Makalah Pendidikan Aliran Naturalisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Pendidikan mulai ada sejak adanya makhluk manusia yang pertama. Anak didik merupakan obyek utama dari pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai peranan penting dan besar serta bermanfaat dalam mencapai keberhasilan perkembangan anak didik. Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat. Untuk tercapainya tujuan yang mulia itu maka dibutuhkan teori yang menunjuk kepada bentuk asas-asas pendidikan. Dalam dunia pendidikan dikenal adanya aliran-aliran pendidikan yang telah ada sejak awal hidup manusia, setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda atau generasi keturunan yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Aliran pendidikan naturalisme adalah salah satu bentuk dari aliran-aliran pendidikan. Di dalam aliran tersebut ada beberapa peranan atau faktor yang terkait dengan pendidikan atau perkembangan anak.



B.



Rumusan Masalah



1. Apakah pengertian aliran naturalisme pendidikan ? 2. Apakah pendapat para ahli mengenai aliran naturalisme pendidikan ? 3. Bagaimana penerapan aliran naturalisme pendidikan ? C.



Tujuan



1. Untuk mengetahui pengertian aliran naturalisme pendidikan. 2. Untuk mengetahui pendapat para ahli tentang aliran naturalisme pendidikan. 3. Untuk mengetahui penerapan aliran naturalism dalam pendidikan.



1



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian aliran naturalisme pendidikan Naturalisme berasal dari kata “nature” yang berarti alami dan “isme” berarti paham. Aliran ini dipelopori oleh J.J.Rousseau. Aliran ini menjelaskan bahwasanya segala sesuatu yang alamiah(pembawaan) cenderung baik sehingga pendidikan internal adalah pendidikan yang paling baik sedangkan pendidikan eksternal memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap perkembangan anak. Anak memiliki kebebasan yang sebebas bebasnya untuk mengekspresikan diri menurut kodrat yang baik. Tidak boleh pendidik memerintah, melarang, memberi hukuman atau hadiah, menuntut ketaatan,ketekunan,menanamkan kebiasaan dan sebagainya kepada peserta didik. Alamlah yang memimpin dan memerintah anak didik. Dalam pendidikan seorang anak hanya boleh mendapat hukuman dari alam. Aliran ini menggunakan pendidikan tak disengaja karena ia membiarkan anak berkembang sendiri tanpa pengaruh. Pendidikan tak punya kuasa, alamlah yang berkuasa. Pembawaan ini disebut juga bakat. Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis yang dimiliki seseorang. Bakat merupakan warisan dari orang tua, dan selebihnya berasal dari nenek-kakek dan moyangnya dari kedua belah pihak(ibu atau bapak). Pembawaan ini berupa potensi-potensi yang tersimpan dalam diri anak. Berkembang atau tidaknya potensi ini masih bergantung pada faktor lain. Tetapi tanpa adanya potensi ini tidak mungkin terjadi perkembangan. B. Pandangan para ahli tentang naturalisme a. J.J. Rousseau (1712-1778) J.J. Rousseau berpendapat bahwa alat pendidikan meliputi kebebasan,kemerdekaan sebagai konsekuensi gagasannya bahwa alam atau kodrat anak adalah baik tanpa kekangan sesuatu apa. Hal ini juga dijelaskan di dalam bukunya yang berjudul emile ou de I’education mengenai pendidikan,berupa roman dengan pelaku utamanya Emile sebagai anak didik 2



dan pelaku kedua Sophie calon istrinya. Buku emile diperuntukkan pendidikan kalangan masyarakat tinggi. Jilid pertama berisi perawatan jasmani anak-didik Emile sampai berumur 2 sampai 12. Jilid kedua berisi pendidikan intelek bagi umur 12 sampai 15. Jilid keempat berisi pendidikan akhlak dan agama bagi puber dalam umur 15 sampai 20. Jilid kelima berisi pendidikan wanita (Sophie) dan kesusilaan. Gagasan dasar yang dikembangkan J.J.Rousseau dan tercantum sebagai kalimat utama romannya yaitu: “semua adalah baik dari tangan pencipta, semua menjadi buruk di tangan manusia”. Semboyannya dalam usaha pendidikan sesuai dengan gagasan dasar tersebut adalah kembali pada alam atau kodrat. b. F.W.A.Frobel (1782-1852) Sebagai seorang anak pendeta agama kristen dan seorang yang mencintai seluruh alam ia berpandangan bahwa : 1. Seluruh alam ini berasal dari tuhan, dikuasai oleh tuhan dan menuju tuhan (dari tuhan, oleh tuhan dan untu tuhan). 2. Antara seluruh yang ada ini terdapat suatu perhubungan yang erat dan seluruh kehidupan merupakan kesatuan yang bulat Alles Laben ein Einiges. 3. Anak menurut kodratnya baik. Sifat jelek timbul karena ada yang salah atau kurang pengertian. c. J.A. Comenius (1592-1670)q Pandangan Comenius mengenai pendidikan sejalan dengan pandangan hidupnya sebagai seorang kristen. Pandangan hidupnya seara singkat dituturkan sebagai berikut : 1. Manusia diciptakan oleh tuhan dan untuk tuhan 2. Manusia ditempatkan diatas segala makhluk dan diciptakan sebagai makhluk yang berpikir. Akibat pandangan tersebut ia berpendapat bahwa anak harus dipersiapkan untuk kembali ke tuhan. Dalam mendidik dan mengajar Comenius memakai contoh seluruh 3



alam besar sebagai macro-comos yng selalu berjaln tertib. Tuhan memberi contoh dalam mengembangkan tumbuhan, hewan dan manusia. Manusia hanyalah mcro-cosmos yag dalam bentuk kecil sepadan dengan macro-cosmos. Ia berkata “ Kita melihat ciri alam yang berkembang sebagai berikut “ 1. Segala berkembang dari alam 2. Perkembangan alam teratur, tidak meloncat-loncat melainkan maju setingkat demi setingkat. 3. Alam berkembang tidak tergesa-gesa melainkan menuggu waktu yang tepat sambil mengadakan persiapan. Terdapat  5 (lima) tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Harbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa Yang Paling Berharga?” Kelima tujuan itu adalah: 1. Pemeliharaan diri 2. Mengamankan kebutuhan hidup 3. Meningkatkan anak didik 4. Memelihara hubungan sosial dan politik 5. Menikmati waktu luang Spencer juga menjelaskan 6 (enam) prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adala 1. Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam 2. Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik 3. Pendidik harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak 4. Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan 5. Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak 6. Praktik mengajar adalah seni menunda 7. Metode intruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif 8. Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun



dilakukan



hukuman,



hal



itu



harus



dilakukan



secara 4



sistematik(http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/21/penerapanaliran-naturalisme-dalam-pembelajaran-3/). Sebaliknya menurut Tabularasa adalah bahwa anak yang dilahirkan itu keadaanya masih bersih, tidak mengandung apa-apa, tidak ada pembawaan apa-apa, anak lahir di umpakan seperti sehelai kertas putih bersih masih kosong. Akan ditulisi apa kertas itu, akan digambari yang bagaimana kertas itu, terserah kepada si pendidik. Si pendidik bisa berbuat apa saja yang ia ingini di atas kertas yang masih bersih itu. Si pendidik bisa menjadikan anak didik itu apa saja. Dengan demikian,disini dapat di katakan, bahwa pendidik itu maha kuasa(drs.Amir Danien Indrakusuma,1973 hal.85) C. Peranan dalam aliran naturalisme pendidikan atau perkembangan anak didik Dimensi utama dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Dimensi kedua dari filsafat pendidkan naturalisme yang juga dikemukakan oleh Comenius adalah penekanan bahwa belajar merupakan kegiatan mealui indra. Fenomena menarik di bidang pendidikan yang menjadikan alam sebagai tempat dan pusat kegiatan pembelajaran. Para siswa menyatu dengan alam sebagai tempat belajar memuaskan keinginantahuannya sebab mereka secara langsung berhadapan dengan sumber dan materi pembelajaran secara riil. Di alam mereka akan melihat langsung bagaimana sapi merumput, burung berkicau, sejuknya air, harum bunga, memetik sayur dan buah. Mereka belajr dengan nyaman, asyik, dan menyenangkan sehingga informasi terekam dengan lebih baik dalam ingatan para siswa. Melalui prosis eksplorasi diatas, para siswa telah melakukan apa yang dikenal dengan istilah global learning (belajar global) sebuah cara belajar yang begitu efektif dan alamiah bagi manusia karena belajar akan lebih efektif manakala para siswa melihat, mendengar, merasa, mengalami dan mempratekkan secara langsung apa yang mereka pelajari(http://aanisahfathin.wordpress.com/2011/12/22/77/.).



Penutup 5



1. Kesimpulan Aliran naturaalisme memandang bahwa anak diciptakan oleh penciptanya itu baik sedangkan lingkungan itu buruk. Oleh karena itu, anak harus belajar dari alam untuk terus menjadi baik. Hal ini didukung oleh beberapa ahli seperti J.J.Rousseau ,F.W.A.Frobel dan J.A. Comenius. Saat ini airan naturalisme diterapkan sebagai salah satu model pendidikan. Hal ini dilakukan guna memberikan pengetahuan yang seluasluasnya kepada anak tentang alam dan anak mampu belajar dengan alam. 2. Saran Dari pembahasan diatas penulis memberikan saran kepada pembaca khususnya bagi calon pendidik. Seorang clon pendidik yang baik diharapkan bukan hanya bisamengajar tetapi juga mampu mendidik dan membimbing anak untuk banyak belajar dari alam. Sehingga anak belajar dengan baik karen anak melihat, mendengr, merasakan, mengalami dan mempraktikkn secara langsung apa yang mereka pelajari.



Daftar Pustaka



6



Mudyahardjo, Redja. 2001. Ppengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Indrakusuma, Amir Daien, Drs. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Soejono, Ag. 2005. Aliran Baru dalam Pendidikan. Bandung: CV Ilmu http://aanisahfathin.wordpress.com/2011/12/22/77/ Afidburhanuddin. 2013. Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pembelajaran. http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/21/penerapan-aliran-naturalisme-dalampembelajaran-3/ (diakses 15 juni 2014)



7