Makalah Leopold [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palpasi Leopold merupakan pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan. Dalam kebidanan perasat ini dikenal “Palpasi Leopold”. Palpasi Leopold dilakukan dengan 4 langkah yaitu ; Leopold 1, leopold 2, leopold 3 dan leopold 4. Masing-masing langkah mempunyai tujuan tersendiri. Menentukan Tingginya Fundus Uteri di ukur dengan midLine atau pita ukur dari atas syimpisis sampai dasar rahim. Dari ukuran TFU ini bisa diketahui pula umur kehamilan. Dari hasil riset, cara yang paling tepat adalah dengan USG, tetapi dalam praktik kebidanan di Indonesia, penentuan TFU yang disarankan adalah dengan pita ukur untuk mengukur tepi atas syimpisis pubis sampai dengan fundus uteri dalam cm. (ANC Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Normal, Istri Bartini).



1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana cara mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. b. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu. c. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. d. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.



1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. b. Untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu. c. Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. d. Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pemeriksaan palpasi leopold merupakan pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan.pada kehamilan sangat diperlukan untuk dan mendeteksi apakah persalinan dapat dilakukan secara normal ataukah dengan caecesar. Dalam melakukan pemeriksaan leopold ibu hamil disuruh berbaring, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa (seorang bidan) berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. Pada pembahasan ini, di bahas tentang cara pemeriksaan leopold abdomen yang terdiri dari leopold 1, leopold 2, leopold 3, dan leopold 4. Palpasi abdomen menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut. 2.2 Leopold I



-



Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus.



-



Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut. 1) Pemeriksa menghadap pasien. 2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri. 2



3) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat, melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakkan maka itu adalah bokong janin. 2.3 Leopold II



-



Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri ibu.



-



Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut. 1) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu. 2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri ke arah kanan. 3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin). 4) Hasil disimpulkan letak janin punggung kanan apa bila diperut sebelah kanan ibu teraba bagian yangterpanjang, lurus dan keras dan di perut sebelah kiri teraba bagian yang kecil-kecil. Apabila bagian jani yang panjang,lurus dan



3



keras di sebelah kiri dan bagian kecil-kecil teraba di perut ibu sebelah kanan, maka letak janin punggung kiri.



2.4 Leopold III



-



Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.



-



Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut. 1) Tangan kiri menahan fundus uteri. 2) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan,maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, lunak, dan sulit digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang. 3) Pada letak sungang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballotement (pantulan dari kepala janin,terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan). 4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih muda digoyangkan, berati kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan



4



pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul. 2.5 Leopold IV



Konvergen, Kepala Belum Masuk Panggul -



Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.



-



Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut. 1) Pemeriksa menghadap kaki pasien. 2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah. 3) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan di bagian bawah. 4) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul. 5) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul.



5



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan menggunakan cara Leopold bertujuan untuk mengetahui letak janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu, misalnya memanjang atau melintang. Sikap Janin menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungnya, misalnya fleksi atau defleksi. Umumnya janin dalam keadaan fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi serta kedua lengan bersilang di dada. Posisi janin dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus berada di sebelah kanan, kiri, belakang, atau depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil kiri depan). Presentasi janin digunakan untuk menetukan bagian janin yang ada di bagian uterus, seperti presentasi kepala atau bokong.



3.2 Saran Ketika usia kehamilan memasuki trimester 3 sebaiknya ibu hamil memeriksakan secara rutin kandungannya agar tahu secara dini letak posisi janin apakah membujur atau melintang. Jika letak janin dalam posisi melintang pada awal trimester 3 ibu dapat segera melakukan terapi dengan cara posisi kneck chest secara rutin. Jika posisi bayi dalam keadaan melintang pada usia kehamilan trimester 3 akhir maka ibu bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan dengan tindakan SC. Sebagai seorang Bidan keterampilan dalam menangani pasien sangat diutamakan. Bidan harus teliti dalam menentukan diagnosa agar tidak membahayakan pasien. Tangan seorang Bidan harus peka agar tidak salah menentukan posisi janin saat melakukan palpasi pemeriksaan Leopold agar tidak salah memberikan diagnosa kepada pasien.



6



DAFTAR PUSTAKA



Prof . Dr.Rustam Mochtar,MPH, (1998), Sinobsis Obstetri (obstetri fisiologi & obstetri patologi), penerbit Buku Kedokteran,Jakarta. Istri Bartini,(2012), ANC Asuhan KEBIDANAN pada Ibu Hamil Normal,medical book,Yogyakarta Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan, Jakarta: Salemba Medika,2009



7



DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1 latar belakang ............................................................................. 1 1.2 rumusan masalah ....................................................................... 1 1.3 tujuan ......................................................................................... 1 Bab II Pembahasan 2.1 pengertian pemeriksaan palpasi leopold..................................... 2 2.2 cara pemeriksaan palpasi leopold I ............................................ 2 2.3 cara pemeriksaan palpasi leopold II ........................................... 3 2.4 cara pemeriksaan palpasi leopold III ......................................... 4 2.5 cara pemeriksaan palpasi leopold IIII ........................................ 5 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan .............................................................................. 6 3.2 Saran ......................................................................................... 6 Daftar Pustaka



8