Makalah Konsep Dasar Keperawatan Paliatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALIATIF



Dosen Pembiming: Ismansyah, S.Kp., M.Kep



Disusun oleh: Diana Aulia Jessy Yanty Lisa Widiya Indra Wati



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SAMARINDA 2021



MAKALAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALIATIF



Dosen Pembiming: Ismansyah, S.Kp., M.Kep



Disusun oleh: Diana Aulia Jessy Yanty Lisa Widiya Indra Wati



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SAMARINDA 2021 i



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan sejak awal hingga tersusunnya makalah dengan judul “Konsep Dasar Keperawatan Paliatif” untuk memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen pengajar dalam mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja sama terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak. Untuk itulah, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pembimbing dalam bimbingan pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas segala kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan masyarakat luas. Samarinda, 20 Februari 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1 A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................2 C. Tujuan................................................................................................................2 1. Tujuan Umum.....................................................................................................2 2. Tujuan Khusus....................................................................................................2 D. Sistematika Penulisan........................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................3 A. Pengertian Keperawatan Paliatif.............................................................................3 B. Falsafah Keperawatan Paliatif.................................................................................4 C. Tujuan Keperawatan Paliatif...................................................................................4 D. Prinsip Keperawatan Paliatif...................................................................................5 E. Perkembangan Keperawatan Paliatif......................................................................6 F. Kompetensi Perawat yang Bekerja di Area Perawatan Paliatif...........................7 BAB III PENUTUP...................................................................................................11 A. Kesimpulan......................................................................................................11 B. Saran................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kematian tidak bisa dihindari dan semua orang cepat atau lambat pasti akan menemuinya. Bagi sebagian orang, kematian adalah hal yang menakutkan. Mereka tidak mau memikirkan, apalagi membicarakannya. Sebagian orang lain menganggap kematian adalah hal yang biasa, sebagai awal kehidupan baru di akhirat. Karena setiap orang akan mati, setiap orang juga akan melalui proses sekarat. Ada yang cepat ada juga yang lambat, menyakitkan dan menyengsarakan disinilah perawatan paliatif diperlukan. Perawatan



paliatif



adalah



pendekatan



yang



bertujuan



untuk



meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health Organization, 2016). Pelayanan perawatan paliatif memerlukan keterampilan dalam mengelola komplikasi penyakit dan pengobatan, mengelola rasa sakit dan gejala lain, memberikan perawatan psikososial bagi pasien dan keluarga, dan merawat saat sekarat dan berduka (Matzo & Sherman, 2015). Penyakit dengan perawatan paliatif merupakan penyakit yang sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan paliatif ini bersifat meningkatkan kualitas hidup (WHO, 2016). Perawatan paliatif meliputi manajemen nyeri dan gejala; dukungan psikososial, emosional, dukungan spiritual; dan kondisi hidup nyaman dengan perawatan yang tepat, baik di rumah, rumah sakit atau tempat lain sesuai pilihan pasien. Perawatan paliatif dilakukan sejak awal perjalanan penyakit, bersamaan dengan terapi lain dan menggunakan pendekatan tim



1



multidisiplin untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga mereka (Canadian Cancer Society, 2016). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana konsep keperawatan paliatif? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep dasar keperawatan paliatif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan makalah ini, antara lain: a. Untuk mengetahui tentang pengertian dari keperawatan paliatif b. Untuk mengetahui tentang falsafah dari keperawatan paliatif c. Untuk mengetahui tentang tujuan dari keperawatan paliatif d. Untuk mengetahui tentang prinsip dari keperawatan paliatif e. Untuk mengetahui tentang perkembangan keperawatan paliatif f. Untuk mengetahui tentang kompetensi perawat yang bekerja di area perawatan paliatif D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika penulisan, bab II terdiri dari tinjauan teori dan bab III penutup terdiri dari kesimpulan dan penutup.



2



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Pengertian Keperawatan Paliatif Perawatan



paliatif



merupakan



perawatan



yang



diberikan



untuk



meningkatkan kualitas hidup pasien yang memiliki penyakit serius atau yang mengancam jiwa, seperti kanker. Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup yang baik bagi seseorang yang memiliki hambatan untuk terus hidup akibat suatu penyakit dan memberikan dukungan bagi keluarga (National Cancer Institute, 2010). World Health Organization (2011) menyatakan bahwa perawatan paliatif merupakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual. Menurut Becker, (2015) perawatan paliatif merupakan perawatan yang aktif dan holistik dan diberikan sejalan dengan kemajuan penyakit. Perawatan paliatif diberikan dari awal penyakit didiagnosis, menjalani pengobatan, serta kematian dan proses berkabung. Perawatan paliatif mencakup bagaimana memanajemen gejala dan nyeri, memberikan dukungan sosial dan spiritual. Perawatan paliatif merupakan perawatan yang dicapai dengan efektif dengan mengelola rasa sakit dan hal lainnya yang membuat tidak nyaman seperti kelelahan, dyspnea, mual, muntah, gelisah, sembelit, anoreksia, depresi, kebingungan, serta menyediakan psikologis dan perawatan spiritual dari awal di diagnosis dan terus sepanjang seluruh program pengobatan dalam kehidupan pasien. Perawatan paliatif tidak berfokus untuk menunda kematian tetapi berusaha untuk membimbing dan membantu pasien serta keluarga dalam membuat keputusan yang dapat memaksimalkan kualitas hidup mereka (Palliative Care Australia, 2014).



3



B. Falsafah Keperawatan Paliatif Paliatif berasal dari bahasa latin yaitu “Palium”, yang berarti menyelimuti atau menyingkapi dengan kain atau selimuti untuk memberikan kehangatan atau perasaan nyaman. berangkat dari makna kata tersebut sehingga perawatan paliatif di dimaknai sebagai pelayanan yang memberikan perasaan nyaman terhadap keluhan yang di rasakan oleh pasien. Sehingga tujuan utama dari pelayanan perawatan paliatif adalah memberikan perasaan nyaman pada pasien dan keluarga. Namun, pelayanan perawatan paliatif tidak hanya mengatasi masalah fisik pasien akan tetapi juga mencakup masalah dari aspek psikologis, social dan spiritual. Kesemua aspek tersebut saling berintegrasi sehingga dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, tenaga professional kesehatan, para pembuat kebijakan dan masyarakat luas, memahami perawatan paliatif sama dengan perawatan di akhir kehidupan (end-of-life care). Perawatan paliatif merupakan pelayanan yang mencakup: •



Pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan berfokus pada penyakit.







Menerima kematian namun juga tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup.







Pelayanan yang membangun kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan serta keluarga pasien.







Berfokus pada proses penyembuhan bukan pada pengobatan. Sehingga perawatan paliatif bukan untuk mempercepat proses kematian



namun bukan pula untuk menunda kematian, karena kematian merupakan proses alamiah mahluk hidup. Sehingga dalam perawatan paliatif, kematian akan berlangsung secara alamiah pada pasien. C. Tujuan Perawatan Paliatif Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,



memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga



memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,



4



yang terpenting



sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan



spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Perawatan paliatif meliputi: 1. Menyediakan system untuk membantu individu hidup seoptimal mungkin sampai menjelang kematiannya. 2. Meyakini bahwa hidup dan mati adalah proses yang normal, tidak menghambat



atau menunda kematian, mengurangi



nyeri dan gejala



penyakit lainnya, integrase fisik, psikis, sosial emosional dan spiritual dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individu dan keluarga. 3. Menawarkan sistem dukungan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah sepanjang perawatan pasien dan masa berduka. Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya. D. Prinsip Perawatan Paliatif Perawatan paliatif harus tersedia bagi semua orang terlepas dari penyakit mereka. Penyediaan pelayanan harus memiliki fokus tim multidisiplin dan memastikan kesinambungan perawatan bagi pasien dan keluarga. Becker (2009) menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar dalam memberikan perawatan paliatif meliputi: 1) Menghormati dan menghargai pasien serta keluarga. Dalam memberikan perawatan paliatif, perawat harus menghargai dan menghormati keinginan pasien dan keluarga. Berkonsultasi dengan keluarga mengenai rencana perawatan harus menghormati pasien yang sedang sakit dimulai dari awal diagnosa sampai pada tahap pengobatan. Sesuai dengan prinsip menghormati, informasi tentang perawatan paliatif harus tersedia dan keluarga dapat memilih untuk memulai rujukan untuk program perawatan paliatif. Kebutuhan keluarga juga harus diperhatikan baik selama sakit dan setelah kematian pasien untuk mempersiapkan kemampuannya dalam menghadapi cobaan hidup.



5



2) Kesempatan atau hak untuk mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas. Petugas kesehatan harus memberikan kesempatan kepada terapi untuk mengurangi rasa sakit dan gejala fisik lainnya, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi tersebut mencakup pendidikan, konseling keluarga, dukungan teman sebaya, terapi musik, dukungan spiritual untuk keluarga dan serta perawatan menjelang kematian. 3) Mendukung pemberi perawatan (caregiver) Pelayanan perawatan yang profesional harus didukung oleh tim perawatan paliatif, rekan kerja dan institusi untuk penanganan proses berduka dan kematian. Dukungan dari institusi seperti konseling rutin dengan ahli psikologi. 4) Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan paliatif. Peraturan, keuangan, dan pengetahuan sering menjadi hambatan keluarga untuk mendapatkan kesempatan untuk layanan perawatan paliatif. Pendidikan tenaga profesional dan masyarakat dapat mendorong kesadaran perlunya nilai dan perawatan paliatif sehingga hal ini diupayakan untuk mengatasi hambatan dalam memberikan perawatan paliatif. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kesadaran akan kebutuhan perawatan dan nilai perawatan paliatif serta usaha untuk mempersiapkan serta memperbaiki hambatan secara ekonomi. 5) Pengembangan perawatan paliatif melalui penelitian dan pendidikan. Penelitian klinis mengenai efektivitas dan manfaat dari intervensi perawatan paliatif dan model penyediaan layanan harus dipromosikan. Selain itu, informasi tentang perawatan paliatif yang sudah tersedia harus efektif disebarkan dan dimasukkan ke dalam pendidikan dan praktek klinis. E. Perkembangan Keperawatan Paliatif Di negara maju, perawatan khusus bagi mereka yang akan segera meninggal merupakan kolaborasi antara keluarga dan para profesional, dan memberikan layanan medis, psikologis, sosial dan spiritual. Pengobatan paliatif bermaksud



6



mengurangi nyeri dan mengurangi symptom selain nyeri seperti mual, muntah dan depresi. Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal pertama didirikan di Inggris melalui lokakarya cicely Saunders di RS Khusus St. Christopher, RS khusus tersebut pindah ke AS pada tahun 1970-an. RS khusus pertama di AS adalah RS New Haven yang kemudian menjadi RS khusus Connecticut. RS tersebut kemudian menyebar ke seluruh Negara. Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo(Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS WahidinSudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar). Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care. Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut masalah medis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual. Daycare merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap, misalnya perawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedangkan respitecare merupakan layanan yang bersifat psikologis. Disini penderita maupun keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai dan beristirahat. Bisa juga menitipkan penderita kanker (selama jam kerja), jika pendamping atau keluarga yang merawatnya ada keperluan lain. F. Kompetensi Perawat yang Bekerja di Area Perawatan Paliatif Begitu



banyak



definisi



untuk



menjelaskan



makna



kata



tentang



“kompetensi”. Namun untuk di area perawatan paliatif definisi kompetensi di adopsi dari Royal College of Nursing (RCN) tahun 2002. Dimana kompetensi di



7



definisikan sebagai; “Keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kualitas dan karakteristik, serta perilaku yang menjadi syarat pada seseorang untuk melakukan kerja atau tugasnya secara efektif”. Berikut ini, akan dijelaskan beberapa kompetensi perawat yang bekerja di area perawatan paliatif: 1. Keterampilan Komunikasi Keterampilan berkomunikasi merupakan hal yang terpenting dalam pelayanan



perawatan



paliatif.



Perawat



mengembangkan



kemampuan



berkomunikasinya untuk dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan pasien dan keluarga. Sehingga perawat dapat memberikan informasi yang penting dengan cara yang lebih baik saat pasien membutuhkannya, atau menjadi pendengar yang baik saat pasien mengungkap keluhannya tanpa memberikan penilaian atau stigma yang bersifat individual. Komunikasi menjadi keterampilan yang sangat dasar pada perawat paliatif, dimana dengan keterampilan tersebut perawat akan mampu menggali lebih dalam mengenai perasaan pasien, keluhan pasien tentang apa yang dirasakannya. Selain itu dengan



keterampilan



berkomunikasi



tersebut



maka



perawat



dapat



mengidentifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasien, kapan saja, atau bahkan di saat pasien mengajukan pertanyaan yang rumit seperti tentang kehidupan dan kematian. Kemampuan berkomunikasi juga akan membantu membangun kepercayaan diri perawat, tahu kapan mengatakan tidak terhadap pasien, dan dengan komunikasi yang disertai dengan sentuhan, maka hal tersebut dapat menjadi terapi bagi pasien. 2. Keterampilan Psikososial Untuk dapat bekerja sama dengan keluarga pasien dan mengantisipasi kebutuhannya selama proses perawatan pasien, maka pelibatan keluarga dalam setiap kegiatan akan dapat membantu dan mendukung keluarga untuk mandiri. Elemen psikososial merupakan bagian dari proses perawatan yang biasanya di delegasikan ke pekerja social medic. karena pekerja social medic memiliki wawasan dan akses yang lebih luas ke berbagai macam organisasi atau instansi yang dapat diajak bekerja sama untuk memberikan dukungan kepada pasien. karena mengingat peran perawat dalam tim paliatif begitu



8



banyak sehingga tidak memungkin untuk melakukannya. Akan tetapi bila, dalam tim interprofesional tidak ada tenaga pekerja sosial medik, maka perawatlah yang akan melakukannya. Membangun rasa percaya dan percaya diri selama berinteraksi dengan pasien dan dengan menggunakan diri sendiri sebagai bentuk terapeutik melalui proses komunikasi terapeutik maka hal tersebut merupakan inti dari pendekatan psikososial dalam perawatan paliatif. 3. Keterampilan Bekerja Tim Bekerja bersama dalam tim sebagai bagian dari tim interprofesional merupakan hal yang sangat vital untuk dapat melakukan praktik atau intervensi yang baik terhadap pasien. Mengingat layanan perawatan paliatif saat ini tidak hanya tersedia di fasilitas rumah sakit, namun juga tersedia di rumah hospis, rumah perawatan maupun di rumah pasien. Seiring dengan meningkat peran perawata di area paliatif sehingga keterampilan untuk dapat bekerja dalam tim menjadi suatu keharusan dan keniscayaan. 4. Keterampilan dalam Perawatan Fisik Untuk area ini, perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik untuk dapat melakukan asuhan keperawatan secara langsung pasien dalam kondisi apapun dan kapanpun, sehingga perawat dapat bertindak dan mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi pasien. Pengkajian nyeri secara akurat dan holistic dengan menggunakan berbagai macam bentuk metode menjadi hal yang dasar. Pemilihan metode yang tepat untuk mengkaji pasien seperti nyeri, menjadi hal yang penting, mengingat kondisi pasien yang kadang berubah dan tidak memungkin merespon beberapa pertanyaan yang di ajukan. Sehingga keterampilan observasi dan kemampuan intuisi perawat yang dapat digunakan untuk mengenali tanda atau gejala yang mana boleh jadi pasien tidak dapat atau mampu untuk melaporkannya. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat maka perawat dapat memberikan masukan kepada anggota tim untuk tidak lebih fokus pada pemberian obat-obatan berdasarkan perkembangan kondisi pasien. 5. Keterampilan intrapersonal



9



Salah satu area yang menjadi komponen kunci untuk dapat bekerja dengan baik dan sukses dalam area perawatan paliatif adalah keterampila intrapersonal. karena kematangan secara pribadi dan professional akan dapat membantu perawat dalam mengatasi masalah yang terkait dengan isu intrapersonal yang bersifat intrinsic terutama saat melayani atau melakukan asuhan keperawatan pasien yang menjelang ajal dan keluarganya. perawat harus dapat mengenali dan memahami reaksi dan perasaan pasien yang merupakan konsekuensi alamiah dari bekerja dengan pasien sekarat atau keluarga yang mengalami kedukaan, sehingga perawat mampu menentukan sikap dan menyesuaikan diri dengan kondisi atau situasi yang sarat dengan emosi dan perasaan sensitive. Jika dibandingkan dengan keterampilan kompetensi lainnya, maka keterampilan intrapersonal merupakan hal yang sangat menantang. Dan hal ini juga memiliki andil yang besar untuk membantu membangun keribadian yang lebih baik. Akan tetapi, kondisi tersebut juga mambawa perawat dalam posisi dilematis, karena terkadang perawat terlalu terbawa emosi dengan perasaan yang di alami pasien.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perawatan



paliatif



merupakan



pendekatan



yang



bertujuan



memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization, 2011). Perawatan paliatif bukan untuk mempercepat proses kematian namun bukan pula untuk menunda kematian, karena kematian merupakan proses alamiah mahluk hidup. Sehingga dalam perawatan paliatif, kematian akan berlangsung secara alamiah pada pasien. Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,



memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga



memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting



sebelum meninggal dia sudah siap secara



psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. B. Saran Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari tentang Konsep Dasar Keperawatan Paliatif dan harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.



11



DAFTAR PUSTAKA Becker, R. (2015). Fundamental Aspects of Palliative Care Nursing: An Evidence-Based Handbook for Student Nurses 2nd Edition. Andrews UK Limited. Campbell, M. L. (2013). Nurse to Nurse: Perawatan Paliatif. Diterjemahkan oleh Daniaty, D. Jakarta: Salemba Medika Kepmenkes



RI



Nomor:



812/MENKES/SK/VII/2007



Tentang



Kebijakan



Perawatan Paliatif: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Palliative Care Australia. (2014). Palliative care. Dapat diakses dari http://www.health.gov.au/ diakses pada tanggal 3 Agustus 2021 World Health Organozation. (2016). Palliative care. Dapat diakses dari http://www.who.int / diakses pada tanggal 3 Agustus 2021



12