Makalah Manajer Dalam Kegiatan Manajemen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN TUGAS DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN



Disusun Oleh: Kelompok 1 Eka Gaurel D.



(ES1220007)



Yudianingsih



(ES1220056)



Andi Moh.Ilham



(ES1220052)



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SIDENRENG RAPPANG TAHUN AKADEMIK 2020/2021 SEMESTER GENAP



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pengantar Manajemen ini tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen Dalam Kegiatan Manajemen”. Makalah ini berisikan dua pokok pembahasan yaitu manajer sebagai pelaksana manajemen serta manajemen sebagai sains dan seni. Kami berterimah kasih kepada Bapak Gazali Amin S.E.,MM Selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen dan teman-teman sekalian yang telah ikut membantu selesainya makalah ini. Dengan selesainya makalah yang kami buat diharapkan dapat memberikan masukan yang menambah pengetahuan pembaca. Semoga pembaca dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Karena makalah ini jauh dari kata sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah yang berikutnya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.



Pangkajene, 14 Januari 2021



Penyusun Kelompok 1 ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................1 C. Tujuan....................................................................................................1 BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................3 A. Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen................................................3 1. Peran Manajer dalam Organisasi.......................................................3 2. Keahlian-keahlian Manajemen..........................................................3 3. Tingkatan-tingkatan manajemen........................................................4 B. Manajemen Sebagai Seni dan Sains......................................................7 1. Pengetahuan dan Pengalaman dalam Ilmu Manajemen...................7 2. Manajemen: Seni atau Sains?..........................................................8 BAB III : PENUTUP.............................................................................................11 A. Kesimpulan ...............................................................................................11 B. Saran..........................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mencapai tujuan itu manusia harus melakukan aktivitasaktivitas tertentu.          Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka untuk mencapai tujuannya, manusia memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Untuk itu manusia



harus



bekerja



dalam



mencapai



tujuannya



atau



berorganisasi.



            Dalam organisasi diperlukan manajemen yaitu sesuatu untuk mengatur, mengkoordinasikan



semua



tugas



yang



dilakukan



oleh



orang-orang



dan



mengarahkannya kepada tujuan yang hendak dicapai. Supaya unsur-unsur manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkan, maka manajemen harus ada yang mengatur yaitu seorang pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi dan persuasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa fungsi manajer? 2. Keahlian-keahlian apa saja yang perlu dimiliki oleh manajer? 3. Bagaimana tingkatan-tingkatan manajemen secara hierarkis beserta



keahlian



manejerial yang diperlukan untuk setiap hierrakis tersebut? 4. Mengapa manajemen dapat dikatakan sebagai sains (pengetahuan) sekaligus seni? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui fungsi manajer sebagai orang yang menjalankan kegiatan manajemen. 2. Untuk mengetahui bahwa untuk dapat menjadi manajer yang baik, diperlukan keahlian-keahlian manajemen. 1



3. Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan manajemen secara hierarkis beserta keahlian manajerial yang diperlukan untuk setiap hierarkis tersebut. 4. Untuk mengetahui bahwa manajemen berdasarkan teori dan pengalaman dapat dipandang sebagai sebuah seni sekaligus sains.



2



BAB II PEMBAHASAN A. MANAJER SEBAGAI PELAKSANA MANAJEMEN 1. Peran Manajer dalam Organisasi Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih lengkap lagi manajer adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk memastikan kegiatan dalam organisasi dijalankan bersama para anggota dari organisasi. Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas untuk memastikan bahwa keseluruhan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi dapat diwujudkan melalui rangkaian kegiatan manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun bersifat opersional. Di organisasi lain, kadang kala peran manajer ini dijalankan oleh seorang ketua, wakil ketua, ataupun ketua bagian, ketua departemen, dan lain sebagainya. Di sebuah Negara, maka peran ini dapat direpresentasikan oleh presiden, wakil presiden, atau ara menteri misalnya. Pada intinya, tugas manajer-atau istilah apapun sebagai padanannya-adalah untuk memastikan mewujudkan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efesien melalui serangkaian kegiatan manajemen secara fungsional maupun operasional. 2. Keahlian-keahlian Manajemen Untuk dapat mengimlementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan fungsinya



masing-masing,



maka



diperlukan



bebrapa



keahlian



manajemen



(managerial skills) yang diperukan oleh setiap orang yang terlibat dalam kegiatan organisasi, khususnya organisasi bisnis. Keahlian-keahlian tersebut meliputi: a. Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan computer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya. b. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills), yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan



3



berbagai jenis orang di masyarakat. Di antara contoh keahlian ini adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya. c. Keahlian konseptual (conceptual skills),yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosis dan menganalisis berbagai masalah dalam situasi yag berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi di masa yang akan datang. d. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision makin skills), yaitu keahlian untuk mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi. e. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills), yaitu keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dn efesien. Beberapa keahlian lain saat ini juga menjadi keahlian yang diperlukan dalam manjemen dan pengelolaan bisnis, terutama jika dikaitkan dengan persaingan bisnis global. Diantara keahlian tersebut adalah: a. Keahlian dalam manajemen global (global management skills),yaitu keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas Negara bahkan lintas budaya. b. Keahlian dalam teknologi (technological skills),yaitu keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi. Keseluruhan keahlian manajemen tersebut tentunya perlu untuk dimiliki oleh setiap pelaku bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya. Terlebih jika dikaitkan dengan persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, keahlian tunggal saja tidak cukup untuk memenangkan persaingan. 3. Tingkatan-tingkatan manajemen Pada praktiknya, sangat jarang seseorang dapat menguasai secara sekaligus berbagai keahlian manajemen tersebut. Misalnya saja, adalah sangat sulit untuk mendapatkan seorang pebisnis sablon yang selain ahli dalam menyablon, pandai bernegosiasi dalam meraih konsumen, namun juga sekaligus hemat dalam membelanjakan uangnya. Pada praktiknya berbagai keahlian tersebut diperlukan



4



dalam kegiatan bisnis berdasarkan tugas dan peran masing-masing orang dalam sebuah organisasi bisnis. Tugas dan peran dari setiap orang tersebut secara organisasional dibagi menjadi beberapa tingkatan yang dinamakan sebagai tingkatantingkatan manajemen atau hierarki manajemen. Ada



beberapa



tingkatan



manajemen



sebagaimana



dikemukakan



oleh



Nickels,McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-tingkatan manajemen tersebut meliputi: a. Manajemen tingkat puncak atau top management, yang biasanya terdiri dari direktur utama, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen tingkat ini, keahlian yang terutama diperlukan adalah keahlian dalam konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, danmanajemen waktu. b. Manajemen tingkat menengah atau middle management, yang biasanya terdiri dari para manajer, kepala divisi atau departemen, atau kepala cabang. Untuk manajemen tingkat menengah ini, keahlian yang diperlukan antara lain adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, dan juga teknikal. c. Manajemen supervise atau tingkat pertama atau supervisor or first-line management, yang biasanya terdiri dari para supervise, ketua kelompok, dan lain sebagainya. Diantara keahlian yang terutama perlu dimiliki adalah keahlian komunikasi, pengambilan keputusan,manajemen waktu, dan teknikal. d. Manajemen nonsupervisi atau nom-supervisory management, yang biasanya terdiri dari para tenaga kerja tingkat bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja bangunan, dan lain-lain. Keahlian yang terutama yang perlu dalam level ini adalah keahlian teknikal, komunikasi, dan manajemen waktu. Secara diagram dapat dilihat tingkatan-tingkatan manajemen diatas dalam gambar 2.1 Manajemen tingkat puncak Manajemen tingkat menengah Manajemen tingkat pertama/supevisi Manajemen nonsupervisi



5



Pada Gambar 2.1 ditunjukkan tingkatan-tingkatan manajemen melalui gambar segitiga di mana manajemen tingkat puncak berada di bagian paling atas dan manajemen nonsupervisi berada di bagian paling bawahdari segitiga tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen tingkat puncak secara jumlah adalah paling sedikit dari sebuah organisasi akan tetapi merupakan penanggung jawab tertinggi di sebuah organisasi. Adapun manajemen nonsupervisi merupakan jumlah paling banyak dalamh sebuah organisasi dan lebih cenderung sebagai pelaksana teknis dari sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi, posisi dari setiap tingkatan manajemn dapat dilihat dalam bagan organisasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2 berikut ini.



i e r i k a D W l k t k e r i r D u r u t Manajemen Tingkat Puncak



Manajemen Tingkat



Menengah



Manajemen Tingkat Pertama/Supervisi



Manajemen tingkat Nonsupervisis/Pelaksana Teknis



Gambar 2.2 Tingkatan-tingkatan Manajemen dalam contoh Bagan Organisasi Contoh dari manajemen tingkat puncak, misalnya, untuk posisi direktur dan wakil direktur. Sebagai manajer tingkat puncak yang jumlahnya paling sedikit di sebuah organisasi, seorang manajer tingkat puncak bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya organisasi. Untuk manajer tingkat menengah biasanya ditempati oleh para manajer bagian operasional dari mulai pemasaran , personalia, produksi,



6



dan keuangan. Masing-masing manajer pada tingkat menengah inilah yang aling bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perusahaan yang terkait dengan bagian operasional



tersebut. Untuk manajer tingkat pertama atau supervise biasanya



bertugas membantu manajer operasional untuk mengawasi para pekerja teknis atau buruh agar perkerjaan yang dibebankan kepadanya tidak terbengkalai, dan apa yang telah direncanakan di setiap bagian operasional da[at dilaksanakan sebagaimana mestinya. Adapun bagi manajemen nonsupervisi biasanya ditempati oleh para pekerja teknis atau buruh yang bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan implementatif sebagaimana telah ditugaskan oleh manajer tingkat puncak melalui manajer tingkat menengah dan supervisor. Pada praktiknya, beberapa keahlian manajemen yang sangat beragam berdasarkan tingkatan-tingkatan manajemennnya yang bersifat relative, dan tergantung kepada budaya organsisasi bsinis yang dijalankan. Jika budaya perusahaan yang dikembangkan cenderung terbuka atau demokratis, maka bisa jadi hampir seluruh personel di perusahaan ditutut untuk menguasai keahlian-keahlian manajemen sebagaimana diterangkan diatas. Bahkan sulit untuk dibedakan keahlian mana yang harus dimiliki oleh setiap tingkatan manajemen. Perbedaan pada tingkat manajemen



hanya



bisa



dilihat



pada



saat



masing-masing



personel



mengimplementasikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Namun, sekiranya budaya perusahaan yang dikembangkan cenderung tertutup dan bersifat top-down policy, maka bisa jadi jenis-jenis keahlian tersebut akan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan manajemennya. B.MANAJEMEN SEBAGAI SENI DAN SAINS 1. Pengetahuan dan Pengalaman dalam Ilmu Manajemen Jika kita berkeinginan untuk dapat menjadi seorang manajer yang baik, manakah yang harus dikuasai, pengetahuan mengenai manajemen atau pengalaman sebagai manajer? Salah satu keunikan dari ilmu manajemen adalah bahwa mereka yang menguasai pengetahuan manajemen belum tentu memiliki pengalaman atau mampu untuk menjalankan kegiatan manajemen dalam praktik. Sebaliknya pula,



7



mereka yang telah berpengalaman dalam kegiatan manajemen secara praktik, belum tentu mengerti akan karangka teoritis atau pengetahuan mengenai kegiatan manajemen yang telahd ijalankannya. Yang terbaik tentu saja kedua-duanya dapatdipadukan. Seseorang yang banyak mengetahui dan menguasai pengetahuan mengenai manajemen sebaiknya mengimbangi



pengetahuannya secara teoritis



dengan pengalaman melalui praktik di dunia nyata, misalnya dalam dunia organisasi. Seorang mahasiswa jurusan manajemen, misalnya, sebaiknya juga mengikuti berbagai kegiatan organisasi agar pengetahuan manajemen yang dipelajarinya akan semakin dimengerti secara praktik. Dalam tradisi pembelajaran Tao, ada anggapan bahwa: Saya dengar maka saya lupa, Saya lihat maka saya ingat, Saya kerjakan maka saya mengerti, Pengetahuan kita akan manajemen akan semakin kita pahami sekiranya kita padu dengan kegiatan praktik. Banyak pengusaha-pengusaha yang telah berhasil dalam kegiatan bisnisnya, padahal tidak pernah mengecap pendidikan di jurusan manajemen. Sebaliknya banyak pula lulusan sekolah manajemen tidak dapat berbua tapa-apa ketika pertama kali bekerja dikarenakan miskin pengalaman secara praktik.Tidak heran mengap sekarang sekolah-sekolah manajemen mula imengubah paradigm pembelajarannya dengan memadukan antara teori dengan praktik. Salah satu caranya adalah dengan mengundang para praktisi untuk mengajar di sekolahsekolah manajemen atau memberikan kesempatan para mahasiswanya untuk melalui proses magang di perusahaan-perusahaan agar dapat belajar secara aplikatif. Bentuk lain juga dapat dilakukan seperti melakukan metode



yang dinamis dalam



pembelajaran manajemen di kelas.Role playing, dinamika kelompok, studi kasus, adalah di antara beberapa metode yang cukup efektif mendekatkan para mahasiswa dari teori kepada pemahaman praktik. 2. Manajemen Seni atau Sains? Berdasarkan pengertian di atas, maka sering didapati pertanyaan apakah manajemen itu seni atau sains? Seni disatu sisi bersifat dinamis, tidak berpola



8



tunggal, dan menuntut adanya kreativitas dan keterlibatan di dalamnya. Adapun di sisa lain, sains cenderung bersifat statis, berpola tunggal berdasarkan pembuktian ilmiah, dan menuntut adanya tahapan-tahapan yang



sistematis. Kedua pendapat



tersebut memiliki keunggulannya masing-masing sekaligus keterbatasannya. Untuk dapat menyelesaikan berbagai hal dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya tahapan-tahapan kegiatan yang sama lainnya harus saling berhubungan. Sebagai contoh , misalnya jika kita berbisnis restoran, maka diperlukan tahapan-tahapan dari mulai pendirian atau penyewaan rumah makan, penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, penentuan peralatan dan pangkat yang dibutuhkan, sehingga tahapan berbelanja harian hingga penjualan makanan kepada pembeli makanan di restoran kita, dan lain-lain. Bahkan pembeli atau konsumen yang membeli makanan di restoran kita merasa puas, diperlukan



pula tahapan untuk melatih para pelayan



restoran agar dapat melayani pembeli dengan ramah, bersahabat dan juga cepat. Akan tetapi di sisi lain, bagaimana cara yang terbaik dalam melayani pembeli dengan ramah dan bersahabat juga tidak cukup hanya melalui pelatihan, karena berkomunikasi dengan orang-orang juga memerlukan seni yang sangat ditentukan olehpengalaman dan sifat dari pelayan restoran yang kita miliki. Disinilah seni juga memiliki peran selain tahapan-tahapan tadi. Jika kita adalah pemilik restoran, bagaimana kita memperlakukan tenaga kerja kita juga memerlukan seni untuk mengahadapi orang-orang. Disinilah barangkali manajemen sebagai seni maupun sains perlu dipadukan. Manajemen sebagai seni dapat dilihat melalui intuisi dan pengalaman dalam menghadapi kasus-kasus yang dihadapi di berbagai jenis organisasi, tingkatan organisasi, bahkan juga orang-orang dan lingkingan organisasi yang sangat dinamis. Adapun manajemen sebagai sains biasa di pelajari melalui pendidikan, pelatihan dan penelitian dengan mengikuti perkembangan terkini dalam ilmu dan praktik manajemen melalui hasil-hasil riset yang di publikasikan oleh berbagai peneliti dan praktisi manajemen menurut Mary Parker Follet (manajemen adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain) kita biasa melihat bahwa manajemen dapat dilihat sebagai seni, manakala pengertian menurut Peter F.Drucker



(manajemen



sebagai



proses



yang



melibatkan



9



perencanaan,pengorganisasian, pengelolaan dan pengendalian sumber daya organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien). Dapat dilihat dari karakteristik definisi “manajemen sebagai sains”. Menurut hemat penulis, kedua pendekatan tersebut saling melengkapi satu sama lain: sains dan seni tidak dapat diabaikan di dunia manajemen.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Manajer adalah orang yang menjalankan kegiatan manajemen 2. Dalam berbagai jenis organisasi, istilah manajer dapat direpresentasikan oleh istilah lain seperti presiden, ketua, wakil presiden, wakil ketua, kepala bagian dan seterusnya. 3. Beberapa keahlian diperlukan agar para manajer dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemennya dengan baik. Keahlian-keahlian tersebut di antaranya adalah keahlian tehnis, keahlian konseptual, keahlian berkomunikasi dan berinteraksi, keahlian dalam mengambil keputusan, keahlian dalam pengaturan waktu, keahlian dalam manajemen global, serta keahlian dalam teknologi. 4. Ada beberapa tingkatan manajemen terkait dengan peran dan tugasnya sekaligus juga keahlian-keahlian yang dimilikinya, yaitu manajemen tingkat puncak, manajemen tingkat menengah, manajemen supervisi, dan manajemen non supervisi. Masing-masing tingkatan manajemen tersebut mensyaratkan keahliankeahlian tertentu dalam menjalankan peran dan tugasnya masing-masing. 5. Berdasarkan pengalaman para manajer dalam menjalankan organisasi maupun kenyataan yang biasa di dapat di lapangan manajemen dapat di pahami sebagai sebuah pengetahuan sekaligus juga pengalaman. Oleh karena itu, bagi mereka yang ingin menjadi seorang manajer maka, kedua aspek dan manajemen, yaitu pengetahuan dan pengalaman perlu untuk dikuasai secara bersamaan. 6. Berdasarkan kenyataan bahwa manajemen adalah pengetahuan sekaligus juga pengalaman dalam praktik, ilmu manajemen memiliki sisi sebagai sains namun juga sebagai seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. B. Saran kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya. 11



DAFTAR PUSTAKA Sule, Ernie Tisnawati – Saefullah, Kurniawan, 2005, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana



12