Makalah Manajemen Keperawatan Perhitungan Beban Kerja Perawat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN KEPERAWATAN



“Teori Penghitungan Beban Kerja Perawat”



Oleh : Nur Aini 183110225 3B



Dosen Pembimbing : Ns. Yessi Fadriyanti, S. Kep, M. Kep



PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG POLTEKKES KEMENKES PADANG 2020/2021



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberika n rahmat serta karunia-Nya, salawat beserta salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang dan berilmu pengetahun seperti saat sekarang ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang. Dalam penulisan makalah ini saya sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak - pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen, Ibu Ns. Yessi Fadriyanti, S. Kep, M. Kep yang telah memberikan tugas dan petunjuk sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin….



Payakumbuh, 4 September 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 2 DAFTAR ISI………………………………………………….…………………… 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……...………………………………………………………. 4 B. Rumusan Masalah………………………………………………………...… 5 C. Tujuan….…………………………………………………………………… 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Beban Kerja……………………………………………….…………… 6 B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja……...………………………… 7 C. Prosedur Perhitungan Beban Kerja…..……………………………………………. 7 D. Pendekatan Perhitungan Beban Kerja……………………………………………... 8 E. Cara Perhitungan Jumlah dan Kategori Tenaga Keperawatan…………………….. 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………..……………………. 19 B. Saran………………………………………………………………………………. 19 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..............…… 20



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Berdasarkan Undang – Undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa persyaratan sumber daya manusia yang harus dimiliki rumah sakit yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga non kesehatan. Menurut undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdika n diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Diantara berbagai tenaga kesehatan yang ada, perawat merupakan tenaga yang paling esensial karena paling banyak berinteraksi dengan pasien. Permasalahan tenaga perawat pada umumnya adalah kekurangan tenaga, harus perlu dicermati dengan seksama, apakah memang benar memerlukan tambahan tenaga yang dikarenakan beban kerja berlebih sehingga akan mempengaruhi kualitas yang diberikan atau banyaknya waktu yang tidak produktif yang dilakukan oleh sumber daya manusia pada saat waktu bertugas. Kekurangan tenaga, baik dalam jumlah maupun kualitas akan mengganggu kualitas produk yang ditawarkan. Hal ini akan berdampak pada citra rumah sakit, dan mengurangi prospek pendapatan rumah sakit. Tenaga perawat adalah salah satu yang pengadaannya tidak bisa seketika, seandainya tersedia, perlu ada penyesuaian sebelum bisa digunakan dengan optimal. Semua ini membutuhkan waktu, sehingga perencaan tenaga harus dilakukan dengan baik. Peranan tenaga perawat di rumah sakit juga ditentukan oleh kualitasnya. Kualitas sangat menentukan kinerja dan signifikansi kemajuan rumah sakit mencapai visi misi dan berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di lingkup wilayah kerjanya masing-mas ing. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting bagi rumah sakit untuk memilik i



4



tenaga perawat yang cukup baik dari aspek kualitas dan kuantitas. Kualitas dan kuantitas tenaga perawat suatu organisasi berkaitan erat dengan perencanaan yang tepat demi terpenuhinya tenaga kesehatan yang efektif dan efisien terkait kecukupan dan kompetensi kerja yang dibutuhkan. Menghitung



beban kerja merupakan salah satu tahapan dalam merencanakan



kebutuhan tenaga kesehatan. Beban kerja merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi. Pengukuran beban kerja akan menghasilkan data riil kebutuhan tenaga kerja berupa beban kerja, jumlah dan kualifikasi tenaga yang ada saat ini, yang secara langsung bermanfaat dalam pengambilan keputusan (Astiena, 2005).



B. Rumusan Masalah Apa saja teori tentang penghitungan beban kerja perawat dan bagaimana contohnya ?



C. Tujuan Untuk mengetahui teori penghitungan beban kerja perawat.



5



BAB II TINJAUAN TEORITIS



A. Pengertian Beban Kerja Menurut Moekijat (2004) beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume yang dihasilkan oleh sejumla h pegawai dalam suatu bagian tertentu. Jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada sudut pandang obyektif dan subyektif. Secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pernyataan tentang perasaan kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan (Marquis dan Huston, 2004). Menurut Caplan & Sadock (2006) beban kerja sebagai sumber ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan kuantitatif. Kelebihan beban kerja secara kuantitatif meliputi : a) Harus melakukan observasi penderita secara ketat selama jam kerja b) Terlalu



banyak pekerjaan yang harus dilakukan



demi kesehatan dan



keselamatan penderita. c) Beragam jenis pekerjaan yang dilakukan demi kesehatan dan keselamatan penderita. d) Kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24 jam. e) Kurangnya



tenaga



perawat



dibanding



jumlah



penderita.



Sedangkan kelebihan beban kerja secara kualitatif mencakup : a) Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan. b) Tuntutan keluarga untuk



kesehatan dan



keselamatan



penderita. 6



c) Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas. d) Setiap saat



dihadapkan pada



pengambilan keputusan



yang



tepat.



e) Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien di ruangan. f) Menghadapi pasien yang karakteristik tidak berdaya, koma, kondisi terminal. g) Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter



B. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Untuk memperkirakan beban kerja keperawatan pada sebuah unit pasien tertentu, manajer harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi beban kerja diantaranya (Caplan & Sadock, 2006) : a) Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit perhari, bulan atau tahun. b) Kondisi pasien di unit tersebut. c) Rata-rata pasien menginap. d) Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan dibutuhkan oleh masing - masing pasien. e) Frekuensi masing - masing f) Rata - rata waktu



yang



tindakan diperlukan



keperawatan yang harus dilakukan. untuk



pelaksanaan masing - masing tindakan



perawatan langsung dan tak langsung.



C. Prosedur Perhitungan Beban Kerja Menurut Asri (2006), menyebutkan bahwa secara terperinci prosedur perhitunga n beban kerja tenaga dokter dan perawat dapat dibagi seperti langkah - langkah sebagai berikut : a) Mempersiapkan peralatan yang dipakai dalam perhitungan beban kerja. Alat utama yang dipakai adalah : a. Stop watch yaitu alat mengukur waktu.



7



b. Alat tulis yang digunakan untuk membuat catatan yang akan berguna dalam pengukuran. b) Menetapkan metode kerja yang akan digunakan dalam perhitungan beban kerja terutama menetapkan metode standar seperti menyiapkan susunan tempat kerja yang akan diteliti, peralatan dan lain - lain. c) Memilih pekerja yang tepat, berpengalaman dan terlatih dalam bidangnya atau disebut sebagai pekerja normal d) Menyiapkan perlengkapan peralatan sehingga pengukuran tidak akan berhenti di tengah jalan. e) Memperhatikan



dan



mencatat



actual



time



(waktu nyata)



setiap



pekerjaan. f) Menghitung waktu normal. g) Menetapkan waktu cadangan (allowance). h) Menetapkan waktu standar.



D. Pendekatan Perhitungan Beban Kerja Seperti kita ketahui perawat merupakan proporsi tenaga yang paling besar di rumah sakit, diperkirakan sekitar 70% personel adalah perawat (Ilyas, 2004). Dengan dominannya jumlah perawat di rumah sakit , sejumlah peneliti, praktisi, dan asosiasi telah melakukan riset untuk dapat menghitung tenaga perawat dengan mengembangkan formula khusus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat. a) Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Gillies Menurut Gilles (2006), membagi tindakan keperawatan menjadi tindakan keperawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan kesehatan. Arti umum keperawatan langsung adalah perawatan yang diberikan anggota staf keperawatan secara langsung kepada pasien tersebut dan perawatan tersebut dihubungkan secara khusus kepada kebutuhan fisik dan psikologis nya. Perawatan tidak langsung adalah kegiatan - kegiatan yang dilakukan atas nama pasien tetapi di luar kehadiran pasien yang berhubungan kepada lingkungan pasien atau keberadaan finansial dan kesejahteraan sosial si 8



pasien, perawatan tidak langsung termasuk kegiatan seperti perencanaan perawatan, penghimpunan peralatan dan perbekalan, diskusi



dengan



anggota tim kesehatan lain, penulisan dan pembacaan catatan kesehatan pasien, pelaporan kondisi pasien kepada rekan kerja, dan menyusun sebuah rencana bagi perawatan pasien. Pengajaran kesehatan mencakup semua usaha oleh anggota staf keperawatan untuk memberitahu, dan memotivas i pasien dan keluarganya menyangkut perawatan setelah keluar dari rumah sakit. b) Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Ilyas. Ilyas (2004) mengkatagorikan



tindakan keperawatan sebagai berikut



: a. Kegiatan langsung : semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh seorang perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa pasien, mengukur tanda vital, menolong BAB/BAK, merawat luka, mengganti balutan, mengangkat jahitan, kompres, memberi suntikan/obat/imunisasi, penyuluhan kesehatan. b. Kegiatan tidak langsung : setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien, seperti : menulis rekam medik, mencari kartu rekam medis



pasien, mengupdate data rekam medis,



dokumentasi asuhan keperawatan. c. Kegiatan tambahan : kegiatan pribadi yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan perawat yang diamati seperti makan, minum, pergi ke toilet : maupun bagian atau organisasi rumah sakit seperti menginput harga obat, ngamprah obat. Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini kecenderunga n kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari personil bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur (Ilyas, 2004). Sedangkan untuk menghitung beban kerja personil menurut Ilyas (2004) ada tiga cara yang dapat digunakan yaitu : 9



a) Work Sampling Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang ataupun jenis tenaga tertentu. Pada work sampling kita dapat mengamati sebagai berikut : a. Aktifitas



yang



sedang



dikerjakan



personil



pada



jam



kerja b. Kaitan antara aktifitas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja. c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak produktif d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja. Langkah - langkah yang dilakukan dalam work sampling adalah sebagai berikut : a. Menentukan jenis personil yang diteliti b. Melakukan pemilihan sample bila jumlah personil banyak. Dalam tahap ini dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan presentasi populasi perawat yang akan diamati. c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikas ika n sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat dan juga kegiatan langsung yang berkaitan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak langsung. d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian. e. Mengamati kegiatan perawat dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung kebutuhan peneliti. f.



Pada work sampling yang diamati adalah kegiatan dan penggunaa n waktunya, tanpa memperhatikan kualitas kerjanya (Ilyas, 2004).



10



b) Study Time and Motion Teknik ini dilaksanakan dengan mengamati secara cermat kegiatan yang dilakukan oleh personil yang sedang diamati. Pada time and motion study, kita juga dapat mengamati sebagai berikut : a. Aktifitas



yang



sedang



dikerjakan



personil



pada jam



kerja. b. Kaitan antara petugas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja. c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak produktif. d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja. Langkah - langkah yang harus dilakukan dalam time and motion study adalah sebagai berikut : a. Menentukan jenis personil yang diteliti. b. Menentukan



sampel dari perawat yang akan diteliti dengan cara purposive



sampling c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif dapat



juga kegiatan langsung yang



berkaitan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak langsung. d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian. e. Pengamatan dapat dilakukan selama 24 jam (3 shift) secara terus menerus, bagaimana perawat melakukan aktivitasnya dan bagaimana kualitasnya menjadi faktor penting dalam time and motion study. Kualitas kerja dapat dilihat dari kesesuian antara kegiatan yang dilakukan dengan standar profesi (Ilyas, 2004).



11



c) Daily Log Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana orang - orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan tehnik ini sangat tergantung pada kerjasama dan kejujuran dari personil yang diteliti. Dengan meggunaka n formulir kegiatan dapat dicatat kegiatan



jenis kegiatan,



waktu, dan



lamanya



dilakukan.



d) Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Menurut Douglas Menurut



Douglas



tentang



jumlah tenaga



perawat di rumah sakit



didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien. Tingkat ketergantunga n pasien diklasifikasikan berdasarkan teori Dorothea Orem. Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu



memenuhi



kebutuhan



hidup,



memelihara



kesehatan



dan



kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri). Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan teori Dorothea Orem yaitu : a. Minimal Care : 1. Mampu naik turun tempat tidur 2. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri 3. Mampu makan dan minum sendiri 4. Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan 5. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri) 6. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan 7. Mampu BAK dan BAB dengan sedikit bantuan 8. Status psikologi stabil 9. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik 10. Operasi ringan



12



b. Partial Care 1. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur 2. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi atau berjalan 3. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan 4. Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap 5. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut 6. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan 7. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK



(tempat



tidur/kamar mandi 8. Pasca operasi minor (24 jam) 9. Melewati fase akut dari pasca operasi mayor 10. Fase awal dari penyembuhan 11. Observasi tanda - tanda vital setiap 4 jam 12. Gangguan emosional ringan



c. Total Care 1. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur 2. Membutuhkan latihan pasif 3. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena/NGT 4. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut 5. Membutuhkan



bantuan



penuh



untuk



berpakaian



dan



berdandan 6. Dimandikan perawat 7. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter 8. Keadaan pasien tidak stabil 9. Perawatan kolostomi 10. Menggunakan WSD 11. Menggunakan alat traksi 13



12. Irigasi kandung kemih secara terus menerus 13. Menggunakan alat bantu respirator 14. Pasien tidak sadar Menurut Douglas, mengklasifikasikan ketergantungan pasien berdasarkan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut : a) Keperawatan Mandiri (Self care) : 1-2 jam/hari dimana pasien masih mampu melakukan pergerakan atau berjalan, makan, mandi maupun eleminasi tanpa bantuan. Bantuan hanya diberikan terhadap tindakan khusus. b) Keperawatan Sebagian (Partial Care) : 3-4 jam/hari dimana pasien



masih



punya kemampuan sebagian tetapi untuk melakukan pergerakan secara penuh seperti berjalan, bangun, makan, mandi dan eleminasi perlu dibantu oleh seorang perawat. c) Keperawatan Total (Total Care) : 5-7 jam/hari dimana pasien memerluka n bantuan secara penuh, atau tingkat ketergantungan pasien terhadap perawat sangat tinggi, seperti pasien yang tidak sadar, atau yang sangat lemah dan tidak mampu melakukan pergerakan, mandi dan eleminasi perlu dibantu dan pada umumnya memerlukan dua perawat.



E. Cara Perhitungan Jumlah dan Kategori Tenaga Keperawatan a) Metode Douglas Douglas (1984, dalam Swasburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing – masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :



14



Klasifikasi Klien Jumlah



Minimal Care



Partial Care



Total Care



Klien Pagi



Sore



Malam



Pagi



Sore



Malam



Pagi



Sore



Malam



1



0,17



0,14



0,07



0,27



0,15



0,10



0,36



0,30



0,20



2



0,34



0,28



0,14



0,54



0,30



0,20



0,72



0,60



0,40



3



0,51



0,42



0,21



0,81



0,45



0,30



1,08



0,90



0,60



Dst



Contoh : Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantu n ga n minimal,



8



orang



dengan



ketergantungan



partial



dan



6 orang



denga n



ketergantungan total. Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :



Minimal



Partial



Total



Jumlah



Pagi



0,17 x 3 = 0,51



0,27 x 8 = 2,16



0,36 x 6 = 2,16



5 orang



Sore



0,14 x 3 = 0,42



0,15 x 8 = 1,2



0,3 x 6 = 1,8



4 orang



Malam



0,07 x 3 = 0,21



0,10 x 8 = 0,8



0,2 x 6 = 1,2



2 orang



Jumlah keseluruhan perawat perhari = 11 orang



b) Metode Sistem Akuitas Kelas I : 2 jam/hari Kelas II : 3 jam/hari Kelas III : 4,5 jam/hari Kelas IV : 6 jam/hari Untuk tiga kali pergantian shift → pagi, sore, malam= 35% : 35% : 30%



15



Contoh : Rata rata jumlah klien 1. Kelas I



= 3 orang x 2 jam/hari



= 6 jam



2. Kelas II



= 8 orang x 3 jam/hari



= 24 jam



3. Kelas III



= 4 orang x 4,5 jam/hari



= 18 jam



4. Kelas IV



= 2 orang x 6 jam/hari



= 12 jam



Jumlah jam



i.



Pagi/sore



= 60 jam



= 60 jam x 35% = 2,625



(3 orang)



8 jam ii.



Malam



= 60 jam x 30% = 2,25



(2 orang)



8 jam Jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3 + 3 + 2 = 8 orang



c) Metode Gillies Prinsip perhitungan rumus Gillies : Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah : a. Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/h ar i) dengan spesifikasi pembagian adalah : keperawatan mand ir i (self care) = ¼ x 4 = 1 jam, keperawatan partial (partial care) = ¾ x 4 = 3 jam, keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam. b. Waktu keperawatan tidak langsung Menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari. Menurut Wolfe & Young (Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari c. Waktu



penyuluhan



kesehatan



lebih



kurang



15



menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien d. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata - rata biaya atau



menurut



Bed



Occupancy Rate (BOR) dengan rumus : 16



Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100% Jumlah tempat tidur x 365 hari



1. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari. 2. Hari libur masing - masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari



(har i



minggu/libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya), hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari). 3. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari). 4. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus



dita mba h



20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan ). 5. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasio nal = 55% : 45 %



Contoh : Rata - rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari. Rata - rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang denga n ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total) Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari/minggu) jadi jumlah jam kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional). 1. Jumlah jam keperawatan langsung Ketergantungan minimal



= 3 orang x 1 jam = 3 jam



Ketergantungan partial



= 8 orang x 3 jam = 24 jam



Ketergantungan total



= 6 orang x 6 jam = 36 jam



Jumlah jam



= 63 jam



2. Jumlah keperawatan tidak langsung 17 orang klien x 1 jam = 17 jam 3. Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam Sehingga jumlah total jam keperawatan /klien/hari : 17



63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 jam/klien/hari 17 orang



Jumlah tenaga yang dibutuhkan : 4,96 x 17 x 365 (365 – 73) x 7



= 30.776.8



= 15,05 (15 orang)



2044



Untuk cadangan 20% menjadi



15 x 20%



= 3 orang



Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang d) Metode Swansburg Contoh : Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari. Jumla h jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari. a. Total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam Jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 = 12,143 (12 orang) perawat/hari b. Total jam kerja /minggu = 40 jam Jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu Jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift) Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari → pagi: siang : malam = 47 % : 36 % : 17 % Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang a. Pagi



: 47% x 14 = 6,58 = 7 orang



b. Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang c. Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang



18



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Beban kerja secara umum menurut Groenewegen dan Hutten (1991) adalah keseluruhan waktu yang digunakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kerja. Menurut Finkler dan Koyner (2000), beban kerja diartikan sebagai volume kerja dari suatu unit atau departemen. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan di suatu unit atau departemen. Sedangkan beban kerja perawat menurut Hubber (2000) adalah pengukuran dari aktifitas kerja perawat dan ketergantungan klien terhadap asuhan keperawatan. Beban kerja perawat di rumah sakit terkait dengan dua fungsi variabel, yaitu jumlah harian klien dan waktu asuhan keperawatan setiap klien per hari (Kirby dan Wiczai, 1985; dalam Hubber, 2000). Beban kerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam memperkiraka n beban kerja perawat pada suatu unit tertentu, seorang pemimpin atau manajer harus mengetahui (Gillies, 1989): (1) berapa banyak klien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau tahun, (2) kondisi klien di unit tersebut, (3) rata-rata klien yang menginap, (4) tindakan perawatan langsung dan tak langsung yang dibutuhkan masing- masing klien, (5) frekuensi dari masing- masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan, dan (6) ratarata waktu yang dibutuhkan dari masing- masing tindakan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung.



B. Saran Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran kedepannya.



19



DAFTAR PUSTAKA



Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.Kemenkes RI https://www.academia.edu/33132378/Perhitungan_Beban_Kerja_Perawat_di_Tempat_Kerja_ma najemen https://www.scribd.com/doc/209330054/Metode-Perhitungan-Beban-Kerja-Perawat https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1302116003-3-0.%20bab%202.pdf



20