Makalah Kontrasepsi Suntik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK



OLEH Nama



: REGINA JOKA LEWUK



NIM



: 148902619



Kelas



:A



Semester



: IV



Prodi



: DIII Kebidanan



    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG 2020



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan individu praktek kebidanan komunitas yang berjudul “KONTRASEPSI SUNTIK’’ Adapun penyusunan laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktek kebidanan komunitas. Dalam penyusunan laporan individu ini Penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para pembimbing dan dukungan semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan individu ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan komunitas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, Penulis hanya dapat berharap agar laporan asuhan kebidanan komunitas ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini. Kupang,Agustus 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana, selain dari membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status perempuan di masyarakat. Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, yaitu metode kontrasepsi sederhana dan modern, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Banyak sekali yang harus dipertimbangkan untuk dapat memilih alat kontrasepsi yang aman dan efektif, seperti, status kesehatan, efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, dll. (Abdul, 2005) Oleh karena itu diperlukan konseling mengenai pelayanan keluarga berencana dengan menggunakan metode kontrasepsi. Dan kami selaku kelompok, bermaksud memperkenalkan salah satu metode kontrasepsi yaitu metode kontrasepsi modern hormonal dengan kombinasi antara progestin dan estrogen. B. TUJUAN Memenuhi salah stau tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga Berencana dalam memperkenalkan dan memaparkan salah satu metode kontrasepsi, yaitu metode kontrasepsi modern hormonal kombinasi yang terdiri dari pil kombinasi dan suntik kombinasi.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Metode kontrasepsi modern pada dasarnya adalah metode kontrasepsi dengan alat bantu yang lebih modern. Metode ini diantaranya adalah dengan penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), kondom, spermisida, diafragma, susuk dan pil. (Adsense, 2010) Cara kontrasepsi modern/metode efektif. Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi permanen. Kontrasepsi tidak permanen dapat dilakukan dengan pil, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan matoda mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita), dan vasektomi (sterilisasi pada pria).



A. SUNTIK KOMBINASI Abdul Bari S. (2006) dalam BP3K menyatakan, yang dimaksud dengan suntik kombinasi adalah 25mg depomedroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat yang diberiakn injeksi I.M. sebulan sekali (cyclofem), dan 50mg noretindron enentat dan 5mg estradiol Valerat yang diberiakn injeksi I.M. Kemudian secara rinci, beliau mengemukakan mengenai cara kerja, efektivitas, keuntungan kontrasepsi dan nonkontrasepsi, kerugian, yang boloh dan tidak boleh melakukan suntik kombinasi, waktu dan cara memulai penggunaan suntik kombinasi. 1. Cara kerja 



Menekan ovulasi







Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu







Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu







Menghambat transportasi gamet oleh tuba



2. Efektivitas Sangat efektif (0.1-0.4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama 3. Keuntungan Kontarsepsi 



Rsiko terhadap kesehatan kecil







Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri







Tidak diperlukan pemeriksaan dalam







Jangka panjang







Efek samping sangat kecil







Klien tidak perlu menympan obat suntik



4. Keuntungan Nonkontrasepsi 



Mengurangi jumlah pendarahan







Mengurangi nyeri saat haid







Mencegah anemia







Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium







Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium







Mencegah kehamilan ektopik







Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul







Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause



5. Kerugian 



Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, pendarahan bercak/spotting, atau pendarahan sela sampai 10 hari







Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluahn seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.







Ketergantunagn klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan







Efektivitas berkurang bila digunaan bersamaan dengan obat-obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkolusis (rifampisin)







Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati







Penambahan berat badan







Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV







Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.



6. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi 



Usia reproduksi







Telah memiliki anak, ataupun yang belum memilki anak







Inngin mendapatkan pil kontrasepsi dengan efektivitas tinggi







Menyusui ASI pascapersalinan dan tidak menyusui







Anemia







Nyeri haid hebat







Haid teratur haid teratur riwayat kehamilan ektopik







Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.



7. Yang tidak boleh menggunakan suntik kombinasi 



Hamil atau diduga hamil







Menyusui dibawah 6 minngu pascapersalinan







Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya







Penyakit hati akut (virus hepatitis)







Usia >35 tahun yang merokok







Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)







Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun







Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine







Keganasan pada payudara



8. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi 



Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.







Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.







Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan Ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.







Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.







Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.







Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.







Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.







Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.







Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama Ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.







Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan Ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlakukan metode kontrasepsi lain.







Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi monohormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini Ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain



tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR. 9. Cara Penggunaan Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler dalam. Klien diminta dating setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja. Tabel 15-4: Keadaan yang memerlukan perhatian khusus Keadaan  Tekanan darah tinggi



Anjuran 
110 mmHg?



pilihan yang lebih baik. Meskipun



merupakan tidak



kecenderungan



ada yang



berarti



pada



pemakai



kontrasepsi yang berarti pada pemakai kontrasepsi pil dilaporkan cenderung mengalami 2. Apakah nadi lebih



kenaikan



tekanan darah. 2 . Pertanyaan 2-4



dari 100/menit atau jauh di atas norma? 3. Apakah pucat atau sianosis? 4. Apakah



sesak



nafas?



Jika salah satu jawaban dari 3 pertanyaan adalah YA, calon peserta KB kemungkinan mempunyai penyakit



jantung



yang



serius. Rujuk ke dokter spesialis. peserta



Bantu untuk



metode 5. Apakah



bagian



calon memilih



kontrasepsi



nonhormonal. 5 . Pertanyaan 5-6



putih mata berwarna kuning? 6. Apakah



Jika salah satu jawaban ada



pembengkakan hati?



dari pertanyaan ini YA, mungkin indikasi adanya penyakit hati. Rujuk ke spesialis.



Bantu



calon



peserta memilih metode 7. Apakah



terdapat



kontrasepsi nonhormonal. 7 . Mungkin ada indikasi



varises, rasa sakit,



risiko



tinggi



dan kaki bengkak?



penggumpalan



darah.



Rujuk ke spesialis. Bantu calon



peserta



memilih



metode



kotrasepsi



kakinya



nonhormonal. 8 . Mungkin ada indikasi



sangat bengkak dan



penyakit hati. Bantu calon



mengandung



peserta memilih metode



8. Apakah



cairan? 9. Apakah



terdapat



kontrasepsi nonhormonal. 9 . Benjolan yang dicurigai



yang



sebagai kanker biasanya



di



tidak sensitive, unilateral,



benjolan mencurigakan



payudara? Benjolan



tidak



yang



dengan



biasanya



biasa



bentuknya decreased



lembut, jelas, sering



mobility.



terdapat di kedua



spesialis untuk dievaluasi.



payudara



Bantu



pada



Rujuk calon



ke peserta



tempat yang sama



memilih



dan dapat bergerak



kontrasepsi hormonal.



bebas.



metode



Benjolan



tersebut dapat juga membengkak setiap bulan sebelum haid. 10. Apakah calon peserta hamil?



10 .



Bila kemungkinan



hamil,



jangan



suntikan.



berikan



Lakukan



tes



kehamilan (tes urin, jika ada). diminta salah



Calon



peserta



menggunakan satu



metode



pencegahan dan kembali bila sudah haid. Sumber: BP3K 2006



DAFTAR PUSTAKA http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12593-Paper.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20117/4/Chapter%20II.pdf Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. PT Bina Pustaka: Jakarta Saifuddin, Abdul Bari. 2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan ontrasepsi. PT Bina Pustaka: Jakarta Wijono, Wibisono. 2001. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga