Makalah Pelayanan KB Dan Kespro [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PELAYANAN KB DAN KESPRO Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pelayanan KB dan Kespro



Oleh: Nuri Qonitah Rahmah Tingkat 2a



PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PADANG 2021



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang memberikan penulis nikmat kesehatan dan umur panjang sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah penulis dengan judul “Konsep Dasar Kependudukan dan KB” yang diajukan sebagai salah satu tugas terstuktur dalam mata kuliah “Pelayanan KB dan Kespro” di Poltekkes Kemenkes Padang cabang Bukittinggi. Kemudian shalawat beriringan salam kita kirimkan kepada baginda Rasulullah SAW dimana berkat beliaulah kita semua dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Makalah ini penulis buat dari berbagai referensi yang berkaitan dengan judul yang dibahas, meskipun demikian karena kedangkalan ilmu yang penulis miliki tentunya masih banyak terdapat kesalahan. Basar harapan penulis untuk menerima kritikan dan saran dari ibuk selaku dosen pembimbing mata kuliah Pelayanan KB dan Kespro, yang di bimbing oleh ibuk Siti Khadijah , S.Si.T,M.Biomed. Akhir kata, semoga tulisan ini di rahmati Allah SWT dan dapat di pergunakan sebagaimana mestinya di kalangan kampus dan bagi penyusun sendiri.Amin.



Kabupaten Lima Puluh Kota, 13 Agustus 2021



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2 DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4 C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kependudukan................................................................................. 6 B. Permasalahan Kesehatan Kependudukan di Indonesia..................................... 7 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.................................................................. 7 D. Upaya Pemerintah Mengatasinya...................................................................... 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14 B. Saran.................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan



penduduk



saat



ini



semakin



meningkat,dan



itu



menjadi



isu yang sangat popular dan mencemaskan bagi negara-negara di dunia. Di Indonesia



hal



pertumbuhan



ini



menjadi



penduduk



akan



masalah



besar



mempengaruhi



dibandingkan



berbagai



aspek



negara



lain,



kehidupan



baik



ekonomi maupun sosial, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas penduduk



dalam



sumber



daya



manusia



yang



dibarengi



besarnya



jumlah



penduduk yang tidak terkontrol. Semuanya terkait penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta ketersediaan pangan. Fenomena



tersebut



menjadi



perhatian



Indonesia



sebagai



salah



satu



negara terbanyak keempat didunia setelah negara Cina, India dan Amerika Serikat.Kondisi



ini



menjadi



masalah



Cina



yang



memiliki



jumlah



tetapi



Cina



mampu



mengatasi



Cina



sudah



mempunyai



besar



penduduk dan



pemikiran



bagi



Indonesia



terbanyak



menekan bahwa



pertama



jumlah



berbeda di



dunia.



penduduk.



peningkatan



dengan Akan



Masyarakat



kualitas



anak



dan



keluarga adalah segala-galanya dan berupaya menjalankan program tersebutdengan baik. Di



Indonesia



juga



ada



program



untuk



menekan



laju



pertumbuhan



penduduk yaitu Program Keluarga Berencana yang dilaksanakan sejak tahun 1970



sukses



berjalan.



dengan



diterbitkannya



Keputusan



Presiden



Republik



Indonesia No.8 Tahun 1970, maka dibentuklah Badan Koordinasi Keluarga Berencana salah



Nasional



satunya



yang



disingkat



BKKBN.



Program



pencegahan



masalah



kependudukan,



keluarga



yang



Berencana



merupakan



bagian



yang terpadu untuk mencapai program pembangunan nasional dan bertujuan untuk



turut



serta



menciptakan



kesejahteraan



ekonomi,



spiritual,



hakekatnya



bertujuan



untuk



sosial



dan



budaya. Keluraga kepedulian



dan



berencana peran



perkawinan,pengaturan



pada serta



kelahiran



masyarakat dan



melalui



pembinaan



meningkatkan



Pendewasaan



ketahanan



keluarga



usia yang



akan



memberikan



kontribusi



meningkatnya



kesejahteraan



keluarga



dalam



rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kependudukan? 2. Apa saja permasalahan kesehatan kependudukan di Indonesia? 3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi permasalah tersebut? 4. Apa saja uapaya yang dilakukan oleh pemerintah umtuk mengatasinya? 5. Apa yang dimaksud dengan KB? 6. Apa tujuan dari program KB? 7. Apa saja program dari KB? 8. Apa hubungan Kespro, ependudukan dan KB? C. Tujuan Masalah 1. Agar dapat mengetahui apa itu kependudukan 2. Agar bisa mengetahui permasalahan kesehatan kependudukan di Indonesia 3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi permasalahn tersebut 4. Agar dapat mengetahui apa saja upaya pemerintah mengatasi permasalahn tersebut 5. Untuk mengetahui apa itu KB 6. Agar dapat mengetahui tujuan dari KB 7. Untuk mengetahui apa saja program dari KB 8. Agar dapat mengetahui hubungan Kespro, kependudukan dan KB



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kependudukan Penduduk keluarga,



anggota



adalah



orang



masyarakat,



dalam warga



matranya negara



dan



sebagai



pribadi,



himpunan



anggota



kuantitas



yang



bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah tertentu. (Mantra, 2009) Kependudukan



dapat



diartikan



sebagai



segala



hal



yang



berhubungan



dengan jumlah, umur, perkawinan, agama, jenis kelamin, kelahiran, kematian, jenis kelamin, kualitas, mobilitas dan juga ketahanan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Penduduk Indonesia sebagian besar hidup di daerah pedesaan yang masih memiliki rasa kekeluargaan antar sesama. Kependudukan di Indonesia memiliki empat ciri-ciri umum yakni Jumlah penduduk yang dimana dalam hal ini semakin bertambah, sebagian besar penduduk berusia muda, persebaran penduduk tidak merata pada setiap pulau, sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah namun untuk mengatasi hal itu pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat mengendalikan jumlah pertumbuhan. B. Permasalahan Kesehatan Kependudukan di Indonesia 1. Gizi Buruk Malnutrisi atau gizi buruk adalah salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang sangat umum. Kondisi ini rentan dialami oleh mereka yang masih berusia anakanak. Gizi yang buruk berakibat pada sejumlah komplikasi kesehatan serius pada anak yang mengalaminya. Salah satu akibat malnutrisi atau gizi buruk tersebut adalah stunting. Stunting adalah kondisi malnutrisi kronis di mana penderitanya mengalami gangguan pertumbuhan, dalam hal ini, tinggi badan. Seorang anak dikatakan mengidap stunting ketika ia memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan ideal untuk ukuran anak seusianya (merujuk standar baku WHOMGRS). Masalahnya, masih banyak masyarakat yang percaya bahwa stunting ini



erat kaitannya dengan faktor genetik. Kendati hal tersebut benar, namun para orangtua juga harus paham bahwa stunting juga bisa dipengaruhi oleh faktorfaktor eksternal, seperti: 



Pola makan yang salah







Kurangnya asupan nutrisi yang seimbang







Cara mengasuh anak tidak benar







Higienitas lingkungan tempat tinggal







Finansial



Selain stunting, malnutrisi pada anak bisa menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya seperti busung lapar. Memastikan anak Anda untuk senantiasa terpenuhi kebutuhan nutrisi dan vitaminnya sejak usia dini (bahkan saat masih berada di dalam kandungan) adalah solusi untuk mencegah anak dari kondisi malnutrisi tersebut. Pasalnya, kondisi malnutrisi tidak hanya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan. Lebih dari itu, masalah kesehatan di Indonesia ini menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat mengancam daya saing bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia. 2. Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan selanjutnya yang marak terjadi di Indonesia. Data dari WHO menyebutkan bahwa Indonesia menjadi Negara dengan penderita TBC terbesar kedua di dunia. Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yakni depkes.go.id, berdasarkan Rakekesnas 2018, jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 759 per 100 ribu penduduk berusia 15 tahun ke atas. Pria menjadi kelompok yang lebih banyak mengidap penyakit ini, sementara wilayah perkotaan menjadi titik TBC terbanyak. Masih dilansir dari situs yang sama, Pemerintah melalui Kemenkes tengah mencanangkan solusi penanganan TBC ini, yaitu dengan: Peningkatan deteksi melalui pendekatan keluarga Menyelesaikan under-reporting pengobatan TBC melalui penguatan PPM Meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC Perbaikan sistem deteksi MDR TBC Akses terapi MDR TBC Edukasi Peningkatan sensitivitas Dx



3. Kematian Ibu Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kasus kematian ibu saat melahirkan adalah masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan di Bumi Pertiwi. Indonesia masih dikatakan tertinggal dalam hal angka kematian ibu (AKI), di mana pada tahun 2015 mencapai 305 kasus per 100 ribu kelahiran. Jangankan bersaing dengan Negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Jepang. Dengan Negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia saja, Indonesia masih tertinggal. Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi Pemerintah, mengingat masalah kesehatan yang satu ini secara tidak langsung berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi Negara. Untuk diketahui, penyebab kematian ibu saat melahirkan biasanya meliputi: Perdarahan akut Kejang (eklampsia) Aborsi Infeksi kehamilan. 4. Kematian Bayi Kasus kematian bayi, balita, hingga anak-anak usia remaja juga menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang masih terus menyumbang persentase besar. Kondisi ini tak lepas dari sejumlah faktor. Pada kasus kematian bayi, asupan nutrisi yang kurang selama masih berada di dalam kandungan disinyalir menjadi penyebab utamanya. Sedangkan pada anak balita hingga remaja, faktor-faktor yang menyebabkan kematian umumnya meliputi: Penyakit akibat infeksi (diare, TBC, dan sebagainya) Kecelakaan Gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, kurang olahraga) Oleh sebab itu, perlu adanya semacam edukasi secara masif kepada seluruh lapisan masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit ini merenggut nyawa. 5. Penyakit Menular Penyakit menular juga menjadi penyumbang terbesar masalah kesehatan di Indonesia. DBD, malaria, leptospirosis, flu babi, hingga HIV/AIDS adalah contoh penyakit menular yang sudah ‘akrab’ dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Sejumlah langkah pun telah dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi pelbagai masalah kesehatan tersebut. Khusus HIV/AIDS, Pemerintah terus memperbaiki segala elemen yang berkaitan dengan pengobatan penyakit ini, mulai dari tenaga medis, fasilitas kesehatan, tata laksana penanganan, hingga laboratorium. Selain itu, sebuah sistem bernama Early Warning and Responds System (EWARS)



adalah cara lainnya yang dilakukan Negara guna mencegah penyebaran penyakit menular. 6. Penyakit Tidak Menular Tidak hanya penyakit menular sebagaimana dijelaskan di atas, Indonesia juga menghadapi ‘serangan’ penyakit tidak menular. Sebut saja komplikasi paru-paru dan sistem pernapasan secara keseluruhan, yang mana hal ini berkaitan dengan kualitas udara yang buruk, terutama di daerah perkotaan. Diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan tak ketinggalan, kanker, adalah penyakit tidak menular lainnya yang sampai saat ini masih terus menghantui rakyat Indonesia. Edukasi tentang kesehatan secara rutin dan terstruktur adalah solusi untuk menekan peningkatan jumlah penderita penyakit-penyakit tersebut. Masyarakat pun dihimbau untuk selalu waspada dengan cara sebisa mungkin menerapkan pola hidup sehat. 7. Gangguan Jiwa Dihimpun dari berbagai sumber, Indonesia memiliki kuantitas pengidap gangguan jiwa yang cukup banyak, yakni sekitar 14 juta jiwa. Bahkan, 400 ribu di antaranya disebut mengidap gangguan jiwa parah. Hal ini menjadikan gangguan jiwa menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang memerlukan perhatian khusus guna menekan peningkatan jumlahnya. Pasalnya, hal ini turut memengaruhi kualitas dan produktivitas masyarakat Indonesia, yang lantas juga berdampak terhadap daya saing bangsa Indonesia di dunia. Kendati demikian, Pemerintah sudah berusaha untuk mengambil langkah sebagai solusi atas masalah ini, seperti diimplementasikannya program Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang melibatkan puskesmas dan masyarakat. C. Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Kesehatan Kependudukan di Indonesia 1. Keturunan Artinya, penyakit yang diperoleh seseorang terjadi karena factor genetis. Misalnya Hemofilia, atau penyakit kelainan pada pembekuan darah. Jika orang tua kita atau orang tuanya orang tua kita ada yang mederita hemofilia bisa dipastikan anak cucunya akan terkena hemofilia juga. Dalam kasus ini, untuk penderita hemofilia perempuan bisa dipastikan beumur pendek. Belakangan,



dunia kesehatan mengabarkan bahwa ada penyakit-penyakit lain yang diperoleh karena genetis. Seperti kanker dan diabetes. Seseorang yang keluarganya ada riwayat kanker, maka kemunginan ia terkena kanker juga ada. 2. Lingkungan Masalah ini tidak perlu saya ulas terlalu banyak. Sebab saya percaya anda sudah faham. Banyak sekali penyakit yang berbasic lingkungan. Biasanya dibawa oleh perantara. Contoh nyatanya: demam berdarah, letospirosis, flu burung dan chikungunya. Mereka ada karena kondisi lingkungan yang kurang sehat. Solusinya tentu saja menjaga kebersihan lingkungan. 3. Pelayanan kesehatan. Yang dimaksud pelayanan kesehatan adalah ketrsediaan pelayanan kesehatan di komunitas dan



keterjangkauan



danfinansial.Komunitas dengan



akses



baik



dari



segi



jarak



ke fasilitaskesehatan rendah cenderung



memiliki status kesehatan yang rendah. 4. Gaya hidup atau life style. Bisanya penyakit karena gaya hidup terjadi di negara maju. Celakanya, Indonesia adalah negara berkembang dengan penyakit negara maju.Indonesia saat ini mengalami masalah kesehatan ganda. Masalah kesehatan yang berasal dari faktor lingkungan dan



akses



pelayanan



keehatan belum



usai



diatasi



sekarang muncul masalah kesehatan yang berasal dari gaya hidup masyarakat.Jika kita runut, beberapa dekade yang lalu, penyakit jantung hanya diderita oleh orangorang yang berpunya. Namun sekarang, orang-orang dengan kelas ekonomi menengah ke bawah juga bisa merasai penyakit jantung. Penyakit lain yang kini menjadi trend antara lain : HIV/AIDS, dan obesitas yang menyerang anak-anak dan orang dewasa. Obesitas terjadi karena perilaku hidup yang sedentary, atau gaya hidup bermalas-malasan. Terlalu lama duduk dan berdiam diri di depan televise atau computer. Sedangkan HIV/AIDS meningkat seiring dengan kebebasan perilaku seksual dan peningkatan jumlah pengguna narkoba.Jangan anggap yang namanya gaya hidup tidak sehat hanya seputar  perilaku seks yang bebas, merokok, mengkonsumsi narkotika dan zat adiktif serta alcohol. Jajan sembarangan juga merupakan perilaku yang tidak sehat. Kita tidak pernah tahu,



minyak untuk menggoreng gorengan yang kita makan sudah berapa kali pakai, terkadang warnanya sudah hampir seperti oli bekas. Belum lagi kebersihan proses pengolahannya kita juga tidak tahu. Maka jalan aman adalah membawa bekal sendiri. Jika terpaksa harus jajan, pastikan tempat yang anda tuju minimal terjaga kebersihan tempat dan perabotnya.  Hal lain yang perlu diperhatikan ada;ah, menu makannya. Jangan terlalu sering makan junk food.Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan gaya hidup sehat. Ada banyak aspek dalam perilaku hidup bersih dan sehat, diantaranya : tidak merkok, tidak meminum alcohol, membiasakan sarapan pagi, mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, serta membiasakan diri berolah raga. D. Upaya Pemerintah Mengatasinya



a. Program KB dan Kespro Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program keluarga berencana nasional telah di ubah mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis (Saifudin, 2003). Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu pokok dalam program Keluarga Berencana Nasional adalah menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Cara yang digunakan untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yaitu mengatur jarak kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepi (Wiknjosastro, 2005). Macam-macam metode kontrasepsi adalah intra uterine devices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operatif untuk wanita (tubektomi), metode operatif untuk pria (vasektomi), dan kontrasepsi pil (Saifudin, 2003).Kurangnya peran pemerintah



dalam



menggalakkan



program



KB



mengakibatkan



tingginya



pertambahan pendudukan yang akan meningkatnya tingginya pertambahan penduduk



yang akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan yang cukup, berdampak pada naiknya angka pengangguran dan kemiskinan (Herlianto, 2008). Cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi yaitu ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara konstrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.  KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity) ( Sheilla, 2000 ). Penyuluhan kesehatan merupakan aspek penting dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi karena selain membantu klien untuk memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai pilihannya, juga membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama sehingga klien lebih puas dan pada akhirnya dapat meningkatkan keberhasilan program KB. Penyuluhan kesehatan tidak hanya memberikan suatu informasi, namun juga memberikan keahlian dan kepercayaan diri yang berguna untuk meningkatkan kesehatan (Efendy, 2003). Dengan kesadaran karena adanya informasi tentang berbagai macam alat kontrasepsi dengan kelebihannya masing-masing, maka ibu-ibu akan termotivasi untuk menggunakan alat kontrasepsi. Karena Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku, motivasi bisa berasal dari dalam diri maupun luar (Moekijat, 2002).  



Badan dari pemerintah yang mengurus program keluarga berencana adalah



BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Badan ini mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, BKKBN menyelenggarakan fungsi: 



Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana







Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;







Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;







Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;







Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;



 Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.



b. Program PIK R-M Upaya dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi para remaja untuk mendapatkan informasi mengenai kespro. Salah satunya BKKBN melalui Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) dan Bina Keluarga Remaja (BKR). Remaja telah menjadi bagian penting dari Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) sejak tahun 2005, sebagai respons atas komitmen untuk memperhatikan kesehatan dan hak-hak reproduksi. PIK Remaja dibentuk dalam rangka Pembinaan Ketahanan Remaja sebagai bagian dari upaya Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Sebagai wadah kegiatan dari remaja, oleh remaja, dan untuk remaja (youth center) dan layanan ramah remaja (youth friendly services), PIK Remaja mencetak pendidik sebaya (peer educator) dan konselor sebaya (peer counselor) untuk meminimalisir pengaruh negatif kelompok sebaya dan menjadikan kelompok sebaya sebagai sumber informasi yang benar. Sementara itu, Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wadah kegiatan orangtua yang memiliki remaja, didisain untuk menciptakan keluarga sebagai lingkungan yang mampu mendukung dan mengarahkan tumbuh kembang remaja. Pembinaan Ketahanan Remaja dilakukan dalam upaya menyiapkan:



(1) remaja sebagai calon orangtua agar mampu membangun keluarga berkualitas sehingga melahirkan generasi yang juga berkualitas; serta (2) remaja sebagai calon penduduk usia produktif agar mampu menjadi aktor/pelaku pembangunan. Sesuai dengan Pasal 48 UU No. 52 Tahun 2009, Pembinaan Ketahanan Remaja dilakukan dengan memberikan akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga.  c. Genre Revolusi Mental Outcome dari Pembinaan Ketahanan Remaja adalah terbentuknya Generasi Berencana (GenRe), yaitu remaja yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati transisi kehidupan remaja dengan mempraktikkan hidup bersih dan sehat, melanjutkan pendidikan, memulai berkarir, menjadi anggota masyarakat yang baik, serta membangun keluarga yang berkualitas. Pembinaan Ketahanan Remaja yang diusung BKKBN didisain menjadi bagian dari kebijakan Pembangunan Keluarga yang sesuai dengan Siklus Hidup. Tujuannya adalah menyiapkan: (1) remaja sebagai calon penduduk usia produktif agar mampu menjadi aktor/pelaku pembangunan (2) remaja sebagai calon orangtua agar mampu membangun keluarga berkualitas sehingga melahirkan generasi yang juga berkualitas. d. Bonus demografi tahun2030-Indonesia Emas Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Bonus demografi menjadi kesempatan strategis bagi Indonesia untuk melakukan berbagai percepatan pembangunan dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) berusia produktif yang melimpah. Apalagi, tahun 2030 terdapat agenda besar pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Sejalan dengan itu, pemerintah pun telah mencanangkan Visi



Indonesia Emas tahun 2045 dengan harapan terciptanya generasi produktif yang berkualitas. Momentum tersebut tentu saja harus dihadapi dengan perencanaan yang matang. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah saat ini tengah menggodok berbagai program untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.  Menurut dia, melimpahnya SDM yang produktif tidak akan bisa produktif apabila tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan bidang yang dikuasai. Maka dari itu, pemerintah tengah mempersiapkan berbagai lapangan pekerjaan dan membuka keran investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut disampaikan Menko PMK saat menjadi narasumber dalam diskusi 'Pelajar Mendunia' bersama Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Kalimantan Barat, melalui videoconference, pada Sabtu (27/6). "Tugas negara adalah mengintervensi, menciptakan lapangan pekerjaan melalui investasi. Jadi investasi baik menggunakan dana dalam negeri maupun luar negeri, termasuk mengundang modal asing masuk Indonesia itu sebetulnya adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk generasi produktif.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kependudukan



dapat



diartikan



sebagai



segala



hal



yang



berhubungan



dengan jumlah, umur, perkawinan, agama, jenis kelamin, kelahiran, kematian, jenis kelamin, kualitas, mobilitas dan juga ketahanan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Keluraga berencana pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkankepedulian dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan usia perkawinan,pengaturan akan



memberikan



kelahiran kontribusi



dan



pembinaan



meningkatnya



ketahanan



kesejahteraan



keluarga keluarga



yang dalam



rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program keluarga berencana nasional telah di ubah mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis. B. Saran Dalam penulisan tugas ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas penulis atas kritik dan sarannya penulis sampaikan terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA https://www.gurupendidikan.co.id/kependudukan-di-indonesia/ http://repository.untag-sby.ac.id/514/3/BAB%202.pdf http://makalah-dudi.blogspot.com/2014/10/makalah-kependudukan-keluarga-berencana.html https://paralegal.id/pengertian/kependudukan/ https://doktersehat.com/masalah-kesehatan-di-indonesia/ https://penabulufoundation.org/kesehatan-masyarakat/ https://www.kompasiana.com/ratihputri/54f41eff745513a32b6c869c/permasalahan-kesehatan-diindonesia https://www.kompasiana.com/anakebusri/550f03a9a333110d34ba7d6d/empat-yangmempengaruhi-satus-kesehatan