MAKALAH Pengembangan Asesmen Kognitif Versi Bloom Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGEMBANGAN ASESMEN KOGNITIF VERSI BLOOM REVISI



Tatang Mulyana NPM : 072619014



PRODI PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI FISIKA FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS PAKUAN 2019



Abstak



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belajar merupakan perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengalami pembelajaran. Apakah siswa telah mengalami pembelajaran, maka perlu dilakukan penilaian Penilaian (assessment) adalah Kegiatan/proses mengidentifikasi atau mengumpulkan fakta/data/evidence kemudian membandingkan fakta tsb terhadap suatu parameter atau ukuran tertentu dg tujuan tertentu. Utk mendapatkan fakta/data/evidence tsb dibutuhkan suatu alat ukur/metode, dan kegiatan tsb dilakukan oleh satu atau sekumpulan pengukur (http://www.abcons.com/articles.htm1 2004).



Selama ini hasil belajar yang diukur berupa aspek pengetahuan, sedangkan aspek lainnya kurang mendapat perhatian. Padahal salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan



. Berdasarkan target yang ingin dicapai tersebut, maka asesmen yang dapat digunakan antara lain adalah asesmen dengan jawaban yang sudah disediakan, essay dan asesmen otentik. Bentuk tes dalam asesmen jawaban terpilih dapat berupa pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan dan isian jawaban singkat.



Salah satu langkah penting dalam penilaian adalah pengembangan butir soal dan Salah satu pertimbangan penting dalam mengembangkan butir soal adalah jenjang kognitif soal yang dibuat. Sebuah tes tidak boleh hanya berisi tentang hafalan saja ,namun juga harus mengukur pemahaman dan kemampuan berpikir lain yang lebih tinggi.



Salah satu rujukan penting dalam mengembangkan butir soal adalah yang dikemukakan oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill dan Krathwohl (1956) dalam bukunya “The Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain”..



Selama hampir setengah abad buku itu banyak menjadi rujukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun ide-ide dalam buku tersebut masih sangat bermanfaat, namun dinilai perlu adanya revisi untuk lebih bisa mengadopsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itulah diterbitkan edisi revisi buku tersebut yang berjudul “A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives” (Anderson, Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, dan Wittrock, 2001).



1.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang dirumuskan dalam makalah ini adalah :



“Bagaimana arah Pengembangan asesmen kognitif versi bloom yang sudah direvisi untuk dunia pendidikan”



1.3. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : “Untuk mengetahui arah pengembangan asesmen kognitif versi bloom revisi dan peranannya untuk dunia pendidikan”



BAB II PEMBAHASAN Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar. Selain ranah afektif dan psikomotorik, hasil belajar yang perlu diperhatikan adalah dalam ranah kognitif. Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang yang diurutkan sebagai berikut:



Hieraki Ranah Kognitif Menurut Revisi Taksonomi Bloom .



1. Mengingat (remembering) Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat. Kata operasional mengetahui yaitu mengutip, menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi, memasangkan, menandai, menamai. 2. Memahami (understanding). Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya. Kata operasional memahami yaitu menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan. 3. Menerapkan (applying). Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. Kata oprasionalnya melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi. 4. Menganalisis (analyzing). Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurunsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Kata oprasionalnya yaitu menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan. 5. Mengevaluasi (evaluating). Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya yaitu menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan. 6. Mencipta (creating). Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi. Kata oprasionalnya yaitu merancang,



membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.



membaharui,



Taksonomi yang baru melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Kalau pada taksonomi yang lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah (Pengetahuan), pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja. Setidaknya ada dua nilai positif dari taksonomi yang baru ini dalam kaitannya dengan asesmen. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru dapat



BAB III KESIMPULAN Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa : Arah Pengembangan asesmen kognitif versi bloom yang sudah direvisi lebih mengarah pada Penguatan Proses asesmen dengan karakteristik penguatan pada : 1. Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi 2. mengukur pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan) 3. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa 4. menggunakan portopolio pembelajaran siswa



REFERENSI