Makalah Naat Wa Manut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAHASA ARAB “NA’AT DAN MAN’UT” Dosen Pengampuh : Asmar Yamin Dalimunthe, M.Pd.



Oleh : 



Elisa Sabrina







Hafizah AlHusna Anshori







Muhammad Alif Kilana







Nursyahfira SEMESTER 1 B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL



TAHUN AJARAN 2021



2



KATA PENGANTAR



‫من ال َّر ِح ْي ِم‬ ْ ِ‫ب‬ ِ ‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح‬ Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-qur’an dengan bahasa Arab. Dialah Dzat yang Maha Tinggi lagi Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Juga sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. semoga kita menjadi orang yang akan mendapatkan syafa’at di akhirat kelak, amiin. Alhamdulillah berkat rahmat kasih sayang Allah Swt kami telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Na’at dan Man’ut”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Arab. Na’at dan Man’ut termasuk dalam kalimat bahasa arab adalah isim-isim yang mengikut. Na’at adalah sesuatu yang mengikuti, yang menunjukan sifat isim yang sebelumnya. Man’ut adalah isim yang disifati oleh na’at. Makalah ini bukanlah sebuah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun dari segi tulisan serta sistematikanya. Kami sangat menfharapka kritik dan saran dari teman-teman untuk membangun makalah ini. Hanya kepada Allah Swt sajalah kami memohon hidayah dan karunia-Nya serta ampunan dan rahmat-Nya. Amin Ya Rahman Ya Rahim. Disusun Oleh



Kelompok II



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................ii BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang.................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................1 C. Tujuan..............................................................................................1 D. Kegunaan Masalah...........................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian NA’AT DAN MAN’UT (Sifat dan yang disifati)..........3 B. Hukum Na’at dan Man’ut................................................................3 C. Pembagian Na’at..............................................................................5 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................7 B. Saran.................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................8



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Arab adalah bahasa yang mulia di mana Kitab Al-Quran AlKarim dituliskan menggunakan bahasa Arab. Sudah sejak dahulu bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Posisi bahasa Arab di tingkat Internasional pun telah disejajarkan dengan bahasabahasa resmi yang digunakan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Sejak Tahun 1973. Maka dari itu, kini bahasa Arab sebagai bahasa Internasional yang sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan Spanyol . Sebuah pengakuan yang luar biasa, bahwasanya betapa pentingnya bahasa Arab di mata para peneliti luar dalam menggunakan bahasa Arab sebagai pedoman untuk dijadikan sebagai bahasa agama, ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Bahasa Arab merupakan sebuat alat yang sangat penting yang mana harus diperlukan dalam pengkajian islam. Untuk meneliti suatu hal kita setidaknya harus menguasai bahasanya terlebih dahulu. Dengan itu, kita dapat dengan mudah memahami suatu kajian secara tekstualnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Na’at dan Man’ut ? 2. Apa saja Hukum Na’at dan Man’ut ? 3. Apa saja Pembagian Na’at ? C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Na’at dan Man’ut. 2. Mengetahui apa saja Hukum Na’at dan Man’ut. 3. Mengetahui pembagian Na’at.



1



D. Kegunaan Masalah Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik sebaik teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan na’at dan man’ut. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1.



Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep



keilmuan khususnya na’at dan man’ut 2.



Pembaca/ dosen, sebagai media informasi tentang naa’at dan



man’ut secara teoritis maupun secara praktis.



2



BAB II PEMBAHASAN



A.  NA’AT DAN MAN’UT (Sifat dan yang disifati) Na’at dan man’ut adalah isim beserta sifatnya. Telah dijelaskan pada pelajaran-pelajaran sebelumnya bahwa kata-kata sifat dalam bahasa Arab termasuk isim. Secara umum, na’at (sifat) mengikuti man’ut-nya (isim yang diberi sifat) dalam hal jenis (mudzakkar/muannats), dalam hal jumlah (mufrad/mutsanna/jamak), dalam hal ma’rifah/nakirah, dan dalam hal i’rab (rafa’/ nashab/jar). Man’ut artinya kata-kata benda yang disipati. Na'at adalah sifat sedangkan man'ut adalah isim atau kata benda yang disifati. Pada contoh ‫ َجا َء‬ ‫ال ُم ْجتَ ِه ُد التِ ْل ِم ْي ُد‬   “Seorang siswa yang rajin telah datang”. Kata ‫د‬Lُ LLLLLْ‫ التِ ْل ِمي‬adalah merupakan Man’ut (yang disifati). Sedangkan  ُ‫ ال ُمجْ تَ ِهد‬adalah Na’at nya atau yang menyifati. B. Hukum Na’at dan Man’ut Na’at man’ut sudah bisa digambarkan seperti saudara kembar yang harus memiliki kesamaan dalam empat hal. Adapun keempat hal yang harus dipenuhi oleh baik na’at dan juga man’ut adalah: 1. Memiliki I’rab yang Sama I’rab adalah salah satu aspek yang ada di dalam bahasa Arab di mana aspek ini mengatur mengenai perubahan bunyi kata yang umumnya merupakan syakat atau harokat pada setiap akhir kalimat yang disesuaikan dengan amil yang memasukinya. Contoh: ‫العاد َل األ ِم ْي َر رأيت‬ Yang artinya: “ saya melihat pemimpin yang adil itu”



3



Pada kalimat tersebut, baik na’at maupun man’ut sama – sama memiliki I’rab manshub atau dibaca nashob karena memiliki tanda nashob yaitu fathah. 2. Memiliki Gender yang Sama Di dalam bahasa Arab, satu kata yang sama dapat disusun oleh huruf yang berbeda tergantung dengan gender dari amil yang memasukinya. Yang dimaksud amil adalah orang yang menjadi pelaku atau objek dari kalimat. Gender di dalam bahasa Arab hanya terbagi menjadi dua, yaitu mudzakkar atau laki – laki dan juga muannats atau perempuan. Contoh: ‫الناجح الطالب حضر‬ Yang artinya: “seorang siswa yang rajin itu sudah hadir” ‫حضرت‬ ‫الناجحة الطالبة‬ Yang artinya: “ seorang siswi yang rajin itu sudah hadir”. Jika sahabat muslim cermati, pada contoh kalimat pertama baik na’at maupun man’ut memiliki sifat mudzakkar yang menyatakan laki – laki, sedangkan pada contoh kalimat kedua baik na’at maupun man’ut memiliki sifat muannats atau perempuan. Memiliki ‘Adad atau Jumlah yang Sama Selain berdasarkan gendernya, suatu kata di dalam bahasa Arab dapat disusun oleh huruf yang berbeda pula berdasarkan jumlahnya, yang kemudian digolongkan kepada isim mufrad (berjumlah satu), isim mutsanna (berjumlah dua) dan juga isim jamak (berjumlah banyak). Contoh: ‫الناجح الطالب جاء‬ yang artinya “satu siswa yang rajin” ‫الناجحان الطالبان جاء‬ Yang artinya: “dua siswa yang rajin” ‫الناجحون الطالب جاء‬ Yang artinya: “para siswa yang rajin”. 4



Dapat sahabat muslim lighat bahwa ketiga kalimat contoh tersebut memiliki na’at dan man’ut yang sama pada masing – masing kalimat namun ‘adad yang berbeda antara satu contoh kalimat dengan kalimat yang lainnya. 3. Memiliki Ma’rifat dan Nakirah yang Sama Yang dimaksud dengan ma’rifat adalah suatu isim (kata benda) yang sudah tentu atau khusus, berbeda dengan nakirah yang merupakan kebalikannya, yaitu adalah isim yang umum dan tidak secara khusus menunjuk kepada sesuatu. Contoh: ‫ناج ٌح طالبٌ جاء‬ Yang artinya: “seseorang siswa yang rajin telah tiba” ‫الناج ُح الطالبُ جاء‬ Yang artinya: “siswa yang rajin itu telah datang” Pada contoh kalimat yang pertama, dapat sahabat muslim sekalian lihat bahwa baik na’at dan man’utnya merupakan isim nakirah atau yang masih memiliki arti umum, di mana hal tersebut ditandai dengan na’at dan man’ut tersebut dibaca tanwin. Sedangkan pada contoh kalimat kedua, baik na’at dan man’ut memiliki arti yang khusus atau menunjukkan arti tertentu. C. Pembagian Na’at Na’at terbagi kepada dua yaitu: a)



Na’at hakiki



Yaitu isim yang menunjukkan kata sifat pada diri kalimat sebelumya atau kalimat yang diikutinya. ٌ ‫النَّظَافَةَ َويُ ِهبُّ ن َِظي‬ Allah itu bersih dan menyukai kebersihan ‫ ِم ْث ُل‬:ُ‫ْف هللا‬ ٌ ‫ نَ ِظي‬merupakan Na’at (sifat), dimana ُ‫ هللا‬adalah Dalam contoh tersebut, ‫ْف‬ man’ut atau yang disifati (yang mempunyai sifat).



5



Na’at hakiki harus sesuai dengan kalimat yang diikutinya dalam hal ma’rifah, nakirohnya, bilangannya dan jenisnya. Jika yang mempunyai sifat itu jamak yang tujuannya selain manusia maka boleh sifatnya dalam bentuk mufrad muannats atau jamak muannats. ‫ ِم ْث ُل‬: ٌ‫َج ِديْد ِكتَاب‬



# ‫َج ِد ْيدَا ِن ِكتَابَا ِن‬



# ٌ‫ َج ِد ْي َدةٌ ُكتُب‬/ٌ‫َج ِد ْيدَاة‬



Dari segi tinjauan yang lain na’at hakiki terbagi kepada tiga jenis yaitu 1)      Isim dzahir Makkah adalah  kota yang mulia =  ٌ‫ اَ ْل َم َّكةُ َم ِد ْينَةٌ َك ِر ْي َمة‬: ‫ِم ْث ُل‬ 2)      Sibhul jumlah = surga dibawah telapak kaki ibu   ‫ت‬ ِ ‫ااْل ُ َّمهَا‬ ‫اَ ْقد َِام‬  َ‫تَحْ ت‬ ُ‫ ْال َجنَّة‬: ‫ِم ْث ُل‬ 3)      Jumlatul isimiyah wal fi’iliyah  jumlah isimiyah: = telah berlalu hari yang dinginnya menusuk tulang ٌ‫ارص‬ َ ‫َم‬ ِ َ‫ف‬ ُ‫بَرْ ُده‬ ‫يَوْ ٌم‬ ‫ض‬ jumlah fi’liyah: َّ ‫اَل‬ Kesabar membantu segala pekerjaan = ‫ َعلَى ُك ِّل َع َم ِل‬  ُ‫يُ ِعيْن‬ ُ‫صبَر‬ b)      Na’at sababi Na’at sahabi yaitu kalimat yang menunjukkan sifat pada isim yang mempunyai hubungan atau ikatan dengan isim yang didikutinya. Atau na’at sababi adalah na’at yang menunjukkan sifat bagi isim-isim yang ada hubungannya dengan matbu’nya. ُ ‫َد َخ ْل‬ Aku masuk kebun yang bagus bentuknya  :‫ َش ْكلُهَا‬  َ‫ ْال َح َسن‬ َ‫ت ال َح ِد ْيقَة‬ ْ Dalam contoh ini,  َ‫ال َح َسن‬ merupakan Na’at (sifat), sedangkan yang menjadi Man’ut (yang disifati) adalah  ‫َش ْكلُهَا‬ Dalam na’at sababi meskipun yang mempunyai sifat itu dalam bentuk jamak, maka kata sifatnya tetap dalam bentuk mufrad. َّ ‫ َر َج َع‬  :ُ‫م ِْثل‬ ‫َأ ُب ُه‬ ُ‫ ْال َماهِر‬  ُ‫الطالِب‬ ُّ  ‫َر َج َع‬  ‫َأ َبا ُت ُه ْم‬ ُ‫ ْال َماه َِرة‬  ُ‫الطاَّل ب‬



6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum, na’at (sifat) mengikuti man’ut-nya (isim yang diberi sifat) dalam hal jenis (mudzakkar/muannats), dalam hal jumlah (mufrad/mutsanna/jamak), dalam hal ma’rifah/nakirah, dan dalam hal i’rab (rafa’/ nashab/jar). Man’ut artinya kata-kata benda yang disipati. Hukum Na’at dan Man’ut yaitu : 1. Memiliki I’rab yang sama 2. Memiliki Gender yang sama 3. Memiliki Ma’rifat dan Nakirah yang Sama Pembagian Na’at yaitu : 1. Na’at Hakiki 2. Na’at Sababi B. Saran 1. Dalam karya tulis ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnnya makalah ini dan juga dalam penulisan makalah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang sama pada kesempatankesempatan berikutnya. 2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk kita semua.



7



DAFTAR PUSTAKA



ARIGA SELAMAT.2016.NA’AT-MAN’UT DAN MUDAF-MUDAFUN ILAIH ( KIRAATUL QUTUB ). http://selamatarigakumar.blogspot.com/2016/10/makalah-naat-manut-danmudaf-mudafun.html



Diakses Pada Tanggal 1 oktober 2021



CHOIRU MUHAMMAD.2019.PEMAHAMAN MATERI NA’AT DAN MAN’UT. http://digilib.uinsby.ac.id/42264/2/M.%20Choiru %20Syahdan_D97216115.pdf



Diakses Pada Tanggal 1 oktober 2021



ABROR MUHAMAD.2020. NA’AT MAN’UT DAN PENGERTIAN BESRTA CONTOH JUGA HUKUMNYA. https://sahabatmuslim.id/naat-manut-danpengertian-besrta-contoh-juga-hukumnya/



Diakses Pada Tanggal 1 oktober 2021



8