Makalah LK II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JURNAL INTERMEDIATE TRAINING (LK II) ‘’UPAYA HMI DALAM MEMBANGUN BANGSA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0’’ Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Peserta Intermediate Training (LKII) HMI Cabang Jatinangor - Sumedang 2021



Disusun oleh : Ihza Zaki Safari



Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Balikpapan Komisariat Miba 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpah rahmat dan hidayah-Nya sehingga tersusunlah makalah ini dengan berjudul “Upaya HMI dalam Membangun Bangsa di Era Revolusi 4.0” makalah ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti Intermediate Basic Training (Latihan Kader 2) yang diselenggarakan oleh HMI Cabang Jatinangor Sumedang. Sholawat serta salam tak lupa senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan rasul terakhir bagi umat muslim, yang telah menjadi sang pelopor yang luar biasa dalam hal kebaikan serta atas keberhasilan perjuangannya menghantarkan manusia kepada kehidupan yang di rahmat Allah SWT yang tiada kemuliaan serupa. Serta Rasa terimakasih Penulis ucapkan kepada Kanda – kanda dan Yunda – yunda HMI Cabang Balikpapan dan komisariat miba yang telah membimbing serta membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikanlah makalah ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini jauh dari sempura masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstrutif sangat penulis harapakan dari semua pihak, sehingga penulis dapat menambah grade pengetahuan dan kemampuan penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin.



Balikpapan, 15 April 2021



Penulis



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan waktu tidak pernah menunggu yang diam selalu berputar dan memberikan dampak pada sesuatu. Berubah sebagai suatu bentuk keniscayaan menjadikan manusia harus mengerahkan seluruh akal pikiran yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala untuk selalu melakukan hal inovasi serta mengingkatkan daya adaptasi untuk mengimbangi perubahan zaman atau membuat perubahan zaman itu sendiri. Pada dinamika perjalanannya revolusi industry 4.0, bangsa Indonesia banyak terlibat dalam perjalanan proses revolusi industry 4.0, beradaptasi dalam perjalanan waktu revolusi industry 4.0 serta memberikan perubahan revolusi industry 4.0. Sangat banyak sektor yang mangalami disrupsi seperti sektor ekonomi, pendidikan, kebudayaan, hiburan serta organisasi. Proses revolusi industry 4.0 ini sangat memberikan tampak kepada umat bangsa dimana perubahan besar-besaran yang secara fundamental yang mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru, oleh karena itu perlunya kita melakukan hal inovasi serta mengingkatkan daya kemampuan adaptasi untuk mengimbangi perubahan revolusi 4.0 dan ikut ambil peran membuat perubahan revolusi industry 4.0 kearah yang baik. Kemudian disrupsi terhadap organisasi meskipun saat ini belum sepenuhnya dirasakan secara signifikan perubahannya, namun lambat laun hal itu pasti akan terjadi dimana pola dan konsep organisasi yang telah lama berlangsung akan digantikan dengan pola dan kosnep yang baru, sehingga akan merubah tatanan cara kerja untuk mewujudkan tujuan organisasi. Himpunan Mahasiswa Islam sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan yang berasaskan islam yang telah lama berkecimpung dalam upaya membina kader – kader umat dan bangsa dalam mencapai suatu tujuan yang mulia yakni ‘’ terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala”. Dimana dalam perjuangannya HMI, telah berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah bangsa Indonesia dan perjuangannya akan tetap berlangsung hingga saat ini. Dalam menghadapai era revolusi industry 4.0 HMI harus siap dalam menghadapi bahkan ikut serta mengambil peluang dan memanfaatkan secara maksimal dalam era yang baru tersebut.



Pada dasarnya hanya akan ada dua hal yang menjadi sebuah pilihan dalam persoalan ini. Pertama adalah mengungggu era disrupsi terhadap organisasi dan HMI mengikuti arus disrupsi yang tercipta dimana himpunan tidak akan bisa menjadi inisiator melainkan akan bertahan saja agar tetap eksis karena mengikuti pola dan konsep yang sudah tercipta. Kedua adalah membentuk suatu model disrupsi organisasi yang dimulai dengan HMI sebagai Inisiator disrupsi di dalam tubuh HMI, oleh karena itu dengan harapan – harapan HMI yang akan membuat perbuahan dan bukan terdisrupsi. Oleh karena itu upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industry 4.0 dengan harapan beberapa hal. Pertama adalah HMI tidak mengalami kesadaran yang terlambat terhadap situasi dan kondisi. Kedua adalah menjadikan HMI sebagai inisiator utama dari perubahan yang sangat krusial ini. Ketiga adalah membentuk kesadaran membaca peluang dan tantangan yang akan muncul dengan memanfaatkan secara maksimal. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang serta beberapa teori diatas penulis merumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Apa saja peran dan fungsi seorang kader HMI didalam upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industry 4.0 ? 2. Apa saja hal yang dapat dilakukan HMI dalam mengotimalkan peran dan fungsinya didalam upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industry 4.0 ? C. Tujuan Penelitian Adapun beberapa tujuan dari penulisan ini sebagai berikut : 1. Untuk menggambarkan apa saja peran dan fungsi seorang kader HMI didalam upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industry 4.0. 2. Menggambarkan apa saja hal yang dapat dilakukan HMI dalam mengotimalkan peran dan fungsinya didalam upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industry 4.0.



DASAR TEORI D. HMI Sebagai Organisasi Perkaderan Dalam setiap Organisasai kemahasiswaan ataupun organisasi yang lain dalam proses pembentuknya tentu memiliki latar belakang dan dan tujuan – tujuan tertentu. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sebuah organisasi dibentuk oleh manusia dengan tujuannya untuk melaksanakan atau mencapai hal – hal tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan secara individual. HMI sebagai organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan yang mengandung hakikat layaknya organisasi pada umumnya dengan tujuan yang khusus, ada beberapa hal tujuan kegiatan mahasiswa di organisasi yaitu melatih bekerja sama dalam bentuk tim. Melatih berkomunikasi dengan baik, membina sikap mandiri, percaya diri, displin bertanggung jawab, meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan mahasiswa serta berkemampuan kritis, produktif, kreaktif dan inovatif ( sukirman, 2004). Dari semua komponen – komponen tersebut, HMI dalam prosesnya telah dapat melakukan semua komponen tersebut, artinya HMI dalam prosesnya telah mampu melakukan hal yang lebih. Hal yang membedakan HMI dengan organisasi lain pada umumnya adalah HMI sebagai organisasi perkaderan sebagaimana termaktub dalam pasal 8 Anggaran Dasar HMI yang menyatakan bahwa HMI berfungsi sebagai organisasi Kader. Bahwa kader adalah bagian dari suatu kelompok atau organisasi yang dipilih dan dilatih untuk menjadi tulang punggung (penerus) organisasi yang lebih besar, kader merupakan anggota inti organisasi, mereka ini adalah ujung tombak dan penggerak organisasi. Proses perkaderan di HMI adalah bagaimana caranya agar para kader ini memiliki pemahaman secara komprehensif mengenai visi misi HMI sebagai organisasi kader, sedangkan dari segi operasional organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan dan ketentuan organisasi lainnya. Perkaderan merupakan usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar serta sistematis, dengan pedoman HMI, sehingga seorang kader anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader muslim, intelektual, professional dan memiliki kualitas insan cita.



E. Insan Cita sebagai Nilai Moral Output dari Perkaderan HMI Eksistensi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebagai salah satu organisasi besar sudah tidak bisa terbantahkan lagi, Indonesia adalah saksi dari perjalanan sepak terjang HMI dalam menciptakan kader umat dan kader bangsa serta memberikan dinamika terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya tetap HMI memiliki tujuan khusus dan usaha – usaha yang dilakukan dalam mewujudkan mission HMI. Dapat digambarkan bahwa tafsir suatu tujuan yang berada pada bagian HMI secara dijelaskan bahwa : “ Tujuan yang memiliki arah yang jelas sangat di perlukan dalam suatu organisasi, sehingga setiap usaha – usaha yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan teratur. Adapun tujuan suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh dorongan motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada.’’ Berangkat dari motivasi dan inspirasi bahwa HMI sendiri berstatus sebagai organisasi mahasiswa, dengan fungsi sebagain organisasi kader, serta berperan sebagai organisasi perjuangan yang bersifat independen. Pemantapan pada fungsi kekaderan HMI ditambahi dengan realita kondisi keadaan bangsa Indonesia sangat kekurang tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Atas dampak tersebut, HMI hadir menetapkan tujuannya sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal 4 Anggaran Dasar HMI yaitu : ‘’ Terbinanya insan akademis, pencipta pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah subhanahu wataala’’ dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI menjadi lembaga pengabdian dan pengembangan ide, dan membimbing kader – kadernya untuk mencapai tujuan dengan cara – cara perjuangan yang benar dan efektif. Dalam hal ini termaktub dengan jelas diatas bahwasanya status, peran, peran dan sifat HMI menunjukkan kepada kebutuhan dasar bangsa Indonesia atas kaum intelektual yang keseimbangan dalam segala aspek hal. Artinya tujuan HMI yang tertuang dalam pasal 4 AD HMI ini diharapkan terwujudnya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah



Subhanahu Wa Ta’ala yang biasanya disebut sebagai insan cita. Adapun insan cita tidak terlepas dari kelima kualitas sebagai insan HMI yang tertuang dalam tujuan HMI, dalam mission HMI dijabarkan secara jelas tentang kualitas insan cita. Didalam kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 5 AD HMI) adalah sebagai berikut : 1. Kualitas Insan Akademis a) Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis. b) Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran. c) Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip – prinsip perkembangan. 2. Kualitas Insan Pencipta a) Sanggup melihat kemungkinan – kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk – bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan – gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan. b) Bersifat independen, terbuka, tidak isolative, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah – indah, c) Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusian yang disemangati ajaran islam. 3. Kualitas Insan Pengabdi a) Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan ummat dan bangsa. b) Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik. c) Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah insan yang bersungguh – sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa. 4. Kualitas insan yang bernafaskan islam



a) Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal islam. Dengan demikian islam telah menafasi dan menjiwa karyanya. b) Ajaran islam telah berhasil membentuk untiy personality dalam dirinya. Nafas islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilemma pada dirinya sebagai kader HMI dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintergrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya. 5. Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. a) Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. b) Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. c) Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis. d) Rasa tanggung jawab, takwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif pada suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. e) Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam kualitas insan cita sebagaimana diungkapan diatas merupakan tujuan dari perkaderan yang telah dilakukan oleh HMI. Karena ini merupakan upaya untuk menghasilkan kader-kader yang berkualitas, unggul, dan dapat diandalkan dalam kehidupan di masyarakat. Pada poin pertama kita mengetahui bahwa seorang kader HMI harus berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas serta berpikir kritis dan selalu objektif serta memiliki prinsip dan cara berpikir yang meskipun berbeda dengan orang lain (mampu berpikir sendiri). Maka diharapkan setiap kader HMI mampu membaca masa yang akan mendatang tentang kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi, sehingga masa depan bukan hanya sebagai soal prediksi atau awang – awang saja, melainkan menjadi kader HMI telah mengetahui dan mempersiapkan rangkaian persiapan untuk



menghadapi masa depan dalam rangka berjuang untuk ummat dan bangsa. Dalam jiwa seorang kader yang memiliki kualitas insan cita sebagai insan akademis, pencipta pengabdi yang bernafaskan, maka yang terpenting adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada setiap kader HMI, artinya tanggung jawab (responsibility) merupakan bentuk kesadaran terhadap konsekuensinya yang diterima sebagai perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam tanggung jawab sebagai kader HMI terdiri beberapa variable yaitu : 1) Tanggung jawab sebagai kader HMI terhadap Allah SWT. 2) Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. 3) Tanggung jawab terhadap Himpunan. 4) Tanggung jawab seorang kader HMI terhadap umat dan bangsa 5) Tanggung jawab seorang kader HMI terhadap Negara. Kemudian inilah kualitas-kualitas insan cita yang akan menjadikan karakter kader HMI, jika semua itu terbentuk manakala seorang kader berproses secara utuh di HMI. Dari lima kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus dipahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas Insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga kualitas insan pengabdi tersebut merupakan insan Islam yang terefleksikan dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. METODE PENELITIAN F. Penelitian Deskriptif Metode atau cara yang dilakukan dalam mengetahui permasalahan terkait tema yang diangkat dalam artikel ilmiah ini, dengan cara pengamatan langsung dengan terjun di lingkungan pendidikan sekitar serta mengambil atau mengadaptasi berbagai permasalahan yang dituliskan dalam beberapa buku, artikel, mapun jurnal ilmiah terkait tema yang diangkat. PEMBAHASAN Indonesia kini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 seiring peluncuran Roadmap “Making Indonesia 4.0” yang secara resmi disampaikan Kementerian Perindustrian dengan salah satu inisiatif lintas sektornya, yakni pembangunan infrastruktur digital nasional. Maka akan timbul sebuah pertanyaan manakala teknologi semakin berkembang pesat, bagaimana dengan



HMI ? sebagai kemahasiswaan islam tertua ini apa saja upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industry 4.0 ini ?. Dalam hal ini kita perlu mengkorelasikan tentang teknologi dan organisasi perkaderan serta peran para kader yang menjadi penikmat teknologi sekarang. Adapun teknologi yang dimaksud oleh para ahli organisasi tidak sama dengan pengertian umum teknologi yang kita ketahui bahwa dalam konteks yang sangat spesifik, contohnya, alat – alat elektronik dalam rumah tangga, mesin pabrik, sarana transportasi modern, kapal, kereta api, dan lainnya. Parah ahli organisasi justru memandang bahwa apapun sarana dan perangkat yang diperlukan organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, maka hal tersebut dapat dikategorikan teknologi organisasi. Jadi walaupun suatu organisasi tidak menggunakan peralatan canggih dalam proses input-output yang diinginkan tetap dikatakan teknologi misalnya, di sebuah kantor camat terdapat peralatan mesin ketik, telepo, kendaran dinas, dan peralatan pembantu, maka bagi para ahli itu termasuk kedalam teknologi. Pada revolusi industri 4.0 mengharuskan HMI dapat mempersiapkan dan memanfaatkan hal tersebut, mengembangkan berbagai keterampilan sehingga kader HMI semakin siap menghadapi dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Pada dasarnya revolusi industri 4.0 dengan big data sebagai ciri utama menjadikan tatanan yang lebih baru. Pada umumnya tren dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber yang menjadi suatu pengertian revolusi industri 4.0. Oleh karena itu perlu kiranya memahami lima prinsip yang memungkinkan setiap organisasi baik perusahan atau lainnya untuk mengidentifikasi serta mengimplementasikan berbagai scenario industri 4.0, yang diantaranya adalah : 1) Reaslisasi system virtual menjadi dunia baru bagi kehidupan manusia yang dapat terhubung secara mudah dan efisien sehingga efektifitas dan efisiensi hubungan antara individu di seluruh dunia dapat berjalan secara mudah. 2) Bantuan Teknis : kemampuan system bantuan untuk membantu manusia mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat keputusan yang bijak. Kemudian kemampuan system membantu manusia melakukan berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia. 3) Keputusan Mandiri : kemampuan system untuk membuat keputusan dan melakukan tugas semandiri mungkin.



4) Interperabilitas (kesesuaian) : kemampuan mesin, perangkat sensor, dan manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sana lain melalui media internet. 5) Transparansi Informasi : kemampuan system informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan sensor. Oleh karena itu perlu kiranya memahami lima prinsip yang memungkinkan setiap organisasi baik perusahan atau lainnya, maka HMI dapat mengimplementasikan kedalam bentuk yang lebih konkret untuk pengkaderan, misalnya kesadaran yang harus timbul di kalangan HMI dimana dunia virtual menjadi momok baru yang membuat manusia beralih ke dunia tersebut meskipun dampaknya tidak terlalu besar, otomatisasi system informasi memungkinkan HMI untuk memiliki waktu lebih banyak dalam perkaderan dalam untuk melakukan pendataan cukup merepotkan misalnya harus diketik, namun semakin kesini maka pekerjaan seperti itu semakin ditinggalkan karena berkembangnya kecerdasan buatan (artificial intelegence). Oleh karenannya peran keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam di era revolusi industri 4.0 masih sangat terus di butuhkan dalam rangka mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara yang kita cintai ini, yang mana HMI memiliki nilai-nilai juang yang jika di kolaborasi dengan teknologi yang berbasis big data maka HMI memiliki sebuah big data yang besar yang saling terintegrasi, tinggal HMI mewujudkan melakukan flatfoam-flatfoam berbagai IT. Nilai – nilai juang ini termaktub dalam



jelas bahwasanya status, peran, peran dan sifat HMI menunjukkan kepada kebutuhan dasar bangsa Indonesia atas kaum intelektual yang keseimbangan dalam segala aspek hal. Artinya tujuan nilai perjuangan HMI yang tertuang dalam pasal 4 AD HMI ini diharapkan terwujudnya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang biasanya disebut sebagai insan cita. Kemudian upaya HMI dalam membangun bangsa di era revolusi industri 4.0, Pertama adalah menjadikan HMI sebagai inisiator utama dari perubahan yang sangat krusial ini. Kedua adalah membentuk kesadaran membaca peluang dan tantangan yang akan muncul dengan memanfaatkan secara maksimal, ketiga adalah menjadikan kader selalu berinovasi dan berkreasi. Keempat meningkatkan kualitas diri kader dengan berbagai latar belakang pendidikan serta jurusan sehingga HMI bukanlah pelebur spesifikasi keilmuan yang ada namun justru mempertajam keilmuan yang dimiliki. Kelima menjadikan insan cita HMI sebagai output perkaderan HMI untuk membangun bangsa di era revolusi 4.0. Dengan demikian



kader HMI tidak ragu dalam menghadapi tantangan – tangangan di era revolusi ini melainkan menjadikan era ini menjadi peluang emas terhadap Himpunan Mahasiswa Islam. PENUTUP G. Kesimpulan Dalam setiap era revolusi industri ini, HMI selalu menjadikan suatu perubahan tersebut sebagai peluang yang cukup besar untuk melakukan perubahan terhadap bangsa, dengan sejalannya tujuan nilai perjuangan HMI yang tertuang dalam pasal 4 AD HMI ini diharapkan terwujudnya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Yang menjadikan pondasi dasar terhadap Kader Himpunan Mahasiswa Islam untuk membangun bangsa. DAFTAR PUSTAKA