Makalah Metode Kualitatif Kel.2 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ketetapan Menjelaskan tentang Ciri-ciri dan Jenis-jenis Penelitian Kualitatif Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif



Dosen Pengampu : Dr. H. Khoirul Umam, M.Pd.I



Disusun Oleh :



Zevas Alif Gibran



(1993044035)



Nur Azizah



(1993044055)



Azza Masita



(1993044157)



M. Fany Fahrulsyah



(1993044192)



Nadhifa Nissaul Afni



(1993044220)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG - JOMBANG 2021



i



KATA PENGANTAR



Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyusun sebuah Makalah Metode Penelitian Kuanlitatif. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW. yang telah membimbing manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yakni Addinul Islam Wal Iman. Dengan adanya Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif yang diampu oleh Bapak Dr. H. Khoirul Umam, M.Pd.I dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya.Walaupun kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.Kritik dan saran sangat berguna bagi kita sebagai penyusun makalah agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.



Jombang, 10 September 2021



Tim Penulis



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………… Daftar Isi…………………………………………………………………………… Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………… Latar Belakang……………………………………………………………………1 Rumusan Masalah…………………………………………………………………1 Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………2 Bab II Pembahasan Pengertian Penelitian Kualitatif………………………………………………………………2 Ciri-ciri Penelitian Kualitatif………………………………………………………………3 Jenis-jenis Penelitian Kualitatif………………………………………………………………9 Bab III Penutup Kesimpulan………………………………………………………………13 Daftar Pustaka…………………………………………………………………15



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian sebagai sistem pengetahuan memainkan peran penting dalam pembangunan ilmu pengetahuan. Penelitian kualitatif atau qualitative research merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau dengan cara kuantitatif lainnya. Pada saat ini masih ada penelitian yang tidak sesuai dengan kaidah atau spesifikasi dari penelitian itu sendiri. Sehingga orang yang bertindak sebagai konsultan atau korektor akan mengajukan banyak pertanyaan,karena apabila diterbitkan akan salah kaprah. Untuk menghindari kejadian tersebut,alamgkah baiknya sebagai seorang peneliti (terutama penelitian kualitatif) haruslah paham akan pengertian,ciri-ciri dan jenis-jenis penelitian kualitatif itu seperti apa.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian penelitian kualitatif? 2. Apa saja ciri-ciri dari penelitian kualitatif? 3. Apa saja jenis-jenis dari penelitian kualitatif?



C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian kualitatif 2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari penelitian kualitatif 3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari penelitian kualitatif



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Kualitatif Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Oleh karena itu para ahli juga menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata “re” yang berarti “kembali”, dan “to search” yang berarti “mencari”. Dengan demikian, arti sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali. Hillway dalam bukunya Introduction to Research mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Menurut Sutrisno Hadi, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan, serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip, teoriteori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. 1 Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan



yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau



dengan cara kuantitatif. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisme organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan. Beberapa data dapat diukur. Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. 2 Kemudian menurut Merriam mengemukakan pengertian penelitian kualitatif menurut Van Maanen (1979 : 520) sebagai berikut : “Qualitative research is an umbrella term covering an array of interpretive techniques which seek to describe, 1



Dr. Umar Sidiq, M.Ag, dan Dr. Moh. Miftachul Choiri, MA, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan,



(Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019), hlm. 2-3 2



Dr. Umar Sidiq, M.Ag, dan Dr. Moh. Miftachul Choiri, MA, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan, (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019), hlm. 4-5



5



decode, translate, and otherwise come to terms with the meaning, not the frequency of certain more or less naturally occurring phenomena in the social world”. Dengan terjemahan bebas dapat diartikan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah istilah ‘payung’



yang



meliputi



berbagai



teknik



interpretasi



yang



berusaha



untuk



mendeskripsikan, ‘membaca’ kode, menerjemahkan, dan di samping itu bisa memahami makna, bukan frekuensi, dari berbagai feomena yang secara alamiah ada di dunia sosial. 3 Secara garis besar pengertian penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistik dengan cara deskriptif dalam suatu konteks khusus yang alami tanpa ada campur tangan manusia dan dengan memanfaatkan secara optimal sebagai metode ilmiah yang lazim digunakan melalui data sensus, tetapi analisisnya tetap analisis data kualitatif.



B. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif 1.



Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting” Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Peneliti yang memasuki lapangan berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang diselidikinya. Penelitian kualitatif melibatkan tata situasi tertentu untuk suatu studi karena sifatnya berkaitan dengan konteks. Tata situasi harus dipahami dalam konteks sejarah institusinya, lingkungan yang membentuknya, yang merupakan bagian dari data situasi itu sendiri. 4 Jadi kesimpulannya, peneliti kualitatif ini membasiskan diri pada asumsi bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh tata situasi tempat sehingga ada keharusan baginya untuk terjun langsung pada situasi peristiwa yang terjadi.



2.



Peneliti sebagai instrumen penelitian Peneliti adalah key instrument atau alat penelitian utama. Dialah yang mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya



3



Sharan B. Merriam, Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation. (San Francisco : John Wiley & Sons, Inc, 2009), hlm. 13 4 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm. 61.



6



menggunakan buku catatan. Ia tidak menggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrument dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. 3.



Bersifat deskriptif. Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistic, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar angka atau frekuensi. 5 Dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.6 Paradigma penelitian kualitatif menganjurkan bahwa masalah-masalah kehidupan ini harus didekati dengan menggunakan asumsi bahwa tidak ada satu hal pun yang sifatnya sepele, melainkan bermakna. Singkatnya, tidak ada sesuatu yang bisa diabaikan dan tidak ada pernyataan yang luput dari penelitian yang cermat.



4.



Mementingkan proses maupun produk Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Proses yang terjadi tanpa kontrol dan interaksi peneliti, melainkan bersifat alamiah berlangsung apa adanya. 7 Jadi penelitian kualitatif yang menekankan pada proses terutama bermanfaat dalam penelitian pendidikan untuk memperjelas self-full filling prophechy, sebuah ide bahwa penampilan kognitif murid di sekolah dipengaruhi oleh harapan-harapan guru terhadap mereka.8



5.



Analisis data bersifat induktif Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Masalah penelitian umumnya dibuat dalam dua rumusan, yaitu



5



6 7 8



Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 39. S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistic-Kualitatif (Bandung:Tarsito, 1996), hlm. 9 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 39-40. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm. 62



7



bermuara pada uji hipotesis dan bersifat ingin membangun hipotesis. Penelitian kualitatif memiliki ciri dominan kedua, yaitu membangun hipotesis. Proses analisis data seperti cerobong asap (like a funnel) yang segalanya bersifat terbuka pada permulaan dan semakin memfokus pada bagian akhir. Jadi, penelitian kualitatif ini tidak menyusun hipotesis awal untuk diuji dengan buktibukti empiris9 6.



Makna sebagai perhatian utama penelitian Penelitian kualitatif ini mengarahkan pusat perhatiannya kepada cara bagaimana orang memberi makna pada kehidupannya. Dengan kata lain, peneliti mengutamakan perspektif kesertaan (participant perspective). Jadi, peneliti menekankan pada titik pandang orang-orang. Jadi, Metode ini berusaha memahami kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dipandang dari kerangka pemikiran dan perasaan responden



7.



Mengutamakan data langsung, atau “first hand”. Untuk itu peneliti sendiri terjun di lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara. Ia tidak menggunakan test atau angket oleh sebab dengan demikian akan mengambil jarak dengan sumber data



8.



Triangulasi Data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga mencegah bahaya subjektivitas.



9.



Menonjolkan rincian kontekstual Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat terinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti, misalnya mengenai keadaan ruangan, suasana kelas, penampilan guru, dan sebagainya. Data tidak dipandang lepas- lepas akan tetapi saling berkaitan dan keseluruhan atau struktur.



9



Ibid., hlm. 63.



8



merupakan suatu



10. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti Jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya akan tetapi sebagai manusia yang setaraf. Peneliti tidak menganggap dirinya lebih tinggi atau lebih tahu. Ia datang untuk belajar, untuk menambah pengetahuan dan pemahamannya 11. Mengutamakan perspektif emic Artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak mendesakkan



pandangannya



sendiri.



Peneliti



memasuki



lapangan



tanpa



generalisasi, seakan-akan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga dapat menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep yang dianut partisipan. Pandangan peneliti disebut perspektif emic. Ia tidak boleh menonjolkan pandangan emic ini. Verifikasi Antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif. Untuk memperoleh hasil yang dapat lebih dipercaya, peneliti justru mencari kasus-kasus yang berbeda atau yang bertentangan dengan apa yang telah ditemukannya. Maksudnya ialah memperoleh hasil yang lebih tinggi tingkat kepercayaannya yang mencakup situasi yang lebih luas, sehingga apa yang semula tampaknya berlawanan akhirnya dapat diliputi dan tidak lagi mengandung aspek-aspek yang tidak sesuai 12. Sampling yang purposive. Metode naturalistic tidak menggunakan sampling random atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampelnya biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Penelitian kualitatif sering berupa studi kasus atau multi-kasus. Jadi, teknik acak tidak digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik sampling cenderung purposive, dikaitkan dengan kemampuan menangkap kedalaman data dengan realistisnya yang jamak. 10 13. Menggunakan “audit trail” Audit account 10



or



berarti “a financial



regular



records”,



examination



and checking



of



jadi pemeriksaan keuangan secara teratur,



Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm, 42.



9



penyelidikan apakah keadaan pembukuan keuangan sesuai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. Demikian pula dalam penelitian diadakan “audit trail” (trail adalah mengikuti jejak atau melacak) untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan. Peneliti



selalu



mencatat



metode



apa



yang



digunakannya



untuk



mengumpulkan dan menganalisis data, sehingga orang lain dapat mengecek kembali bagaimana langkah-langkahnya untuk mencapai kesimpulannya. Jadi seluruh proses penelitiannya terbuka bagi umum atau public untuk diperiksa dan dikritik 14. Partisipasi tanpa mengganggu Untuk memperoleh situasi yang “natural” atau wajar, peneliti hendaknya jangan menonjolkan diri dalam melakukan observasi. Kelak bila ia telah sering berada dalam situasi itu ia tidak dianggap lagi sebagai orang luar dan tidak lagi mengganggu kewajaran situasi 15. Mengadakan



analisissejak awal



penelitian,



dan selanjutnya sepanjang



melakukan penelitian itu Analisis dengan sendirinya timbul bila ia menafsirkan data yang diperolehnya. Sebenarnya semua data, setiap deskripsi mengandung tafsiran. Namun diadakan pembedaan antara data deskriptif dan cara analisis atau tafsiran. Tujuan penelitian naturalistic bukanlah untuk menguji hipotesis yang didasarkan atas teori tertentu. Melainkan untuk menemukan pola-pola ulang yang mungkin dapat dikembangkan menjadi teori. Teori ini lambat laun mendapat bentuk tertentu berdasarkan analisis data yang kian bertambah sepanjang berlangsungnya penelitian. Yang ingin dicapai ialah teori yang “grounded” yakni yang dilandaskan atau didasarkan atas data 16. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian Pada penelitian naturalistic pada awalnya belum dapat direncanakan desain yang terinci, lengkap dan pasti, yang menjadi pegangan selanjutnya selama penelitian. Oleh sebab itu belum ada langkah-langkah yang jelas, yang dapat diikuti dari awal sampai akhir, seperti halnya pada penelitian kuantitatif. Bahkan masalah yang akan ditelitipun tidak dapat dirumuskan dengan jelas dan tegas. 10



Yang ada paling-paling suatu gambaran umum dan bersifat sementara, apa kirakira akan dapat diteliti. Ini pun masih fleksibel dan mungkin sekali akan mengalami perubahan.



Dikatakan bahwa desain penelitian bersifat “emergent,



evolving, developing”. Dengan demikian, desain yang telah dibuat harus didesain kembali, secara berulang. Juga masalah perlu dirumuskan kembali berulang kali. 17. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas atas dasar fokus. Dalam pemikiran fokustergambar di dalam perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus juga berarti penentuan keluasan (scupe) permasalahan dan batas penelitian. Penentuan fokus memiliki tujuan a) menentukan keterikatan studi, ketentuan lokasi studi b) menentukan kriteria inklusi dan eksklusi bagi informal baru. Fokus membantu peneliti kualitatif membuat keputusan untuk membuang atau menyimpan informasi yang diperolehnya. 18. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka Perencanaan penelitian disusun bersifat lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan studi. Jadi perencanaan (desain) dalam kualitatif ini tidak dilakukan secara ketat atau kaku, apriori dan definitive. 19. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama Pemaparan sebagai hasil interpretasi dalam penelitian kualitatif dikehendaki merupakan kesepakatan yang dirundingkan dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data. Hal ini dapat dimengerti karena: a. Bentukan realitas yang akan disusun peneliti bersumber dari subjek-subjek yang dijadikan sumber data b. Susunan kenyataan yang terjadi yang akan diangkat oleh penelitiKonfirmasi hipotesis akan lebih baik apabila diketahui oleh orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti c. Pembentukan teori berasal dari dasar Penelitian kualitatif dengan ciri ini menekankan kepercayaan terhadap apa yang dilihatnya, sehingga analisis lebih condong pada pembentukan abstraksi berdasarkan



bagian-bagian



yang



telah



kelompokkan. 11



dikumpulkan



untuk



dikelompok-



Jadi, penyusunan teori beranjak dari bawah ke atas, dari sejumlah bagian-bagian yang banyak dikumpulkan, kemudian disistematisasikan dalam satu kesatuan yang saling berhubungan. 20. Penelitian bersifat menyeluruh (holistic) Di dalam konsep holistic ini tidak terdapat hubungan linier, termasuk interaksi sebab akibat dan saling keterbatasan, peneliti dapat memilih fokus sebelum penelitian dilakukan.11 21. Interpretasi Idiografik Data yang terkumpul untuk kesimpulannya akan diberi tafsir secara idiografik, yaitu secara kasus, khusus, dan kontekstual- tidak secara nomotetis (berdasarkan huku-hukum generalisasi). Interpretasi demikian memang tepat karena interpretasi yang bermakna adalah interpretasi berdasarkan realitas dan nilai-nilai lokal dan kontekstual. 12



C. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif Menurut Merriam (2009)13, ada 6 jenis (enam pendekatan) penelitian kualitatif yang sering dilakukan atau digunakan dalam penelitian kualitatif, seperti yang disebutkan dalam butir a sampai dengan f di bawah ini. Di samping itu, Fraenkel dan Wallen (2009) menyebutkan ada satu jenis lain dari penelitian kualitatif, yang tidak disebut dalam Merriam (2009), yaitu yang disebutkan dalam butir g di bawah ini. a. Studi kasus (kependekan dari “studi kasus yang bersifat kualitatif”, qualitative case study). Studi kasus (yang bersifat kualitatif) adalah suatu upaya melakukan deskripsi dan analisis yang mendalam (in-depth) dari suatu kasus tertentu. Yang dimaksud dengan kasus di sini bisa berupa seseorang, sesuatu kelompok, sesuatu program, sesuatu institusi, sesuatu masyarakat tertentu, atau sesuatu kebijakan tertentu. Misalnya studi kasus tentang seseorang guru di daerah terpencil yang tetap bisa menjalankan tugasnya dengan baik sekalipun dalam situasi yang penuh dengan kesulitan atau keterbatasan, 11



Ibid.,hlm 42. Djunaidy Ghony dan Fauzan, Metodologi Penelitian Kualitatif(Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2012),hlm. 87 13 Sharan B. Merriam, Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation. (San Francisco : John Wiley & Sons, Inc, 2009), hlm. 21 12



12



atau studi tentang suatu sekolah tertentu yang berhasil menjadi suatu sekolah favorit sekalipun asal mulanya merupakan suatu sekolah yang banyak mengalami kesulitan ketika baru saja didirikan. Studi kasus masih bisa dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1) Studi kasus tunggal (single-case study) 2) Studi kasus jamak (multiple-case study) b. Penelitian fenomenologis (phenomenological research) Penelitian fenomenologis adalah suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk meneliti suatu feomena (gejala) tertentu yang dialami oleh seseorang tertentu atau sesuatu kelompok masyarakat tertentu. Contoh penelitian tentang pengalaman yang dirasakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu ketika mengalami peristiwa gempa bumi. Penekanannya adalah pada pengalaman orang (kelompok) ketika fenomena itu terjadi, yang dirasakan oleh masyarakat di daerah tersebut. c. Penelitian etnografis (ethnographic research) Penelitian etnografis adalah suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk meneliti budaya yang ada pada suatu masyarakat tertentu atau suatu kelompok tertentu. Misalnya, penelitian tentang cara hidup suatu masyarakat yang tinggal di suatu daerah tertentu yang jauh dari perkotaan. Dalam dunia pendidikan, contoh peneltian etnografis adalah penelitian tentang budaya yang ada pada suatu kelas tertentu yang dikenal sebagai suatu kelas yang mempunyai ciri tertentu (misalnya berprestasi bagus), antara lain menyangkut relasi antar siswa, cara mereka bekerjasama, interaksi yang terjadi ketika mereka mengikuti sesuatu pelajaran, dan sebagainya. Penelitian etnografis yang dilakukan di suatu kelas tertentu di suatu sekolah tertentu disebut classroom ethnography. Penekanan dari penelitian etnografis adalah pada budaya yang ada pada kelompok yang bersangkutan. d. Penelitian grounded theory (grounded theory research) Penelitian grounded theory adalah penelitian kualitatif yang secara spesifik dimaksudkan untuk membangun suatu teori tertentu yang betul-betul didasarkan pada data spesifik yang ada di lapangan. Teori yang dihasilkan dari penelitian semacam ini disebut juga teori substantif (substantive theory), artinya teori yang betul-betul berbasis pada data yang ada, yang kemungkinan besar baru berlaku secara lokal di lokasi penelitian tersebut atau pada kelompok yang keadaannya sama. Jadi teori tersebut bukan 13



atau belum berupa suatu teori formal, yang berlaku umum. Misalnya, seorang guru matematika yang sudah bertahun-tahun mengajar di suatu sekolah tertentu yang ada di daerah terpencil mungkin bisa membangun suatu teori yang hanya atau baru berlaku di sekolah tersebut tentang bagaimana cara belajar dan mengajar matematika yang baik di dalam situasi yang penuh keterbatasan. e. Penelitian analisis naratif (narrative analysis research) Penelitian analisis naratif adalah penelitian kualitatif



yang didasarkan pada



analisis terhadap suatu narasi tertentu, misalnya suatu kisah hidup seseorang, suatu otobiografi dari seseorang, kisah perjalanan sejarah suatu sekolah, dan sebagainya. Merriam menyebutkan sebagai berikut tentang penelitian kualitatif jenis ini : “The key to this type of qualitative research is the use of stories as data, and more specifically, first-person accounts of experience told in story form having a beginning, middle, and end”.14 f. Penelitian kritis (critical research) Penelitian kritis adalah suatu penelitian kualitatif yang selain dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi tertentu seperti apa adanya secara mendalam, juga dengan maksud untuk mengkritisi situasi tersebut agar situasinya berubah. Contoh penelitian kritis adalah penelitian tentang situasi pendidikan bagi para anak-anak perempuan di suatu daerah, yang selain dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang situasi pendidikan bagi anak-anak perempuan di daerah tersebut, juga dimaksudkan untuk memberikan kesadaran tentang kepincangan-kepincangan yang ada dalam pendidikan bagi anak-anak perempuan di daerah itu, dan memberikan dorongan kepada berbagai pihak agar situasi tersebut bisa diperbaiki. Misalnya, mungkin di daerah tersebut anak-anak perempuan masih belum memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak laki-laki dalam bidang pendidikan, sehingga penelitian itu dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang hal tersebut, dengan maksud agar pihak-pihak yang terkait bisa mengupayakan adanya perubahan sehingga nantinya anak-anak perempuan di daerah itu memiliki kesempatan yang sama dengan anak laki-laki dalam bidang pendidikan.15 14



Sharan B. Merriam, Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation. (San Francisco : John Wiley & Sons, Inc, 2009), hlm. 32 15 Sharan B. Merriam, Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation. (San Francisco : John Wiley



14



g. Penelitian historis (historical research) Penelitian historis adalah penelitian yang meneliti suatu kasus, peristiwa, atau fenomena yang terjadi di masa lalu. Artinya, ketika penelitian tersebut dilaksanakan, kasus, peristiwa atau fenomena tersebut sudah tidak lagi ada atau sudah tidak lagi terjadi. Misalnya, penelitian yang dilakukan pada masa sekarang, yang meneliti tentang pendidikan matematika pada era pra-Kurikulum 1975.16



& Sons, Inc, 2009), hlm. 21-22 16 J.R. Fraenkel, Norman. E.W, dkk, How to Design and Evaluate Research in Education, (New York : McGrawHill, 2009), hlm. 534



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisme organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan. Beberapa data dapat diukur. Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. 2. Ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu: a. Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting” b. Peneliti sebagai instrument penelitian c. Bersifat deskriptif. d. Mementingkan proses daripada produk e. Analisis data bersifat induktif f. Makna sebagai perhatian utama penelitian g. Mengutamakan data langsung, atau “first hand”. h. Triangulasi i. Menonjolkan rincian kontekstual j. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti k. Mengutamakan perspektif emic l. Verifikasi m. Sampling yang purposive. n. Menggunakan “audit trail” o. Partisipasi tanpa mengganggu p. Mengadakan analisis sejak awal penelitian, dan selanjutnya sepanjang melakukan penelitian itu q. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian r. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. s. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka t. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama Pembentukan teori berasal dari dasar u. Penelitian bersifat menyeluruh (holistic) v. Interpretasi idiografik



16



3. Jenis- jenis penelitian kualitatif: a. Studi kasus (kependekan dari “studi kasus yang bersifat kualitatif”, qualitative case study). b. Penelitian fenomenologis (phenomenological research) c. Penelitian etnografis (ethnographic research) d. Penelitian grounded theory (grounded theory research) e. Penelitian analisis naratif (narrative analysis research) f. Penelitian kritis (critical research) g. Penelitian historis (historical research)



17



DAFTAR PUSTAKA Fraenkel, J.R. , & Wallen, N.E. How to Design and Evaluate Research in Education. New York : McGraw-Hill. (2009) Merriam, Sharan B. Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation. San Francisco : John Wiley & Sons, Inc. (2009) Sidiq, Umar, & Moh. Miftachul Choiri. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. Ponorogo: CV. Nata Karya. (2019) Farida Nugrahani,. Metodologi Penelitian Kualitatif ,Surakarta: LPPM Universitas Bantara. (2014)



18



19