perselisihan antara raja Roderick dan Witiza (wali kota Toledo), di satu pihak dan ratu Julian di pihak lain. Oppas dan Achila, kakek dan anak Witeza, menghimpun kekuataan untuk menjatuhkan Roderick, bahkan berkoalisi dengan kaum muslimin di Afrika Utara. Demikian pula, Ratu Julian, ia bahkan memberi pinjaman 4 buah kapal yang di pakai oleh Tharif, Thariq dan Musa. Ketiga, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa tentara Roderick tidak mempunyai semangat perang. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Thariq ibn ziyad sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang arab yang dikirim khalifah Al-Walid. 3



Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (jabal thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5.000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang. Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi.Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq.



B. PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL) 1. Periode Pertama (711 – 755 M) Pada masa ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan– gangguan masih sering terjadi baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat dari perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing – masing mengaku bahwa, merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol. Oleh karena itu terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungan dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar ala Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing, yaitu suku Quraisy (Arab Utara) dan suku Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. 4



Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada Gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama. Gangguan dari luar datang dari sisa – sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah – daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dibidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al – Rahman Al – Dakhil ke Spanyol pada tahun 138/755 M. 2. Periode Kedua (755 – 912 M) Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seseorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk pada pemerintahan Islam ketika itu di pegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755M dan diberi gelar AlDakhil (yang masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah, ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya ia berhasil mendirikan Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa – penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd Al–Rahman Al– Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd Al – Rahman Al – Autsath, Muhammad ibn Abd Al – Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan – kemajuan, baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abd Al Rahman Al Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah – sekolah di kota – kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakasai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd Al-Rahman Al-Ausath dikenal sebagai pemimpin yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman Al-Ausath. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak. Pada pertengahan abad ke-9, stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan (Martyrdom). Namun, gereja 5



kristen lainnya di seluruh Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintahan Islam mengembangkan pemerintahan bebas beragama. Penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hukum Kristen. Peribadatan tidak dihalangi. Lebih dari itu, mereka diperbolehkan mendirikan gereja baru, biara – biara di samping rahib atau lainnya. Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer. Gangguan politik yang lebih serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu, sejumlah orang merasa tidak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting di antaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafsun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang – orang Barbar dan orang – orang Arab masih sering terjadi. 3. Periode Ketiga (912 – 1013 M) Pemerintahan ini dimulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk Al Thawaif. Pada periode ini, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah, penggunaan gelar Khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa keadaan pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar Khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai sejak tahun 929 M. Khalifahkhalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu Abdurrahman Al-Nasir (912 – 961 M), Hakam II (961 – 976 M), dan Hisyam II (976 – 1009 M). Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi kedaulatan Bani Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman Al Nasir mendirikan Universitas di Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat. 6



Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta ketika berusia 11 tahun. Pada tahun 981 M, khalifah menunjuk Ibn Abi ‘Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan – rekan dan saingan – saingannya. Atas keberhasilankeberhasilannya ia mendapat gelar Al Mansyur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al Muzaffar, yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memilki kualitas dalam jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M Khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang mencoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun 1013 M Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan Khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. 4. Periode Keempat (1013 – 1086 M) Pada periode ini, Spanyol terpecah lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan Al Mulukth Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada masa ini pemerintahan Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, salah satu pihak ada yang meminta bantuan pada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen pada masa ini mulai membuat inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong pada sarjana dan sastrawan untuk mendapat perlindungan dari istana satu ke istana lain. 5. Periode Kelima (1086 – 1235 M ) Pada periode ini, Spanyol Islam walaupun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M).,Dinasti Murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. 7



Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di Marakeys. Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negerinya dari serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan dikalangan rajaraja muslim, Yusuf melangkah untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa setelah Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M kekuasaan Dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun Di Spanyol dan digantikan oleh Dinasti Muwahhidun. Pada masa Dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal Dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa Dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tuwart (w. 1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd Al Mun’im antara tahun 1115 dan 1154 M, kota-kota Muslim penting seperti Cordova, Almeria dan Granada jatuh ke bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi, tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen mendapat kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan Muwahhidun terhadap Kristen membuat Muwahhidun memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara pada tahun 1235M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam keadaan demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari seranganserangan umat Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.



8



6. Periode Keenam (1232 – 1492 M) Pada masa ini Islam berkuasa hanya di daerah Granada, di bawah Dinasti Bani Ahmar (1232-1492M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti pada zama Abdurrahman Al-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir. Karena perselisihan orang – orang  istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammmad merasa tidak senang pada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain yang menjadi penggantinya sebagai raja. Dia memberontak dan berusaha merebut kekuasaan. Dalam pemberontakan itu ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad Ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Issablla untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta. Tentu saja, Ferdinand dan Issabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas, keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang-orang Kristen tersebut dan akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Issabella, kemudian hjrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1429 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.



9



C. KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)



Setelah tujuh setengah abad berkuasa di Andalusia, Umat Islam telah mencapai kemamjuan di berbagai bidang. Perkembangan ilmu pengetahuan dimulai sejak masa Abdurrahman ad-Dakhil yang mendirikan masjid Cordoba dan sekolah-sekolah besar di Andalusia. Hisyam berjasa dalam menegakkan



hukum islam, Hakam dikenal



sebagai pembaharu dalam bidang militer yang memprakasi tentara bayaran di Andalusia dan Abd al-Rahman al-Ausathdi kenal sebagai penguasa yang cinta ilmu dengan mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya datang ke Andalusia sehingga kegiatan ilmu pengetahuan semakin mulai semarak. Puncak keemasan ilmu pengetahuan terjadi pada masa Abdurahman III (an-Nasir) yang mendirikan Univeritas Cordoba lengkap dengan perpustakaan yang memiliki koleksi ratusan ribu buku. Universitas-universitas terkenal lainnya tersebar di kota-kota utama Andalusia seperti Toledo, Sevilla, Granada dan Salamanca menghasilkan para ilmuan ternama. Berbagai kemajuan peradaban andalusia meliputi: 1. Bahasa Arab Sebagai realisasi kebijakan Arabisasi (pengaraban) Dinasti Umayyah dalam bidang Bahasa, ilmu pengetahuan berkembang dengan perantaraan bahasa Arab. Masyarakat Andalusia muslim maupun non muslim menerima dan mempelajari bahasa Arab. Oleh karena itu, lahirlah ahli bahasa diantaranya Ibnu Khuruf, Ibnu al-Hajj, Abu Hasan, Ibnu Asfur, Abu Hayyan dan Ibn Malik pengarang kitab al-fiyah. 2. Tafsir Para ahli di bidang tafsir Al-Qur’an antara lain Ibn Atiah dan al-Qurtubi. Kedua musafir itu menggunakan metode penulisan at-Tabari yang dikenal dengan dengan Tafsir bi al-Ma’sur 3. Hadits Para ahli bidnag Hadits antara lain Ibn Waddah Ibn Abdul Barr, al-Qadi Ibn Yahya al-Laisi, abdul Walid al-Baji, Abdul Walid Ibn Rusyd dan Abu Asim yang menulis kitab atTuhfah (persembahan). 10



4. Fikih Dalam bidang fiqih dikenal di Spanyol sebagai penganut mazhab Maliki. Mazhab ini disana diperkenalkan oleh Ziyad bin Abd. al-Rahman. Hasyim I adalah penyokong mazhab Maliki. Dia menghormati Imam Malik, salah satu mazhab dari empat mazhab fiqih di kalangan Sunni. Dia mendorong para pencari ilmu, agar melakukan perjalanan ke Madinah guna mempelajari ajaran-ajaran mazhab Maliki. Kitab al-Muwatho’ yang ditulis Imam Malik disalin dan disebarluaskan ke seluruh wilayah kekuasaannya.Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada pemerintahan Hisyam bin Abdurahman III adalah penyokong fiqih mazhab Maliki. Demikian pula Ibn Hazm pada mulanya dia mempelajari fiqih mazhab Maliki karena kebanyakan masyarakat Andalusia menganut mazhab ini, yaitu kitabal-muwatha’ dan kitab ikhtilaf. Tetapi kemudian dia pindah ke mazhab Zahiri, setelah ia mempelajari kitab fiqih karangan Munzir bin Sa’id al-Balluti (w.355 H) seorang ulama mazhab Zahiri 5. Tasawuf Ilmuwan dalam bidang Tasawuf adalah Muhyidin Ibn Arabi yang terkenal dengan faham Wahdatul Wujud (kesatuan wujud) dan menghasilkan banyak karya tulis antara lain al-Futuhat al-Makkiyyah (penaklukan Mekah). 6. Filsafat Dalam bidang filsafat, atas inisiatif al-Hakam II (961-976 M.) karya-karya ilmiah dan filosof diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan Universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di Dunia Islam. Tokoh pertama dalam filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin al-Sayyigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragossa, pindah ke Seville dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M. Dalam usia yang masih muda. Sama seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, dia melakukan kajian filsafat pada bidang yang bersifat etis dan eskatologis. Para ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang berpengetahuan luas dan menguasai tidak kurang dari dua belas bidang ilmu. Dia disejajarkan dengan tokoh filsafat Ibn Sina dan dapat dikategorikan sebagai tokoh utama dan pertama dalam filsafat Arab-Spanyol dan penerus pemikiran filsafatnya adalah Ibn Thufail. Tokoh kedua adalah Abu Bakar ibn Thufail yang lebih dikenal dengan Ibn Thufail. Dilahirkan di sebuah dusun kecil, Wadi Asy, sebelah timur Granada dan wafat dalam usia lanjut tahun 1185 M. Dia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya, yang terkenal sampai sekarang adalah Hay ibn Yaqzhan. 11



Tokoh ketiga adalah pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir di Cordova tahun 1126 M. dan wafat di Maroko tahun 1198 M. Di barat di dikenal dengan nama Averoes. Kebesaran Ibn Rusyd nampak dalam karya-karyanya yang selalu membagi pembahasannya dalam tiga bentuk, yaitu komentar, kritik dan pendapat. Itu sebabnya dia dikenal sebagai seorang komentator sekaligus kritikus ulung. Dia banyak mengomentari karya-karya filosof muslim pendahulunya, seperti al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Bajjah dan al-Ghazali. Secara khusus kritik dan komentarnya terhadap karya-karya Aristoteles mengantarkannya sangat terkenal di Eropa. Sehingga komentar-komentarnya terhadap filsafat Aristoteles berpengaruh besar bagi kebangkitan ilmuan Eropa dan dapat membentuk sebuah aliran yang di nisbahkan kepadanya, yaitu aliran averroisme. 7. Kedokteran Andalusia mencapai kejayaan di bidang kedokteran dengan Cordova sebagai salah satu pusat aktivitas medis yang melahirkan beberapa ilmuwan terkemuka antara lain Ibn Rusyd dengan karya besarnya Kitab al-Kulliyyat fi at-Tibb (tentang filsafat dalam ilmu kedokteran). Kitab referensi yang dipakai berabad-abad di Eropa. Ilmuwan di bidang obatobatan antara lain Abu Ja’far Ahmad Ibn Muhammad al-Gafiqi dan Abu Zakaria Yahya Ibn Awwam. 8. Pertanian Andalusia sudah mengenal irigasi dan saluran-saluran air sehingga dapat membangun kebun-kebun tebu, kapas, padi, jeruk, anggur, dsb. Kemajuan dalam bidang pertanian membawa pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Andalusia mampu membangun beberapa kota yang megah dan mempunyai banyak bangunan monumental. 9. Musik dan Seni Dalam bidang musik dan kesenian ususunya seni suara, Spanyol Islam mempunyai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan bin Nafi’ yang dikenal dengan Zaryab. Setiap kali diselenggarakan



pertemuan



dan



jamuan



Zaryab



selalu



tampil



mempertunjukkan



kebolehannya. Dia juga terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya diturunkannya kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita. 12



10. Sastra Ahli sastra terkenal seperti Ibn Sayidar al-Andalusi dalam kitabnya al-Mu’jam (ensiklopedia), Muahmmad Ibn Hani, Ibn Zaydun, Ibn Abdi Rabbi, Ibn Bassah dan Fath Ibn Khaqan. 11. Sejarah dan Geografi Dalam bidang sejarah dan geografi dikenal Ibn Jubeir dari Valencia (1145 1228 M.) menulis tentang negerinegeri muslim mediterania dan Sicilia. Ibn Batutah dari Tangier (1304-1377 M.) mencapai Samudra Pasai di Indonesia dan sampai ke Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada. Sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis tetapi tinggal di Spanyol adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian ada yang pindah ke Afrika 12. Sains Dalam bidang kedokteran dikenal Ahmad bin Ibas adalah ahli dalam bidang obatobatan. Ummi al-Hasan binti Abi Ja’far adalah ahli kedokteran dari kalangan wanita. Dalam bidang ilmu kimia dan astronomi adalah Abbas bin Farnas. Dialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.206 Ibrahim bin Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Dia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya terjadi.



D. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL) Adapun yang menjadi faktor kemunduran Islam di Spanyol, terdapat beberapa penyebab bagi terjadinya kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol, diantaranya: 1. Konflik Islam denga Kristen Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka nampaknya merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional dengan syarat tidak melakukan perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. 13



Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan yang pesat, sementara Umat Islam sedang mengalami kemunduran. Bahkan, banyak orang Kristen memakai nama-nama Arab dan meniru cara hidup lahiriyah kaum Muslimin. Bahasa Arab pun menjadi salah satu bahasa utama (Lebor, 2009). Istilah Muzarabes (Arabisasi) yang digalakkan terhadap orangorang Spanyol Kristen menyebabkan bahasa Latin hampir terlupakan 2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu Pada dasarnya, para muallaf semestinya diperlakukan sama sebagai orang Islam yang sederajat. Namun di Spanyol sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang Arab tidak pernah mau menerima orang Islam pribumi. Setidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberikan istilah ibad dan muwalladun kepada para muallaf yang merupakan suatu ungkapan yang merendahkan. Konsekuensinya, kelompok-kelompok etnis non Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian yang pada akhirnya mendatangkan dampak besar terhadap sosio-ekonomi negara tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu. 3. Kesulitan Ekonomi Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius sehingga lalai membina perkonomian. Padahal, peradaban kuat tanpa ditopang dengan ekonomi yang mapan dapat dipastikan akan hancur. Terbukti dengan timbulnya kesulitan ekonomi yang memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer penguasa Islam Spanyol. 4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Karena inilah juga kekuasaan Bani Umayyah runtuh. 5. Keterpencilan Andalusia letaknya terpencil dari dunia Islam yang lain sehingga selalu berjuang sendiri tanpa bantuan dari Negara Islam lainnya kecuali dari Afrika Utara. Oleh Karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.



14



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dari pembahasan tentang Islam dan peradaban Spanyol dapat disimpulkan bahwa, Pertama, latar belakang masuknya Islam ke Spanyol didasari oleh kuatnya Islam di Afrika Utara sehingga perlu melakukan perluasan ke Semenanjung Iberia. Spanyol adalah daerah terdekat dari Afrika Utara dan kerajaan Gothic yang menguasai daerah tersebut sedang mengalami kemunduran. Tiga tokoh penting yakni Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad, dan Musa Ibnu Nushair telah melakukan ekspansi wilayah kekuasaan Islam pada waktu yang tepat. Di saat seluruh wilayah Afrika Utara sudah dikuasai dan kekuasaan kerajaan Gothic mulai melemah, lompatan berikutnya adalah penguasaan daerah Spanyol yang berada di seberang. Kerjasama satu tim dan keterlibatan aktif pimpinan pusat dan pelaksana lapangan telah membuahkan hasil maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam ke Spanyol. Kedua, Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung sekitar 800 tahun dan pernah mencapai puncaknya saat di bawah kepemimpinan Abd Rahman III. Saat itu, Spanyol mengalami kemajuan peradaban yang menggembirakan, terlebih di bidang Arsitektur. Meskipun akhirnya Islam harus keluar dari Spanyol, peradaban peninggalan Islam telah membuat Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Pemikiran filsafat seperti pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd, telah membawa Eropa menjadi kawasan yang maju intelektualitasnya.



15



DAFTAR PUSTAKA



Ali, K. 1996. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern). Terjemahan oleh M. Natsir Budiman. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bosworth, CE. 1993. Dinasti-Dinasti Islam. Terjemahan oleh Ilyas Hasan. Bandung: Mizan. Lebor, Adam. 2009. Pergulatan Muslim di Barat: antara Identitas dan Integrasi. Terjemahan Yuliani Liputo. Bandung: Mizan. Mun’im, Abdul Majid. 1997. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka Sudriman. Islam Dan Peradaban Spanyol: Catatan Kritis Beberapa Faktor Penyebab Kesuksesan Islam Spanyol. Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim: Malang Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat, Kajian sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat, dan kekuasaan. Jakarta: Gramedia. Suntiah, R. dan Maslani. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Interes Media Foundation: Bandung Tim. 1994. The Wold Book Encylopedia. New York: A Scoel Feties Company Yatim, Badri. 1994. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada: Jakarta Nasution, S. 2007. Sejarah Perdaban Islam. Yayasan Pusaka: Riau



16