Makalah Komprehensif Aik (Zahra) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOMPREHENSIF AIK IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH



DI SUSUN OLEH : ZAHRATUN NAADIRAH 105611112819



JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH ” dapat selesai dengan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat masukan dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen maupun rekan-rekan yang ikut dalam membantu dan memberikan masukan untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna untuk perbaikan makalah ini dan makalah yang akan datang. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Makassar, 10 Januari 2023



Penyusun



DAFTAR IS



I KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A.



Latar Belakang....................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah........................................................................................... 2



C.



Tujuan Penulisan.................................................................................................3



BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4 A.



Hakikat Muhammadiyah....................................................................................4



a.



Muhammadiyah sebagai gerakan pemurnian..........................................4



b.



Muhammadiyah sebagai gerakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar .............6



c.



Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid....................................................7



d.



Muhammadiyah sebagai gerakan kebudayaan..........................................9



B.



12 Tafsir Langkah Muhammadiyah................................................................10



C.



Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (Madm)............................13



D.



Khittah Perjuangan Muhammadiyah..............................................................16



E.



Matan Dan Keyakinan Hidup Muhammadiyah.............................................20



F.



Kepribadian Muhammadiyah..........................................................................22



G.



Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah...........................................26



BAB III PENUTUP..............................................................................................30 A.



Kesimpulan................................................................................................30



B.



Saran...........................................................................................................31



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah sebagai gerakan Islam bukan hanya tempat berkumpul dan tanpa tujuan yang jelas. Muhammadiyah merupakan suatu gerakan agama yang di dalamnya terkandung sistem keyakinan (belief system), pengetahuan (knowledge), organisasi (organization), dan praktik-praktik aktivitas (practices activity) yang mengarah pada tujuan (goal) yang dicita-citakan. Adapun cita-cita Muhammadiyah adalah terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Setiap organisasi tidak dapat dipisahkan dari pendirinya. Demikian pula Muhammadiyah. Ia tidak dapat dipisahkan dari K.H Ahmad Dahlan dalam mengambil keputusan mendirikan persyarikatan Muhammadiyah pada tahun 1912, itu dengan maksud agar gagasan dan pokok-pokok pikiran beliau dapat diwujudkan melalui Persyarikatan yang beliau dirikan itu. Beliau menyadari bahwa gagasan dan pokok-pokok pikiran itu tidak mungkin dapat diwujudkan oleh seorang secara sendiri-sendiri termasuk oleh beliau sendiri, tetapi harus oleh sekelompok orang secara bersama-sama dan bekerja sama. Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis. Pokok-pokok pikiran yang dapat dikategorikan sebagai pokok pikiran yang bersifat ideologis. Ideologi Muhammadiyah yaitu sebuah gerakan dengan sistem dan teori Islam pada seluruh aspek kehidupan manusia untuk tajdīd (pembaharuan)



1



sehingga selalu memiliki agenda berkemajuan (Iṣlāh). Ideologi gerakan Muhammadiyah ini tersusun menjadi sebuah pemikiran yang tercantum dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah dan pemikiran-pemikiran formal lainnya. Dalam masalah akidah umat Islam itu satu atau sama dan dalam masalah fikih umat Islam terbagi dalam beberapa mazhab, seperti Mazhab Syafi’i, Mazhab Maliki, Mazhab Hanafi dan Mazhab Ahmad bin Hanbal.Tak dapat dipungkiri lagi bahwa di kalangan umat Islam telah terjadi perbedaan pandangan dalam berbagai persoalan keagamaan, bahkan kristalisasi perbedaan itu melahirkan mazhab-mazhab, terutama dalam soal teologi dan hukum (fikih), padahal semuanya bersumber dari (hanya) satu syariah. Syariah sebagai jalan utama yang mutlak diikuti dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam, maka seharusnya paham dan praktik Islam juga tidak bermacam-macam, karena sumbernya hanyalah satu yakni syariah. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan hakikat Muhammadiyah ? 2. Bagaimana Tafsir 12 langkah muhammadiyah ? 3. Bagaimana muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah ? 4. Bagaimana khittah perjuangan muhammadiyah ? 5. Bagaimana matan dan keyakinan hidup muhammadiyah ? 6. Bagaimana kepribadian muhammadiyah ? 7. Bagaimana pedoman hidup islami warga muhammadiyah ?



2



C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui hakikat Muhammadiyah. 2. Untuk mengetahui hakikat Muhammadiyah. 3. Untuk mengetahui muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah. 4. Untuk mengetahui khittah perjuangan muhammadiyah. 5. Untuk mengetahui matan dan keyakinan hidup muhammadiyah. 6. Untuk mengetahui kepribadian muhammadiyah. 7. Untuk mengetahui pedoman hidup islami warga muhammadiyah.



3



BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Muhammadiyah Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan



lapangan



yang



dipilihnya



ialah



masyarakat,



sebagai



usaha



Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya. Hakikat Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian (harakah ushuliyah), gerakan pembaruan (harakah tajdid), gerakan dakwah (harakah adda’wah) dan gerakan social kebudayaan (harakah mujtamaiyyah watsaqafah). Adapun uraiannya sebagai berikut : a. Muhammadiyah sebagai Gerakan Pemurnian (harakahushuliyah) Muhammadiyah



sebagai



gerakan



pemurnian



(harakah



ushuliyah)



maksutnya adalah memurnikan keyakinan tauhid Islam dari kemusyrikan,



4



tahayyul dan khurafat. Syirik dengan makhluk-Nya bukan hanya batal secara teologis, tapi juga fatal secara intelektual. Orang yang menyekutukan Allah, menganggap Allah berbilang, beranak dan lain sebagaunya adalah kedhaliman teologis dan intelektual yang paling nyata. Muhammadiyah berusaha dengan bersungguh-sungguh menjaga dan mengawal kemurnian tauhid dari syirik sebagai misi utama diturunkannya para Rasul di muka bumi. Muhammadiyah juga menjaga tauhid dari keyakinan animisme yaitu kepercayaan terhadap kekuatan roh nenek moyang atau roh orang yang telah meninggal dunia yang dipercayai bias memberikan keberuntungan atau kesialan ; dan dinamisme yang meyakini benda-benda tertentu seperti keris, akik dan benda keramat lainnya. Muhammadiyah juga menolak tahayyul, yaitu mitos-mitos tentang sesuatu sebagai memiliki kekuatan penentu, misalnya mitos Nyai Roro Kidul sebagai ratu penguasa pantai selatan pulau Jawa, mitos wedhus ghembel lahar panas Gunung Merapi, mitos nogo dino (hitungan hari) dan lain sebagainya. Syirik, tahayyul dan khufarat bukan hanya akan merusak ketauhidan, atau menodai kesucian Tuhan dari sebagai satu-satunya pencipta dan penguasa bagi makhluk-makhluknya, tetapi yang lebih berbahaya adalah dapat kerusak kepribadian dan menjatuhkan harkat serta martabat manusia itu sendiri. Manusia adalah sebaik-baik makhluk ciptaan Allah hanya pantas dan ptut tunduk dan patuh kepada-Nya, bukan kepada makhluk Allah lainnya yang harkat dan martabatnya lebih rendah bahkan dikutuk oleh Allah seperti Iblis. Membersihkan akidah dari kemusrikan, tahayyul dan khufarat adalah sebuah keharusan untuk membangun masyarakat Indonesia menjadi masyarakat



5



yang rasional, ilmiah, modern dan dapat bekerja keras di satu sisi, dan masyarakat yang memiliki spiritualitas yang tinggi kepada Tuhan dan cinta kasih kepada sesame manusia di sisi lain. b. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Muhammadiyah merupakan NGO keagamaan terbesar dan paling rapi di dunia (muslim), paling konsisten dalam melayani umat, paling konsisten untuk tidak terseret dalam politik praktis, paling konsisten dalam pengabdiannya di bidang Pendidikan dan kesehatan, dapat mendaga hubungan dengan umat dan negara secara seimbang, dan paling konsisten dalam mengimbangi tetapi tidak memusuhi dan bahkan melakukan dialog dangan gerakan/missi zending Kristen sejak zaman penjajahan/colonial sampai sekarang. Dengan prinsip-prinsip tersebut, Muhammadiyah merasa tidak memiliki musuh walaupun tetap ada yang memusuhi. Muhammadiyah menjawab berbagai tuduhan dan kritik dengan jawaban seperlunya dan dengan amalan nyata. Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang mendahulukan amar ma’ruf daripada nahi munkar, dakwah yang antikeganasan (non violent), dakwah yang menguasakan (empowerment),



dakwah



yang



menggembirakan,



dan



dakwah



yang



membebaskan, yaitu membebaskan dari belenggu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, penyakit, mental inferiority complex dan lain sebagainya. Muhammadiyah telah mendapatksn pengkuan luas dalam membangun peradaban umat, membangun bangsa dan negara. Dengan amalan nyata ini, Muhammadiyah banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dengan tanpa



6



meminta-minta.



Kontribusi



dakwah



Muhammadiyah



dalam



membangun



peradaban umat antara lain berupa: a. Budaya amar makruf nahi munkar Muhammadiyah telah membangun dan memberikan contohnyata dalam mengaplikasikan ajaran Islam, khususnya tugas melaksanakan amar makruf nahi munkar secara konsisten. Wujud nyata amar makruf antara lain dilakukan dengan tabligh, pengajian dari level kampung sampai level pusat. Mindset amar makruf nahi munkar ini tertanam kuat dalam system kepribadian warga Muhammadiyah sehingga memberikan komtibusi bagi penegak hukum, undang-undang termasuk anti-korupsi, kolusi dan nepotisme. b. Budaya kerja Warga Muhammadiyah dituntut kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Untuk mendirikan sebuah ranting atau cabang harus disertai amal usaha minimal berupa pengajian rutin. Dari pengajian rutin. kemudian ditumbuhkan Lembaga Pendidikan seperti Madrasah Diniyah atau Taman Kanak-kanak dan seterusnya. Untuk menumbuhkan Muhammadiyah tingkat daerah harus ada amal usaha seperti sekolah, balai kesehatan dana panti asuhan. Dengan ketentuan ini warga Muhammadiyah didik kerja dan kerja, amal dan amal. Setiap warga Muhammadiyah harus bias berbuat untuk lingkungannya. Di mana ada warga Muhammadiyah atau persyarikatan Muhammadiyah dipastikan ada amal usahanya. Kultur Muhammadiyah adalah sedikit bicara banyak kerja, mengindari fitnah dan saling kritik atau olok-olok diantara sesame gerakan Islam. c. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid



7



Salah satu faktor lahirnya Muhammadiyah adalah keprihatinan yang mendalam KH. Ahmad Dahlan tentang keterpurukan Bangsa Indonesia dan Umat Islam di bawah pemerintah Kolonial Belanda selama berabad-abad. Akibat kolonialisme yang tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan itu bangsa Indonesia diperlakukan laksana budak dan memang diperbudak, diadu domba satu dengan lainnya, diperbodoh, dimiskinkan, dan penjatuhan harkat dan martabat lainnya. Salah satu solusi menyelamatkan umat dan bangsa itu adalah dengan mengubah cara berpikir, cara hidup dan cara beragama agar lambat tapi pasti umat dan bangsa Indonesia dapat merdeka dan hidup sejajar dengan bangsa-bangsa besar lainnya dan bahkan lebih mulia dan lebih beradab. KH. Ahmad Dahlan melakukan reformasi dan bahkan revolusi dibidang teologi, intelektial, morah dan sosial. Ada empat ranah pembaruan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan : a. Pembaruan dibidang agama (teologi) Hal ini dilakukan mulai dengan membetulkan arah kiblat, memahami Islam secara langsung dari al-Qur’an dan al-Hadits dengan pemahaman yang kritis dan transformatif, membersihkan beragama dari anasir-anasir syirik, tahayyul, bid’ah dan khurafat, mendekontruksi peran sentral kiai atau pemuka agama sebagai makelar dengan Tuhan, mengajarkan kemandirian kepada umat dalam beragama termasuk dalam berdoa. b. Pembaruan dibidang intelektual KH. Ahmad Dahlan melakukan aksi sosial secara langsung menjadi guru di sekolah-sekolah Belanda yang sangat elitis dan eksklusif tanpa dibayar, tetapi



8



dipersulit dan bahkan diintimidasi untuk merombak cara berpikir muridmuridnya. KH. Ahmad Dahlan langsung memberikan pencerahan tentang kebangsaan, keislaman dan kemanusiaan kepada murid-muridnya. KH. Ahmad Dahlan juga menyelenggarakan sendiri Pendidikan dengan mengubah system diniyah dan pesantren yang tradisional kepada system klasikaldan modern. c. Pembaruan dibidang gerakan sosial Organisasi Muhammadiyah didirikan sebagai organisasi modern dan inklusif dengan mengembangkan kerjasama dengan pemerintah kolonial dan organisasi-organisasi serta gerakangerakan kebangsaan seperti Serikat Islam, Boedi Oetomo, dan bahkan dengan oerganisasi keagamaan lainnya seperti misionaris Kristen. KH. Ahmad Dahlan mengumpulkan anak-anak jalanan, yatim dan anak-anak miskin untuk dijadikan muridnya setelah dirawat dengan baik dan secara layak. d. Pembaruan dibidang moral dan mental KH. Ahmad Dahlan melakukan reformasi moral dan mental dari moral individual kepada moral sosial, dari orientasi golongan kepada keumatan dan kebangsaan. KH. Ahmad Dahlan menggerakan para hartawan, kyai dan ulama untuk peduli kepada fakir miskin, serta nasib umat dan bangsa. d. Muhammadiyah sebagai Gerakan Kebudayaan Peran kebudayaan Muhammadiyah nukan budaya dalam arti kesenian atau adat istiadat masyarakat lokal. Peran kebudayaan Muhammadiyah lebih kepada pembangunan akhlak dan peradaban. KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah menyadari bahwa tegaknya suatu bangsa sangat tergantung pada akhlaknya. Peran



9



nyata Muhammadiyah dalam membangun pemimpin nasional yang mampu memberikan keteladanan. B. 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah 1) Memperdalam Masuknya Iman. Hendaklah iman itu ditablighkan (didakwahkan) dan disyiarkan dengan seluas-luasnya, juga diberi riwayat dan dalil bukti pendukungnya. Selanjutnya dipengaruhkan dan digembirakan hingga iman itu mendarah daging, masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari pada semua anggota Muhammadiyah. 2) Memperluas Paham Agama. Hendaklah paham agama Islam yang sesungguhnya (murni) itu dibentangkan dengan seluas-luasnya. Bisa diujikan dan diperbandingkan, termasuk didiskusikan dan diperluas cara memahaminya. Sehingga para anggota Muhammadiyah mengerti dan meyakini bahwa agama Islam itulah yang paling benar, ringan dan berguna, hingga merasa nikmat mendahulukan amalan keagamaan itu. 3) Memperbuahkan Budi Pekerti. Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlak yang terpuji (mahmudah) dan akhlak yang tercela (madzmumah) serta dibahasnya tentang bagaimana mengamalkan akhlak mahmudah dan menjauhkan dari akhlak madzmumah itu. Sehingga budi pekerti yang baik ini menjadi amalan setiap anggota Muhammadiyah. 4) Menuntun Amalan Intiqad. Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri sendiri (self correction) dalam segala usaha dan pekerjaan kita (di persyarikatan). Selain memperbesar (kuantitas) amalan, juga selalu diperbaiki



10



(kualitasnya). Selanjutnya usulan-usulan perbaikan itu harus dimusyawarahkan bersama agar mendatangkan maslahat dan menjauhkan madharat. 5) Menguatkan Persatuan. Hendaklah menjadi tujuan kita menguatkan persatuan



organisasi,



mengokohkan



pergaulan



persaudaraan,



serta



mempersamakan hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita. 6) Menegakkan Keadilan. Hendaklah keadilan itu dijalankan sebagaimana mestinya, walaupun terhadap diri sendiri. Dan ketetapan yang adil itu harus selalu dibela dan dipertahankan di manapun dan kapanpun. 7) Melakukan Kebijaksanaan. Hendaklah dalam gerak kita, tidaklah melupakan hikmah dan kebijaksanaan yang disendikan kepada Kitabullah (AlQur’an) dan Sunnah Rasulullah (Al-Hadis). Meskipun dianggap hikmah dan kebijaksanaan, jika menyalahi kedua pegangan itu haruslah dibuang, karena itu bukanlah kebijaksanaan yang sesungguhnya. 8) Menguatkan Majelis Tanwir. Sebab Majelis Tanwir ini nyata-nyata mempunyai pengaruh besar dalam organisasi Muhammadiyah dan menjadi tangan kanan yang bertenaga di sisi PP Muhammadiyah. Karenanya Tanwir wajib diperteguh dan diatur sebaik-baiknya. 9)  Mengadakan Konferensi Bagian. Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah bagian (majelis/lembaga) kita di Muhammadiyah, maka hendaklah



kita



berihtiar



mengadakan



konferensi



bagian



(musyawarah



majelis/lembaga). 10) Mempermusyawaratkan Putusan. Agar dapat meringankan dan memudahkan pekerjaan, maka hendaklah setiap keputusan majelis (bagian)



11



dimusyawarahkan dengan pihak yang bersangkutan terlebih dahulu. Sehingga dapatlah mentanfidzkan untuk mendapatkan hasil dengan segera. Semua keputusan dalam persyarikatan lahir dengan jalan musyawarah, tidak ada keputusan persyarikatan yang lahir karena semata-mata pandangan pribadi. Setelah dimusyawarahkan dan diputuskan, maka akan terbit tanfidz. Dalam AD Muhammadiyah pasal 34 disebutkan bahwa Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat yang dilakukan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat. Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat berlaku sejak ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat. 11) Mengawaskan gerakan jalan. Pandangan kita hendaklah kita tajamkan, akan mengawasi gerak kita yang ada dalam Muhammadiyah. Baik mengenai hal-hal yang sudah lalu, yang masih berlangsung, maupun yang akan dihadapi kemudian. Sebagai warga Muhammadiyah, baik sebagai warga biasa, apalagi jika kedudukannya sebagai pimpinan di setiap tingkatnya, wajib hukumnya untuk selalu mengawasi keberlangsungan gerakan Muhammadiyah. Juga memberikan masukan dan sumbangsih pikirannya untuk kemajuan gerakan Muhammadiyah sesuai dengan kapasitas masing-masing. 12)



Mempersambungkan



gerakan



luar.



Kita



(Persyarikatan



Muhammadiyah) berdaya upaya menghubungkan diri dengan pihak luar (ekstern), baik itu persyarikatan maupun pergerakan lain di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan dasar silaturahmi, tolong menolong dengan segala kebaikan, dengan tidak mengubah asas masing-masing. Terutama perhubungan dengan



12



persyarikatan dan pemimpin Islam. Hal ini sesuai dengan pasal 3 ART Muhammadiyah bahwa di antara usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan meliputi, “Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri”.



C. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (Madm) a. Pengertian dan Hakikat MADM Hakikat Muqaddimah AD/ART Muhammadiyah adalah : IDEOLOGI MUHAMMADIYAH yang memuat : 1. Cara pandang Muhammadiyah [way of life] terhadap kehidupan manusia di muka bumi 2. Cita –cita yang akan diwujudkan 3. Cara yang dipergunakan untuk mewujudkancita – cita tersebut. Perumus



AD/ART



Muhammadiyah



AD/ART



Muhammadiyah



dirumuskan tahun 1942 - 1951 oleh : Ki Bagus Hadi Kusuma (Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah Tahun 1942– 1953).



b. Latar Belakang Disusunnya Ad/Art Muhammadiyah Adanya gejala pergeseran pola pikir anggota maupun aktivis Muhammadiyah terhadap cita – cita dan tujuan Muhammadiyah dan faktor lainnya, antara lain:



13



1.



Perkembangan dan sikap ruhaniyah tampak tertinggal jauh dengan perkembangan jasmaniyah



2.



Masukknya pengaruh/paham/ideologi lain yang semakin berkembang dan mempengaruhi anggota.



3.



Belum adanya kepastian rumusan tentang cita – cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah



4.



Dorongan disusunnya pembukaan UUD 45.



c. Proses Penyusunan Madm Muqaddimah AD/ART Muhammadiyah merupakan ungkapan Ki Bagus Hadi Kusuma dalam menelaah kembali pokok pikiran – pokok pikiran K.H.A. Dahlan selama perjuangan beliau hingga mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Setelah mengamati dan memperhatikan perjalanan Muhammadiyah dan kondisi anggota serta pimpinan selama 30 tahun sejak berdirinya hingga tahun 1942 – an. Pada tahun 1945 penyusunan dimulai dan disyahkan pada sidang TANWIR tahun 1951. d. Pokok Pikiran Dan Fungsi AD/ART Muhammadiyah Dari Abdullah ibnu Umar r.a. Dari Nabi Muhammad SAW, bersabda : Sesungguhnya orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT, dan orang muslim adalah orang lain yang selamat dari “kejahatan” lisan dan tangannya. H.R. Ahmad. e. Tujuh Pokok Pikiran Muqaddimah Ad/Art Muhammadiyah 1. Hidup manusia harus berdasar tauhid Allah, beribadah ,tunduk dan taat hanya kepada Allah.



14



2.



Hidup manusia bermasyarakat. Sesungguhnya Kami Allah SWT, menciptakan kamu sekalian dari jenis laki – laki dan perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa - bangsa dan bersuku - suku agar kamu sekalian saling mengenal (satu sama lain) Q.S. Al – Hujuraat ; 13. Bagi Muhammadiyah hidup bermasyarakat adalah keniscayaan untuk memberi kemanfaatan yang sebenar – benarnya bagi manusia lain.



3.



Hanya hukum Allah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi yang dapat membentuk pribadi yang utama, dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat).



4.



Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar – benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan dan islah kepada manusia/masyarakat. Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudia mereka tidak ragu-ragu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Q.S. Al- Khujuraat: 15).



5.



Mengikuti jejak perjuangan para Nabi terutama Nabi Muhammad SAW. Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap Rahmat Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S. Al-Ahzaab : 21)



6. Untuk mewujudkan pokok pikiran tersebut hanya bisa dilaksanakan dengan berorganisasi.



15



Dan adakanlah di antara kamu sekalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan munkar, dan mereka itulah orang – orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran 104). 7. Untuk mewujudkan seluruh pokok pikiran dan cita – cita tersebut semuanya hendaknya menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SAW, dalam rangka mewujudkan : “baldatun wa rabbun ‘ghafuur”



Adapun Fungsi Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu: a) Sebagai Jiwa dan Semangat Pengabdian serta Perjuangan Persyarikatan Muhammadiyah b) Sebagai pedoman hidup warga muhammadiyah c) Sebagai pedoman dalam menjalankan persyarikatan Muhammadiyah d) Sebagai Ideologi dasar bagi seluruh anggota Muhammadiyah e) Menjelaskan cita-cita dan tujuan Muhammadiyah yang harus dicapai.



D. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Secara etimologis, kata khittah berasal dari bahasa Arab “Khiththatun” yang berarti rencana, jalan, langkah atau garis (Kamus Al-Munawwir). Sedangkan secara terminologis yaitu suatu pikiran untuk melaksanakan perjuangan ideologi atau keyakinan hidup. (PP Muhammadiyah 1968:8). Khittah perjuangan Muhammadiyah merupakan strategi yang ditetapkan dalam Muktamar untuk mencapai maksud dan tujuan persyarikatan. Khittah



16



merupakan



langkah-langkah



yang



terperinci



dan



berjenjang



serta



berkesinambungan yang memberikan jalan dan arah bagi amal usaha Muhammadiyah , sehingga khittah dapat berubah setiap saat. Oleh karena diputuskan dalam Muktamar, maka perubahannya pun harus disahkan dalam Muktamar. Langkah muhammadiyah tahun 1938-1940 lebih menekankan pada garisgaris besar program muhammadiyah yang ditetapkan untuk kurun waktu tertentu yaitu mulai tahun 1928 dan diharapkan tuntas atau tercapai penyelesaiannya pada tahun 1940 (satu periode kepemimpinan). Pada periode ini terkenal dengan sebutan Langkah Dua Belas Muhammadiyah, yang dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. Mas Mansur. Berikut merupakan  Langkah Dua Belas Muhammadiyah : 1. Memperdalam Masuknya Iman Hendaklah iman itu ditablighkan, disiarkan dengan selebar-lebarnya, yakni diberi riwayatnya dan diberi dalil buktinya, dipengaruhkan dan digembirakan, sampai iman itu mendarah daging, masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari kita, sekutu-sekutu Muham-madiyah seumumnya. 2. Memperluas Faham Agama Hendaklah faham agama yang sesungguhnya itu dibentangkan dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan, sehingga kita sekutu-sekutu Muhammadiyah mengerti perluasan Agama



17



Islam, itulah yang paling benar, ringan dan berguna, maka, mendahulukanlah pekerjaan keagamaan itu. 3. Memperbuahkan Budi Pekerti Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji dan akhlaq yang tercela serta diperbahaskannya tentang memakainya akhlaq yang mahmudah dan menjauhkannya akhlaq yang madzmumah itu, sehingga menjadi amalan kita, ya seorang sekutu Muhammadiyah, kita berbudi pekerti yang baik lagi berjasa. 4. Menuntun Amalan Intiqad (self correctie) Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self correctie), segala usaha dan pekerjaan kita, kecuali diperbesarkan, supaya diperbaikilah juga. Buah penyelidikan perbaikan itu dimusyawarahkan di tempat yang tentu, dengan dasar mendatangkan maslahat dan menjauhkan madlarat, sedang yang kedua ini didahulukan dari yang pertama. 5. Menguatkan Persatuan Hendaklah menjadikan tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan organisasi



dan



mengokohkan



pergaulan



persaudaraan



kita



serta



mempersamakan hak-hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita. 6. Menegakkan Keadilan Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun akan mengenai badan sendiri, dan ketetapan yang sudah seadil-adilnya itu dibela dan dipertahankan di mana juga. 7. Melakukan Kebijaksanaan



18



Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah, hikmah hendaklah disendikan kepada Kitabullah dan Sunnaturrasulillah. Kebijaksanaan yang menyalahi ke-dua pegangan kita itu, mestilah kita buang, karena itu bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya. Dalam pada itu, dengan tidak mengurangi segala gerakan kemuhammadiyahan, maka pada tahun 1838-1940 H. Muhammadiyah mengemukakan pekerjaan akan: 8. Menguatkan Majlis Tanwir Sebab majlis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam kalangan kita Muhammadiyah dan sudah menjadi tangan kanan yang bertenaga disisi Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah, maka sewajibnyalah kita perteguhkan dengan diatur yang sebaik-baiknya. 9. Mengadakan Konperensi Bagian Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah bagian kita, maka hendaklah kita berikhtiar mengadakan Konperensi bagian, umpama: Konperensi Bagian: Penyiaran Agama seluruh Indonesia dan lainlain sebagainya. 10. Mempermusyawaratkan Putusan Agar dapat keringanan dan dipermudahkan pekerjaan, maka hendaklah setiap ada keputusan yang mengenai kepala Majlis (Bagian), dimusyawarahkanlah dengan yang bersangkutan itu lebih dahulu, sehingga dapatlah mentanfidzkan dengan cara menghasilkannya dengan segera. 11. Mengawaskan Gerakan Jalan



19



Pemandangan kita hendaklah kita tajamkan akan mengawasi gerak kita yang ada di dalam Muhammadiyah, yang sudah lalu, yang masih langsung dan yang bertambah (yang akan datang/berkembang). 12. Mempersambungkan Gerakan Luar Kira berdaya-upaya akan memperhubungkan diri kepada iuran (ekstern), lain-lain persyarikatan dan pergerakan di Indonesia, dengan dasar Silaturahim, tolong-menolong dalam segala kebaikan, yang tidak mengubah asasnya masing-masing, terutama perhubungan kepada persyarikatan dan pemimpin Islam.  Dimana yang langkah 1 sampai ke 7 merupakan langkah ilmu yaitu langkah-langkah yang masih memerlukan penjelasan berupa ilmu sebelum dilaksanakan. Kemudian langkah 8 sampai ke 12 merupakan langkah alami yaitu langkah-langkah yang tinggal mengamalkan atau melaksanakan sehingga tidak perlu dijelaskan karena sudah terang dan nyata. E. MATAN DAN KEYAKINAN HIDUP MUHAMMADIYAH Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang hakekat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rumusan ini disusun tahun 1968 pada Muktamar Muhammadiyah ke-27 di Yogyakarta yang bertemakan “Tajdid Muhammadiyah”. MKCH berisi lima pokok pikiran yang terbagi dalam tiga kelompok; kelompok persoalan ideologis, kelompok faham



20



agama, dan kelompok persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam Negara Republik Indonesia. Isi: 1.



Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi



2.



Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada RasulNya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil, duniawi dan ukhrawi



3.



Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan; Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; Sunah Rasul; Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam



4.



Muhammadiyaah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: Pertama-aqidah, yakni dengan bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.



21



Kedua – Akhlaq, yaitu dengan bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunah Rasul , tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. Ketiga, - Ibadah, yaitu dengan bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. Keempat – Muammalat Duniawiyah, yaitu dengan bekerja untuk terlaksananya muammalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT. 5.



Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.



F. KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH Pengertian  kepribadian itu sendiri menurut ilmu jiwa umum di maksudkan sebagai nilai-nilai karakteristik, watak, sikap dan sifat serta keyakinan dan citacita



hidup



dari



seorang



atau



suatu



persyarikatan.



Jadi,



dengan  kepribadian  Muhammadiyah itu, kita dapat mengenal nilai karakteristik Muhammadiyah, watak dan sikap muhammadiyah, sifat-sifat muhammadiyah, keyakinan dan cita-cita muhammadiyah.



22



a. Sifat Kepribadian Muhammadiyah Memiliki  beberapa hal atau aspek yang ada korelasinya dengan sifat dasar kepribadian merupakan suatu  hal yang lazim. Beberapa  aspek tersebut. Sifat-sifat muhammadiyah antara lain : 1) Beramal dan berjuan untuk perdamaian dan  kesejahteraan  Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya, muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri  kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa di pengarhui perasaan aneh. Peradaban kedamaian dan kesejahteraan harus berdasarkan pada iman dan amal salih,  tauhid yang bersih dan ibadah yang benar. Kalau umat yang lain mampu mencapai kejayaan peradaban materinya, islam tidak boleh silau dengan itu dan harus membantu peradaban yang lebih tinggi dan melintasi zaman dan tempat. 2) Memperbanyak Kawan Dan Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah Setiap warga muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan dainya, harus memegang teguh sifat ini untuk memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah, inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang dilancarkan



23



oleh dai-dai muhammadiyah dengan gaya sejuk penuh senyum, bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana kemari. 3) Lapang Dada, Luas Pandang Dan Memegang Teguh Ajaran Islam Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup  dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa sikap lapang dada, kehidupan akan goncang, dan prinsip Mmeperbanyak kawan tentu berubah menjadi Memperbanyak musuh. Namun, betapapun dalam berlapang dada, kita  tidak boleh kehilangan identitas seabgai warga Muhammadiyah yang harus tetap meemgang teuh ajaran Islam. Dengan demikian, sikap kita bebeas, tetapi tetap terkendali. Pribadi peradaban yang ketiga adalah memiliki kelapangan dada. Ini adalah tingkatan ukhuwah paling dasar, yang akan mengangarkan kepada tingkatan tertinggi yaitu itsar (memeingkan kepentingan orang lain, melebihi dari kepentingan diri sendiri). 4) Bersifat Keagamaan dan  Kemasyarakatan Sifat kegamaan dan kemasyarakatan sudah merupakan sifat Muhammadiyah sejak lahir. Sifat ini tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah. Mengapa? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama di turunkan oleh Allah melalui paa nabi-Nya juga



untuk



masyarakat,



yakni



untuk  memperbaiki



masyarakat.



Masyarakat adalah lahan bagi segala aktivitas perjuangan Muhamadiyah. 5) Mengindahkan segala hukum,  undang-undang falsafah



24



Muhamadiyah sebagai satu  organisasi mempunyai sejumlah anggota. Anggotanya adalah warga dari suatu Negara  hukum. Hukum Negara  mempunyai kekuatan mengikat bagi senepa warga negaranya. Ini adalah kenyataan, jadi Muhammadiyah mengindahkan semua itu. 6) Amar Maruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. Pribadi peradaban yang ke enam adalah selalu beramar ma’ruf nahi munkar dalam setiap aspek hidupan. Bahwkan juga  mampu menjadi teladan (uswah hasanah) bagi semua masyarakat. Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang di maksud kemunkaran ilah semua kejahatan yang  merusak dan menjijikkan dalam  kehidupan manusia. Tanpa adanya amar ma’ruf dan nahi munkar, tidak aka nada kebikan yang dapat di tegakkan, dan tidak aka nada kejatahan yang  dapat diberantas. 7) Aktif dalam perkembangan masyarakat  dengan maksud ialah dalam perkembangan sesuai dengan ajaran islam. Kapan pun dan dimana pun, pribadi peradaban utama Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat. Sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh sejarah.



Tetapi



keaktifan



muhammadiyah  dalam



perkembangan



masyarakat tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan masyarakat.



25



8) Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan ajaran islam serta membel kepentingannya. Menyiarkan islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam  bukan hanya tugas Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam, karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama, tidak muham kita melaksanakan tugas yang berat ini. 9) Membantu pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara Negara dan membangnunnya unutk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang di ridhai 10) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana Pribadi utama adalah pribadi yang mampu berbuat adil. Adil adalah mampu meletakkan sesuatu pada tempat dan waktunya. Allah SWT. Sangat banyak memberikan perintah untuk sellau berbuat adil, bahkan dalam berbagai kata dan bentuk kalimatnya dalam sega aspek hidupan. G. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber Al-Quran dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT.



26



Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik). Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan pengembangan dari pemikiranpemikiran formal (baku) yang berlaku dalam Muhammadiyah, seperti; Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah serta hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih. Warga Muhammadiyah dewasa ini memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengkayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari, Tuntutan ini didasarkan atas perkembangan situasi dan kondisi antara lain: Pertama, Kepentingan akan adanya Pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis. Kedua, Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan ummat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah, yang memerlukan



27



pedoman bagi warga dan Pimpinan Persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan itu. Ketiga, Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai guna semata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekuler) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21. Keempat, Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba milintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses proses hubungan-hubungan sosial-ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa. Kelima, Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri. 1. Tujuan dan Kerangka PWIHM Dalam PHIWM terkandung hal-hal pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuan nilai dan norma. Di dalamnya bersifat pengkayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan kemuliaan ruhani dan tindakan. Serta memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang bersifat keteladanan.



28



Karenanya, tujuan dari PHIWM ialah terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terbentuknya masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT. Sedangkan



materi



Pedoman



Hidup



Islami



Warga



Muhammadiyah



dikembangkan dan dirumuskan dalam kerangka yang dimulai dari 1) Kehidupan Pribadi; 2) Kehidupan dalam Keluarga; 3) Kehidupan Bermasyarakat; 4) Kehidupan Berorganisasi; 5) Kehidupan dalam Mengelola Amal Usaha Muhammadiyah; 6) Kehidupan dalam Berbisnis; 7) Kehidupan dalam Mengembangkan Profesi; 8) Kehidupan dalam Berbangsa dan Bernegara; 9) Kehidupan dalam Melestarikan Lingkungan; 10 Kehidupan dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan 11) Kehidupan dalam Seni dan Budaya.



29



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Hadist. Hakikat Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian (harakahushuliyah), gerakan pembaruan (harakah tajdid), gerakan dakwah (harakah ad-da’wah) dan gerakan social kebudayaan (harakah mujtamaiyyah watsaqafah). Konsep ideologi dalam Muhammadiyah bersifat mendasar, yaitu menyangkut dan diistilahkan dengan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup”. Ideologi Muhammadiyah bukan sekedar seperangkat paham atau pemikiran belaka, tetapi juga teori dan strategi perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan. Ideologi Muhammadiyah ialah “sistem keyakinan, cita-cita, dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Ideologi Muhammadiyah adalah sistem paham yang mengandung keyakinan, cita-cita, dan strategi perjuangan untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ideologi Muhammadiyah ialah ideologi Islam, yang mengandung paham Islam yang berkemajuan dan dalam rujukan akademik disebut ideologi Islam reforrmis-modernis. Ideologi Muhammadiyah yang berwatak Islam yang berkemajuan, reformis, dan modernis itu bersifat tengahan atau wasithiyah atau moderat yang membedakannya dari ideologi lain yang



30



menganut paham serba ekstrem. Ideologi tengahan itu jelas dan memiliki prinsip, bukan ideologi yang plin-plan dan abu-abu, sebagaimana dapat dicermati dengan seksama



dalam



Kepribadian



Muhammadiyah



dan



pemikiran



resmi



Muhammadiyah yang lainnya. Ideologi Muhammadiyah dalam politik lebih memilih perjuangan dakwah pembinaan masyarakat dan peran-peran kebangsaan secara umum, serta tidak memilih strategi perjuangan politik-praktis yang berorientasi pada politik kekuasaan melalui partai politik. Melalui pilihan strategi itu Muhammadiyah tidaklah sekuler, karena dilandasi pandangan keislaman yaang jelas. Bahwa ideologi politik Muhammadiyah tersebut merupakan wujud ijtihad politik melalui Khittah, yang berangkat dari pandangan keislaman yang menempatkan politik (as-siyasah) sebagai al-umur al-dunyawiyyah (urusan duniawi) yang format dan strateginya tidaklah tunggal dan monolitik serta kaifiyah atau caranya diserahkan pada pilihan masing-masing. Hal yang harus melandasi ialah misi membawa dan mencerminkan nilai-nilai Islam untuk kebaikan hidup bersama. Dengan strategi perjuangan yang tidak berpolitik-praktis itu Muhammadiyah terbukti mampu bertahan dan berkiprah secara signifikan dalam kehidupan umat, bangsa, dan negara hingga satu abad dan kini memasuki abad kedua. B. Saran Berdasarkan materi makalah Ideologi Gerakan Muhammadiyah diatas, maka diharapkan pembaca dapat menganalisis pembahasan yang penulis sajikan. Serta pembaca diharapkan memberikan kritikan agar penulis dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.



31



DAFTAR PUSTAKA Haedar Nashir, Khittah Muhammadiyah Tentang Politik, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, 2008. Haedar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah, 2001), hlm. 71.



Muhammadiyah



(Yogyakarta:



Suara



Haedar Nashir, Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah (Malang: UMM Press, 2007), hlm. v. M. Djindar Tamimy, Pokok-Pokok Pengertian Tentang Agama Islam, Yogyakarta, PP Muhammadiyah, 1978. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, PP Muhammadiyah, Sekretariat PP Muhammadiyah, 2005. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah: Ideologi, Khittah, dan Langkah, Yogyakarta, Suara Muhammadiyah dan Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, 2010. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tafsir Anggaran Dasar Muhamnmadijah Lengkap dengan Muqaddimahnya, Yogyakarta, PP Muhammadiyah, 1954. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Putusan Mu‘tamar Muhammadiyah Ke-37 dengan Segala Rangkaiannya,Yogyakarta, PP Muhammadiyah, 1968. Pimpinan Pusat Muhammadiyaah, Berita Resmi Muhammadiyah, Nomor Khusus - tahun 1978, Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya, 2430 Juni 1978, Sekretariat PP Muhammadiyah, 1978.



32



Pimpinan Pusat Muhammadiyaah, Berita Resmi Muhammadiyah: Keputusan Sidang



Tanwir



Muhammadiyah



Tahun



2007,



Sekretariat



PP



Muhammadiyah, Yogyakarta, 2007. Pimpinan Pusat Muhammadiyaah, Berita Resmi Muhammadiyah: Keputusan Sidang



Tanwir



Muhammadiyah



Tahun



2012,



Sekretariat



PP



Muhammadiyah, Yogyakarta, 2012. PP



Muhammadiyah,



Anggaran



Dasar



dan



Anggaran



Rumah



Tangga



Muhammadiyah (Yogyakarta: Surya Sarana Grafika, Cet. V, 2011), hlm. 9. Tim LPCR PP Muhammadiyah, Ujung Tombak Harus Tegak Dinamika Cabang dan



Ranting



Muhammadiyah



dalam



Lintasan



Sejarah



1951-2012



(Yogyakarta: LPCR, 2012), hlm. 3.



33