Makalah Kimia Logam Golongan 13 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Kimia Logam Logam Golongan 13 Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Logam Dosen Pengampu : Dian Nirwana Harahap, S.Pd, M.Si



Disusun Oleh: Teddy Hardiansyah NPM. 71200517003



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA T.A. 2021-2022



KATA PENGANTAR



Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan membahas mengenai Logam Golongan 13. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Kimia Logam Ibu Dian Nirwana Harahap, S.Pd, M.Si, atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada kami, dan saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Demikianlah yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman terhadap pembaca.



Medan, 30 Maret 2022 Penulis



Teddy Hardiansyah NPM. 71200517003



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................................2 DAFTAR ISI..............................................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4 1.1



Latar Belakang.............................................................................................................4



1.2



Rumusan Masalah.......................................................................................................4



1.3



Tujuan..........................................................................................................................5



1.4



Metode Penuliasan.......................................................................................................5



BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6 2.1



Keberadaan Unsur golongan 13 di Alam....................................................................6



A. Aluminium...................................................................................................................6 B. Ghalium.......................................................................................................................7 C. Indium..........................................................................................................................8 D. Thalium........................................................................................................................8 2.2



Sifat Fisika dan Kimia Golongan 13...........................................................................9



A. Sifat Fisika Golongan 13.............................................................................................9 B. Sifat Kimia Logam Golongan 13..............................................................................10 2.3



Reaksi dengan Senyawa lain.....................................................................................11



A. Reaksi dengan Udara.................................................................................................11 B. Reaksi dengan Air.....................................................................................................11 C. Reaksi dengan Halogen.............................................................................................11 D. Reaksi dengan Nitrogen............................................................................................12 E. Reaksi dengan Asam.................................................................................................12 F. 2.4



Reaksi dengan Basa...................................................................................................12 Kegunaan logam golongan 13...................................................................................13



BAB III PENUTUP..................................................................................................................15 3.1



Kesimpulan................................................................................................................15



3.2



Saran..........................................................................................................................15



DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Unsur dapat diartikan sebagai zat tunggal yang sederhana. Unsur dapat ditemukan didalam tanah. Wujud dari unsur pun berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ada yang berwujud padat, cair dan gas. Dari Sistem periodik unsur modern kita dapat mengetahui bahwa ada 90 buah unsur yang terdapat dialam dan ada unsur buatan lainnya. Mulai dari unsur yang bersifat logam, nonlogam, semi logam, dan lain-lain. Unsur logam terdiri atas logam golongan utama dan logam golongan transisi.   Logam-logam golongan utama terdiri atas golongan s dan golongan p. Golongan s meliputi golongan alkali dan alkali tanah, sedangkan golongan p meliputi golongan 13, 14, dan 15. Secara umum, logam-logam golongan p kurang reaktif dibandingkan dengan logam-logam golongan s. Makalah ini membahas unsur-unsur logam golongan 13 yang berupa aluminium, galium, indium, dan talium. Secara umum sifat logam unsur-unsur golongan 13 tidak sekuat logam golongan alkali dan alkali tanah. Senyawa unsur golongan 13 umumnya memiliki karakter kovalen yang tinggi, karena ukuran ionnya yang relatif kecil, muatan ionnya yang relatif besar, dan potensial ionisasinya relatif tinggi. Golongan 13 umumnya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +3, namun Ga, In, dan Tl dapat juga membentuk tingkat oksidasi lainnya yaitu +1. Ga dan In lebih dominan dengan tingkat oksidasi +3, sedangkan Tl lebih dominan dengan tingkat oksidasi +1. Hal ini  dijelaskan pada efek pasangan inert. Dalam makalah ini, akan dibahas, sifat fisika dan kimia dari logam golongan 13, reaksi yang terjadi dengan unsur atau senyawa lainnya, keberadaan dialam dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah: 1. Bagaimana keberadaan dari logam golongan 13 dialam? 2. Bagaimana sifat fisika dan kimia dari logam golongan 13? 3. Bagaimana reaksi yang terjadi dari logam golongan 13 dengan unsur dan senyawa lainnya? 4. Bagaimana kegunaan serta dampak dari penggunaan logam golongan 13?



1.3 Tujuan Penulisan makalah logam golongan alakali tanah ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mempelajari keberdaaan dan ketersdiaan dari logam golongan 13dialam 2. Mengetahu sifat kimia dan fisika dari logam golongan 13 3. Mengetahui dan mempelajari reaksi-reaksi logam golongan 13dengan senyawa lain



4. Mengetahui dan mempelajari kegunaan serta dampak dari penggunaan logam alakali tanah. 1.4 Metode Penuliasan Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan , yakni membaca, memahami, dan membuat resume tentang logam golongan 13



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Keberadaan Unsur golongan 13 di Alam A. Aluminium Aluminium (Al) adalah suatu unsur kimia dalam golongan boron yang memiliki nomor atom 13. Unsur kimia ini tidak bersifat magnetik, berwarna perak putih sedikit kusam, lunak dan lembut. Aluminium merupakan salah satu logam bermassa jenis rendah yang sangat tahan terhadap oksidasi/korosi. Ini dikarenakan terbentuknya lapisan oksida halus (saat logam ini terpapar udara) yang menghalangi oksidasi lebih lanjut terhadap lapisan logam di bagian yang lebih dalam. Aluminium adalah unsur yang paling melimpah ketiga yang ditemukan didalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon). Hal ini ditemukan dalam konsentrasi 83.200 ppm di kerak. Hanya nonmetals oksigen dan silikon ditemukan dalam jumlah yang lebih besar Meskipun aluminium tidak ditemukan dalam keadaan logam bebasnya, tapi Aluminium adalah logam yang paling banyak didistribusikan (dalam bentuk senyawa) di Bumi. Aluminium juga merupakan unsur yang paling berlimpah di bulan. Karena memiliki afinitas yang kuat terhadap oksigen, unsur Al hampir tidak pernah ditemukan dalam keadaan unsur (logam), melainkan hampir selalu ditemukan dalam bentuk oksida atau silikat. Feldspars, kelompok yang paling umum dari mineral dalam kerak bumi, yang aluminosilikat. Logam aluminium native hanya dapat ditemukan sebagai fase kecil dalam lingkungan oksigen fugasitas rendah, seperti interior gunung berapi tertentu. Aluminium ditemukan di mineral berjenis beryl, cryolite, garnet, spinel, pirus, dan batuan berjenis bauksit. Campuran mineral lain dalam batuan yang mengandung Al 2O3 menghasilkan batu-batu permata ruby, safir, dan batu perhiasan jenis lainnya. Meskipun aluminium adalah unsur kimia umum yang ditemukan secara luas di bumi, namun tak semua mineralnya bisa ekonomis jika dibuat menjadi logam. Hampir semua logam aluminium yang dihasilkan dibuat dari batuan berjenis bauksit (AlOx (OH) 3-2x). Bauksit terjadi sebagai hasil pelapukan batuan dasar yang mengandung besi dan silika rendah pada kondisi iklim tropis. Saat ini sumber bauksit terbesar di Indonesia berada di Kepulauan Riau dan beberapa tempat di Pulau Sumatera.



Aluminium merupakan barang tambang yang didapat dalam skala besar sebagai bauksit (Al2O3.2H2O). Bauksit mengandung Fe2O3, SiO2, dan zat pengotor lainnya. Maka untuk dapat memisahkan aluminium murni dari bentuk senyawanya, zat-zat pengotor ini harus dipisahkan dari bauksit. Ini dilakukan dengan proses Bayer. Ini meliputi dengan penambahan larutan natrium hidroksida (NaOH) yang menghasilkan larutan natrium alumina dan natrium silikat. Besi merupakan sisa sampingan yang didapat dalam bentuk padatan. Ketika CO2 dialirkan terus menghasilkan larutan, natrium silikat tinggal di dalam larutan sementara aluminium diendapkan sebagai aluminium hidroksida. Hidroksida dapat disaring, dicuci dan dipanaskan membentuk alumina murni, Al2O3. Langkah selanjutnya adalah pembentukan aluminium murni. Ini diperoleh dari Al2O3 melalui metode elektrolisis. Elektrolisis ini dilakukan karena aluminium bersifat elektropositif. B. Galium Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga dan nomor atom 31. sebuah logam miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda padat yang mudah rapuh pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar dan akan melebur ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih seng. Keberadaan yang menamakannya "eka-aluminium" atas dasar posisinya dalam tabel periodik nya. Gallium ditemukan oleh Paul Emile Lecoq de Boisbaudran pada 1875 dengan percobaan spektrum karakteristik (dua garis ungu) dalam pemeriksaan sampel sfalerit. Kemudian Lecoq memperoleh logam bebas dengan elektrolisishidroksida dalam larutan kalium hidroksida . Nama gallium berasal dari kata "Gallia", dari bahasa Latin yang berarti Gaul Gallia. Dari penemuannya pada tahun 1875 sampai dengan era semikonduktor, penggunaan utamanya untuk thermometric. Galium terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit, pirit, magnetit dan kaolin. Kelimpahan galium dalam kulit bumi sebesar



19 ppm sama



melimpahnya dengan N, Nb, Li, dan Pb. Namun, Ga dua kali lebih melimpah daripada B(9ppm). Tetapi lebih sulit untuk mengekstrak nya karena tidak adanya bijih yang mengandung Ga. Konsentrasi tertinggi nya sebesar 0.1 - 1% berada di mineral langka germanite (sulfida kompleks Zn, Cu, Ge dan As) sedangkan di sfalerit (ZnS), bauksit atau batubara konsentrasinya seratus kali lipat lebih sedikit. Galium selalu terbentuk berikatan dengan Zn atau Ge, tetangganya dalam tabel periodik, atau dengan Al dalam kelompok yang sama. Dahulu Ga diperoleh dari emisi debu yang dipancarkan selama pemanggangan sulfida atau pembakaran batu bara (hingga 1,5% Ga) tetapi sekarang diperoleh sebagai produk



sampingan dari industry besar Al. Karena bauksit mengandung 0,003-0,01% Ga, proses lengkap akan menghasilkan lebih dari 1000 ton pa. Biji Galium (Ga) sangat langka tetapi Galium (Ga) terdapat di logam-logam yang lain. Dia juga terdapat pada batu bara Contohnya: bauksit, digalium heksaiodida , digalium heksaklorida, galium, galium hidrida. Ghalium biasanya adalah hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi ghalium pada larutan alkali dari sebuah aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang memberikan konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan katoda baja tahan karat dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium cair. Galium murni membutuhkan sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona penyaringan untuk membuat logam galium murni. C. Indium Indium adalah logam yang jarang ditemukan, sangat lembut, berwarna putih keperakan dan stabil di dalam udara dan air tetapi larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin ( logam miskin atau logam posttransisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel periodik, terjadi antara metalloid dan logam transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam alkali dan logam alkali tanah, titik leleh dan titik didihnya lebih rendah dibanding dengan logam transisi dan mereka lebih lunak). Indium ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium dapat menyala dan terbakar. Indium ditemukan dari emisi debu yang berasal dari pembakaran bijih sulfida Zn atau Pb dan bisa juga diperoleh selama pembakaran bijih sulfida Fe dan Cu. Sebelum tahun 1925, hanya tersedia 1 gram indium di dunia. Namun, produksi indium sekarang melebihi 80.000.000 gram setiap tahunnya. Kelimpahan Indium sebesar 0,24 ppm sama banyak dengan Sb dan Cd. Indium biasanya tidak dibuat di dalam laboratorium. Indium adalah hasil dari pembentukan timbal dan seng. Logam indium dihasilkan melalui proses elektrolisis garam indium di dalam air. Proses lebih lanjut dibutuhkan untuk membuat aluminium murni dengan tujuan elektronik. D. Talium Talium adalah unsur kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81. Talium adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong dengan sebuah pisau. Talium termasuk logam miskin. Talium kelihatannya seperti logam yang berkilauan tetapi ketika bersentuhan dengan udara, talium dengan cepat memudar menjadi warna kelabu



kebiru-biruan yang menyerupai timbal. Jika talium berada di udara dalam jangka waktu yang lama maka akan terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika talium berada di air maka akan terbentuk thalium hidroksida. Unsur talium dan senyawanya bersifat racun dan penanganannya harus hati-hati. Talium dapat menyebabkan kanker. Talium diperoleh dari emisi debu yang dipancarkan selama pemanggangan sulfida untuk pembuatan H2SO4 dan dari leburan bijih ZdPb.Prosedur ekstraksinya rumit karena kebutuhan untuk memperoleh Cd pada waktu yang sama. thalium sangat kurang melimpah dibandingkan dengan aluminium dan cenderung dalam konsentrasi rendah pada mineral sulfida daripada sebagai mineral oksida, kelimpahan Talium sebesar 0.7ppm. 2.2 Sifat Fisika dan Kimia Golongan 13 Golongan 13 terdiri dari unsur-unsur boron, aluminium, galium, indium, dan talium. Dari semua unsur golongan ini, boron merupakan satu-satunya unsur nonlogam dan diklasifikasikan sebagai unsur semilogam. A. Sifat Fisika Golongan 13 Tabel Sifat Fisika Golongan 13 Sifat Fisika



13



Al



Ga



40



81



Titik leleh / °C



660



30



157



303



Titik didih / °C



2520



2205



2073



1473



Densitas / g cm-3 (20°C)



2.699



5.904



7.31



11.85



Jari-jari atomik / pm



143



122



167



170



Jari-jari ionik M2+ / pm



53,5



153



80



88



I



577,6



578,8



558,3



589,3



II



1816.7



1979.3



1820.6



1971.0



III



2744,8



2963



2704



2878



∆H lebur/ kJ mol-1



10,71



5,56



3,28



4,21



∆H uap / kJ mol-1



294



254



232



166



Elektronegativitas



1,5



1,6



1,7



1,8



-1,66



-0,53



-0,338



+1,26



+3



(+1), +3



(+1), +3



+1, (+3)



31



In



Tl



Energi ionisasi / kJ mol-1



Eo/ V M+3 + 3e



M (s)



Tingkat oksidasi



Kecenderungan sifat logam golongan 13







Jari-jari atom cenderung berkurang dari Ga-Tl, kecuali Al







Jari-jari ionik cenderung meningkat dari Al-Tl







Energi ionisasi pertama unsur golongan 13 cenderung berkurang dari Al-Tl







Keelektronegatifan unsur golongan 13 cenderung bertambah dari Al-Tl



B. Sifat Kimia Logam Golongan 13 Unsur-unsur dari golongan ini juga membentuk ikatan kovalen.Boron yang bersifat semilogam, cenderung membentuk ikatan kovalen. Namun ikatan kovalen juga umum terjadi pada unsur-unsur metalik dalam golongan ini. Hal ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari tiap ion logam yang bersangkutan sehingga menghasilkan densitas muatan positif yang sangat tinggi, yang pada gilirannya mampu mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam keadaan larutan, semua ion unsur golongan 13 berada dalam keadaan terhidrat. Kestabilan keadaan ionik golongan 13 ini berkaitan dengan terjadinya hidrasi ion logam yang bersangkutan. Untuk ion tripositif aluminium misalnya, entalpi hidrasi yang sangat tinggi, yaitu -4665 kj mol-1, hampir sama dengan jumlah ketiga energi ionisasinya yaitu sebesar ~ + 5137 kj mol -1. Jadi, senyawa aluminium yang dianggap sebagai senyawa ionik



tidak



mengandung



ion



sederhana



Al3+



tetapi



sebagai



ion



kompleks



heksakuaaluminium(III), [Al(H2O)6]3+. Sifat elektropositif golongan 13 berkurang dari aluminium ke talium karena adanya orbital d pada unsur-unsur dengan nomor atom yang besar (galium, indium, dan thalium). Pengisian elektron pada orbital terluar unsur-unsur tersebut terjadi setelah orbital d terisi penuh . Elektron-elektron dalam orbital d ini kurang dapat melindungi secara efektif elektron orbital terluar dari tarikan inti, sehingga elektron orbital terluar dalam unsur tersebut terikat cukup kuat dan dengan demikian sifat-sifat elektropositifnya menjadi makin rendah. Panas peleburan dan penguapan logam aluminium, galium, tallium, dan indium juga cenderung menurun dengan meningkatnya nomor atom. Galium dan indium juga sangat stabil di udara dan tidak bereaksi dengan air, kecuali jika di dalamnya terdapat oksigen bebas. Talium sedikit lebih reaktif dan dapat teroksidasi di udara. Galium dan indium, sama halnya seperti aluminium, larut dalam NaOH cair. Pada temperatur kamar, galium adalah padatan lembut seperti timbal dan dapat dipotong dengan pisau. Namun, titik lelehnya 30o( lebih rendah dari temperatuir tubuh manusia), sehingga jika kita pegang, galium akan meleleh. Galium dapat berdifusi ke lapisan logam sehinggan dapat



melunakkan logam lain seperti aluminium, besi, dan lain-lain. Jika memadat, gallium mengembang hingga 3,1 persen dan dengan demikian penyimpanan dalam gelas atau logam dihindari.Talium larut dengan lambat hanya dalam asam sulfat atau asam klorida, karena garam Tl1 yang terbentuk hanya sedikit larut. Unsur-unsur ini bereaksi cepat pada suhu ruangan, dengan pemanasan, dengan halogen dan juga dengan nonlogam seperti sulfur. 2.3 Reaksi dengan Senyawa lain A. Reaksi dengan Udara Aluminium bereaksi dengan udara pada suhu temperatur ruang. Galium, Indium, dan Taliumdapat bereaksi dengan O2 dengan bantuan pemanasan udara. Reaksi logam IIIA dengan gas oksigen menghasilkan senyawa oksida.Jika lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk menyerang (bertahan), aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan nyala api membentuk aluminium (III) oksida. Udara atau oksida lain mudah mengoksidasi serbuk aluminium dalam reaksi yang sangat eksotermik.Dengan udara : 4Al(s) + 3O2(g) → 2Al2O3(s) 4Ga(s) +3 O2(g) → 2 Ga2O3(s) 4In(s) + 3O2 → 2In2O3 2Tl(s) + O2(g) → Tl2O(s) B. Reaksi dengan Air Senyawa Al, Ga, dan In tidak bereaksi dengan air. Pada permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan air. Logam talium memudar dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida 2 Tl(s) + 2H2O(l) → 2 TlOH(aq) + H2(g) C. Reaksi dengan Halogen Aluminium bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti iodin (I 2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi aluminium (III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida. 2Al(s) + 3I2(l) → 2 Al2I6(s) 2Al(s) + 3Cl2(l) → 2 Al2Cl3(s)



2Al(s) + 3Br2(l) → 2 Al2Br6(s) 2Ga(s) + 3I2(l) → 2 Ga2I6(s) Ga(s) + AlF3(aq) → 3 GaF(aq) + Al3+(aq) 2In(s) + 3I2(l) → 2 In2I6(s) 2In(s) + 3Br2(l) → 2 In2Br6(s) Logam thalium juga bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen. Semua senyawa ini bersifat racun. 2 Tl(s) + 3 F2(g) → 2 TiF3(s) 2 Tl(s) + 3 Cl2(g)→ 2 TiCl3(s) 2 Tl(s) + 3 Br2(g) → 2 TiBr3(s) D. Reaksi dengan Nitrogen Dari logam golongan 13, hanya Al yang bereaksi langsung dengan N 2 (pada suhu 1020 K). 2Al (s) + N2(g) → 2AlN(s) E. Reaksi dengan Asam Logam aluminium larut dalam larutan asam baik asam halida seperti HCl maupun asam oksi seperti H2SO4 membentuk larutan yang mengandung ion Al3+ dan gas hidrogen. Reaksi yaitu : 2Al(s) + 6HCl(aq) → 2Al3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g) Indium larut perlahan hanya oleh H2SO4 atau asam klorida. 2In(s)+ 6HCl → 2InCl3 + 3H2 Talium larut dengan lambat hanya dalam asam sulfat atau asam klorida, karena garam Tl1 yang terbentuk hanya sedikit larut. F. Reaksi dengan Basa Aluminium bersifat amfoter karena bereaksi juga dengan larutan basa. Perilaku ini dikarenakan adanya sifat asam dari Al(OH)3. Reaksi umumnya yaitu : 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O → 2Na+(aq) + 2[Al(OH)4]- + 3H2(g) Ga2O3 + 2OH- → 2 Ga(OH)4Ga(OH)3 + OH- → Ga(OH)4-



Indium dan talium tidak larut dalam basa



2.4 Kegunaan logam golongan 13 Aluminium adalah bahan pereduksi yang baik karena akan mengekstrasi oksigen dari oksida logam, menghasilkan oksida aluminium sambil membebaskan logam lain dalam keadaan bebasnya. Reaksi ini, dikenal sebagai reaksi termit, digunakan dalam pengelasan di tempat (on-site welding) untuk objek logam berukuran besar. Fe2O3(s) + 2 Al(s) → Al2O3(s) + 2 Fe(l) Aluminium merupakan konduktor panas dan konduktor listrik yang baik, namun sifat ini lebih rendah dibandingkan dengan sifat konduktor tembaga. Atas dasar sifat-sifat tersebut, logam aluminium sangat banyak manfaatnya. Dalam industri rumah tangga, misalnya untuk peralatan masak/dapur, dalam industri makanan misalnya untuk pembungkus makanan, kaleng minuman, pembungkus pasta gigi dan lain sebagainya. Sebagai bahan bangunan misalnya unutk mebel, pintu, dan jendela, juga sebagai bahan dasar dalam industri pesawat terbang, kapal dan mobil. Serbuk aluminium dapat pula dipakai untuk bahan cat-aluminium, dan masih banyak lagi yang lain. Bahan bakar yang dipakai untuk mendorong roket yang membawa pesawat ulang-alik Columbia buatan Amerika Serikat adalah campuran padatan dari logam aluminium dan NH4ClO4. Pembebasan panas yang sangat tersebut (∆Hf⁰) menyebabkan gas-gas yang terbentuk mengalami ekspansi yang sangat kuat sehingga mampu mengangkat roket. Manfaat lain yang istimewa bagi logam aluminium adalah afinitasnya (daya gabung) yang sangat kuat dengan oksigen. Sebagai contohnya, reaksi serbuk aluminium dengan oksida-oksida logam transisi Fe2O3 juga mengasilkan kalor yang sangat tinggi. Reaksi ini (reaksi termit) menghasilkan panas yang sangat tinggi hingga temperature kira-kira 3000⁰C, dan oleh karena itu reaksi ini sering dimanfaatkan misalnya pada proses pengelasan besi atau baja rel kereta api. Senyawa tawas, misalnya KAl(SO4)2.12H2O, barangkali dapat dengan mudah dijumpai dipasaran, bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industry pencelupan atau pewarnaan. Aluminium sulfat dapat juga dipakai sebagai bahan pemadat kebakaran tipe busa jika dicampur dengan soda NaHCO3. Logam galium sangat penting dalam industry elektronik. Galium digunakan untuk membuat galium arsenida (GaAs), suatu senyawa yang dapat mengkonversikan cahaya



langsung menjadi listrik (fotokonduksi). Material semikonduksi ini juga digunakan dalam diode pemancar cahaya dan dalam peranti berwujud padat seperti transistor. Galium, sebagai galium arsenida digunakan dalam menampilkan elektronik dari kalkulator, jam tangan, dan CD player. Karena titik leleh rendah dan titik didih tinggi, galium juga digunakan sebagai cairan dalam termometer yang memiliki kisaran suhu hampir 2200°C. Indium adalah logam lunak seperti perak yang digunakan untuk membuat aloi yang bertitik leleh rendah. Seperti halnya GaAs, InAs juga digunakan dalam transistor suhu rendah dan sebagai fotokonduktor dalam peranti optik. Talium dan senyawanya sangat toksik; akibatnya, thalium dan senyawanya tidak banyak dimanfaatkan di industri. Namun, satu kemungkinan pemanfaatannya ialah dalam superkonduktor suhu tinggi. Misalnya, keramik berbasis thalium dengan perkiraan rumus Tl2Ba2Ca2Cu3O8+x ¬menunjukkan superkonduktivitas pada suhu setinggi 125 K. Dan thalium digunakan sebagai racun tikus karena sifatnya yang toksik. Thallium-201 digunakan dalam studi diagnostik medis , terutama yang melibatkan fungsi sistem peredaran darah. Thalium (I) bromida dan thalium (I) iodida adalah dua dari sedikit senyawa yang mempunyai sifat transparansiyang sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk keperluan radiasi inframerah dengan panjang gelombang yang panjang. Dalam bentuk lembaran dari kedua senyawa ini digunakan untuk unit-unit detector inframerah Berilium (Be)



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari penjelasan yang telah dijabarkan pada bab pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: : Aluminium merupakan unsur yang sangat berlimpah di alam dan unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi (~8,3% berat kerak bumi). Aluminium terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Galium, indium, dan thalium sangat kurang melimpah dibandingkan dengan aluminium dan cenderung dalam konsentrasi rendah pada mineral sulfida daripada sebagai mineral oksida. Dari semua unsur golongan ini, boron merupakan satu-satunya unsur nonlogam dan diklasifikasikan sebagai unsur semilogam. Unsur-unsur dari golongan ini tidak menunjukkan pola titik leleh yang sederhana (teratur), tetapi menunjukkan pola titik didih yang cenderung menurun dengan naiknya nomor atom. Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit, Al2O3.nH2O (n=1-3) dengan proses Hall-Heroult. Proses ini terdiri dari dua tahap, yaitu pemurnian bauksit untuk memperoleh alumina murni dan peleburan serta reduksi alumina dengan elektrolisis. Gallium, indium, dan thallium biasanya diperoleh dari elektrolisis larutan garam-garamnya dalam air. Untuk gallium dan indium kemungkinan dihasilkannya karena besarnya kelebihan tegangan untuk evolusi hydrogenpada logam-logam ini. Reaksi-reaksi yang penting yang terjadi pada logam golongan 13 antara lain adalah sebagai berikut : reaksi dengan air, reaksi dengan udara dengan dan reaksi dengan asam dan basa. 3.2 Saran Penulis menyadari masih bnyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka dari itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukkan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik



DAFTAR PUSTAKA Cotton, F.A., dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Terjemahan: S. Soharto. UIPress, Jakarta. Farida, I. (2012). Kimia anorganik I: prinsip dasar dan deskripsi unsur-unsur blok-s dan-p. Saito, T. 1996. Kimia Anorganik. Terjemahan: Ismunandar. Iwanami Shoten, Tokyo. Sugiyarto, K. H., & Suyanti, R. D. (2010). Kimia anorganik logam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Petrucci, Ralph H. 2007. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern EdisiKesembilan. Jakarta: Erlangga. Suyanta. 2013. Buku Ajar Kimia Unsur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press