Makalah Muqarran 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FENOMENA SERAPAN DALAM BAHASA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Muqaran Dosen Pengampu:



Dr. Dedih Wahyudin, M.Ag. Mukarom, M.Ag.



Disusun oleh: Riska Annisa Khumairoh



1192030128



Rostianingsih



1192030131



Siti Zayyinatul K



1192030146



Wardatussaadah



1192030161



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2022



BAB I PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Serapan Dalam Bahasa. Setiap masyarakat selalu mempunyai kesepakatan tentang cara yang digunakannya untuk mengungkapkan suatu gagasan, pikiran, perasaan, atau untuk menyebutkan benda-benda disekitarnya. Kesepakatan yang berupa kata-kata tersebut dalam kurun waktu tertentu mungkin masih dapat memenuhi kebutuhan komunikasi. Namun, bila suatu masyarakat bahasa kontra dengan masyarakat bahasa lainnya, tidak menutup kemungkinan akan muncul gagasan, konsep atau barang baru. Dengan demikian tentunya akan menuntut pada munculnya kata baru. Cara yang paling mudahnya adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat asal hal-hal baru tersebut (Herniti, 2006). Di dunia ini hampir tidak ada suatu masyarakat yang dapat terbebas dari kontak antarbangsa. Kontak bahasa yang terjadi antara satu masyarakat dan masyarakat yang lain akan berpengaruh pada bahasa yang bersangkutan. Kontak bahasa itu tidak dapat dipisahkan dengan kontak budaya yang terjadi, bahkan dipandang sebagai salah satu aspek kontak budaya. Pengaruh bahasa lain ke bahasa tertentu merupakan difusi dan akulturasi budaya, pengaruh tersebut terlihat pada kosakata yang dipungut oleh bahasa tertentu. Hal itu merupakan ciri keuniversalan bahasa. Tidak ada satu bahasa pun yang luput dari pengaruh bahasa atau dialek lain (Mahmud, 2019). Menurut Abdul Gaffar Ruskhan, pengaruh bahasa lain ke dalam bahasa tertentu terlihat pada kosakata yang dipungut oleh bahasa tersebut dan hal itu merupakan ciri keuniversalan bahasa, tidak ada bahasa yang tidak luput dari pengaruh bahasa atau dialek lain. Apalagi, pada masa kini zaman globalisasi hubungan antarbangsa tidak lagi hanya sebatas bertetangga, tetapi hubungan pada seluruh aktivitas dan perkembangan IPTEK. Bahasa yang hidup adalah bahasa yang terus mengalami perkembangan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, wajar bila suatu bahasa menyerap kata dari bahasa lainnya. bahasa akan terus berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan dan kebutuhan manusia sebagai penutur bahasa.



Bahasa dan



kehidupan manusia diibaratkan sebuah koin, salah satu sisinya adalah bahasa dan sisi lainnya adalah manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi bahasa yang begitu urgen dalam kehidupan manusia, baik sebagai sarana untuk berpikir, mendeskripsikan ide, alat untuk



berekspresi, media penghubung antar kelompok, alat politik, dan sebagainya. Penyerapan ini biasanya didominasi oleh bangsa yang lebih maju peradabannya. Hal ini juga terjadi pada bahasa Inggris, bahasa internasional yang dianggap memiliki perbendaharaan kata yang kaya, menyerap dari bahasa Yunani, Latin, dan Perancis yang jumlahnya tiga perlima dari seluruh kosakata Inggris. Kata serapan merupakan bagian dari bentuk perkembangan dan ciri keuniversalan suatu bahasa. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kata serapan yaitu kata yang diserap dari bahasa lain dengan didasarkan pada kaidah bahasa penerima. Menurut Hockett, perubahan dan perkembangan di dalam salah satu bahasa ini (kata serapan) merupakan sesuatu hal wajar yang terjadi karena adanya kontak bahasa antar pengguna bahasa yang berbeda. Komunikasi langsung antar manusia yang berlainan bahasa, dan berlainan budaya ini bisa memunculkan kontak bahasa yang pada akhirnya akan saling membawa dampak. Hal itulah yang dikatakan sebagai penyerapan bahasa. Menurut Nyoman Tusthi Eddy, kata atau istilah yang merupakan unsur serapan dari bahasa Asing akan sulit dilacak kembali kerena hambatan beberapa faktor, yaitu: 1) Terlalu banyak mengalami perubahan, sehingga sukar dicari identitasnya. 2) Frekuensi pemakaiannya sangat besar, sehingga tidak dirasakan lagi sebagai unsur serapan. 3) Unsur pemakaiannya sangat besar, sehingga tidak dirasakan lagi sebagai unsur serapan. 4) Unsur serapan itu ada dalam dua bahasa yang berbeda. Unsur serapan dari Bahasa tidak selalu dapat ditunjukkan secara pasti. Dalam konteks pembelajaran dan penelitian bahasa, pengetahuan tentang asal usul unsur serapan sangatlah penting, untuk itu harus ada semacam kriteriakriteria yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan sumber suatu unsur serapan. Menurut Nyoman ada kriteria yang diajukan oleh beberapa peneliti bahasa, yaitu: (a) kemiripan lafal, (b) keeratan kontak, hanya dipakai pada kasus-kasus tertentu, dan (c) pendapat para ahli bahasa (Mukhibat, 2015). Menurut Sudarmo bahasa sumber adalah bahasa yang memberi kepada bahasa lain atau bahasa yang kata-katanya diambil oleh bahasa lain. Pada awalnya ada lima bahasa di dunia yang terkenal sebagai bahasa sumber, yakni bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Sansekerta, bahasa Cina, dan bahasa Arab.



Bahasa Yunani dan bahasa Latin menjadi sumber pengambilan bahasa-bahasa di Eropa, seperti bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Jerman, bahasa Spanyol, dan lain-lain. Sementara itu, bahasa Cina menjadi sumber pengambilan Bahasa-bahasa di Asia Timur, seperti bahasa Jepang, bahasa Korea, bahasa Vietnam, dan lain-lain. Bahasa Sansekerta sebagai sumber pengambilan bagi bahasa-bahasa di Asia Selatan, seperti bahasa Burma, bahasa Muang Thai, bahasa Kamboja, bahasa Indonesia, dan lain-lain. Bahasa-bahasa di Eropa Selatan, bahasa Portugis, bahasa Spanyol, dan bahasa Indonesia banyak menyerap dari Bahasa arab. Lihatlah diagram berikut ini:



Bahasa Sumber



Yunani



Latin



Sansekerta



Cina



Arab



Eropa



Asia Selatan



Asia Timur



Inggris



Burma



Jepang



Portugis



Perancis



Muangthai



Korea



Spanyol



Jerman



Kamboja



Vietnam



Indonesia



Spanyol



Indonesia



Eropa Selatan



Adapun proses penyerapan unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa penutur pada dasarnya ada dua macam, yaitu: 1. Penyerapan Secara Langsung



Serapan langsung pada umumnya terdiri dari sejumlah kata yang persis sama dengan bentuk asalnya, atau dengan beberapa perubahan kecil sesuai kondisi Bahasa penerima. Proses penyerapan secara langsung ini artinya bahasa penutur menyerap katakata dari bahasa sumber itu tanpa melalui bahasa perantara. Semua bentuk serapan dari bahasa asing mengalami proses adaptasi. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan sistem bahasa antara Bahasa penutur dengan bahasa sumber, baik di bidang fonologi maupun marfologi. Apabila unsur (kata) dari bahasa sumber itu telah diserap oleh bahasa penutur, maka unsur tersebut akan disesuaikan dengan sistem yang ada dalam bahasa penutur, sehingga unsur itu menjadi sama (mirip) dengan unsur aslinya. Mesikipun begitu, penyesuaian itu diusahakan tidak sampai mengubah ejaan seluruhnya, melainkan hanya seperlunya saja sehingga bentuk bahasa penuturnya masih bisa diperbandingkan dengan bentuk aslinya. 2. Penyerapan Tidak Langsung Serapan tidak langsung diantarkan oleh unsur kebudayaan bangsa yang mengadakan kontak itu. Unsur kebudayaan bangsa yang lebih maju akan diserap oleh bangsa lainnya. Penyerapan ini akan memperkaya perbendaharaan bahasa bangsa penerima. Dalam proses ini bahasa penutur menyerap kata-kata bahasa sumber melalui bahasa lain, yaitu bahasa-bahasa Daerah (mungkin juga Bahasa asing lain), kemudian bahasa-bahasa Daerah itu diserap oleh bahasa sumber. Pada proses langsung, bahasa penutur yang melakukan perubahan-perubahan terhadap unsur-unsur bahasa sumber untuk disesuaikan dengan sistem bahasa penutur tersebut. Sedangkan pada proses penyerapan tidak langsung, pada hakikatnya yang melakukan perubahan-perubahan itu adalah bahasa-bahasa perantara tersebut dalam rangka penyesuaian dengan sistem bahasanya (Mukhibat, 2015).



B. Determinan Terjadinya Serapan Dalam Bahasa 1.



Proses Penyerapan Kata



Menurut Arsya (2019), mengatakan bahwa proses adanya kata serapan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya pola suatu bahasa yang mengambil dari bahasa lain berbeda.Munculnya bahasa serapan yang masuk ke dalam bahasa ini selain diakibatkan dari faktor interaksi masyarakat, juga diakui dari faktor pesatnya ilmu pengetahuan dari berbagai bidang dan kehidupan.Kata serapan masuk ke dalam bahasa, melalui 3 cara yaitu : a. Cara Adopsi Adopsi adalah proses penyerapan kata secara utuh sama dengan bentuk aslinya, tanpa mengalami perubahan/penyesuaian (Soedjito dan Djoko Saryono, 2011). Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secarakeseluruhan. Jadi, kata yang diserap dari satu bahasa ke bahasa yang lain tidak berubah wujud atau bentuk. Contoh kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yang termasuk ke dalam proses adopsi kata badan berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫بدن‬. Kata tersebut diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, kemudian kata badan sering dipakai dan sudah sangat lazim dieja dengan bahasa Indonesia. Kata tersebut sepenuhnya diserap dan tidak mengalami perubahan atau penyesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia. b. Cara Adaptasi Adaptasi adalah proses peyerapan kata yang disesuaikan atau mengalami perubahan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, yaitu kaidah ejaan, pembentukan kata, dan tata kalimat. Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa yang mengadaptasi. Kata serapan dengan proses adaptasi atau penyesuaian ini dibagi menjadi beberapa bagian di antaranya: Penyesuaian unsur serapan dari bahasa asing, a) Penyesuaian Vokal Contoh kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia pada kata terakhir berasal dari kata akhir. Kata akhir yang mengalami imbuhan atau prefiks ter- berubah menjadi terakhir. Kata akhir merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Kata akhir berasal dari kata ‫( آخرة‬akhirah) . Penyerapan ini mengalami perubahan kata dari vokal ganda (aa) berubah menjadi a. Pada akhir kata juga



mengalami penyesuaian penghilangan partikel –ah menjadi akhir. Perubahan ini sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, karena dalam bahasa Indonesia tidak ada kata yang berawalan vokal ganda. b) Penyesuaian Konsonan Konsonan ganda disesuaikan menjadi konsonan tunggal. Contoh serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia pada kata awal merupakan kata yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa asing tersebut ialah bahasa Arab. Bahasa Indonesia menyerap kata awal dari bahasa Arab. Kata awal berasal dari kata ‫( أول‬awwal). Kata awwal mengalami perubahan atau penyesuaian menjadi awal sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Pada konsonan ganda ww berubah menjadi w. c) Konsonan /h/ pada gugus konsonan /bh/, /dh/, /gh/, /rh/, dan /th/ hilang. Kata hadirin berasal dari kata hadir. Kata hadir mengalami proses afiksasi yaitu sufiks –in menjadi hadirin. Kata hadir berasal dari bahasa Arab yaitu ‫( حضر‬hadhoru). Kata dasar al hadhoru mengalami proses perubahan penyesuaian ke dalam kaidah bahasa Indonesia. Proses prubahan penyesuaian terjadi di tengah kata mengalami penghilangan fonem [h] pada gugus konsonan [dh].Perubahan lainnya yaitu pada fonem [o] berubah menjadi fonem [i] dan yang terakhir ialah penghilangan fonem [u] diakhir kata al-hadhoru d) Konsonan /f/, bahasa Arab ditulis tetap f. Kata yang mengandung konsonan /f/ berasal dari bahasa Arab diserap ke dalam bahasa Indonesia ditulis tetap. Contoh Kata manfaat bukan asli dari bahasa Indonesia, namun menyerap dari bahasa Arab yang mengalami penyesuaian ejaan dan bentuk sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kata manfaat berasal dari kata ‫ )منفعة‬manfaʻat). Kata manfaʻat mengalami penyesuaian ejaan dan bentuk sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia menjadi kata manfaat. Penyesuaian bentuk ini sudah sesuai dengan



kaidah bahasa Indonesia, karena dalam kaidah bahasa Indonesia tanda (‘) pada kata yang lazim diucapkan sudah tidak ada atau dihapuskan. e) Konsonan /q/ disesuaikan menjadi /k/. Contoh kata akibat merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab kata ‫عاقبة‬. Kata 'aqibaj kemudian mengalami penyesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia. Fonem ['a] pada awal kata berubah menjadi fonem [a], sedangkan fonem [q] berubah menjadi fonem [k], dan diakhir kata fonem [h] berubah mnejadi fonem [t]. 1) Penyesuaian akhiran Penyesuaian akhiran dilakukan dengan cara menghilangan bagian akhir atau merubah bagian akhir pada kata asal. Contoh kata hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu َ ‫( ِ حكاية‬hikayah). Kata dasar hikayah mengalami perubahan penyesuaian ke dalam bahasa Indonesia. Di akhir kata dasar atau kata awal mengalami perubahan fonem, dari fonem [h] menjadi fonem [t]. Hal ini sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, bahwa akhir kata yang memiliki fonem [h] berubah menjadi fonem [t]. c. Penerjemahan/ Pungutan Cara penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu. Kemudian, kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa yang menyerap. contohnya : konsisten : ٌ‫اِ ْستِقَا َمة‬ Kata istiqamah ini sudah sering digunakan dalam bahasa kita sehari-hari. Yang sebenarnya istiqamah ini meriupakan konsisten dalam bahasa Indonesia. 2. Syarat-Syarat Penyerapan Proses penyerapan suatu kata kedalam bahasa bisa dilakukan bila memenuhi beberapa syarat, diantaranya: a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya. b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.



c.



Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya.



Proses penyerapan tersebut dapat dilakukan tanpa adanya pengubahan. Dapat pula dilakukan dengan pengubahan berupa penyesuaian ejaan atau lafal. C. Pengaruh Negatif dan Positif Terhadap Perkembangan Bahasa Terdapat pengaruh serapan bahasa terhadap perkembangan bahasa, yaitu positif dan negatif. Pengaruh negatif 1. Jika pengaruh bahasa asing diberi peluang terlalu besar pada bahasa penerima, maka bahasa penerima itu justru akan kehilangan peluangnya sendiri untuk berkembang sebagai bahasa maju. 2. Bahasa penerima akan kehilangan karakteristik bahasanya. 3. Bahasa sumber tergeser oleh bahasa serapan sehingga bahasa serapan lebih menguasai. Pengaruh positif 1. Peluang untuk mengembangkan bahasa penerima menjadi bahasa modern. 2. Untuk melengkapi kekurangan- kekurangan bahasa sumber. Kekurangankekurangan tersebut tampak pada terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah yang mampu mewadahi dan mengungkapkan aspek-aspek kehidupan, kejiwaan, kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang sangat baik. 3. Untuk memperkaya kosa kata bahasa serapan agar menjadi lebih beragam. 4. Bahasa



sumber



yang



menggunakan



bahasa



perkembangan internasional dengan baik dan lancar.



DAFTAR PUSTAKA



serapan



dapat



mengikuti



Herniti, E. (2006). Sosio-Religia, Vol.5 No.4 . Serapan Bahasa Asing Dalam Bahasa Indonesia, 1-3. Mahmud, M. L. (2019). ResearchGate. Kata Serapan Bahasa Arab Ke Bahasa Indonesia, 1-4. Mukhibat. (2015). Cendekia Vol. 13 No. 2. Analisis Semi-Historis Unsur-unsur Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia, 327-333. Isnaeni, Haniatul. "Kata Serapan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Bahan Ajar Teks Laporan Hasil Observasi di SMA", Repitisi, Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 3 No 2 2020 Burhanuddin, Erwina, dkk. 1993.Penelitian Kosakata Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Meysitta, L. (2018). Perkembangan Kosa Kata Serapan terhadap Bahasa Asing dalam KBBI. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1-10. Pastika, I. W. (2012). Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah Peluang atau Ancaman. Jurnal Kajian Bali , 141-164.