Makalah Pengawasan Kantor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN PERKANTORAN “PENGAWASAN KANTOR”



DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Drs. EKAWARNA, M.Psi. Drs. H. ARPIZAL, M.Pd.



KELOMPOK ENAM (VI) : 1. ELFA SUCI MAHARANI



(A1A117018)



2. AJI NUR KUMARUDDIN



(A1A117020)



3. SRI WAHYUNI



(A1A117058)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI



2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengawasan Kantor”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perkantoran. Dalam makalah ini mengulas tentang sistem dan sasaran control, perancangan dan pengendalian formulir, penyederhanaan pekerjaan, serta penyederhanaan pengawasan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.



Jambi. April 2020



Penulis



iii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL........................................................................................... i KATA PENGANTAR........................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iii BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2 BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................. 3 A. Sistem dan Sasaran Kontrol.................................................................... 3 B. Perancangan dan Pengendalian Formulir................................................ 5 C. Penyederhanaan Pekerjaan...................................................................... 8 D. Penyederhanaan Pengawasan.................................................................. 10 BAB III : PENUTUPAN..................................................................................... 13 A. Kesimpulan............................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengawasan (Controlling) merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah perencanaan



(planning),



pengorganisasian



(organization),



penggerakan



(actuating). Perencanaan adalah proses untuk mengamati dan mengevaluasi secara terus – menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun. Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang, dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan tujuan, visi, dan misi perusahaan. Didalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Dengan adanya pengawasan, maka organisasi akan terus berjalan dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik, tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut. Beda pengawasan dengan pengendalian adalah pada wewenang dari pengembang kedua istilah tersebut. Pengendalian memiliki



1



wewenang turun tangan yang tidak dimiliki oleh pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali. Pengendalian lebih luas daripada pengawasan. Pengawasan sebagai tugas disebut supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas sekolah ke sekolahsekolah yang menjadi tugasnya. Kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor di sekolah yang dipimpinnya. Di lingkungan pemerintahan, lebih banyak dipakai istilah pengawasan dan pengendalian. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana sistem dan sasaran control pengawasan kantor? 2. Bagaimana perancangan dan pengendalian formulir kantor? 3. Bagaimana penyederhanaan kerja dalam kantor? 4. Bagaimana pengederhanaan pengawasan kantor? C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui sistem dan sasaran control pengawasan kantor 2. Untuk mengetahui perancangan dan pengendalian formulir kantor 3. Untuk mengetahui penyederhanaan kerja dalam kantor 4. Untuk mengetahui pengederhanaan pengawasan kantor



2



BAB II PEMBAHASAN A. SISTEM DAN SASARAN KONTROL 1. Pengawasan Kualitas Salah satu bidang yang penting untuk mana pengawasan diterapkan dalam kantor adalah kualitas pekerjaan. Kualitas yang kurang baik menghalang-halangi pelayanan kantor yang penting. Surat yang kurang baik, formulir kantor yang kurang tepat, dan kesalahan dalam memberikan data biaya mengurangi efektivitas pengurusan informasi. Pada umumnya kekurangan akan pengawasan yang memadai mengenai kualitas dapat mengakibatkan 3 macam kerugian. Kesalahan pekerjaaan tatausaha dapat mengakibatkan pembuatan keputusan yang salah. Kegagalan mengolah suatu pertanyaan dnegan tepat dapat mengakibatkan kerugian penjualan seorang langganan. Juga kualitas yang kurang baik dapat mengakibatkan hilangnya waktu dan uang termasuk dalam mendapatkan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kantor. Sering kerugian ini tidak diperhatikan. Adapun Teknik Pengawasan Kualitas adalah sebagai berikut: a. Inspeksi total, berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja atau tugas yang dilakukan oleh pegawai dan menjelaskan apakah standart kualitas minimum sudah tercapai, dan bila belum, bagaimana memperbaikinya. Namun teknik ini kurang efektif jika frekuensinya terlalu sering, apalagi tanpa alasan yang kuat, karena pegawai akan merasa terlalu diawasi sehingga membuat suasana kerja tidak kondusif. b. Pengecekan pada area tertentu, dilakukan melalui pengecekan kinerja pegawai di suatu departemen atau divisi tertentu, seperti departemen keuangan, yang dilakukan secara periodik. Penggunaan komponen statistk akan menambah validitas data yang diperoleh dalam fungsi pengawasan. c. Pengontrolan kualitas dengan statistik. Apabila inspeksi total belum diperlakukan pengecekan pada divisi tertentu tidak terlalu akurat, manajer administrasi dapat menggunakan teknik ini dengan memakai data yang



3



berbasis sample yang dipilih untuk memfaliditas dan realibilitas hasil pengukuran. d. Kesalahan nihil, merupakan teknik prefentif terhadap potensi kesalahan yang dilakukan oleh pegawai sejak pertama kali mengerjakan tugasnya. Hal ini juga dapat memotifasi pegawai untuk selalu bebas dari kesalahan. Ketika teknik ini diterapkan, mereka seyogyanya diberikan imbalan yang setimpal atas tiadanya kesalahan yang dilakukan dan peningkatan kinerja yang telah dilakukan. 2. Pengawasan Kuantitas Pengawasan



kuantitas



yang



diterapkan



pada



prosedur



perkantoran



berhubungan dengan jumlah kertas yang diproses atau sejumlah pekerjaan yang dilakukan pada tiap kertas. Pengawasan kuantitas merupakan bagian terpenting dari semua usaha pengawasan manajerial dalam suatu kantor. Apabila pekerjaan kantor telah dikerjakan secara efisien, maka informasi yang penting harus dikendalikan dengan cara yang sebaik-baiknya. Pekerjaan yang benar-benar tidak diperlukan atau kurang baik diselesaikan harus diselidiki dan dibenarkan kondisinya sebagai akibat praktek-praktek pengawasan kuantitas dalam kantor. Untuk mengontrol fluktuasi pekerjaan kantor, bebrapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain : a. Over time, banyak perusahaan yang menambah jam kerja atau lembur untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan deadline yang terbatas atau karena volume pekerjaan menumpuk. b. Temporary help, jika penambahan jam kerja kurang memadai atau kurang tepat dilakukan, pemakaian tenaga temporer dalam menghadapi peak season dapat dilakukan. c. Part-timer help jika fluktuasi terjadi secara regular, menyewa tenaga paruh waktu juga dapat dilakukan. d.



Floating work unit. Beberapa organisasi telah mengembangkan unit kerja yang akan dipakai jika mereka memang diperlukan dalam penyelesaian proyek dengan volume kerja yang tinggi atau time limit yang terbatas.



4



e. Cycle biling. Banyak organisasi yang mempunyai jumlah pelanggan yang besar mengimplementasikan teknik ini untuk mengurangi antrian layanan yang akan dilakukan.



B. PERANCANGAN DAN PENGENDALIAN FORMULIR 1. Definisi dan Macam Formulir Kantor Formulir kantor adalah  selembar kertas atau lebih yang digunakan untuk mencatat



kegiatan



kantor



yang



repetitif



atau



berulang-ulang



dengan



mencantumkan instruksi atau pertanyaan mengenai urutan data atau informasi yang harus diisi atau dilengkapi oleh penggunanya untuk kemudian diteruskan pada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengolah dan membuat keputusan atas data dan informasi tersebut. Dalam arti sempit, formulir dapat diartikan sebgai bukti transaksi atau sering juga disebut dokumen. Dalam arti luas, formulir dapat diartikan secarik kertas yang telah diatur formatnya sedemikian rupa untuk diisi sesuai dengan kebutuhan tertentu. Dengan meluasnya pemakaian komputer, maka pemakaian formulir elektronik juga semakin banyak. Dalam hal ini, formulir dapat diartikan sebagai ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk menampung data yang akan diolah dalam pengolahan data elektronik. Formulir adalah lembaran atau surat yang harus diisi. Jenis formulir bermacam-macam, diantaranya formulir pendaftaran, kartu keluarga, wesel pos, kartu pos, daftar riwayat hidup, selip tabungan, dan lain-lain. (Ifa iklassiyah, 2010). Formulir kantor dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Formulir intern, yaitu formulir yang digunakan dalam lingkungan perusahaan. Contoh: Tiket-tiket biaya, formulir pengeluaran, order pabrik, permohonan bahan, data penjualan, ket mgnai hasil pekerjaan pegawai. b. Formulir ekstern, yaitu formulir yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar perusahaan. Contoh: order pembelian, faktur-faktur.



5



2. Tujuan dan Manfaat Formulir Kantor Formulir merupakan catatan kantor yang paling banyak digunakan oleh kantor. Formulir membantu dalam kelancaran kegiatan operasional kantor karena mempunyai tujuan dan manfaat yang besar bagi para penggunanya. Menurut Sudarmayanti, tujuan dan manfaat dipergunakannya formulir oleh setiap kantor adalah: a. Mengurangi kesibukan mengutip atau menyalin kembali keterangan yang sama/berulang-ulang. b. Mengadakan keseragaman atau pembakuan kerja. c. Mempermudah dalam pengklasifikasian data d. Mempermudah tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja. e. Sebagai alat pemberian instruksi f. Sebagai alat perencanaan g. Sebagai alat pengawasan dan evaluasi.



3. Pertimbangan Dalam Disain Formulir Kantor Formulir harus dibuat dengan metode yang ekonomis namun tetap mempertahankan kualitas formulir. Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu formulir adalah: a. Pertimbangan Fungsional 1) Tujuan dari formulir 2) Informasi yang perlu dimasukkan dalam formulir 3) Identifikasi secukupnya 4) Jenis barang menurut urutan yang logis 5) Bentuk umum formulir 6) Jumlah kopi/tembusan. b. Pertimbangan fisik 1) Tinta 2) Cetakan 3) Kertas yang digunakan 4) Metode untuk membuat kopi/ tembusan karbon



6



4. Pengendalian terhadap formulir kantor Pengawasan formulir perlu dilakukan guna mengatasi ketidakefisienan penggunaan formulir dalam suatu kantor.  Pengendalian formulir merupakan metode untuk membatasi, mengarahkan, mengatur  penggunaan formulir kantor. pengendalian formulir a. mencegah jangan sampai adanya formulir yang digunakan tidak sebagaimana mestinya b. mencegah jangan sampai ada formulir yang diubah tanpa persetujuan sebelumnya. c. mencegah jangan sampai ada formulir yang beredar tanpa sepengetahuan yang berwenang Menurut Winardi, pengendalian formulir dapat dilakukan melalui: 1. Sentralisasi pekerjaan. Guna mensentralisasi formulir maka tindakan yang perlu dilakukan adalah: a. Umumkan kepada pegawai mengenai unit yang berwenang mengendalikan formulir, fungsi-fungsi dan wewenang unit tersebut b. Bekukan semua aktivitas dalam bidang formulir pada “status quo-nya”. Setiap penambahan, perubahan atau pembelian harus dirundingkan dan disetujui oleh unit yang berhak mengendalikan c. Kumpulkan minimal 2 buah fotocopy formulir tersebut dalam arsip sentral. d. Buatlah sebuah daftar terperinci untuk semua formulir yang menunjukkan nomor formulir, nama formulir, dan cantumkan nama relevansi (jika form tsb dibeli dari pihak luar). Sebaiknya mempergunakan kode sederhana untuk identifikasi formulir. Misalnya:     C   menunjukan kartu (card)             E   menunjukan amplop (envelope)             P   menunjukan alas (pad)             S   menunjukan sheet tunggal (sheet)             T   menunjukkan label (tag)



7



            X   menunjukan hal kontinyu                 A   menunjukan 25 sheet atau set             B   menunjukan 50 sheet atau set Contoh: F9-45PC menunjukkan formulir pada gedung 9, nomor 45 yang disediakan dalam jumlah/alas 100 sheet. 2. Analisis, setiap formulir perlu dianalisis guna menentukan apakah formulir tersebut dapat dihapuskan, dikombinasikan atau diperbaiki. 3. Standarisasi, dikatakan



standar



jika



formulir



tsb



telah



sesuai  



dengan kebutuhan  perusahaan



C. PENYEDERHANAAN PEKERJAAN 1. Definisi Penyederhanaan Kerja Menyederhanakan berarti membuat suatu system yang ruwet atau pekerjaan yang sukar manjadi lebih mudah atau ringan. Model penyederhanaan kerja menggambarkan seperangkat pedoman umum untuk menganalisis sistem. Konsep penyederhanaan kerja adalah filosofi dasar bahwa semua operasi kerja dapat menjadi cara yang lebih baik untuk melakukan setiap tugas. Dasar model penyederhanaan kerja dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan dengan katakata kunci dikapitalisasi, Ketika program penyederhanaan kerja dimulai di kantor, urutan logis dari langkah ini diikuti dalam rangka untuk memfasilitasi analis mengumpulkan informasi tentang apa pekerjaan yang sedang dilakukan. satu set langkah- langkah berurutan berikut, selama waktu pertanyaan analis di mana dan kapan pekerjaan dilakukan, yang melakukan pekerjaan, dan bagaimana itu dilakukan. Setiap langkah dalam urutan adalah diikuti oleh permintaan untuk alasan eksplisit mengapa pekerjaan dilakukan dengan cara tertentu serta bagaimana hal itu harus dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan ini bermaksud untuk mengungkap fakta-fakta yang memiliki bantalan yang paling untuk studi sistem ke diidentifikasi, langkahlangkah teratur, yang membuat masalah pemecahan tugas-tugas lebih mudah



8



untuk menyelesaikan. Dengan waktu yang cukup, kesabaran, dan perhatian terhadap detail, analis dapat mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dasar yang memerlukan jawaban jika sistem ini adalah untuk ditingkatkan. Seperti peningkatan hasil yang lebih baik, lebih cepat, lebih nyaman, lebih sederhana, dan metode yang kurang mahal dari melakukan pekerjaan.Sebuah diskusi tentang teknik yang digunakan dalam pekerjaan. 2. Tujuan dari Penyederhanaan Kerja Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll). 3. Asas Penyederhanaan Menyederhanakan berarti membuat suatu system yang ruwet atau pekerjaan yang sukar manjadi lebih mudah atau ringan, palaksanaan asas ini sebagai berikut: a. Pedoman tentang tata cara. Tata cara dari suatu karaja perkantoran hendaknya memiliki yang benar-benar menghemat sumber-sumber kerja, yaitu cara-cara yang termurah. b. Pedoman tentang perlengkapan tata usaha. c. Segenap perlengkapan tatausaha dari material sampai mesin dan perabot kantor sejauh mungkin hendaknya di usahakan standardisasi untuk memudahkan pengadaan. d. Pedoman tentang pengorganisasian tatausaha.  4. Langkah-Langkah Penyederhanaan Kerja a. Memilih kegiatan kerja, yaitu kegiatan yang tidak efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki. b. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan, informasi yang berkaitan dengan urutan kegiatan, gerakan- gerakan kerja, layout dll. c. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah- langkah yang tidak efisien dicari sebab- sebabnya.



9



d. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik. Diusulkan yang dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba. e. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru. Mengaplikasikan alternatif yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi. 5. Contoh Penyederhanaan Kerja a. Ambil data dan surveylah secara menyeluruh tentang sistem kerja yang ada, termasuk sub-sub sistem pendukungnya, siapa yang terkait, arus kerja seperti apa, Catatlah semua fakta yang ada. b. Analisalah data dan fakta yang ada, bila mengkin gunakan simbol-simbol yang ada pada flow chart, gunakan juga metode-metode lain seperti : Diagram pohon, organization da method, data flow diagram, dsb, sehingga diketahui akar permasalahan. c. Tentukanlah metode yang tepat, alat dan mesin yang digunakan, prosedur baru yang akan diterapkan dan form-form baru (bila memeng berubah agar sesuai dengan metode baru) dsb. d. Implementasikan. Sosialisasikan cara baru tersebut dan terapkan secara perlahan-lahan tahap demi tahap, sehingga dapat diterima oleh semua pihak. e. Evaluasi Secara periodik lakukan evaluasi terhadap metode baru tersebut bersama-sama dengan tim dan sesuaikan dengan kondisi yang ada tanpa merubah tujuan penyederhanaan arus kerja. D. PENYEDERHANAAN PENGAWASAN 1. Unsur – unsur Pengawasan Untuk menyederhanakan pengawasan, maka perlu diketahui hal apa saja yang perlu di awasi. Menurut Quible (2001), jika unsur-unsur dibawah ini dihilangkan maka akan berpengaruh terhadap proses pengawasan yang kurang optimal, unsur tersebut ialah : a. Faktor yang diawasi. Sebelum pengawasan dilakukan, pengawas sebaiknya diberikan pemahaman mengenai faktor apa yang akan diawasi.



10



b. Melakukan



identifikasi



terhadap



hasil



yang



telah



diharapkan.



Mengindentifikasi parameter yang kurang atau tidak jelas mengenai hasil yang diinginkan. c. Pengukuran terhadap kinerja. Sebelum membandingkan hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan, hasil aktual terlebih dahulu harus diukur. d. Melakukan pembenahan. Jika hasil aktual kurang atau lebih kecil dari hasil yang diharapkan, sebaiknya melalukan koreksi untuk mengurangi gap yang terjadi. 2. Proses-proses Pengawasan Dalam pengawasan terdapat proses-proses, proses tersebut ialah : a. Perencanaan Strategi (programming). Pada proses perencanaan ini perusahaan atau organisasi memilih program yang akan mereka lakukan serta memperkirakan sumber daya untuk pengalokasian setiap program yang sudah ditentukan. b. Penyusunan Anggaran (budgeting). Pada proses penyusunan anggaran ini organisai merencanakan program secara terperinci, dinyatakan dalam satu moneter untuk periode tertentu dan biasanya pada hal ini dalam waktu satu tahun. Anggaran ini sesuai dengan anggaran yang sudah dikumpulkan dari pusat pertanggung jawaban. c. Pelaksanaan Anggaran (operating). Pada proses pelaksanaan anggaran ini yang dilakukan ialah pencatatan hal yang mengenai sumber daya yang digunakan dan hasil dari penerimaan-penerimaan. Biaya dan catatan tersebut dikelompokkan berdasarkan dengan program atau rencana yang telah ditentukan oleh pusat tanggung jawab. Pengelompokkan sesuai program atau rencana digunakan sebagai landasan untuk program di pemrograman selanjutnya. Dan untuk mengukur kinerja manajer yang digunakan ialah pengelompokkan sesuai dengan pusat tanggung jawab. d. Evaluasi Kinerja (analysis). Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.



11



e. Tahap



Pengambilan



Tindakan



Koreksi.



Bila



diketahui



dalam



pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.



12



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Sistem pengendalian merupakan suatu cara yang tepat dan teratur dalam satu kesatuan yang saling berintegrasi antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan. Pengawasan sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan – kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi leibh baik lagi.



13



DAFTAR PUSTAKA Listyaningrum, Dori Novita. 2015. Penyederhanaan Kerja. https://www.slideshare.net/doriilistypeach/penyederhanaan-kerjadori-novital162012023. (Di akses pada 02 April 2020). Putri, Alsela Eka. 2017. Pengawasan Pekerjaan Kantor. https://www.academia.edu/25991134/Sistem_Pengawasan_Pekerjaan_Kantor . (Di akses pada 02 April 2020). Yuliantari, Kartika. 2015. Perencanaan dan Pengendalian Formulir Kantor. http://kartikayuliantari.blogspot.com/2015/07/pertemuan-10-perencanaandan. html. (Di akses pada 02 April 2020.)



14