Makalah Pembenihan Ikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pembenihan



merupakan



manajemen



yang



bertujuan



untuk



mengoptimalkan produksi benih yang unggul kualitas dan kuantitasnya. Teknologi diharapkan dapat mendukung tujuan pembenihan. Pembenihan memegang posisi kunci dalam usaha budidaya : 



Kurangnya ketersediaan benih di alam persaingan antar pembeli harga melonjak.







Produksi hatchrey menurunkan lonjakan harga merangsang perkembangan usaha pembesaran yang mantap.







Hatchrey



pada



suatu



wilayah



titik



tumbuh



kegiatan



ekonomi



pengembangan wilayah dan penyerapan tenaga kerja pembangunan berwawasan lingkungan. 



Pembenihan upaya untuk menunjang kegiatan pembangunan yang berkelanjutan.







Pembenihan dapat mengarahkan kegiatan budidaya mapan berkelanjutan mendukung kegiatan pelestarian budidaya.



Pemerintah telah melaksanakan program sertifikasi pembenihan meliputi komiditi ikan dan udang sejak tahun 2008 yang berdasar kepada Peraturan Pemerintah nomor 28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan. Hal ini bertujuan menjaga sustainability (produksi budidaya perikanan pada tingkat yang stabil). Penerapan sertifikasi pembenihan berdasarkan pedoman umum Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Kedua pedoman tersebut berisi standar-standar tata laksana pembenihan yang ideal dan mengacu pada standar yang dipakai secara internasional. Yang dimaksud dengan CPIB adalah metode pengembangbiakan ikan dengan melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol. Proses tersebut melalui penerapan teknologi sesuai dengan



1



persyaratan biosekuriti, ketelusuran (traceability), dan keamanan pangan (food safety) yang menjadi pijakan penilaian. Berdasarkan pedoman umum CPIB, faktor penentu keberhasilan dan keberlanjutan usaha pembenihan antara lain kondisi unit pembenihan yang memenuhi kelayakan bioteknis. Tingkat kelayakan tersebut meliputi lokasi, sumber air, tenaga kerja, dan fasilitas (sarana filtrasi, pengendapan dan bak tandon), mesin dan peralatan kerja, serta sarana biosekuriti.



B. Tujuan Makalah Makalah di buat penulis untuk salah satu tugas dari mata kuliah pada Program studi Aquakultur yang memiliki pembahasan mengenai hal hal di dalam persyaratan umum bagi usaha pembenihan ikan, selain itu bertujuan supaya penulis dan juga pembaca jauh lebih memahami tentang persyaratan umum bagi usaha pembenihan ikan yang kemudian dapat berguna dalam kehidupan sehari hari di dalam masyarakat.



C. Batasan Masalah Batasan masalah pada makalah ini membahas tentang persyaratan umum bagi usaha pembenikan Ikan. penulis membuat batasan hanya pada ruang lingkup pembenihan Ikan.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembenihan Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau suau kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan.



B. Kegiatan dan Teknologi Pembenihan Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih, serta kultur pakan alami. Pemeliharaan induk Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan biota budidaya tinggi didalam wadah pemeliharaan. Pakan yang diberikan pada induk memiliki kualitas yang baik terutama kandungan asam amino (protein, asam lemak, karbohidrat, mineral dan jumlah dan rasio yang sesuai). Pemijahan induk Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Induk yang telah matang gonad berarti telah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami dan bantuan, sehingga masing-masing disebut pemijahan alami dan pemijahan buatan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh sperma didalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina, proses ini biasanya didahului oleh aktifitas percumbuan oleh kedua induk tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan oleh bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh induk betina. Pemijahan dapat berlangsung setelah melalui proses perangsangan. Perangsangan pemijahan dapat dilakukan dengan mengatur lingkungan dan pemberian hormon.



3



Penetasan telur Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva, untuk itu telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan kemudian diinkubasikan dalam media penetasan dalam wadah khusus sehingga disebut wadah penetasan. Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember besar. Pemeliharaan larva dan benih Pemeliharaan



larva



merupakan



kegiatan



yang



paling



menentukan



keberhasilan suatu pembenihan, hal ini disebabkan sifat larva yang merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, sehingga pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling sulit. Pemeliharaan larva dan benih meliputi persiapan wadah, penebaran larva, pemberian pakan dan pengelolaan air. Kultur pakan alami Pakan alami (live food) merupakan salah satu jenis pakan yang digunakan dalam bidang akuakultur. Selain pakan alami dalam akuakultur dikenal pakan buatan dan pakan tambahan. C. Persyaratan Umum Usaha Pembenihan Ikan Tujuan pembenihan komersial adalah untuk menghasilkan jumlah maksimum benih sehat dalam waktu sesingkat mungkin. Pembesaran larva atau benih yang efisien bergantung pada kualitas dan asupan pakan, frekuensi makan dan persyaratan kondisi lingkungan yang optimal serta pengalaman pengelola dan pelaksana disebuah usaha pembenihan. Tidak mungkin memberikan desain hatcheri yang spesifik, karena situasi di setiap peternakan itu unik. Namun, setidaknya ada persyaratan khusus untuk pembenihan yang perlu diperhatikan. Manajemen pembenihan harus diawali dengan perencanaan, lalu dibentuk unit organisasinya dengan menentukan kapasitas dan kelengkapan. Setelah itu teknologi



pada



metode



pembenihan



dioperasikan



dengan



pengawasan,



pemantauan, dan evaluasi. Yang perlu dipersiapkan bagi pembangunan usaha pembenihan ikan, yaitu:



4



1. SDM: kemampuan tenaga kerja, etos kerja, pengaturan kerja (waktu dan jumah tenaga), kesejahteraan (asuransi, dll). 2. SDL: kebijakan pemerintah (POLEKSOSBUD HANKAM), lingkungan yang dieksploitasi. 3. SDA: biota yang diusahakan (biologi, siklus hidup, pakan, dll) yang menyangkut reproduksi, fase pertumbuhan, makanan, dan kebutuhan lingkungan. Persyaratan Umum yang diperlukan dalam usaha pembenihan ikan, yaitu: a) Lokasi, terdiri dari kriteria teknis dan sosial budaya. -



Kriteria teknik: ketinggian dan kemiringan tempat, tanah, sifat fisika dan kimia air, sumber air.



-



Kriteria sosial ekonomi: daerah pengembangan yang cukup luas, persyaratan jenis ikan, pemasaran, sarana, perkembangan kota dan industri.



b) Sarana dan kelengkapan, yang efektif dan efisien. -



Suplai air yang bersih : bak sedimentasi, bak filter, bak air bersih.



-



Sistem perolehan air : melalui pipa; membuat sumur



-



Sistem suplay air tawar : Bak sedimentasi, bak air tawar bersih



-



Sistem suplai udara



-



Sistem drainase



-



Fasilitas produksi benih : bak/kolam



-



Fasilitas penunjang : generator, pompa udara, pompa air laut, pompa air tawar, penganalisis air.



c) Metode pembenihan, berupa fase tahapan kerja dengan menggunakan aplikasi teknologi berdasarkan jenis biota.



5



1. Tata Letak Dan Konstruksi Kolam Pembenihan Tata letak kolam merupakan syarat penting di dalam usaha pembenihan dan erat hubungannya dengan rencana kapasitas produksi serta jenis teknologi yang diterapkan dalam skala usaha. Untuk kelancaran kegiatan operasional pembenihan, tata letak bangunan, perkakas, dan peralatan harus disesuaikan dengan fungsi dan urutan kerjanya. Bangunan yang termasuk sebagai sarana pokok harus terpisah dari bangunan sarana penunjang dan pelengkap. Sebagai contoh, kolam pemijahan atau penetasan, pemeliharaan calon induk, pendederan, penampungan benih, dan kolam treatment, harus dikelompokkan dalam satu wilayah agar terhindar dari kemungkinan cemaran kegiatan lain. Saluran air ke sarana pokok harus dibangun sedemikian rupa agar dapat menyalurkan media langsung dari sumber air yang sudah terjamin kualitasnya dan sesuai dengan persyaratan kesehatan telur, larva, benih, dan induk. Untuk saluran pembuangan dari wilayah saranan pokok harus langsung masuk ke saluran induk pembuangan.



2.Kolam Pemijahan Kolam pemijahan harus memenuhi persyaratan fisik dan higienies. Hal yang perlu diperhatikan untuk konstruksi kolam pemijahan adalah: 1. Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air media secara permanen 2. Kolam harus mudah diisi air dan dikeringkan dalam waktu yang relatif singkat, terletak di tempat tertinggi dalam lokasi 3. Luas kolam dapat berukuran 50-1000m2 atau dapat berukuran 7 x 7 m 4. Bentukkolam sebaiknya empat persegi panjang 5. Dasar kolam dibuat miring ke arah pengurasan, berkisar antara 20-30 cm. 6. Kedalaman kolamberkisar 0,5 – 1,2 m 7. Tempat pemasukan dan pengeluaran air dapat berbentuk monik atau pipa sifon 8. Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok 9. Konstruksi kolam baru memungkinkan untuk dibersihkan secara sempurna,



6



agar kolam tetap dalam kondisi higienis



3. Kolam penetasan Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan, bahkan seringkali kegiatan menggunakan kolam pemijahan. Pada saat digunakan untuk kolam penetasan, kolam penetasan dilengkapi dengan pipa-pipa penyalur air



ke



seluruh



bagian



kolam



sehingga



semua



telur



dapat



terairi.



4. Kolam Pendederan Kolam pendederan merupakan unit yang menerima benih dari kolam penetasan. Kolam pendederan ini ada yang disebut pendederan I, II, dan III yang pada prinsipnya sama bentuk dan ukurannya, hanya ukuran dan jumlah ikan yang dipelihara di dalam setiap kolam berbeda. Hal-hal yang peru diperhatikan dalam pembuatan konstruksi kolam pendederan, antara lain adalah : 1. Bentuk kolam disesuaikan dengan keadaan tempat. Apabila memungkinkan sebaiknya berbentuk empat persegi panjang 2. Agar mudah dalam pengelolaan kolam dan pemanenan benih, sebaiknya kolam pendederan pertama berukuran 100-500 m2, dan kolam pendederan lanjutan 5002000m2 per petak 3. Penampang melintang pematang berbentuk trapesium dengan kemiringan 1 : 1 (tanah lempung). Lebar atas 75-100cm dan ketinggian pematang 1,00-1,30 m 4. Tempat pemasukan air perupa pipa yang dilengkapi dengan saringan dan pengatur debit air 5. Tempat pengeluaran air berbentuk monik atau bentuk lain yang memungkinkan kecepatan dan volume air yang dikeluarkan dapat diatur terutama pada saat pemanenan. 6. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan merupakan bagian dari saluran dasar di depan tempat pengurasan, yang bentuknya melebar dan berfungsi sebagai petak penangkapan benih. Dasar kolam dibuat miring ke arah saluran dasar dan tempat pengurasan. 7. Kedalaman kolam 1-1,5 meter dan kedalaman air 40-60cm



7



8. Permukaaan kolam harus mendapat sinar matahari sepanjang hari 9. Dasar kolam harus berupa tanah gembur, berlumpur subur yang cukup tebal (520cm) dan tidak porous 10. Selisih ketinggian tanah dasar kolam antara pintu pemasukan dan pintu pengeluaran berkisar anatar 20-30 cm



5. Kolam Penampungan Benih Kolam ini harus memenuhi syarat biologis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konstrukai kolam penampungan benih, antara lain adalah: 1. Bahan yang digunakan harus tidak mencemari air kolam dan mudah dibersihkan dari zat kimia yang diberikan pada saat treatment 2. Luas kolam 500-2000m2, kedalaman air 50-70cm, dan debit air 10-15 lt/detik 3. Bentuk kolam empat persegi panjang atau bentuk lain yang dengan kondisi dan efisiensi tempat 4. Bentuk penampang pematang adalah trapesium sama kaki dengan kemiringan 1:1. Ukuran sisi atas 1-1,5 m dengan tinggi 1-1,5 meter; sedangkan dasar pematang disesuaikan dengan kemiringannya 5. Pematang yang tingginya lebih dari 1 m, sebaiknya diberi anak pematang (berm) sebagai penguat 6. Bagian pematang yang tidak terkena air ditandai rumput untuk menghindari erosi 7. Tempat pemasukan air dan pengeluaran air dapat mengaur ketinggian perkukaan air kolam 8. Pintu air masuk dan pengeluaran sebaiknya tidak berhadapan tetapi diagonal 9. Dasar kolam berupa tanah gembur, berlumpur subur yang cukup tebal, dan tidak porous. 10. Selisih antara ketinggian tanah dasar kolam pada pintu masuk dan pintu keluar antara 20-30 cm.



8



6. Kolam Pemeliharaan Terdiri dari kolam induk betina dan kolam indukjantan. Luas tiap petakan 500-1000m2. Lebih besar dari itu biasanya akan menyulitkan penangkapan pada saat akan menyeleksi induk. Jumlah kolam induk atau luasan keseluruhan kolam induk ditentukan oleh banyaknya induk yang dipelihara dan intensitas pengelolaan budidaya. Jika kolam itu hanya tergantung dari hasil pemupukan dan makanan tambahan berupa dedak, maka untuk setiap 100kg induk memerlukan luas 150-200m2. Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang tetapi jika bentuk lain maka harus diusahakan agar menggunakan tanah secara efisien dan ikan-ikan mudah ditangkap. Penampang melintang kolam berbentuk trapesium dengan ukuran lebar atas 1-1,5 m, ketinggian 1-1,5 m, dan kemiringan 1:1 (tanah lempung). Aktivitas ikan ketika mencari makanan seringkali merusak pematang. Oleh karena itu, bagian dalam pematang harus dilapisi dengan bambu, papan, tembok,



atau



bahan



lainnya



yang



dapat



memperkuat



pematang.



Dasar kolamdibuat miring ke arah pembuangan air. Tempat pemasukan air berupa pipa yang dilengkapi dengan tempat pemasangan saringan dan panen-panen pengatur debit air. Tempat pembuangan air berbentuk kotak yang terdiri dari pipa penyalur air dan bangunan berbentuk kotak tempat saringan dan panen-paenn pengatur ketinggian air. Untukkolam seluas 1000m2 memerlukan sebuah monik dengan ukuran lebar mulut 75 dan pipa penyalur berdiameter 6 inc.



9



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Usaha Pembenihan Ikan merupakan suatu usaha yang menjanjikan untuk digeluti waktu sekarang, kebutuhan akan ikan yang tinggi dipasaran, membuat terbuka kesempatan untuk berwirausaha di sektor peternakan ikan. Pasar ikan yang stabil membuat peternakan budidaya ikan diminati. Usaha Pembenihan ikan sangat mudah dikembangkan merupakan salah satu faktor pendukung untuk kemajuan budidaya pada sektor perikanan, dan tingkat ketahanan beberapa ikan terhadap perubahan cuaca yang baik mendukung berkembang cepatnya dan kemudahan peternak untuk menjadikan usaha pembenihan ikan menjadi pilihan yang tepat untuk usaha.



10



DAFTAR PUSTAKA Henk Stander, Division of Aquaculture, Faculty of Forestry and Agricultural Sciences, University of Stellenbosch. Mansyur, Abdul dan Tonnek S. 2003. Prospek Budi Daya Ikan dalam Karamba Jaring Apung Laut dan Muara Sungai. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. XXII (3). Murtidjo, B.A . 2002. Budidaya Dan Pembenihan ikan. Kanisius. Yogyakarta. Tarwiyah. 2001. Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta. Yanto, H. 2012. Kinerja MS-222 dan Kepadatan Ikan Botia (Botia macracanthus) yang Berbeda Selama Transportasi. Jurnal Penelitian Perikanan. Vol. I (1).



11